Anda di halaman 1dari 3

Fakta membuktikan bahwa persentase penduduk Indonesia yang berkesempatan

untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi sangatlah kecil. Data pada 2014
menunjukkan bahwa baru ada 8% dari total populasi negeri ini yang bergelar
sarjana. Ini artinya, meskipun jumlah siswa SMA sangat banyak, mereka yang
memilih untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi tergolong sedikit.
Dengan posisi yang seperti ini pun tidak serta merta membuat kapasitas tiap-tiap
perguruan tinggi terisi penuh. Sebab pastilah ada aspek lain yang ditonjolkan
supaya lebih bisa menarik calon mahasiswa sehingga kelak menjadi bagian dari
almamater tertentu. Belum lagi kita juga umum mendengar istilah “perguruan
tinggi favorit” layaknya “sekolah favorit” di jenjang sebelumnya. Keberadaan
para “favorit” ini semakin membuat perguruan tinggi lain harus tahu betul
bagaimana cara menggaet calon mahasiswa agar di tahun ajaran berikutnya tidak
sepi pendaftar. Berikut ini Gamatechno rangkumkan 9 cara berpromosi yang bisa
diterapkan oleh perguruan tinggi.
1. Promosi di media
Beriklan di media adalah cara yang paling klasik, sudah ada dan sudah dipakai
sejak zaman dulu. Promosi di media sampai saat ini masih cukup unggul karena
jangkauannya bisa sampai ke pelosok. Sebab sistem distribusi media massa
memang sudah terbangun sekian waktu. Selain itu, media massa juga yang paling
mudah diakses oleh semua kalangan. Misalnya orang tua calon mahasiswa bisa
mengetahui informasi perguruan tinggi dari koran; calon mahasiswa bisa
mengetahui info pendaftaran dari iklan televisi yang tidak sengaja ditonton;
maupun kerabat bisa tahu info yang sama dari iklan radio yang didengar saat
tengah terjebak macet.
2. Memberikan program beasiswa
Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya pendidikan menjadi salah satu kendala
utama mengapa banyak siswa yang urung melanjutkan sekolahnya. Apalagi
perguruan tinggi biasanya juga memiliki biaya yang tinggi pula. Program
beasiswa sangat tepat untuk menangkis kekhawatiran ini. Sisi positif yang lain,
karena beasiswa seringkali menggunakan penjaringan khusus, perguruan tinggi
bisa mencari “bibit-bibit” terbaik yang bisa memajukan negeri ini ke depannya.
3. Mengadakan pameran
Letak perguruan tinggi yang saling berjauhan sering membuat calon mahasiswa
malas untuk sekadar mengorek informasi dasar tentang studi lanjutannya.
Pameran pendidikan bisa menjadi solusi. Dengan kegiatan ini, calon mahasiswa
bisa membandingkan secara langsung dan menyesuaikan dengan minatnya.
Apalagi dalam pameran pendidikan pasti ada perwakilan perguruan tinggi yang
bisa diajak tanya jawab secara langsung dengan pengunjung supaya infonya lebih
jelas.
4. Kerja sama dengan bimbingan belajar
Hal unik yang terjadi di Indonesia adalah banyak siswa tingkat akhir sekolah yang
mengambil kelas tambahan di tempat bimbingan belajar (bimbel). Dan lagi, para
anggota bimbel ini berasal dari berbagai sekolah. Dengan promosi di tempat ini,
jangkauan yang bisa diperoleh jadi lebih luas.
5. Internet
Remaja era ini sangat dekat dengan internet. Baik sebagai sarana mencari materi
pelajaran maupun guna bersosialisasi secara virtual. Perguruan tinggi bisa
memanfaatkannya dengan memasang iklan daring. Bisa dalam bentuk kontrak
baner maupun artikel berbayar di portal informasi dengan demografis sesuai.
6. Public Relation (PR) dan partnership
Public Relation menjadi elemen vital yang melekat pada perguruan tinggi dan
merupakan wajah yang akan pertama kali dilihat oleh pihak eksternal. Melalui
citra yang dibangun, PR bisa sangat membantu perguruan tinggi dalam menarik
minat calon mahasiswa. Selain itu, citra eksternal juga bisa diperkuat dengan
beberapa bentuk partnership dengan pihak yang relevan.
7. Program khusus
Di jenjang sekolah tingkat atas, selain SMA kita juga mengenal SMK dan Sekolah
Menengah Khusus (misalnya farmasi, elektronika, dan sebagainya). Dengan
program khusus yang ditawarkan, sekaligus menjadi pembeda dari perguruan
tinggi lainnya, biasanya hal ini efektif menarik calon mahasiswa yang memang
mengejar fokus tersebut. Perguruan tinggi harus mampu membaca fenomena dan
menangkap peluang agar program khusus yang ditawarkan diminati banyak orang.
8. Tim marketing.
Selain PR, tentu saja penyebaran exposure perguruan tinggi juga bisa melalui tim
marketing yang di-hire. Keuntungannya, tim ini memang sudah berpengalaman di
bidangnya sehingga bisa lebih fokus serta taktis dalam menjaring calon
mahasiswa baru. Tim ini posisinya bisa bersifat internal maupun eksternal.
9. CSR
Terakhir, program CSR bisa menjadi salah satu senjata efektif yang bisa
digunakan oleh perguruan tinggi. Ketika program CSR bisa berdampak luas dan
hasilnya baik di masyarakat, otomatis akan banyak sorotan yang mengenainya.
Hal ini bisa sangat menguntungkan sebab masyarakat dan calon mahasiswa serasa
memiliki kedekatan emosional dengan perguruan tinggi terkait.
Sembilan langkah di atas tentu saja mesti dipilih mana yang sekiranya paling
sesuai dengan kebutuhan dan harus dilakukan secara progresif. Namun, ingat pula
bahwa penerimaan mahasiswa baru tidak hanya soal “promosi” tetapi juga proses
administrasinya.

Anda mungkin juga menyukai