Anda di halaman 1dari 8

Sejarah diksionari jaku iban

Kamus pertama bahasa Iban yang berbentuk sebuah tesaurus, "Bup


Sereba Reti Jaku Iban" akan mengandungi lebih 50,000 senarai kata bahasa
etnik itu, kata Pengarah Penyelidikan Sejarah Yayasan Tun Jugah Dr Robert
Menua hari ini.

Beliau berkata senarai kata Iban berkenaan adalah terbitan daripada


17,000 kata dasar perkataan Iban. Katanya lebih 30 pakar bahasa Iban
mengambil masa kira-kira enam hingga tujuh tahun untuk menyusun kamus
setebal 1,392 muka surat itu.

"Kamus Iban ini bukannya diterbitkan untuk membuat keuntungan tetapi


merupakan sebahagian usaha Yayasan Tun Jugah untuk memelihara bahasa
Iban. "Kandungan kamus perkataan Iban di Sarawak ini begitu inklusif dan
komprehensif. Ia sangat berguna khususnya bagi ahli akademik dan pelajar
untuk dijadikan bahan penyelidikan dan rujukan kebudayaan, bahasa serta
sejarah kaum Iban," katanya kepada Bernama di sini hari ini.
Bansa diksionari
a. Kamus Ekabahasa
Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang
dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang
sama. Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus
dwibahasa karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data
korpus. Ini bermaksud definisi makna ke atas kata-kata adalah
berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh kalimat yang
mengandung kata-kata berhubungan. Contoh bagi kamus ekabahasa
ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di Indonesia) dan Kamus
Dewan di (Malaysia).
b. Kamus Dwibahasa
Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada
bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya
dengan menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-
Indonesia, Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggris-Melayu;Melayu-
Inggris).
c. Kamus Aneka Bahasa
Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau
lebih. Misalnya, kata Bahasa Melayu Bahasa Inggris dan Bahasa
Mandarin secara serentak. Contoh bagi kamus aneka bahasa ialah
Kamus Melayu-Cina-Inggris Pelangi susunan Yuen Boon Chan pada
tahun 2004.

2.3.2 Berdasarkan isi


Kamus bisa muncul dalam berbagai isi. Ini adalah karena kamus
diterbitkan dengan tujuan memenuhi keperluan gologan tertentu.
Contohnya, golongan pelajar sekolah memerlukan kamus berukuran
kecil untuk memudahkan mereka membawa kamus ke
sekolah.Secara umumnya kamus dapat dibagi kepada 3 jenis
ukuran:
a. Kamus Mini
Pada zaman sekarang sebenarnya susah untuk menjumpai kamus
ini.Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan
dalam saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm.
b. Kamus Kecil
Kamus berukuran kecil yang biasa dijumpai. Ia merupakan kamus
yang mudah dibawa.Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggris-
Melayu;Melayu-Inggris).
c. Kamus Besar
Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu
bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara
lengkap.Biasanya ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa
ke sana sini.Contohnya Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2.3.3 Kamus istimewa


Kamus istimewa merujuk kepada kamus yang mempunyai fungsi
yang khusus.
Contohnya:
a. Kamus Istilah
Kamus ini berisi istilah-istilah khusus dalam bidang tertentu.
Fungsinya adalah untuk kegunaan ilmiah. Contohnya ialah Kamus
Istilah Fiqh
b. Kamus Etimologi
Kamus yang menerangkan asal usul sesuatu perkataan dan maksud
asalnya.
c. Kamus Tesaurus (perkataan searti)
Kamus yang menerangkan maksud sesuatu perkataan dengan
memberikan kata-kata searti (sinonim) dan dapat juga kata-kata
yang berlawanan arti (antonim). Kamus ini adalah untuk membantu
para penulis untuk meragamkan penggunaan diksi. Contohnya,
Tesaurus Bahasa Indonesia
d. Kamus Peribahasa/Simpulan Bahasa
Kamus yang menerangkan maksud sesuatu peribahasa/simpulan
bahasa. Selain daripada digunakan sebagai rujukan, kamus ini juga
sesuai untuk dibaca dengan tujuan keindahan.
e. Kamus Kata Nama Khas
Kamus yang hanya menyimpan kata nama khas seperti nama
tempat, nama tokoh, dan juga nama bagi institusi. Tujuannya adalah
untuk menyediakan rujukan bagi nama-nama ini.
d. Kamus Terjemahan
Kamus yang menyedia kata searti bahasa asing untuk satu bahasa
sasaran. Kegunaannya adalah untuk membantu para penerjemah.
e. Kamus Kolokasi
Kamus yang menerangkan tentang padanan kata, contohnya kata
'terdiri' yang selalu berpadanan dengan 'dari' atau 'atas'.

Fungsi:
2.5 Fungsi kamus.
Kamus merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan,
biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna,
pemakaian dan terjemahannya. Berbeda dengan kamus, sebuah acuan yang
memberikan uraian tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu tertentu
dalam artikel-artikel terpisah, maka disebut ensiklopedi, sedangkan bila kata-
kata tersebut tidak disusun secara alfabetis melainkan disusun atas dasar
pengelompokan hiponim, sinonim dan antonim, maka disebut tesaurus.
Kamus berguna membantu para pemakai untuk mengenal kata-kata baru
berikut maknanya. Selain menerangkan makna kata, kamus juga memuat
cara-cara mengucapkan kata tersebut, menerangkan asal kata serta
memberikan contoh-contoh penggunaannya dalam masyarakat.
Sebagaimana dikatakan pula oleh Samuel Johnson, Bapak leksikografi
Inggris, Penyusun Dictionary of the English Language (1755 ), bahwa fungsi
kamus adalah memelihara kemurnian bahasa. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Noah Webster, bapak leksikografi Amerika, penyusun An
American Dictionary of The English Language (1882). Sedangkan Dr. Hamid
Shadik Qatibi memandang kata kamus merupakan sinonim dari kata mu’jam
dan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menemukan makna sebuah kata
2. Menetapkan palafalan dan cara pengucapan
3. Menetapkan ejaan
4. Menelusuri asal asul sebuah kata
5. Membedakan antara kata yang tak lazim dan tak terpakai serta
menjelaskan kata-kata yang murni dan serapan
6. Mengetahui sinonim dan antonim
7. Penggunaan kata-kata sastra dan peribahasa
8. Pengetahuan yang bersifat ensiklopedia.
Sama halnya dengan pendapat Qatibi tentang fungsi kamus diatas adalah
pendapat Mukhtar Umar yang menyebutkan juga bahwa fungsi kamus yaitu
untuk menerangkan cara menulis kata, labih-lebih bila huruf alfabet yang
ditulis tidak mewakili sepenuhnya suara yang dilafalkan, disamping untuk
menentukan fungsi morfologis sebuah kata dan penentuan stress (tekanan)
saat pelafalan.

Teknik nusun kamus


Perancangan kamus
Pada peringkat ini, penyusun kamus harus menentukan perkara seperti di
bawah:
 Tujuan Penyusunan Kamus
 Pendekatan Kerja
Selepas itu, penyusun kamus akan mulai mengumpulkan bahan-bahan
yang diperlukan seperti pasukan penyusunnya, modal, komputer dan
peralatan yang lain.
Pembinaan data korpus
Hanya kata-kata yang pernah digunakan oleh masyarakat akan
dimasukkan ke dalam kamus. Maka dengan itu, pasukan penyusun kamus
akan membaca sejumlah karya untuk mendapatkan kata-kata kutipan yang
akan dimasukkan ke dalam kamus nanti. Kata-kata ini akan dicatat ke dalam
kartu, satu kata satu kartu, dan kartu-kartu ini disusun mengikuti urutan
abjad. Semua kata-kata yang pernah muncul dalam karya yang terbaca akan
dicatat. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang berat, tetapi pada zaman
sekarang dipermudah dengan bantuan komputer.
Pengisihan dan pengabjadan data
Prosedur ini merupakan prosedur yang sangat penting. Setiap kata yang
telah dicatat akan disusun menurut abjad. Jika tidak, maka kamus tersebut
menjadi tidak berguna karena akan sangat sulit untuk mencari arti suatu
kata. Secara manual, kerja ini dapat dilakukan dengan mencatat kata-kata
kutipan di dalam kartu, satu kata satu kartu, supaya kata-kata ini dapat
disusun dengan mudah. Setelah itu kartu-kartu ini akan disimpan dalam
katalog.
Pengolahan data
Setelah kata-kata dikumpulkan dan diabjadkan, maka data ini harus
dianalisis. Pada peringkat ini penyusun kamus akan mengklasifikasikan kata-
kata ini kepada:
 Kata-kata yang lewah (tak perlu)
 Kata-kata baru
 Kata-kata neologisme (Kata-kata baru yang jarang digunakan)
 Kata-kata yang mengalami perubahan makna
Selepas itu, penyusun kamus akan membuangkan kata-kata yang lewah,
mendokumentasikan kata-kata neologisme, dan mengambil kata-kata baru
dan kata-kata yang mengalami perubahan makna ke peringkat "pemberian
makna"
Pemberian makna
Pemberian makna bermaksud menjelaskan makna suatu kata. Ini dapat
dilakukan dengan menggunakan ilmu semantik dan pragmatik. Penyusun
kamus dapat menggunakan bahan rujukan seperti kamus yang sudah ada,
daftar istilah, dan sebagainya untuk mencari maksud sesuatu kata.

Leksikografi & computer


erkamusan Dalam Teknologi Maklumat
Membincangkan perkamusan dalam teknologi maklumat, kita tidak dapat
lari daripada membincangkan tentang kamus-kamus berkomputer. Sesuai
dengan penggunaan komputer-komputer yang semakin canggih, pengeluar
kamus-kamus jenis ini perlu meneliti tentang tahap penggunaannya sesuai
dengan sasaran penggunanya. Pengguna-pengguna kamus meliputi pelbagai
pihak, selain pelajar dan ahli-ahli akademik, seluruh masyarakat bahasa
memerlukan kamus, bergantung kepada keadaan dan masa penggunaan.
Perkara penting dalam proses penghasilan kamus ialah konkordans.
Persoalannya sekarang ialah bagaimana komputer dapat memproses
konkordans dan seterusnya mentafsir entri yang dimuatkan. Martin dan
Sterkenburg (1983), membincangkan tentang pemprosesan teks korpus
dalam kertas kerja mereka On The Processing of a Text Corpus. Mereka
mempersoalkan tentang bagaimana sistem pemprosesan data komputer
dapat memasukkan semaksimum mungkin maklumat-maklumat leksikografi
yang terkandung dalam sesuatu entri. Maklumat leksikografi yang
dimaksudkan ialah maklumat yang dijangka boleh diperolehi daripada kamus.
Maklumat tersebut mungkin meliputi semua bahagian linguistik seperti ejaan,
fonologi, morfologi dan sintaksis serta semantik. Bagi mendapatkan
maklumat-maklumat tersebut ahli leksikografi biasanya akan menganalisis
dan merujuk kepada konkordans. Berdasarkan konkordans penyusun-
penyusun kamus akan memberikan makna sekaligus menyediakan ayat-ayat
contoh yang sesuai.
Menurut Stevens (1995) konkordans merupakan satu alat penting dalam
proses pembelajaran bahasa. Ini kerana pelajar dapat memahami sesuatu
bentuk kata atau ayat dengan lebih jelas melalui pelbagai contoh ayat yang
terkandung dalam konkordans. Begitu juga dengan pemerian makna
terhadap bentuk-bentuk kata yang dimuatkan dalam kamus. Saya pasti setiap
penyusun kamus faham tentang apakah yang dimaksudkan dengan
konkordans ini. Bagi memberi makna sesuatu perkataan, para penyusun
kamus akan merujuk kepada konkordans bagi mendapatkan makna yang
paling tepat dan makna yang berikutnya. Sebuah kamus Inggeris yang saya
temui dalam internet memasukkan konkordans dalam salah satu program
mereka yang dikenali dengan nama Cobuild Corpus Sampler. Caranya amat
mudah, iaitu hanya dengan memasukkan perkataan yang ingin kita ketahui
maknanya, seterusnya mendapatkan konkordans bagi perkataan tersebut,
maka kita akan dapat melihat pelbagai bentuk ayat yang dimuatkan.
Kamus-kamus yang terdapat dalam bahasa Melayu juga terhasil daripada
analisis konkordans. Tujuan analisis konkordans dilakukan ialah supaya
setiap entri yang dimuatkan dalam kamus dapat ditakrif dengan sempurna
dan lengkap, konkordans akan membantu memperlihatkan pola penggunaan
ayat sesuatu kata entri berkaitan dengan ko-teksnya (kolokasi) dan juga akan
memperlihatkan kontkes penggunaan kata tersebut dalam ayat.

Perkamusan Melayu Dalam Era Teknologi Maklumat.


Seiring dengan perkembangan teknologi maklumat yang semakin pesat,
perkamusan Melayu juga tidak ketinggalan. Dewasa ini kita boleh menemui
kamus-kamus Melayu berkomputer yang telah dihasilkan oleh pihak-pihak
tertentu. Seperti yang telah dibincangkan tadi, kita juga harus melihat
implikasi penghasilan kamus-kamus ini. Terdapat beberapa komputer atau
lebih baik disebut sebagai kamus elektronik yang di pasaran sekarang yang
telah dihasilkan dengan kerjasama antara pihak Dewan Bahasa Dan Pustaka
dan juga syarikat lain. Ini menunjukkan bahawa perkamusan Melayu sudah
pun melangkah ke alam teknologi maklumat
Umumnya kita pasti mengatakan bahawa dengan adanya kamus
berkomputer segala kerja mencari makna perkataan akan menjadi lebih
mudah dan cepat. Selain daripada mendapatkan makna, maklumat entri yang
terkandung dalam kamus berkomputer ini tidak boleh kita perkecilkan.
Begitu juga dengan adanya kursus-kursus komputer yang diajar di sekolah-
sekolah akan dapat menjadikan kamus berkomputer ini satu alat yang
berguna sepenuhnya. Perkara yang paling dititikberatkan dalam kamus ialah
makna perkataan yang terkandung di dalamnya. Bagi melihat makna tersebut
pelbagai maklumat dimasukkan dan seboleh adanya maklumat tersebut
dapat menjelaskan makna perkataan yang didefinisikan.
Penggunaan kamus komputer juga dapat menjimatkan masa dan
mempercepatkan kerja-kerja pencarian makna. Di samping itu, pengguna
kamus yang belajar bahasa boleh belajar dengan lebih mudah dan berkesan.
Setiap maklumat yang dimuatkan dalam kamus komputer ini selaras dengan
maklumat yang terdapat dalam kamus buku. Kamus Telapak misalnya yang
memuatkan Kamus Dewan dan Kamus Melayu Inggeris Dewan terbitan
Dewan Bahasa dan Pustaka telah memasukkan maklumat sama seperti yang
terkandung dalam kamus-kamus tersebut.
Persoalan yang ingin dikemukakan tentang peranan kamus komputer ini,
ialah sejauh manakah peranan yang dimainkan oleh kamus komputer ini
dapat dilaksanakan. Pengguna kamus komputer seharusnya ialah seorang
yang mahir dalam penggunaan teknologi maklumat. Kesukaran dan
kerumitan akan timbul apabila pengguna yang ingin menggunakannya bukan
seorang yang tahu tentang penggunaan teknologi maklumat ini. Namun
begitu, persoalan ini dapat diatasi dengan mudah, iaitu pengguna kamus
komputer boleh diajar cara-cara penggunaannya. Cara pengajaran itu
bergantung kepada pihak yang akan mengeluarkan kamus-kamus tersebut.
Kedua, untuk memiliki sebuah kamus komputer, seseorang itu perlu
mengeluarkan sejumlah wang yang agak banyak. Sesuai dengan kos
pembinaan dan pengeluaran kamus komputer tersebut, sudah tentu sahaja
harga pasarannya agak tinggi. Jadi, orang yang kurang berkemampuan
mungkin tidak dapat memiliki kamus komputer ini. Mungkin dalam keadaan
ekonomi sekarang kebanyakan orang mahu berjimat cermat, maka sudah
tentu sebaran penggunaan kamus komputer ini agak terbatas.
Ketiga, sesuai dengan zaman teknologi maklumat, kamus komputer ini
juga seharusnya mengikut langkah yang telah dibuat oleh ahli-ahli
perkamusan Barat, seperti memasukkan entri-entri kamus ke dalam internet
supaya perkamusan Melayu turut dikenali di serata dunia. Kita boleh merujuk
makna perkataan-perkataan Inggeris dengan melawat laman-laman web ini
(lihat lampiran) . Ini memerlukan kerjasama yang erat di antara pencipta-
pencipta program komputer dan ahli-ahli leksikografi. Masalah yang mungkin
timbul ialah, apabila kamus-kamus ini dimuatkan di dalam layar internet,
pasaran kamus tempatan mungkin akan terjejas. Mungkin kita belum sampai
ke tahap yang sedemikian, namun perkara tersebut bukanlah sesuatu yang
mustahil bagi menjadikan perkamusan Melayu sebagai satu bidang yang turut
dikenali di serata dunia dan secara tidak langsung juga menjadikan bahasa
Melayu sebagai bahasa yang boleh ditatapi di seluruh dunia.
Bahasa bersifat dinamik, iaitu sentiasa berubah mengikut masa. Bahasa
Melayu juga sentiasa mengalami perubahan, dan perisian perkakasan
komputer menggunakan bahasa Inggeris. Di sini akan timbul masalah
bagaimana perkakasan komputer boleh diselaraskan dengan keadaan
bahasa Melayu yang sentiasa menerima perubahan dan penambahan.
Semestinya, dengan adanya kamus komputer sebarang perubahan dan
penambahan dalam kamus-kamus Melayu dapat ditangani dengan lebih
mudah. Ahli perkamusan tidak perlu lagi membuat rombakan atau analisis
yang panjang lebar daripada bahan-bahan cetakan. Mereka hanya perlu
membuka komputer dan terus membuat perubahan atau penambahan secara
langsung. Namun begitu, kemahiran dalam penggunaan alat-alat komputer
perlu dititikberatkan.
Peredaran masa akan menyebabkan berlaku perubahan dalam entri-entri
kamus. Pemilik kamus komputer yang sedia ada mungkin akan menghadapi
masalah mencari entri-entri baru, sedangkan kos untuk memiliki sebuah
kamus komputer adalah tinggi. Bagi mengatasi masalah inipengeluar dan
penyusun kamus-kamus komputer perlu membuat perancangan tentang
jangka masa pengeluaran kamus-kamus baru yang perlu disesuaikan dengan
keperluan pengguna.
Untuk menghasilkan sesebuah kamus yang selaras dengan keadaan
semasa bukanlah satu kerja yang mudah, memerlukan tenaga dan usaha
yang gigih. Oleh sebab itu perancangan adalah penting dalam setiap kamus
yang dihasilkan. Seperti mana yang dibincangkan oleh Dr Zaharin Yusoff
dalam kertas kerja beliau Struktur Kemasukan Kamus dan Penggunaannya,
beliau mengatakan bahawa sesebuah kamus mempunyai struktur tertentu,
dan setiap kemasukan kamus perlu mengikuti struktur tersebut. Sekiranya
struktur sesebuah kamus ditetapkan sebelum usaha penyusunan kamus
dimulakan, pelbagai keuntungan akan dapat diperolehi, baik daripada segi
peningkatan keberkesanan usaha penyusunan kandungan mahu pun
daripada segi penyediaan alat-alat perkamusan pada komputer dan perkara
yang perlu dititikberatkan ialah penubuhan pangkalan data yang menjadi
rujukan dalam usaha penyusunan kamus.
Mungkin perkamusan Melayu boleh mengikut jejak langkah Cobuild
Dictionary yang telah dimasukkan ke dalam internet. Kita boleh merujuk
makna sesuatu perkataan dengan hanya melayari alamat laman web yang
disediakan, bahkan juga kita boleh turut menganalisis konkordans yang
digunakan dalam menyusun kamus tersebut. Selain itu, adalah menjadi
harapan sekiranya perkamusan Melayu mampu memasuki era teknologi
maklumat ini dengan membina laman web sendiri yang boleh dilawati oleh
peminat dan pengkaji perkamusan seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai