Anda di halaman 1dari 1

Eklamsia

Perkiraan kejadian eklamsia adalah 1-3 dari 1.000 pasien pre eklamsia. Dari beberapa kasus kejang
dapat terjadi, dalam waktu 1-2 menit. Prioritas utama untuk memastikan bahwa jalan nafas tidak
ada hambatan dan untuk mencegah trauma dan aspirasi dari saluran pernafasan. Diazepam atau
lorazepam dapat digunakan hanya bila kejang terjadi terus menerus. Kebanyakan kejang tonik
diikuti dengan kejadian penyakit jantung bawaan pada janin yang berkurang dan sembuh setelah
kejang berakhir. Bila memungkinkan, 10-20 menit dalam resusitasi uterus dapat diizinkan untuk
dilahirkan. Dalam keadaan kejang, tidak disarankan proses kelahiran dilakukan dengan operasi
sesar. Kadang-kadang, proses kelahiran secara pervaginam tidak memungkinkan dalam kebanyakan
kasus.

Sindrom HELLP

Sindrom HELLP merupakan variasi dari pre eklamsia, yang dikarakterisasi dengan hemolisis,
peningkatan dari enzim liver dan penurunan dari jumlah platelet. Nyeri kuadran kanan aas, nausea,
muntah, dan malaise sering terjadi. Hipertensi dan proteinuria juga bervariasi. Ciri khas dari
penyakit ini adalah hemolisis mikroangiopati yang didahului oleh peningkatan serum laktat
dehidrogenase dan sel darah merah yang terfragmentasi pada pulasan darah perifer. Terdapat
kenaikan dari transaminase, trombositopenia, dan penyebaran koagulasi intravaskular saat sindrom
HELLP diperantarai oleh abrupsi plasenta. Dengan beberapa pengecualian, diagnosis sindrom
HELLP merupakan indikasi untuk dilahirkan. Deksametason dapat mempercepat perbaikan dari
sindrom HELLP diikuti dengan proses melahirkan, tetapi tidak semua studi memberikan konfirmasi
mengenai keuntungan ini. Pada satu protocol, deksametason diberikan dalam empat dosis, masing-
masing 10 mg, 10 mg, 5 mg, dan 5 mg dalam interval waktu 12 jam. Jika terjadi peningkatan
transaminase atau trombositopenia bertahan di luar post partum keempat, penjelasan alternatif dapat
dipertimbangkan, termasuk trombositopenia purpura trombotik, sindrom hemolitik uremia,
perlemakan hati akut pada kehamilan, hepatitis diinduksi obat, dan systemic lupus erythematosus.

Kesimpulan

Penyakit hipertensipada kehamilan tetap merupakan kasus yang banyak terjadi pada maternal dan
perinatal. Manajemen yang tepat dalam melakukan diagnosis hipertensi kronik memerlukan
pencarian yang lebih menyeluruh berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Pengobatan
antihipertensi diberikan pada wanita hamil dengan hipertensi kronik. Ibu dan pengawasan janin
merupakan hal yang sangatlah penting, dan harus diperhatikan untuk menjaga perkembangan dari
pre eklamsia. Manajemen pre eklamsia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk derajat
keparahan penyakit, usia kehamilan, dan kondisi janin. Manajemen optimal membutuhkan
kompleksitas proses penyakit dengan manifestasinya dalam beberapa sistem organ. Maternal dan
risiko janin dan keuntungan harus dinilai secara menyeluruh. Rencana pengobatan secara individual
dapat diformulasikan dan didikusikan dengan pasien, dan pasien disupport untuk turut berpartisipasi
dalam memutiskan perawatan dirinya. Dalam kasus-kasus atipikal, diagnosis alternatif dapat
dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai