Anda di halaman 1dari 4

Radiasi Benda Hitam

Pertama-tama, mari kita ingat kembali materi tentang skala dan pengertian suhu.
Suhu sebuah benda adalah ukuran yang menunjukkan energi dari pergerakan atom
dan/ atau molekul. Semakin cepat pergerakan benda (yang dapat melakukan gerak
rotasi, gerak gearan, atau gerak translasi), semakin tinggi pula suhunya.

Dalam kasus ini, berdasarkan kesepakatan astronomi, kita gunakan suhu dengan
satuan Kelvin. Di bawah ini ada tabel perbandingan Kelvin dan skala suhu yang lain:

– Celsius Fahrenheit Kelvin


Berhentinya gerakan molekul -273 -459 0
Titik beku air 0 32 273
Titik didih air 100 212 373

Besarnya satu derajat Celcius sama dengan satu K. Perbedaaan keduanya terletak
pada titik nolnya.

Alasan mengulangi materi ini adalah karena kita sekarang akan belajar tentang emisi
cahaya dari benda yang berbeda, dan seluruh benda dengan suhu diatas nol mutlak
mengeluarkan cahaya.

Caranya dimulai dengan belajar sifat-sifat dari jenis benda yang paling sederhana
yang memancarkan cahaya, yang disebut benda hitam. Benda hitam adalah sebuah
benda yang menyerap seluruh radiasi yang diterima (yaitu, tidak memantulkan cahaya
apapun, dan juga tidak memungkinkan cahaya apapun untuk melewati dan keluar dari
sisi manapun). Energi yang terserap akan memanas, dan kemudian akan
memancarkan radiasinya sendiri. Satu-satunya parameter yang menentukan
banyaknya cahaya benda hitam yang keluar, dan panjang gelombang apa cahaya
tersebut, adalah suhu. Tidak ada benda yang benar-benar ideal sebagai benda hitam,
namun banyak benda (termasuk bintang) berperilaku layaknya benda hitam. Contoh
umum lainnya adalah filament dalam bola lampu pijar atau pembakar pada kompor
listrik. Seperti ketika anda menaikkan suhu kompor dari rendah ke tinggi, anda dapat
mengamati bahwa kompor tersebut menghasilkan radiasi benda hitam; usurnya akan
berubah dari hitam menjadi merah membara.

Suhu sebuah benda menunjukkan banyaknya pergerakan (kecepatan rata-rata)


ditunjukkan dengan partikel yang menyusun benda; semakin cepat partikel bergerak,
semakin tinggi suhu yang ditunjukkan. Jika anda mengulang kembali dari pelajaran
paling awal, kita belajar ketika gerakan partikel yang terisi dipercepat, mereka
membuat radiasi elektromagnet (cahaya). Ketika beberapa partikel dengan benda
diisi, banyak benda dengan suhu diatas nol mutlak (0 K atau – 273 derajat Celcius)
akan mengandung partikel bermuatan yang bergerak, jadi akan memancarkan cahaya.

Sebuah benda hitam, yang merupakan pemancar “ideal” atau “sempurna” (yang
berarti sifat pancarannya tidak berubah-ubah tergantung lokasi atau komposisi
benda), memancarkan spektrum cahaya dengan sifat sebagai berikut:

1. Benda hitam yang lebih panas, memancarkan lebih banyak cahaya pada
seluruh panjang gelombang. Artinya, jika anda membangdingkan 2 benda
hitam, tanpa menghiraukan panang gelombang apa yang anda amati, benda
hitam yang lebih panas akan mengeluarkan lebih banyak cahaya dibandingkan
dengan yang lebih dingin.
2. Spektrum benda hitam adalah tetap (dia memancarkan beberapa cahaya pada
seluruh panjang bgelombang), dan dia memiliki puncak pada panjang
gelombang tertentu. Puncak kurva benda hitam pada sebuah spektrum
bergerak ke panjang gelombang yang lebih pendek untuk benda yang lebih
panas. Jika anda berpikir istilah cahaya tampak, benda hitam yang lebih
panas, panjang gelombangnya akan lebih biru dari pancaran puncaknya.
Sebagai contoh, matahari memiliki suhu rata-rata 5800 Kelvin. Sebuah benda
hitam dengan suhu ini memiliki puncak rata-rata 500 nanometer, dengan
panjang gelombangnya warna kuning. Sebuah benda hitam yang suhunya dua
kali suhu matahari (sekitar 12000 K) akan memiliki puncak spektrum kurang
lebih 250 nanometer, yang merupakan bagian sinar UV dari spektrum.

di sini ada dua dimensi tempat spektrum dari sebuah benda hitam dengan suhu yang
berbeda:
Gambar 3.5: dua dimensi tempat dari spektrum sebuah benda hitam dengan suhu
yang berbeda. Credit: Wikipedia

Sifat yang pertama dari dua sifat yang disebutkan di atas (dan terlihat pada gambar di
atas) biasanya mengacu pada Hukum Stefan-Boltzmann yang dirumuskan sebagai
berikut:

E = σ T4

dimana:

E adalah energi yang dipancarkan tiap satu satuan luas, atau intensitas,
σ adalah tetapan, dan
T adalah suhu (dalam Kelvin)

Apa yang dijelaskan dalam persamaan ini adalah bahwa setiap anda melipatgandakan
temperature benda hitam menjadi dua kali lipat, energi per sentimeter persegi akan
naik sebesar 24 = 2x2x2x2 = 16. Jadi, contohnya, benda hitam dengan suhu 5000 K
mengeluarkan energi per satuan luas 16 kali lebih banyak daripada benda hitam
dengan suhu 2500 K.

Besarnya luminositas dari sebuah benda hitam, yaitu, seberapa banyak energi seluruh
benda dipancarkan, yaitu energi per satuan luas (E) dikalikan dengan luas permukaan.
Untuk benda berbentuk bola, yaitu:

L = 4 π R 2 σ T4

L adalah luminositas (energi per satuan waktu) dan R adalah jari-jari bola.

Sifat kedua dari dua sifat di atas disebut sebagai Hukum Wien. Untuk menghitung
puncak panjang gelombang dari spektrum benda hitam, persamaannya adalah:

λ max = (0.29 cm K) / T

Contohnya, untuk matahari, λ max = (0.29 cm K) / 5800 K = 5 x 10-5 cm = 500 nm

Cobalah!

Ada alat interaktif online dari University of Colorado untuk meneliti spektrum dari
benda hitam yang berbeda. Berikut link untuk membuka alat tersebut: PhET
Interactive Simulation of the Blackbody Spectrum..

1. Dengan menggunakan pengukur suhu, atur suhu dari 3000 K (bola lampu),
5700 K (matahari), dan 8490 (bintang panas)
2. Menggunakan zoom in dan zoom out kontrol di sisi kiri untuk menyesuaikan
sumbu y yang diperlukan.
3. Bandingkan warna dari benda (benda berbentuk bintang dekat tempat warna B
G R), panjang gelombang dimana puncak kurva, dan tinggi puncak kurva
untuk ketiga suhu

Anda mungkin juga menyukai