Anda di halaman 1dari 3

Susu

Susu adalah cairan berwarna putih yang disekresikan oleh kelenjar mammae
(ambing) pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi
bagi anaknya. BPOM (2006) mendefinisikan susu sebagai cairan dari ambing
sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, dan hewan ternak penghasil susu lainnya
baik segar maupun yang dipanaskan melalui proses pasteurisasi, ultra high
temperature (UHT), atau sterilisasi. Sebagai sumber bahan makanan, susu
termasuk dalam empat sehat lima sempurna yang terdiri atas protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan mineral (Chandra 2005). Susu dapat dikonsumsi secara
langsung dan dapat pula diolah menjadi produk lainnya. Beberapa produk olahan
susu adalah yogurt, keju, susu kental manis, krim, dan lain-lain.
Selain diubah menjadi produk olahan, susu juga sering ditambahkan ke
dalam berbagai makanan dan minuman. Penambahan tersebut bertujuan sebagai
penambah nilai gizi, penambah cita rasa, dan sebagainya. Salah satu jenis produk
pangan yang sering menambahkan susu ke dalam komposisinya adalah produk
pangan untuk keperluan gizi khusus. Produk tersebut merupakan jenis pangan
yang diproses atau diformulasi secara khusus untuk memenuhi kebutuhan gizi
tertentu karena kondisi fisik atau fisiologis dan atau karena penyakit atau
gangguan tertentu. Komposisi pangan tersebut khusus berbeda dengan pangan
yang serupa (BPOM 2006).
Beberapa contoh produk pangan untuk keperluan gizi khusus adalah
minuman ibu hamil dan atau ibu menyusui dan makanan pendamping ASI (MP
ASI). Minuman ibu hamil dan atau ibu menyususi adalah produk berbentuk bubuk
maupun cair, khusus untuk ibu hamil dan atau menyusui, mengandung energi,
protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral diperhitungkan berdasarkan
tambahan kecukupan gizi yang dianjurkan untuk kelompok tersebut, dengan atau
tanpa penambahan komponen bioaktif. Zat gizi yang dikandung makanan ibu
menyusui diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tambahan gizi yang diperlukan
untuk mencapai kecukupan gizi pada ibu menyusui (BPOM 2006).
MP-ASI adalah makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi
berusia 6 bulan ke atas atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24
bulan untuk mencapai kecukupan gizi. MP-ASI terbuat dari salah satu atau
campuran berbagai bahan atau turunannya. Bahan-bahan tersebut adalah serealia,
umbi, bahan berpati, kacang, biji-bijian yang mengandung minyak, susu, ikan,
daging, unggas, dan buah serta bahan makanan lain yang sesuai. Produk ini
terdapat dalam bentuk bubuk instan yang dapat direkonstitusi dengan air, susu
atau cairan lain, siap santap, siap masak, serta biskuit (BPOM 2006).
MP-ASI bubuk instan adalah MP-ASI yang telah diolah dapat disajikan
seketika dengan hanya penambahan air minum atau cairan lain yang sesuai. MP-
ASI biskuit adalah MP-ASI yang diproduksi melalui proses pemanggangan yang
dapat dikonsumsi setelah dilumatkan dengan penambahan air, susu, atau cairan
lain yang sesuai untuk bayi di atas 6 bulan atau berdasarkan indikasi medik, atau
dapat dikonsumsi langsung sesuai dengan organ pencernaan bayi/anak (BPOM
2006).
Chandra B. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta (ID) : EGC.
[BPOM RI] Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2006.
Kategori Pangan. Jakarta (ID) : BPOM RI.
Robards K, Jackson PE, Haddad PR. 2004. Principles and Practice of Modern
Chromatographic Methods. London (UK) : Elsevier Academic Press.
Ali I, Aboul-Enein HY, Gupta VK. 2009. Nanochromatography and
Nanocapillary Electrophoresis. New Jersey (US) : John Wiley & Sons.
Jay JM. 2012. Modern Food Microbiology. Spinger
Gavrovicu VTC, Marija J. 2014. Food Allergens : Biochemistry and Molecular
Nutrition. Spinger
Zourob M, Elwary S, Turner A. 2008. Principles of Bacterial Detection :
Biosensors, Recognition Receptors and Microsystems. Spinger.
Wild D. 2013. The Immunoassay Handbook : Theory and Applications of Ligand
Binding, ELISA and Related Techniques. Amsterdam (NL) : Elsevier Inc.
Fratamico PM, Bhunia AK, Smith JL. 2005. Foodborne Pathogens : Microbiology
and Molecular Biology. Norfolk (UK) : Caister Academic Press.

Prosedur Afla M1 HPLC

Bahan/baku pembanding

Bahan : Immunoaffinity coloumn 1 mL


Baku pembanding : baku pembanding aflatoksin M1 bersertifikat.
Pereaksi : asetonitril, metanol (derajat KCKT), air suling yang telah disaring
menggunakan penyaring membran dengan diameter pori 0.45 µm.
Peralatan : seperangkat alat KCKT yang dilengkapi dengan kolom C18 (25
cm x 4.6 mm), ukuran partikel 5 µm, detektor fluoresen, blender, seperangkat stan
pup dengan udara pendorong, immuno sffinity colu=ounb M1 G1010, vial 5 mL,
pipet mikro volume 10-20 µL, 50-200 µL, 100-1000 µL, pipet volumetrik 10 mL,
14 mL, 30 mL, dan 100 mL.

Prosedur :
Larutan uji
Penyiapan larutan sampel dari susu bubuk
Sampel merupakan produk MP-ASI berupa bubur dan biskuit. MP-ASI
biskut dihaluskan terlebih dahulu. Sampel ditimbang dengan saksama lebih
kurang 10 g ke dalam gelas piala 250 mL. Setelah itu, ke dalam gelas tersebut
ditambahakn 80 mL air hangat dengan suhu 40°C lalu diaduk hingga homogen.
Setelah mencapai suhu kamar, cairan dipindahkan ke dalam labu terukur 100 mL
secara kuantitatif dan diencerkan hingga tanda dengan air suling. Cairan tersebut
dipipet 50.0 mL dan selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung sentrifuga 50 mL.
Cairan disentrifugasi pada 1540 g atau 4000 rpm selama 15 menit. Setelah
disentrifugasi, bagian lemak yang terdapat pada lapisan atas cairan dipisahkan
dengan bantuan spatula. Bagian yang tidak mengandung lemak dilanjutkan
dengan proses pembersihan (clean up).
Pembersihan (clean up)
Larutan sampel dimasukkan ke dalam syringe barrel yang telah
dihubungkan dengan immunoaffinity coloumn M1. Kolom dialiri larutan sampel
secara perlahan dengan bantuan stand pump (laju alir 1-2 tetes/detik). Kolom
dicuci 2 kali dengan mengalirkan masing-masing 10 mL air suling (laju alir 1-2
tetes/detik). Setelah itu, kolom dilewatkan udara menggunakan syringe untuk
mendorong sisa air dalam kolom sampai udara keluar dari kolom. Kolom dielusi
berturut-turut dengan 1.0 mL campuran pelarut asetonitril-metanol (3:2) (derajat
KCKT) dam 1.0 mL air suling, dengan laju alir 1-2 tetes/detik. Setelah itu, kolom
dilewatkan udara menggunakan syringe sampai udara keluar dari kolom. Cairan
yang keluar tersebut (eluat) ditampung dalam vial 5 mL (Larutan A).

Larutan baku
Larutan baku antara I dibuat dengan cara pengenceran larutan baku induk
dengan konsentrasi 1000 ng/mL. Larutan baku induk dipipet 500 µL dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 5 mL, dan diencerkan dengan campuran
asetonitril-metanol-air (3:2:5) hingga tanda. Diperoleh larutan baku antara I
dengan konsentrasi 100 ng/mL. Larutan baku antara I dipipet 1.0 mL ke dalam
labu ukur 5 mL dan diencerkan dengan campuran asetonitril-metanol-air (3:2:5).
Diperoleh larutan baku antara II dengan konsentrasi 20 ng/mL. Larutan baku
antara II diencerkan dengan larutan asetonitril-metanol-air (3:2:5) sehingga
diperoleh larutan baku kerja dengan konsentrasi (larutan B). Larutan blanko
dibuat dengan cara yang sama seperti larutan uji tanpa sampel (larutan C).
Larutan C, B, D, dan A disuntikkan secara terpisah ke dalam alat HPLC
dengan kondisi sebagai berikut :
Fase gerak : air-asetonitril-metanol (65:25:10)
Kolom : C18 (25 cm x 4.6 mm), ukuran partikel 5µm
Detektor : fluoresen, eksitasi : 465 nm, emisi : 435 nm
Laju alir : 1 mL/menit
Volume penyuntikkan : 20 mL
Kadar aflatoksin M1 (µg/kg) dalam sampel dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
Csp x F
Kadar aflatoksin M1 (µg/kg) = w
Keterangan :
Csp : Kadar Aflatoxin M1 yang diperoleh dari perhitungan menggunakan
kurva kalibrasi (ng/mL)
F : Faktor pengenceran (mL)
W : Bobot sampel (g)

Anda mungkin juga menyukai

  • SIDANG Annisa Farhiah
    SIDANG Annisa Farhiah
    Dokumen27 halaman
    SIDANG Annisa Farhiah
    Annisa Farhiah Wahdah Hamid
    Belum ada peringkat
  • Pewarna Makanan
    Pewarna Makanan
    Dokumen2 halaman
    Pewarna Makanan
    Annisa Farhiah Wahdah Hamid
    Belum ada peringkat
  • Pemanis
    Pemanis
    Dokumen2 halaman
    Pemanis
    Annisa Farhiah Wahdah Hamid
    Belum ada peringkat
  • Logbook
    Logbook
    Dokumen2 halaman
    Logbook
    Annisa Farhiah Wahdah Hamid
    Belum ada peringkat
  • Contoh Tabel Kas
    Contoh Tabel Kas
    Dokumen1 halaman
    Contoh Tabel Kas
    Annisa Farhiah Wahdah Hamid
    0% (1)