Anda di halaman 1dari 30

Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding.

Batu bata
terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Seiring perkembangan
teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya material-material baru
seperti gipsum, bambu yang telah diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih
murah dan secara arsitektur lebih indah.

Jenis Batu Bata


 Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan bata
muka.
 Bata biasa, memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini digunakan
untuk dinding dengan menggunakan morta (campuran semen) sebagai pengikat. Bata
jenis ini sering disebut sebagai bata merah.
 Bata muka, memiliki permukaan yang baik dan licin dan mempunyai warna dan corak
yang seragam. Disamping digunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup
dinding dan sebagai dekorasi.
 Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari campuran kapur
dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan kedalama campuran
sehingga membentuk batu bata.

Perbandingan antara batako, bata merah dan bata


ringan
Bata merah

Batu bata mentah dijemur sebelum dibakar

Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat
umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata
merah memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di dalam membangun rumah. Cukup bisa
dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan daripada bata ringan atau batako press,
karena selain sudah teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.

Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah yang dicetak kemudian dibakar
dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-
merahan. Tanah yang digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tetapi tanah yang agak liat
sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun
dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta
tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata
merah. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan
tersendiri bagi bangunan Anda dari bahaya api.
 Batu bata merah dibuat dari tanah liat yang dicetak, kemudian dibakar. Tidak semua tanah
lihat bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.
 Umumnya memiliki ukuran: panjang 17–23 cm, lebar 7–11 cm, tebal 3–5 cm.
 Berat rata-rata 3 kg/biji (tergantung merek dan daerah asal pembuatannya).
 Bahan baku yang dibutuhkan untuk pasangan dinding bata merah adalah semen dan pasir
ayakan. Untuk dinding kedap air diperlukan campuran 1:2 atau 1:3 (artinya, 1 takaran semen
dipadu dengan 3 takaran pasir yang sudah diayak). Untuk dinding yang tidak harus kedap
air, dapat digunakan perbandingan 1:4 hingga 1:6.
 Kuat,kukuh dan tahan terhadap cuaca maupun benda keras
Batako
Selanjutnya setelah bata merah adalah Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat
dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang
membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari
campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan,
batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga
cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan
spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan
cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako
cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata
merah.

Batako putih (Tras)

 Batako putih dibuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut dicetak, lalu
dibakar. Tras merupakan jenis tanah berwarna putih / putih kecoklatan yang berasal dari
pelapukan batu-batu gunung berapi.
 Umumnya memiliki ukuran panjang 25–30 cm, tebal 8–10 cm, dan tinggi 14–18 cm.
 Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
 Batako tras = 25 buah
 Semen = 0,215 sak
 Pasir ayak (pasir pasang) = 0,025 m3
Batako Semen PC / Batako pres

 Batako pres dibuat dari campuran semen PC dan pasir atau abu batu.
 Ada yang dibuat secara manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan
mesin. Perbedaannya bisa dilihat pada kepadatan permukaan batakonya.
 Umumnya memiliki ukuran panjang 36–40 cm, tebal 8–10 cm, dan tinggi 18–20 cm.
 Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
 Batako pres = 15 buah
 Semen PC = 0,125 sak
 Pasir ayak (pasir pasang) = 0,015 m3
Bata ringan
Bata ringan atau disebut hebel atau celcon. Material bata ringan ini pembuatannya sudah sangat
modern dimana material ini dibuat dengan menggunakan mesin pabrik. Bata ini cukup ringan,
halus dan memilki tingkat kerataan yang baik. Bata ringan ini diciptakan agar dapat
memperingan beban struktur dari sebuah bangunan konstruksi, mempercepat pelaksanaan,
serta meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding
berlangsung.

 Bata hebel dibuat dengan mesin di pabrik. Bata ini cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat
kerataan yang baik.
 Bisa langsung diberi aci tanpa harus diplester terlebih dulu, dengan menggunakan semen
khusus. *Bahan dasar acian/semen tersebut adalah pasir silika, semen, filler, dan zat aditif.
Untuk menggunakannya, semen ini hanya dicampur dengan air. Tetapi bisa juga
menggunakan bahan seperti pemasangan batako.
 Umumnya memiliki ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 8–10 cm.
 Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan:
 Bata hebel/celcon = 8 buah
 Semen instan = 11,43 kg
 Air = 0,15–0,16 liter
Bataton
Bataton terbuat dari campuran semen, agregat, pasir, kerikil, air dan bahan khusus lain. Bahan-
bahan ini dicetak dalam berbagai bentuk yang kemudian disebuat sebagai bataton. Bentuk-
bentuk bataton ini menyisakan rongga pada bagian dalamnya. Rongganya bisa diisi baja untuk
tiang kolom, juga bisa sebagai jalur pipa air dan kabel listrik.

Banyak pilihan bentuk bataton yang diproduksi oleh Holcim ini. Sebut saja blok beton berprofil H
untuk dinding, bataton profil U untuk balok pengikat fondasi (sloof ), dan balok pengaku (ringbalk
), serta bataton bentuk kolom. Sedangkan bataton balok, rooster , dan lengkung menjadi material
pendukung elemen rumah.

Rongga pada bataton dapat berperan juga sebagai isolator panas. Rongga tersebut dapat
menangkap rambatan radiasi panas pada dinding akibat terpapar terik matahari. Dengan begitu,
suhu radiasi panas pada dinding tak seluruhnya merembes sampai ke dalam ruangan.

Daya tarik lain dari bataton adalah proses konstruksinya lebih ekonomis jika dibandingkan bata
merah. Contohnya pembuatan dinding bata merah yang memerlukan bingkai struktur (kolom
praktis, sloof , dan ringbalk ), yang harus menggunakan cetakan (bekisting ). Selain menunggu
masa keras beton, bekisting pada bingkai struktur dinding tadi harus dilepas. Untuk
pemasangannya, minimal satu hari, dicor, besok dilepas, baru dipasang lagi. Kalau pakai blok
beton cukup dalam satu hari, dapat diisi tulangan besi, lalu bisa ditaruh pada atasnya. Tidak
perlu menggunakan bekisting. Jadi hemat kayu, waktu dan tenaga. Konstruksi jadi lebih
ekonomis.

Hingga saat ini batu bata adalah bahan bangunan yang paling banyak dipakai sebagai
material pembuat dinding rumah kita. Sejak jaman dahulu, batu bata telah menjadi material
utama dalam pembangunan rumah tinggal. Di Indonesia, batu bata yang paling banyak
dipakai adalah batu bata yang terbuat dari tanah liat atau lempung.

Pemanfaatan batu bata pada dinding dapat digunakan pada dua macam desain, yaitu batu bata
dengan finishing plesteran dan bata yang dipasang yang dipasang dengan sistem bata ekspos.
Kedua desain dinding ini akan mempengaruhi pemilihan jenis batu bata. Untuk itu kita
mengenal batu bata merah dan batu bata muka.

Dalam pemilihan batu bata, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Usahakan memilih batu bata yang ukurannya seragam, untuk mendapatkan hasil pasangan
bata yang rata dan rapi.
2. Selain itu kandungan pada batu bata tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering, yang
bertujuan untuk mendapatkan pengikatan yang maksimal antara bata dengan campuran
adukan (spesi)
3. Dalam pemilihan bata secara fisik dan visual, dapat dicek dengan mengetok bata dan
merasakan beratnya. Bata merah yang bagus akan terdengar bunyi nyaring saat diketok dan
tidak terlalu berat. Jika bobotnya lebih berat dan tidak terdengar bunyi nyaring, merupakan
tanda bahwa bata merah tidak bagus dan akan mudah pecah, bahkan bisa hancur.
4. Pengamatan visual yang lain, yaitu bahwa bata merah yang bagus jika diamati permukaannya
padat, tidak porus dan jumlah rongganya tidak terlalu banyak.
5. Untuk dinding yang dibuat dengan sistem bata ekspos, baik menggunakan batu bata merah
maupun batu bata muka, sebaiknya menggunakan batu bata yang memiliki ukuran kecil
sehingga susunan bata ekspos terliat rapi dan rapat.
6. Sedangkan untuk dinding bata yang difinishing dengan plesteran , biasanya menggunakan
bata dengan ukuran yang lebih besar dan susunannya juga tidak terlalu rapat, karena akan
dilapisi dengan campuran adukan (spesi).

Batu Bata Press


Batu Bata Press diciptakan dengan teknik pressing (penekanan) menggunakan mesin khusus press
sehingga bata yang dihasilkan lebih kuat,padat dan halus. Bahan yang digunakan yaitu tanah liat
yang sudah disaring terlebih dahulu dari bahan-bahan yang merusak seperti kerikil,serpihan kayu
dan lain-lain. Untuk harga jelas lebih mahal dibandingkan dengan batu bata konvensional, banyak
orang menyebut batu bata ini batu bata modern karena proses pembuatanya yang memang lebih
modern (menggunakan alat khusus). Batu Bata ini biasanya tidak ditutup oleh semen, jadi langsung
dipasang menjadi dinding tanpa penutup semen (peng-acian). Berat Batu Bata ini sekitar 2 kg.

dengan dimensi

Panjang : 22,5 cm

Lebar : 11 cm

Tinggi : 4,5 cm

ini screenshoot-nya :

Batu Bata Expo

Batu Bata Expo Shs

Untuk harga di pabrik kami bulan Desember ini masing Rp. 2.100 ,- / pcs

Batu Bata Konvensional


Batu Bata Konvensional ini diciptakan dengan teknik tradisional menggunakan tangan dan alat bantu
cetak yang terbuat dari kayu, ukuran,berat dan tampilanya juga dibawah Batu Bata Press(Expo) .
Pemasanganya di tutup dengan semen. Untuk beratnya hanya sekitar 1 kg saja,bentuknya kurang
halus dibanding batu bata press(tergantung orang yang membuat). Untuk pihak kami pekerjanya
adalah orang-orang yang memang ahli dibidangnya sehingga hasilnya tidak jauh dengan batu bata
expo.untuk proses pembuatanya hampir sama antara proses pembuatan batu bata konvensional
dengan batu bata press, perbedaan terletak pada saat pengepresan atau pencetakan batu batanya
yang satu menggunakan mesin dan yang satunya menggunakan kayu dan tangan.

Screenshoot:

Batu Bata Konvensional


Untuk Harga di Pabrik kami Rp. 650 ,-/Pcs

PENGERTIAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

Kusen merupakan bagian dari konstruksi pada dinding bangunan yang mempunyai fungsi perletakan
dan duduknya daun pintu dan daun jendela.

Kusen pintu dan jendela merupakan penghubung antar ruang dan berfungsi juga untuk sirkulasi
udara segar antar ruang serta kemungkinan sinar atau cahaya matahari yang menambahkan suasana
interior menjadi nyaman dan segar.

Type kusen dapat direncanakan untuk pemasangan penutup satu daun pintu atau dua daun pintu.
Umumnya dua daun pintu dipasang pada pintu masuk teras depan, jika penutup lebih dari dua daun
pintu biasanya untuk pintu atau kusen jendela yang harus diperhatikan, antara lain:

a) Telinga kusen sebagai penguat atau ikatan dalam pasangan dinding bata.

b) Angkur yang dipasang biasanya tiga buah ditempatkan pada tiang kusennya kiri-kanan dengan
diameter 10mm, termasuk juga untuk locis(neut), yaitu dibawah tiang kusen yang dicor dengan
beton sehingga 10-15cm.

c) Pada saat pembuatan kusen harus diperhatikan jenis kayu yang bik(kamper smarinda) dan titik
cacat, pada saat purus dan pen dipasang agar dipasang lat penarik lebih dulu agar diyakini konstruksi
kusen kuat dan menyiku.

d) Ventilasi kusen dapat dibuat dengan jalusi atau krepyak sebagai bagian yang penting untuk
sirkulasi udara segar.

e) Penempatan sponeng kusen khusus kusen pintu masuk diteras depan agar ditempatkan dibagian
dalam jadi daun pintu membukanya kedalam, begitu juga untuk di kamar mandi dan wc penempatan
sponing di dalam jadi membuka pintunya ke arah dalam kamar mandi dan wc.

Pengertian Pintu dan jendela serta jenisnya


- Pengertian pintu dan jendela disamping berfungsi sebagai penghubung untuk penghuninya dan
juga penting untuk sirkulasi udara segar dan memungkinkan juga sinar/cahaya dari matahari masuk
ke ruang dalam.
- Hal yang sangat penting yaitu sebagai pengaman ruang dalam dari gangguan masalah pencurian,
pemasangan pintu dan jendela harus diyakini kuat terkunci bila perlu ditambahkan juga dengan alat
bantu pengunci tambahan lagi.

v Pengertian Pintu dan Jendela

Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintu atau jendela
dipengaruhi oleh peletakan / penempatan, efisiensi ruang dan fungsinya. Dalam merencanakan
pintu dan jendela, Ada 4 hal yang harus dipertimbangkan, yaitu :

Matahari

Penerangan

Pemandangan

Penampilan

v Fungsi / Kegunaan Pintu

Untuk jalan keluar masuknya orang atau barang dari kamar yang satu ke kamar yang lain disebut
sebagai pintu dalam, dan keluar masuknya orang atau barang dari ruang dalam ke ruang luar disebut
sebagai pintu luar. Pintu luar juga berfungsi membantu sirkulasi udara dan penerangan alam
kedalam ruang.

v Fungsi / Kegunaan Jendela

Untuk memasukkan cahaya matahari kedalam ruangan dan membantu sirkulasi udara dalam ruang,
sehingga ruangan menjadi nyaman. Dari fungsi tersebut jendela perlu ditempatkan pada dinding
yang berhubungan dengan ruang luar.

Pada jendela dengan kaca besar berfungsi untuk mewujudkan adanya hubungan antara interior
dan eksterior.

v Syarat Pintu dan Jendela

Bekerja dengan aman

Tahan cuaca, untuk mendapatkan ketahanan terhadap cuaca maka harus dipilih dari bahan yang
baik, tidak mudah lapuk, tidak mudah mengalami kembang / susut (muai, melengkung)

Tidak ada celah atau cahaya yang tidak dikehendaki masuk, cuaca (suhu, udara) masuk ke dalam
ruangan.

Kuat
Minimal ada 1 (satu) buah jendela dalam sebuah ruangan.

v Cara Penentuan Ukuran

Dalam menentukan ukuran, menggunakan dasar pendekatan antara lain, fungsi dan aktivitas ruang,
kapasitas ruang, kebutuhan manusia akan oksigen dan sebagainya.

a. Luas lubang penerangan / cahaya: luas pintu dan jendela tidak masuk dalam perhitungan

1) Kamar tidur= 1/6 × luas lantai ruang

2) Kamar duduk= 1/7 – 1/6 × luas lantai ruang.

3) Sekolah dan kantor= 1/6 – 1/5 × luas lantai ruang.

4) Rumah sakit= 1/6 - 1/5 × luas lantai ruang.

5) Bengkel= 1/6 - 1/3 × luas lantai ruang.

6) Gudang= 1/10 × luas lantai ruang.

v Macam-macam Jenis Pintu

Ø Pintu Swing

Jenis pintu yang paling umum dan selalu digunakan di bangunan manapun adalah pintu swing atau
pintu kupu-kupu, yaitu pintu biasa yang dapat membuka dan menutup dengan cara didorong ke
depan atau ditarik kebelakang dengan putaran satu arah maupun dua arah.

Ø Pintu Geser (Sliding Door)

Pintu model ini sering disebut juga dengan sliding door. Cara membukanya dengan menggeser pintu
ke samping kanan atau kiri. Pintu geser ini biasanya digunakan pada ruang yang sempit karena tidak
memerlukan ruang unntuk mengayunkan pintu seperti pintu swing. Pintu geser juga mulai banyak
digunakan pada lemari pakaian. karena memberikan kesan rapi. Namun, kekurangan pinyu ini adalah
pemasangannya lebih sulit dan memerlukan struktur bantalan yang kuat untuk menggantung, dan
dapat merepotkan bila roda keluar dari rel pengaman.
Ø Pintu Lipat (Folding Door)

Pintu ini sering disebut juga dengan folding door. Cara membukanya pun tidak berbeda dengan
pintu geser, yaitu dengan digeser kesamping dan menggunakan bantalan rel, namun bedanya
pintunya dilipat. Jenis pintu ini biasanya sering digunakan pada ruang keluarga yang menghadap ke
taman belakang atau pada pintu garasi.

Ø Pintu Putar Otomatis (Revolving DoorPutar otomatis atau revolving door digunakan pada mall,
hotel, dan gedung perkantoran. Pintu ini akan berputar secara otomatis saat terdapat gerakan orang
yang hendak memasuki ruangan.

Ø Pintu Rel

gaya pintu yang lebih tua ini dibuat dari serpihan kayu atau kompresan kayu. Sebutannya tergantung
pada komponen-komponennya. Untuk komponen vertikal disebut stiles dan komponen horizontal
disebut rel.

v Jenis Pintu Berdasarkan Bahan Pembuatan

Ø Pintu Alumunium

Pintu WC berbahan alumunium

Pintu jenis ini biasanya dilapisi dengan warna kesukaan anda. Bisa cocok dikebanyakan desain
interior kontenporer. Pintu aluminium secara umum dibuat dari bahan kaca yang dibingkai
aluminium.

ü Keunggulannya:

Tidak memerlukan perbaikan atau perawatan cat ulang.

ü Kekurangan:

Tidak bisa dilapisi lagi.


Ø Pintu Kayu

Kebanyakan pintu kayu dibuat bukan dari bahan kayu solid (padat). Beberapa pintu dibuat dengan
kepadatan medium fibreboard inti. Ada juga yang dibuat dari bahan polyboard. Pilihan paling ringan
adalah pintu yang menggunakan bahan inti honeycomb yang terbuat dari karton.

ü Keunggulan: Cocok untuk rumah bergaya klasik, rapi dan elegan. Lebih murah gaya, dan kayu
stained menciptakan suasana ruangan yang hangat.

ü Kekurangan: Hati-hati memilih pintu berbahan inti honeycomb yang kualitasnya buruk bisa
mengurangi kekuatan dan kurang kedap suara. Butuh pemeliharaan rutin seperti sering dicat dan
divernis.

Ø Pintu Louvre

Pintu jenis ini mempunyai irisan-irisan horizontal yang dapat dibuka untuk aliran udara apabila
menginginkan privasi dan keamanan.

ü Keunggulan: Tetap ada aliran udara bahkan bila pintu ditutup.

ü Kekurangan: Lebih sulit dibersihkan dan harus memastikan pekerjaan mekaniknya halus dan dapat
menghalangi pemandangan.

Ø Pintu Flush

Ini adalah pintu paling sederhana dari pintu-pintu yang ada. Ini karena permukaan pintu rata
seluruhnya. Pintu flush biasanya digunakan untuk bagian dalam rumah dan dibuat dari fiberglass
atau kayu.

ü Keunggulan : Harga lebih murah dan sesuai dengan berbagai keuangan.

ü Kerugian : Permukaan dapat tidak tembus cahaya.dan tanpa dekor, tidak cocok untuk pintu
utama.

v Jenis Utama Bekerjanya Jendela

• Jendela gantung ganda, mempunyai daun-daun jendela yang didorong secara vertikal. Daun-
daun jendela ini ditempatkan pada alur depan rangka atau pada alat atau rel. Bagian jendela dapat
dibuka ± 50%.

• Jendela sayap, mempunyai daun-daun jendela yang digantung pada ambang atas, bawah, atau
pada tiang. Daun-daun jendela ini ditempatkan pada engsel depan atau belakang. Bagian jendela
dapat dibuka penuh.
v Jenis Jendela Berdasarkan Cara Membukanya

1) Jendela yang dipasang mati dalam kusen

2) Jendela dengan daun jendela yang dibuka kedalam atau keluar

3) Jendela dengan daun pintu yang dibuka dengan digeser ke atas atau kebawah

4) Jendela dengan kaca-kaca krepyak (terpisah kecil-kecil)

5) Jendela dengan daun yang dibuka dengan diputar dalam sumbu horizontal

6) Jendela dengan daun seperti dibawah ini biasanya dibuka kedalam agar tidak tampias hujan

v Macam-macam Kusen Pintu dan Jendela

a) Kusen pintu tunggal : untuk satu daun pintu

b) Kusen pintu tunggal dengan ventilasi : menggunakan ventilasi atas

c) Kusen pintu dobel : untuk dua daun pintu

d) Kusen pintu gendong : Kusen pintu yang menyatu dengan kusen jendela.

e) Kusen pintu lipat : kusen untuk pintu garasi.

f) Kusen jendela : untuk satu daun jendela

g) Kusen jendela dobel : untuk dua daun jendela

h) Kusen jendela dengan ventilasi : dengan ventilasi pada bagian atas

Baja Ringan
Selain batas maksimum karbon 2% dalam pembuatan baja karbon, proporsi mangan (1,65%),
tembaga (0,6%) dan silikon (0,6%) yang tetap, sedangkan proporsi kobalt, kromium, niobium,
molibdenum , titanium, nikel, tungsten, vanadium dan zirconium tidak. Apa yang dikenal sebagai
kelas paling ringan dari baja karbon atau baja ringan biasanya varietas yang memiliki jumlah yang
relatif rendah karbon (0,05% – 0,26%).

Semua elemen dalam baja, bersama dengan karbon, bertindak sebagai agen pengerasan. Artinya,
mereka mencegah dislokasi dari terjadi dalam kristal besi dan menghentikan lapisan kisi dari
meluncur melewati satu sama lain.

Inilah yang membuat baja lebih keras dari besi. Memvariasikan jumlah agen pengerasan ini,
menciptakan nilai yang berbeda dari baja. Keuletan, kekerasan dan kekuatan tarik baja ringan adalah
fungsi dari jumlah karbon dan agen pengerasan lainnya, hadir dalam paduan.
Baja adalah setiap paduan dari besi, yang terdiri dari 0,2% menjadi 2,1% karbon, sebagai agen
pengerasan. Selain karbon, banyak logam lainnya adalah bagian dari itu. Mereka termasuk kromium,
mangan, tungsten dan vanadium.

Penggunaan baja ringan


Jumlah yang cukup dari karbon membuat baja ini berbeda dari jenis lain. atom karbon mendapatkan
ditempelkan di situs interstitial kisi besi, sehingga lebih kuat dan lebih keras. Namun, kekerasan
datang pada harga penurunan keuletan.Kompilasi dari sifat baja ringan dan penggunaannya dalam
berbagai bidang teknologi.

Dibandingkan dengan jenis lain dari baja, jenis ini sangat ideal untuk tujuan pengelasan, karena
melakukan arus listrik secara efektif tanpa menodai permukaan logam dengan cara apapun.

Kepadatan baja dihitung rata-rata ringan adalah 7861.093 kg / m3. Its modulus Young, ukuran
kekakuan adalah sekitar 210.000 MPa.

Tingginya jumlah karbon juga membuatnya rentan terhadap karat. Tentu, orang lebih suka stainless
lebih baja ringan, ketika mereka ingin teknologi gratis karat. Hal ini juga digunakan dalam konstruksi
baja struktural, selain menemukan aplikasi dalam industri manufaktur mobil.

Baja ringan memiliki sifat feromagnetik, yang membuatnya ideal untuk pembuatan perangkat listrik
dan motor. Ini menghasilkan sendiri mudah untuk magnetisasi.

Baja ringan dapat mesin dan dibentuk dengan mudah karena fleksibilitas yang terkandung di
dalamnya. Hal ini dapat mengeras dengan karburasi, menjadikannya bahan yang ideal untuk
memproduksi berbagai produk konsumen.

Tidak seperti kelas lainnya dari baja karbon, yang cenderung rapuh, baja ringan sulit, namun mudah
dibentuk, menjadikannya pilihan ideal untuk pembangunan jaringan pipa, bahan bangunan dan
banyak produk penggunaan sehari-hari lainnya seperti peralatan masak.

Atap
Atap adalah penutup rumah (bangunan) sebelah atas atau benda yang dipakai untuk menutup atas
rumah. Jadi, atap bisa diartikan sebagai struktur yang terletak di bagian paling atas bangunan dan
berguna untuk menutupi struktur-struktur di bawahnya.

Fungsi utama atap yakni untuk melindungi rumah dari perubahan cuaca baik panas, hujan, salju,
petir, angin, debu, dan sebagainya. Atap juga memiliki fungsi proteksi untuk menutupi ruangan yang
berada di bawahnya, menahan radiasi panas yang berlebihan, mencegah tampias hujan, dan
mengurangi pergerakan angin. Pada perkembangannya, atap pun mempunyai peranan penting
dalam mempengaruhi estetika suatu bangunan.
Pembuatan atap rumah yang baik harus memperhatikan syarat-syarat antara lain :

Konstruksinya harus benar-benar kuat sehingga mampu menahan berat sendiri dan semua beban
yang mengenainya

Bentuknya sesuai dengan konsep desain rumah yang sudah direncanakan sedari awal

Bahan penutup yang dipilih wajib disesuaikan dengan tujuan pendirian bangunan dan tahan
terhadap cuaca yang ekstrim

Sebaiknya perancangan modelnya mengambil inspirasi dari kekayaan budidaya setempat

Tingkat kemiringannya memperhatikan jenis bahan penutup yang dipakai

Sementara itu, material yang digunakan untuk menutupi atap bangunan harus bersifat isolasi
sehingga dapat menahan panas, dingin, dan bunyi. Material ini pun wajib rapat terhadap air hujan,
tidak tembus air, dan tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca. Di samping itu,
bahan penutup atap ini juga gampang dirawat, tidak mudah terbakar, bobotnya ringan,
kedudukannya mantap, serta tahan lama.

Konstruksi yang biasanya digunakan untuk menyokong atap ialah rangka kuda-kuda. Tidak hanya
menyangga beban atap, rangka ini sekaligus pula memberikan bentuk pada atap tersebut.

Secara prinsip, rangka atap tipe kuda-kuda dibuat dengan menghubungkan batang penyangga
sedemikian rupa sehingga membentuk bangun segitiga yang terbalik. Kebutuhan akan konstruksi
kuda-kuda ini berbeda-beda tergantung pada berat atap dan bahan penutup yang digunakan.
Namun satu hal yang sama, setiap susunan batang penopang ini harus saling mengikat dan
membentuk satu kesatuan yang kokoh sehingga sanggup bekerjasama dalam memikul beban yang
mengenainya tanpa mengalami perubahan.

Seperti yang sudah pernah dibahas secara lengkap di sini, terdapat bermacam-macam bentuk atap
rumah yang meliputi :

Atap datar adalah atap yang memiliki permukaan yang berbentuk agak datar dan sedikit miring.

Atap strandar adalah atap yang mempunyai bidang miring ke bagian tepi dengan atasnya menempel
ke dinding bangunan induk.

Atap pelana adalah atap yang tersusun atas dua bidang miring dengan bagian tepi atasnya bertemu
pada satu garis lurus.

Atap perisai adalah atap yang terbentuk dari empat bidang miring berbentuk segitiga yang saling
dihubungkan.
Atap tenda adalah atap yang memiliki empat bidang atap dan empat jurai yang mempunyai bentuk,
ukuran, dan lereng yang sama serta bertemu pada satu titik tertinggi.

Atap menara adalah atap tenda yang mempunyai jurai dengan tingkat kemiringan yang lebih curam.

Atap kerucut adalah atap yang mempunyai penampang berbentuk bundar dengan puncak yang
bertemu pada satu titik.

Hubungan antara bentuk, struktur dan konstruksi atap


Menentukan konstruksi atap yang baik adalah tugas yang cukup rumit karena banyak faktor saling
mempengaruhi: bentuk, struktur, konstruksi, maupun bahan bangunan. Pembentukan atap
mengakibatkan per-soalan antara bentuk luar dan ruang atap yang diciptakan. Pada struktur dan
konstruksi diadakan sistem rangka batang atau pelat maupun bahan bangunan yang dipilih sebagai
konstruksi atau kuda-kuda (atau sebagai penutup atap) atap sehingga mempengaruhi kemiringan
atap.

Bahan konstruksi atap


Kayu merupakan bahan bangunan yang sesuai sekali untuk lebar ben-tang tidak lebih dari 4.0 m
karena mudah didapat, mudah dikerjakan dengan alat sederhana, bobotnya yang agak ringan, dan
cukup tinggi kekuatannya terhadap gaya tarik, tekan maupun lendutan. Kayu merupakan bahan
bangunan ekologis karena dapat dibudidayakan. Kayu juga merupakan bahan bangunan yang sesuai
untuk konstruksi atap busur dengan lebar bentang >100.0 m yang melebihi kemampuan beton
bertulang atau baja.

Akan tetapi, kayu juga memiliki sifat-sifat yang merugikan jika kurang diamati. Perlu diperhatikan
bahwa kayu selalu menyesuaikan kadar aimya dengan kelembapan udara sekeliling (menyusut dan
mengem-bang), dan mudah membusuk jika terkena air pada bagian yang tidak kena pengudaraan.
Oleh karena itu, misalnya, balok kayu yang me-numpu pada dinding batu bata tidak boleh dipasang
rapat sekeliling-nya dengan mortar, melainkan perlu diberi jarak ± 1 cm.

Kayu sering disambung dengan peralatan baja (paku, baut, dan seba-gainya). Perlu diperhatikan
bahwa setiap alat sambungan menerima dan menyampaikan gaya dengan cara yang berbeda-beda
dan karena itu kekuatan alat sambungan yang berbeda tidak boleh dijumlah-kan jika menentukan
kekuatan sambungan tersebut.

Baja berbentuk profil gilas atau pelat yang dibengkokkan merupakan bahan bangunan atap yang
sesuai sekali untuk lebar bentang 10.0-30.0 m. Konstruksi atap baja umumnya adalah konstruksi
rangka batang yang dilas atau dibaut dan yang biasanya disediakan secara prakilang di bengkel
tertentu sebelum dimuat ke tempat bangunan.

Balok beton bertulang sebagai beton cor di tempat hanya dapat dipertanggungjawabkan pada balok
yang horizontal (peran beton). Beton bertulang sebagai rangka batang beton bertulang harus dicor
dalam keadaan mendatar pada lantai kerja dan kemudian sebagai elemen prakilang diangkat ke atas
ring balok. Oleh karena itu, ke-tepatgunaan sangat terbatas karena bobotnya cukup berat. Rangka
batang beton bertulang sesuai untuk lebar bentang 4.0-10.0 m.

Penentuan konstruksi atap yang baikPola pikir (mental model atau check-list) berikut
mempertimbangkan analisis (penyelidikan persoalan), konstruksi dan perwujudan persya-ratan,
pelaksanaan dan sintesis (penilaian paduan penyelesaian) demi penentuan konstruksi atap yang
baik.

Penerapan daftar penilaian dan evaluasi atap


Pola pikir atau daftar penilaian (lihat halaman 196) akan diterangkan tahap demi tahap. Contoh
penerapan penentuan konstruksi atap yang baik perlu melalui pertimbangan fungsi dan tugas,
maupun persyarat-an yang perlu diperhatikan pada struktur bangunan sebagai berikut.
Tahap 2 ini jangan keliru dimengerti. Di samping biaya pembangunan yang dapat dihitung dalam
rupiah, ada juga nilai pembangunan se-cara imaterial yang tidak ternilai dalam mata uang tetapi
sangat berhar-ga bagi jiwa dan kesehatan manusia serta ekologi. Harga bahan yang murah pada
masa kini bisa menjadi bahan yang luar biasa mahal pa-da masa depan, misalnya karena besarnya
biaya pembongkaran atau karena pembuangan puing mencemari lingkungan dan karena itu me-
nuntut perhatian khusus. Informasi harga bahan bangunan harus di-lengkapi dengan seluruh rantai
bahan (bahan mentah, pengolahan bahan, penggunaan, masa pakai, pemeliharaan, kemungkinan
mendaur ulang dan kebutuhan TPA, serta pencemaran lingkungan yang diaki-batkan oleh kegiatan
tersebut), bahan (bahan mentah yang diguna-kan), dan energi yang dibutuhkan dalam rantai
bahan.117

Perhatian terhadap penggunaan sumber alam (bahan baku, energi, dan lahan yang digunakan)
menuntut penghematan pada segala kegiatan. Pencapaian tersebut adalah pencapaian yang
berlangkah ke-cil, pemikiran terhadap unsur-unsur kecil dan pembagian lahan dan denah rumah yang
padat serta struktur bangunan yang minimal. Hal ini tidak mengurangi kualitas kehidupan karena
kualitas menghuni tidak tergantung secara langsung pada luasnya denah.118

Apabila pada tahap 2 (penentuan bahan bangunan) muncul kesulitan, maka perlu diadakan
pertimbangan kembali dengan memperhatikan tahap 1.
Konstruksi kuda-kuda tradisionalKonstruksi kuda-kuda sering juga dinamakan konstruksi atap peran
(gording) karena dalam pertentangan dengan konstaiksi atan kasan (usuk) konstruksi kuda-kuda
menggunakan berbag; Lightshot Konstruksi atap peran adalah tepat untuk atap pelana dan atap peri-
sai, baik yang simetris maupun yang tidak simetris.
Kuda-kuda tradisional (dipengaruhi oleh tukang kayu dari Belanda)
Kasau-kasau diletakkan pada peran yang dipikul oleh tiang. Jika tiang pendukung atap ini berdiri
vertikal, maka konstruksi atap dinamakan kuda-kuda dengan tiang. Jika tiang itu menerima gaya tarik,
yang di-lengkapi kuda penopang sejajar dengan kasau (balok loteng dipasang bergantung),
konstruksi ini dinamakan kuda-kuda gantung. Menurut jumlah peran yang ada pada potongan
melintang, dapat dibedakan kuda-kuda dengan satu, dua, atau tiga tiang (atau kuda penopang).

Konstruksi kuda-kuda atap kasau dan konstruksi yang umumnya di-gunakan di Indonesia pada masa
kini, khususnya untuk atap pelana, berdasarkan pengertian konstruksi kayu tradisional Belanda.

Konstruksi atap kasau (usuk)


Atap kasau dan atap kasau balok bangsal merupakan konstruksi tan-pa kuda-kuda. Kemiringan atap
hendaknya > 30°. Atap kasau adalah konstruksi sederhana yang sesuai sekali untuk rumah yang
agak kecil (tidak lebar). Setiap kasau bersilang gunting bertindak sebagai kuda penopang yang
memindahkan muatan langsung ke balok loteng. Kasau untuk atap kasau hendaknya < 5.0 m. Pada
atap balok bangsal, jarak antara tirisan atap dan garis bubungan < 4.50 m dan < 2.50 m.

Sebagai contoh konstruksi atap tradisional (atap kasau), dapat diper-hatikan konstruksi atap rumah
Blai (Palau, Mikronesia) berikut:

Konstruksi kuda-kuda gantung


Konstruksi kuda-kuda gantung merupakan sistem atap yang menya lurkan semua beban ke dinding
luar yang menerima beban (semua dinding yang membagi ruang dan yang tidak menerima beban
dari atap dapat ditempatkan dan diubah menurut kebutuhan).

Konstruksi kuda-kuda gantung dipilih jika panjang balok loteng melebihi 5.00 m tanpa adanya tiang
atau dinding pendukung. Sebenarnya konstruksi kuda-kuda gantung menjadi konstruksi gantungan.
Pada tiang gantung (ander), balok pendukung bergantung searah dengan peran atap. Balok loteng
diletakkan di atas balok pendukung ini atau digantungkan dengan baut di sebelah bawahnya.

Konstruksi kuda-kuda gantung dipasang dengan kasau < 4.00 m. Konstruksi kuda-kuda dengan satu
tiang sesuai untuk lebar bentang > 8.00 m, kuda-kuda dengan dua tiang untuk lebar bentang < 12.00
m. Pada konstruksi kuda-kuda gantung. selalu harus diadakan perhitung-an mekanika teknik oleh
seorang ahli sipil (konstruksi kayu).

Perhatian khusus perlu diberikan pada kayu muka (minimal 12 cm) pada semua gigi tunggal yang
timbul pada konstruksi ini (pada sam-bungan kuda penopang dengan tiang gantung dan balok loteng.
Sam-bungan tradisional di antara tiang gantung dan balok penopang dilaku-kan dengan besi strip dan
purus yang longgar dalam lubang sedalam 3 cm. Sambungan ini dapat juga dibuat lebih sederhana
dengan meng-gunakan baut simplex seperti berikut:
Konstruksi rangka portal tiga ruas yang merupakan sistem statis tertentu. Konstruksi rangka batang
berpaku. Kemiringan atap sesuka hati. Lebar bentang 15.00-30.00 m dan jarak tumpuan 3.00- 5.00
m.

Batang penopang perata123 (konstruksi rangka batang memanjang)

Batang masing-masing pada suatu konstruksi rangka batang tidak sama kuatnya. Dengan kata lain,
melengkungnya batang-batang ber-beda satu dengan yang lain. Tergantung dari bahan pelapis atap
dan langit-langit, bisa timbul ketidakrataan pada bidang atap, dipandang dari sisi bubungan dan
tirisan atap. Untuk menghindari hal yang tidak diing. ikan ini, maka ditambahkan konstruksi batang
penopang perata (konstruksi rangka batang memanjang).

Untuk menghitungnya, maka beban oleh konstruksi rangka batang masing-masing dapat ditentukan
sebagai berikut:

Untuk penentuan ukuran-ukuran batang penopang perata ini, maka gaya batang yang diperlukan
dihitung sebagai berikut.

Batang penopang perata seperti teriihat pada gambar berikut membe-bani rangka batang yang
berdekatan pada tumpuan dengan V2 F; untuk menampung beban ini maka pada rangka batang
masing-masing dipa-sang batang tarik, yang akan mengambil alih beban F. Tinggi minimal (h) bagi
ba-tang penopang perata untuk konstruksi rangka batang adalah 50 cm.
Konstruksi papan badan miring
Pada perhitungan momen lembam dan momen tahanan pada konstruksi badan papan miring (I web-
beam, □ box-beam) bagian badan harus diabaikan. Tegangan pada bagian sayap dapat dianggap
mera-ta. Bagian badan paling sedikit harus terdiri dari dua bagian yang ber-silangan, atau jika sejajar
harus diatur sehingga hanya dibebani tarik-an. Untuk yang bersilang, bagian papan satu pada yang
lain harus dihubungkan dan bagian badan akan menahan gaya lintang melulu.

1. MATERIAL- MATERIAL PADA PELAKSANAAN JALAN RAYA

A. Tanah Dasar (Sub Grade)

Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.

Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat- sifat dan daya dukung
tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan
pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi
untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah
dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki.

Jenis- jenis tanah:

- Tanah Liat Koloidal (Colloid)

Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir-
butirnya kurang dari 1µ (µ dibaca mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti oleh suatu
selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali.

- Tanah liat biasa (clay)

Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir-
butirnya antara 1 µ dan 5 µ. Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa besar.
- Tanah lumpur (silt)

Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar butir-
butirnya antara 5 µ dan 50 µ gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.

- Pasir halus (fine sand)

Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir-
butirnya antara 50 µ dan 200 µ. Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.

- Pasir Kasar (Coarse sand)

Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam. Besar
butir- butirnya antara 200 µ dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir kasar dan air.

- Kerikil (gravel)

Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada yang pipih.
Besar butir- butirnya lebih dari 2 mm.

B. Agregat (Sub Base Course dan Base Course)

Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/ batuan dapat dibedakan :

- Batuan beku

Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan beku luar
(extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).

- Batuan sedimen

Sedimen berasal dari campuran partikel mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.

Berdasarkan cara pembentukannya batuan sedimen dapat ddibedakan atas:

· Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat, batu pasir dan batu
lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.

· Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping, batu-bara, opal.

· Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips dan flint.

- Batuan metamorf

Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat
adanya perubahan tekanan temperature dari kulit bumi.

Berdasarkan proses pengolahannya.

- Agregat alam

Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses
pengolahan, dinamakan agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.

Kerikil adalah agregat dengan ukuran partikel >¼ inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat dengan
ukuran partikel < ¼ inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200).

- Agregat yang melalui proses pengolahan

Digunung- gunung atau di bukit- bukit sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung
sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat
konstruksi perkerasan jalan.

Agregat ini harus melalui proses pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:

· Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.

· Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.

· Gradasi sesuai yang diinginkan.

Proses pemecahan agregat sebaiknya menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone) sehingga
ukuran partikel yang dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

- Agregat buatan

Agregat yang merupakan mineral filler/ pengisi (partikel dengan ukuran <0,075>

C. Aspal (Surface Course)

Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua,pad temperature ruang
berbentuk padat sampai agak padat.jika dipanaskan sampai suatu temperature tertentu aspal dapat
menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal
beton atau dapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan atau penyiraman pada
kekerasan macadam ataupun peleburan.Jika temperature mulai turun,aspal akan mengeras dan
mengikat agregat pada rempatnya (sifat termoplastis).

Jenis Aspal:

Berdasarkan cara diperolehnya aspal dapat dibedakan atas :

1. Aspal alam,dapat dibedakan atas

- Aspal gunung (rock asphalt),contoh aspal dari pulau beton

- Aspal danau (lake asphalt) contoh aspal dari Bermudez,Trinidad.

2. Aspal buatan

- Aspal minyak merupakan hasil penyulingan minyak bumi

- Tar,merupakan hasil penyulingan batubara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan kara
lebih cepat mengeras,peka terhadap perubahan temperature dan beracun.
SIFAT ASPAL

Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :

1. Bahan pengikat,member ikatanyang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri

2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu
sendiri.

2. PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN RAYA

A. Uraian Teknis

Terutama tentu kita akan mendapatkan gambar-gambar serta syarat-syarat dari pekerjaan itu
(spesifikasi) dan daerah yang akan diperkerjakan.

Langkah utama untukk memulai pekerjaan ialah :

Survey kembali,dalam hal ini untuk menentukan titik dasar/pedoman ketinggian dari pekerjaan
selanjutnya, setelah ditetapkan dassar ini,maka selanjutnya dapat diteruskan membikin B.M (Benk
Mark) dan titik lainya C (center line),dan lain-lain.apabila telah selesai/deketahui hal-hal yang
diperlukan yang dilaksanakan surveyor/pengukuran baru dapat dimulai pekerjaan selanjutnya.

1. Pekerjaan Tanah (Earth work)

Dalam pekerjaan tanah pada umumnya kita menemui 2 macam:

· Galian- cut

· Timbunan- fill

Ad.1 Galian- cut

Kalau tanah dari galian akan dipergunakan untuk timbunan pertama- tama kita harus bersihkan dari
tumbuh- tumbuhan dan lapisan humusnya harus dibuang, tebal lapisan ini umumnya setebal 10- 30
cm pekerjaan ini disebut juga Top Soil Stripping. Dapat tidaknya tanah/ material galian ini dipakai
untuk timbunan akan dilakukan pengetesan oleh laboratorium. Jadi, dalam hal ini material itu boleh
dapat dipakai untuk timbunan setelah ada hasil atau ketetapan tertulis Dario laboratorium.

Teknik penggalian:

Setiap akan berhenti pekerjaan sedapat mungkin diusahakan kalau hujan datang air tidak tergenang.
Sebab, kalau sampai air tergenang mengakibatkan menyulitkan kerja dan selanjutnya akan
mempengaruhi mutu/klasifikasi dari material.

Ad.2 Timbunan :fill- embankment.


Materialnya:

Dapat dipakai dari hasil galian atau cut. Yang termasuk dalam rencana yang juga disebut Common
excavation atau material atau bahan galian yang didatangkan dari luuar daerah pekerjaan disebut
Borrow Excavation.

Jenis tanah:

- Tanah- clay

- Tanah bercampur batu- rock clay

- Pasir + Batu (sirtu)- Granular material

- Batu – hasil dari pemecahan (memakai dynamit)-rock.

- Pasir – sand.

Pasir dapat dipakai minimal 0,60 dibawah permukaan badan jalan.

Cara pelaksanaan :

Setelah diketahui dengan pasti daerah yang dilaksanakan serta siap segala persiapan patok- patok
dan lain- lain (pengukuran/ surveyor) maka dapat dikerjakan pekerjaan sebagai berikut:

- Clearing & grubbing pekerjaan pemotongan pohon- pohon besar/ kecil.

- Top Soil & Stripping- pembuangan humus- humus/ lapisan atas, akar- akar kayu dan umumnya
setebal 10-30 cm.

- Compaction of foundation of Embankment.

- Pemadatan tanah dasar sebelum dilaksanakan penimbunan.

- Lapisan ini perlu di test (density- test of proof rolling test) baru diteruskan pekerjaan selanjutnya-
penimbunan.

- Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis/ layer by layer setebal ± 20 cm dan didapatkan dibawah
1.00 dari sub-grade pengetesan(density test dapat dilaksanakan setiap 3 lapis, jadi setiap lapisnya
cukup dengan test proof rolling).

2. Sub-Base Course

Sesudah lapisan sub-grade ini betul- betul telah memenuhi syarat- syarat evalasi dan kepadatan kita
akan mulai pekerjaan sub-base course.

Terlebih dahulu kita tentukan lagi patok- patoknya. Untuk mencapai ketebalan yang dikehendaki.
Titik yang diperlukan minimum : 5 titik menurut potongan melintang (X – section) dan dengan jarak
maksimum 25 meter menurut potongan memanjang atau profil.

Cara pengamparan :
Setelah selesai pemasangan patok- patok untuk menentukan ketinggian/ ketebalannya maka kita
dapat mendatangkan material seb-base ini kelapangan. Patok- patok itu dipasang harus cukup kuat,
dan kita lindungi sekelilingnya dengan material sub-base tersebut ± ø 30 cm.

Cara pemadatan:

Prinsip pemadatan harus dimulai dari pinggir/ dari rendah ke tengah /tinggi.

Setelah kita ratakan permukaan dengan motor grader. Pemadatan pertama kita laksanakan dengan
road roller (MacAdam Roller atau Tandem Roller).

Selanjutnya dengan Tire Roller dimana sambil ikut memadatkan pada waktu/ keadaan memerlukan
sambil menyiram.

Untuk menyelesaikan pemadatan kita pakai sebaiknya Mac Adam Roller. Sudah cukup padat, melihat
dengan pandangan mata pertama kali (pengalaman). Sebelumnya meneruskan pekerjaan
selanjutnya mencetak elevasi (oleh surveyor) dan kepadatan. Density Test oleh Soil Material
Enginer/ Laboratorium.

Apabila sudah memenuhi syarat untuk hal kedua ini (elevasi dan kepadatannya) secara tertulis baru
dapat dilaksanakan pekerjaan berikutnya/ base course.

3. Base Course

Seperti yang diuraikan pada pekerjaan sub-base course pekerjaan base course prinsipnya sama saja.
Yaitu:

- Permukaan sub- base course harus sudah rata dan padat.

- Dipasang patok- patok untuk pedoman ketinggiannya (dalam arah melintang 5 titik dan arah
memanjang dengan jarak maksimal setiap 25 m) sesuai dengan station X-section.

- Dengan mengetahui volume dari truck, maka didapatkan setiap jarak tertentu volumenya yang
diperlukan.

- Toleransi ketinggian diambil ± 1 cm, dimana menurut pengalaman waktu pengamparannya


dilebihkan dari tinggi yang diperlukan Ump. : tebal 15 cm padat, sebelum dipadatkan kita ampar
tebalnya 16.5- 17.50. Ini jangan lupa bahwa lebih kering akan banyak susut/ turunnya daripada
materialnya basah. Menurut pengalaman dengan cara itu kita telah mendapatkan ketinggian dalam
ketentuan (toleransi) dan mengurangi segregation.

- Sesudah tersedia dilapangan kerja dengan volume yang diperlukan barulah kita apreading/ampar
dan grading/ratakan, sesudah rata kelihatannya baru kita padatkan (pertama dengan Mac Adam
Roller atau Tandem Roller, dimana biasanya dapat dilihat mana yang rendah dan tinggi perlu kita
tambah/kurangi. Setelah kira-kira rata lagi baru selanjutnya kita padatkan pakai Tire Roller sambil
disiram.

Untuk finishing, lebih baik dipadatkan pakai Mac Adam Roller lagi.
- Setelah rata dan padat tentu dengan pengecekan oleh surveyor (Check level/permukaan) dan
kepadatannya oleh Soil Material Enginer (Density test) dengan data tertulis, baru pekerjaan
selanjutnya dilanjutkan ke pekerjaan Prime-Coat.

4. Prime Coat

Sebagai mana disebut diatas, apabila pekerjaan prime coat ini akan dilaksanakan, base coursenya
betul- betul sudah memenuhi syarat yang dikehendaki, baik ketinggiannya dan kepadatannya.

Sesudah itu kita harus menjaga hal seperti berikut ini :

Permukaan harus bersih dari kotoran dan debu, serta kering. Alat untuk membersihkan adalah
kompresor, sapu lidi, dan karung goni, power brom, atau power blower.

Pemakaian alat-alat ini melihat pada keadaan dari kotoran/ debu yang melekat pada permukaan
base-course tersebut. Mungkin pada sapu lidi dan karung goni saja sudah cukup, dan adakalanya
harus dipakai kompresor dahulu baru dengan sapu dan karung goni, prinsip harus bersih dari debu
dan kotoran dan material yang terlepas harus dibuang.

Setelah ini selesai baru kita mempersiapkan untuk prime-coating yang dipersiapkan ialah alat-
alatnya (distributor kecil), dan alat penarik (Tire Roller) atau distributor (besar), juga disebut
distributor- car distributor. Tentu semua alat ini telah diperiksa baik dan berjalan lancar.

Untuk memenuhi banyaknya yang dikehendaki tentu sebelumnya melalui beberapa kali percobaan
dengan dasar pedoman dari yang sudah diketahui sebelumnya. Panas/temperature, kecapatan,
menentukan volume yang keluar, jarak nozel dengan permukaan base-course menentukan ratanya
disamping juga ikut menentukan volume tersebut.

Untuk pengontrolan mendapatkan volume yang dikehendaki itu, walaupun sudah ada
patokan/pedoman dasar selalu setiap pelaksanaan tenaga bahagian laboratorium (Soil Material
Engineer) harus hadir untuk mengecek dilapangan (cara timbangan). Sesudah selesai dengan
sempurna, dengan menunggu kering lebih dahulu baru pekerjaan selanjutnya/ asphalt concrete
dilaksanakan.

Umumnya sesudah ± 48 jam sudah cukup kering, dan asphalt concrete dilaksanakan.

Cepat dan lambatnya kering itu dipengaruhi oleh cuaca/panas matahari dan tebalnya lapisan dari
prime coat tersebut.

5. Asphalt Concrete

Sebagaimana yang telah diuraikan tadi, Asphalt- concrete baru dapat dilaksanakan apabila prime-
coat telah memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Harus sudah kering.

b. Permukaan prime-coat itu bersih dari kotoran/ debu.

Apa yang kita perlukan/ perhatikan?


a. Sesudah kita mengetahui beberapa lebar jalan yang akan dilaksanakan kita pakai form (bentuk
atau mal)

Gunanya adalah :

a. Mendapatkan bentuk yang dikehendaki.

b. Yang lebih penting sewaktu kita memadatkan asphalt concrete tidak lari/bergeser keluar daerah
yang kita perlukan.

Apabila area/daerah yang kita akan laksanakan tersebut sudah selesai/ memenuhi syarat kita akan
beralih pada alat- alatnya.

Tebal asphalt concrete

Ini tergantung perencanaan.

Pengamparan tebalnya sebelum dipadatkan biasanya diampar ± 25% dari tebal yang diperlukan.

Sebelum memulai pengamparan, finisher disetel/ diatur sedemikian rupa, supaya dapat asphalt
concrete yang kita perlukan.

Finisher itu dapat diatur untuk tebal dan kemiringan/slope yang kita perlukan.

Asphalt concrete dapat dipakai/diampar setelah sampai dilapangan harus utuh/ tidak basah (yang
mungkin dalam perjalanan ditimpa air hujan) dan panasnya memenuhi syarat (spesifikasi)Ump. ,
dengan adanya jarak lapangan kerja A.M.P (Produksi Asphalt Concrete) tentu aka nada penurunan/
perubahan panas. Dalam pengalaman setiap jarak ditempuh ± 1 jam perjalanan penurunan panas
adalah .

Pemadatan :

Sewaktu penghamparan mungkin saja terjadi pada tempat- tempat tertentu kurang rata, maka perlu
ditambah pengamparan cukup dengan tenaga manusia.

Memulai pemadatan dilaksanakan telah cukup tersedia areanya dan panas- panas/ temperature dari
asphalt concrete sesudah dihampar.

Sewaktu pemadatan roda roller harus disiram air secukupnya.

Cara pemadatan :

a. Apabila pertama ½ dari lebar jalan belum ada asphalt concrete pemadatannya dilakukan secara
berturut- turut sebagai berikut:

1) Pada sambungan melintang/ Transverse joints.

2) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)

3) Dari bagian terendah kebagian tinggi sewaktu pemadatan pertama.

4) Pemadatan kedua urutannya sama dengan pemadatan pertama.


5) Pemadatan terakhir pun sama dengan pertama dan kedua urutannya.

b. Apabila dibagian lain (½ jalan) sudah ada asphalt concretenya pemadatan dilaksanakan sebagai
berikut:

1) Pada sambungan melintang (transverse joints)

2) Pada sambungan memanjang (4 center line)

3) Dari pinggir tepi sebelah luar (out side edge)

4) Dari bagian terendah kebahagiaan yang tinggi sewaktu pemadatan pertama.

5) Pemandangan ke dua sama urutannya dengan pemadatan pertama.

6) Pemadatan terakhir pun sama dengan pemadatan pertama dan kedua urutannya.

6. T.B.S.T (Triple Bitominous Suface Treatment)

Sebagaimana diuraikan diatas, lapisan pengerasannya sama dengan pekerjaan kalau kita pakai
asphalt concrete, hanya lapisan aus (pavement) yang berlainan.

Untuk pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Prime-coat :

Sesudah base-course memenuhi syarat- syarat baik kepadatan dan kerataannya baru pekerjaan
Prime Coat(M.C. -1) dilaksanakan, dengan volume yang diperlukan, dengan volume yang diperlukan
Ump.: 0.6 kg/m2, setelah kering, yang memerlukan waktu ± 24 jam, tetapi kalau udara baik/ panas
dengan wakktu ± 5 jam sudah cukup kering.

b. Bituminous R.C-2:

Setelah prime-coat (M.C.-1) kering, lanjutkan dengan penyiraman asphalt (R.C.-2) lagi dengan
volume yang diperlukan Ump.:0,8 kg/m2.

c. Grading B.:

Selagi R.C.-2 ini masih dalam panas, segera diamparkan material batu pecah (grading B) dengan
volume yang diperlukan Ump. 27 kg/m2. Hasil amparan ini harus marata.

Sesudah merata dan cukup padat, lalu kita padatkan dengan tandem roller.

Pemadatan cukup satu kali jalan (mundur dan maju). Harus diingat bahwa pemadatan itu jangan
sampai material hancur.

d. Bituminous R.C-2

Selesai grading B dipadatkan dan sudah cukup rata, maka disiramkan lagi asphalt (R.C-2) dengan
volume yang diperlukan Ump. : 1,6 kg/m2.
e. Grading E.:

Selagi R.C-2 itu panas diampar lagi material batu pecah (grading E) dengan volume yang diperlukan
Ump.:9 kg/m2 dan dipadatkan.

Bituminous R.C-2 :

Sesudah grading E dipadatkan dan rata disiram lagi asphalt dengan volume yang diperlukan.

Pasir/Abu Batu:

Terakhir R.C-2 yang panas dihamparkan pasir dengan volume yang telah ditetapkan dan dipadatkan,
pemadatanya lebih baik pakai Tire-Roller.

Anda mungkin juga menyukai