Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kondisi persaingan bisnis dalam pasar global saat ini sangat bergejolak dan tidak dapat
diprediksi, dan perkembangan pesat teknologi. Perusahaan global berkelas dunia yang beroprasi
dalam pasar global harus mampu memiliki kinerja berkelas dunia. Memiliki produk yang tepat
pada tempat dan waktu yang tepat akan memungkinkan perusahaan untuk memenangkan
persaingan yang ada. Tetapi sumber daya dan kompetensi yang dibutuhkan seringkali tidak
dimiliki oleh perusahaan secara individu, sehingga kerjasama atau kolaborasi dengan perusahaan
lain dalam suatu jejaring bisnis sangat diperlukan untuk mencapai efektivitas bisnis.

Menghadapi kondisi persaingan yang makin tidak dapat diprediksi diperlukan perencanaan
bisnis yang tepat melalui proses transformasi bisnis dari simulasi model sistem pendukung
pengambil keputusan bisnis ke dalam kapabilitas analisis keputusan berkaitan dengan pendapatan
dan pembagian keuntungan. Perusahaan menghadapi tekanan yang harus dihadapi tidak hanya dari
sisa permintaan konsumen yang tidak dapat diantisipasi oleh kemajuan pesat teknologi komunikasi
dan informasi, tetapi disebabkan oleh penigkatan kompetisi antar satu jejaring bisnis dengan
jejaring bisnis lain dan meningkatnya pengenalan produk pesaing yang mengakibatkan makin
pendeknya siklus hidup produk (Browne, 1995)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Isu Network?
2. Bagaimana pengaruh Network Goods dengan Kebijakan Publik?
3. Apasaja Studi Empiris dalam kasus Isu Network ?

1.3 Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas ajaran mata kuliah EKONOMI INDUSTRI penulis
menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memberikan wawasan, pengertian dan pemahaman
yang lebih kepada pembaca tentang pentingnya memahami materi mengenai ISU NETWORK .
sehingga kita semua mengetahui bagaimana pengaruhnya materi ini terhadap persaingan bisnis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Isu Network

Trend globalisasi ekonomi telah menggeser paradigma dalam persaingan bisnis antar
perusahaan secara individu menjadi persaingan bisnis antar jejaring bisnis (business networking).
Kondisi ini berimbas pada perlunya transformasi perusahaan dalam pelayanan dan penciptaan nilai
pelanggan melalui manufaktur, sehingga mayoritas perusahaan perlu diorientasikan untuk
menciptakan jejaring bisnis (Rudberg dan olhager, 2003). Konsep kolaborasi dalam suatu jejaring
bisnis menjadi isu yang menarik dalam kondisi persaingan yang semakin kompetitif (Clark &
Hammond, 1997). Konsep ini menekan pada integrasi aliran informasi maupun material untuk
proses inovasi perusahaan untuk mencapai peningkatan kapabilitas perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen (Lee & Whang, 2000). Fleksibilitas dan kapabilitas
perusahaan untuk merespon permintaan konsumen terhadap produk yang lebih bervariasi dapat
dilakukan dengan sistem produksi kustomisasi masa dan menerapkan desain produk untuk
mencapai segmentasi pasar yang lebih luas.

2.2 Peran E-Commerce Dalam Proses Penciptaan Nilai Dalam Jejaring Bisnis

Teknologi merupakan media yang berperan penting dalam penciptaan nilai dalam jejaring
bisnis (Upton dan Mc. Affe, 1996). Salah satu bentuk manfaat teknologi dalam dunia bisnis adalah
adanya aplikasi e-commerce. E-commerce merupakan pengunaan teknologi internet untuk
mengelola proses bisnis, seperti penjualan dan pembelian,rantai pasok, dan hubungan dengan
konsumen. Melalui aplikasi e-commerce memungkinkan perusahaan menggunakan internet untuk
memperbaiki proses bisnisnya dan memiliki lebih banyak dan luas mitra bisnis maupun vendor.
Aplikasi e-commerce berperan dalam mendefinisikan kembali nilai jejaring bisnis atau rantai nilai
yang memudahkan perusahaan dalam mempengaruhi pasar. Keuntungan aplikasi e-commerce
menurut Kathandaraman dan Wilson (2001), 1) memperluas pangsa pasar perusahaan dan
kesempatan untuk meraih konsumen potensial, 2) memungkinkan perusahaan untuk menurunkan
biaya pemeliharaan persediaan fisik karena waktu yang dibutuhkan dalam proses pemesanan lebih

2
pendek dan dapat memperbaiki tingkat respon sistem dan menurunkan persediaan, 3) Biaya
pelayanan konsumen lebih rendah karena konsumen dapat secara langsung mengakses spesifikasi
kebutuhan mereka dan memesannya melalui web, 4) spesifikasi maupun harga pengenalan produk
baru atau pengembangan produk yang sudah ada dapat secara mudah diakses melalui web-server.

2.3 Konsep Jejaring Bisnis Dalam Era Globalisasi

Seiring dengan makin kompleksnya persaingan bisnis, pangsa pasar saat ini menjadi
semakin dinamis dan tidak dapat diprediksi. Globalisai mengakibatkan lingkungan bisnis menjadi
semakin dinamis dan tidak dapat diprediksi yang diindikasikan oleh perubahan konsumen dan
pentingnya aplikasi teknologi. Kecepatan, kualitas, dan fleksibilitas menjadi sumber keunggulan
kompetitif dalam merespon kebutuhan konsumen dan permintaan pasar. Perusahaan global yang
beroprasi dalam pasar global harus memiliki kinerja tinggi atau mencapai world-class
performance. Perusahaan perlu melakukan kerjasama dengan perusahaan lain untuk mendapatkan
sumber daya dan kompetensi yang tidak dimiliki melalui teknologi berbasis internet. Kesuksesan
implementasi teknologi informasi dalam aktivitas bisnis memerlukan keahlian manajemen,
ketersediaan dana, serta sumber daya manusia yang kompeten.

Jejaring bisnis memiliki makna konektivitas dengan siapapun, dimanapun, baik internal
maupun eksternal perusahaan menjadi anggota dalam jejaring bisnis. Alter dan hage (1993)
mendefinisikan jejaring bisnis sebagai suatu tindakan untuk membentuk cluster organisasi dan
memelihara hubungan antar anggota dalam jejaring bisnis, baik yang terkait dengan produksi
maupun pedagang. Keputusan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan keputusan strategik
yang mencakup kompleksitas proses, pengembangan pasar, dan pengembangan penduduk.
Jejaring bisnis tersebut dikembangkan berdasarkan hubungan antar perusahaan dalam rantai nilai.
Era ekonomi digital merupakan era ekonomi yang berbasis teknologi digital yaitu mencakup
penggunaan jaringan komunikasi digital seperti internet, intranets, komputer, software, dan
teknologi informasi lain. Tantangan utama yang harus dihadapi perusahaan adalah untuk
menentukan teknologi mana yang relevan, mengembangkan kekuatan potensial. Jika teknologi
tersedia dan dapat diimplementasikan diperlukan keterlibatan manajerial dan pembelajaran
teknologi terkait dengan konsep, pendekatan baru, dan pengetahuan. Kesemua proses tersebut
harus teroganisir dalam suatu inter-firm learning networks.

3
Ativitas dan isu dalam jejaring bisnis dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu
manufacturing network dan supply chain yang keduanya memfokuskan pada penciptaan nilai
dalam jejaring bisnis tetapi menggunakan pendekatan yang berbeda. Teori jejaring manufaktur
dilihat dari sudut pandang manajemen operasi suatu perusahaan tunggal sedangkan rantai pasokan
dilihat dari sudut pandang manajemen logistik. Penelitian manajemen logistik berakar pada
distribusi fisik manajemen material dan memfokuskan pada keterkaitan antar nodes, sedangkan
jejaring manufaktur memfokuskan pada manufacturing nodes. Perusahaan yang
berbasis internasional menyebarkan nilai jejaring perlu mengintegrasikan kedua perspektif
tersebut tidak hanya fokus pada perspektif jejaring manufaktur atau rantai pasok saja, tetapi
mengintegrasikan kedua perspektif tersebut. Selama akhir tahun 1970-1980 awal, literatur
mencatat pentingnya mengelola tidak hanya perusahaan secara individu tetapi juga multiplant
organization. Sehingga dapat disimpulkan meskipun pasar telah bersifat global, perusahaan masih
berbasis geografis dan penelitian manajemen operasi masih fokus pada perusahaan secara individu
dan bukan sebagai suatu jejaring bisnis.

Pada akhir 1980-1990an terjadi pergeseran fokus penelitian manajemen operasi dari
multiplan organization ke dalam isu jejaring bisnis dimana perusahaan bersaing pada basis
internasional. Skinner (1996) berpendapat bahwa peusahaan menekankan pada rantai nilai realisasi
produk termasuk penelitian dan pengembangan, procurement produksi, distribusi, pelayanan
konsumen, dan layanan purna jual. Pada fase manajemen fungsional, dibagi dalam dua fungsi yaitu
pengelolaan material yang memfokuskan pada pergerakan material dalam organisasi mencakup
isu-isu pembelian, inbound transportaction, persediaan bahan mentah, dan kontrol persediaan.
Fungsi kedua memfokuskan pada pergerakan barang atau produk akhir dengan produksi akhir ke
konsumen akhir. Pengelola material dan distribusi fisik serta perkiraan permintaan, pelayanan
konsumen dan proses pemesanan.

4
Persaingan bisnis yang makin kompetitif dan perkembangan pesat teknologi informasi
maupun komunikasi mengakibatkan makin pendeknya siklus hidup produk karena perusahaan
berlomba-lomba untuk menawarkan sesuatu yang baru dan bernilai bagi konsumen. Persaingan
tidak lagi bersifat inventory-driven system tetapi lebih bersifat service-driven system, dimana
permintaan konsumen menjadi faktor pengendali dalam persaingan bukan lagi didorong oleh
sistem persediaan(Boubekri, 2001). Untuk meraih keunggulan bersaing, pelayanan harus menjadi
suatu bagian terintergrasi dalam pelaksanaan bisnis untuk mewujudkan superior customer value.
Disisi lain perusahaan juga dihadapkan pada tantangan perubahan dan perkembangan teknologi
yang pesat. Perubahan dalam teknologi informasi, komunikasi, proses pabrikan, material science,
maupun teknologi telekomunikasi memungkinkan perusahaan yang terlibat dalam bisnis untuk
berpikir kembali bagaimana melakukan perubahan dalam model bisnis mereka. Perusahaan harus
bisa menemukan cara strategis untuk memelihara hubungan baik dengan konsumen.

2.4 Network Competition: Paradigma Baru Persaingan Bisnis Modern

Persaingan bisnis modern yang dikarakteristikan dalam persaingan antar jejaring bisnis
muncul karena adanya akselerasi perubahan lingkungan bisni syang berkembang secara cepat
dalam berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi: (Ceha, 2006)

1. Tuntutan konsumen yang semakin kritis akan produk dan jasa yang berkualitas denga harga
yang rendah serta diperoleh dengan mudah dan cepat.

2. Infrastruktur telekomunikasi, informasi, dan perbankan yang semakin canggih sehingga


memungkinkan berkembangnya model-model baru dalam manajemen aliran material.

3. Kesadaran akan pentingnya aspek sosial dan lingkungan baik atas instruksi pemerintah maupun
kesadaran kalangan bisnis.

5
Dalam era ekonomi digital, internetworking merupakan salah satu karakteristik penting
dimana tidak ada satu perusahaan pun yang dapat bekerja dengan sendiri tanpa menjalin kerjasama
dengan perusahaan lain. Daya saing perusahaan dalam persaingan antar jejaring bisnis sangat
ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas persaingan
bisnis. Konsep rantai pasokan merupakan konsep baru dalam memandang persoalan logistik dalam
suatu perusahaan. Dalam konsep baru yaitu manajemen rantai pasokan, masalah logistik dilihat
sebagai masalah yang lebih luas yang muncul sejak dari penyediaan bahan dasar sampai barang
jadi yang akan dipakai oleh konsumen akhir yang merupakan mata rantai penyediaan barang.

2.5 Pengertian Internet Public

Internet public adalah IP yang digunakan dalam jaringan global Internet, karena kelas IP
ini digunakan di dalam jaringan internet maka IP ini bisa diakses melalui jaringan internet secara
langsung. Perangkat yang menggunakan IP public biasanya bertindak sebagai SERVER , seperti
web server,mailserver,DNS server,Game Server dan server yang lain dengan tujuan agar server
bisa diakses dari jaringan manapun di dunia ini yang terkoneksi ke internet. Untuk dapat
menggunakan IP public, suatu organisasi harus mendaftarkan diri agar mendapat alokasi IP public
yang akan digunakan.IP public bisa didapat dari ISP (internet service provider).

Komputer dengan IP public memerlukan pengamanan extra karena sangat rentan terhadap
serangan dari hacker yang ada dalam jaringan internet.Alokasi IP public sudah diatur dan di
distribusikan berdasar negara, artinya kita bisa mengenali negara pengguna internet dari
IP 36.79.151.75 adalah ip indonesia yang dimiliki oleh telkom speedy. untuk mengeceknya
kita bisa menggunakan tool whois IP ,dengaN kata lain penggunaan IP public diatur ketat oleh
asosiai internet global dan setiap IP telah didaftarkan kepada pemegang yang sah dan hanya bisa
dipakai oleh pemilik yang sah.

1. Penggunaan dan pengalokasian IP Public diatur secara ketat

Perjalanan IPv4 dalam dunia internet dan jaringan bermula di awal tahun 1970, ketika itu
projek DARPA (Defense Advanced Reserch Project Agency) yang menjadi cikal bakal internet
saat ini. dikala itu karena jumlah komputer yang menggunakan internet belum seberapa jumlah
nya maka digunakakanlah pengalamatan 32bit angka binary sebagai IPv4 untuk perangkat jaringan

6
dan komputer. dengan 32bit IPv4 didapatkan 4,294,967,296 IP unik ini merupakan angka yang
sangat banyak dikala itu dan lebih dari cukup. Semua berubah ketika negara diawal tahun 1990an
pertumbuhan dunia komputer dan jaringan sangat pesat sedangkan pengalokasian IP disaat itu
belum ada. karena menyadari bahwa IP bakal habis jika tidak diatur maka munculah ide untuk
mengalokasikan IP khusus untuk perangkat Local network atau yang dikenal dengan IPv4 Private
addresses, itu tersebut direalisasikan dalam terbitan RFC 1918 yang berisi deretan IP yang harus
digunakan untuk perangkat Local Network /internal network.

2. Jenis-Jenis IP

Ada 2 jenis IP berdasar persistensi ip tersebut menempel di perangkat komputer, yaitu IP


Static dan IP Dynamic. (tidak peduli apakah IP Public atau IP private)

1. Dynamic IP Address
Disebut IP Dynamic / dinamis karena IP yang didapat perangkat komputer akan
berganti setiap kalo perangkat komputer direstart, seperti IP Address yang didapat modem
speedy, akan berubah setiap kali modem direstart. dan IP yang kita dapat pada saat kita
konek ke hotspot. IP dinamik tidak memerlukan settingan manual karena IP akan otomatis
dialokasikan oleh Router(DHCP Server) ke perangkat yang terhubung ke perangkat
komputer yang terhubung ke jaringan.

2. Static IP Address
Static IP atau ip statis adalah ip yang dipasang secara manual atau IP yang
dialokasikan khusus oleh router untuk suatu perangkat komputer
(router,tablet,smartphone,smart device dll),sehingga ketika perangkat direstart IP tidak
berubah.

2.6 Pengertian Kebijakan Publik


Dari berbagai kepustakaan dapat diungkapkan bahwa kebijakan publik dalam kepustakaan
Internasional disebut sebagai public policy, yaitu suatu aturan yang mengatur kehidupan bersama
yang harus ditaati dan berlaku mengikat seluruh warganya. Setiap pelanggaran akan diberi sanksi
sesuai dengan bobot pelanggarannya yang dilakukan dan sanksi dijatuhkan didepan masyarakat
oleh lembaga yang mempunyai tugas menjatuhkan sanksi (Nugroho R., 2004; 1-7).

7
Aturan tersebut secara sederhana kita pahami sebagai kebijakan publik, jadi kebijakan
publik ini dapat kita artikan suatu hukum. Akan tetapi tidak hanya sekedar hukum namun kita
harus memahaminya secara utuh dan benar. Ketika suatu isu yang menyangkut kepentingan
bersama dipandang perlu untuk diatur maka formulasi isu tersebut menjadi kebijakan publik yang
harus dilakukan dan disusun serta disepakati oleh para pejabat yang berwenang. Ketika kebijakan
publik tersebut ditetapkan menjadi suatu kebijakan publik; apakah menjadi Undang-Undang,
apakah menjadi Peraturan Pemerintah atau Peraturan Presiden termasuk Peraturan Daerah maka
kebijakan publik tersebut berubah menjadi hukum yang harus ditaati.
Sementara itu pakar kebijakan publik mendefinisikan bahwa kebijakan publik adalah
segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah, mengapa suatu kebijakan
harus dilakukan dan apakah manfaat bagi kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang
holistik agar kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan berdampak
kecil dan sebaiknya tidak menimbulkan persoalan yang merugikan, walaupun demikian pasti ada
yang diuntungkan dan ada yang dirugikan, disinilah letaknya pemerintah harus bijaksana dalam
menetapkan suatu kebijakan (Thomas Dye, 1992; 2-4).
Untuk memahami kedudukan dan peran yang strategis dari pemerintah sebagai public
actor, terkait dengan kebijakan publik maka diperlukan pemahaman bahwa untuk
mengaktualisasinya diperlukan suatu kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat.
Seorang pakar mengatakan: (Aminullah dalam Muhammadi, 2001: 371 – 372):
Bahwa kebijakan adalah suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi sistem
pencapaian tujuan yang diinginkan, upaya dan tindakan dimaksud bersifat strategis yaitu berjangka
panjang dan menyeluruh. Demikian pula berkaitan dengan kata kebijakan ada yang mengatakan:
(Ndraha 2003: 492-499). Bahwa kata kebijakan berasal dari terjemahan kata policy, yang
mempunyai arti sebagai pilihan terbaik dalam batas-batas kompetensi actor dan lembaga yang
bersangkutan dan secara formal mengikat. Meski demikian kata kebijakan yang berasal dari policy
dianggap merupakan konsep yang relatif (Michael Hill, 1993: 8):
“The concept of policy has a particular status in the rational model as the relatively durable
element against which other premises and actions are supposed to be tested for consistency.”
Dengan demikian yang dimaksud kebijakan dalam Kybernology dan adalah sistem nilai
kebijakan dan kebijaksanaan yang lahir dari kearifan aktor atau lembaga yang bersangkutan.
Selanjutnya kebijakan setelah melalui analisis yang mendalam dirumuskan dengan tepat menjadi

8
suatu produk kebijakan. Dalam merumuskan kebijakan Thomas R. Dye merumuskan model
kebijakan antara lain menjadi: model kelembagaan, model elit, model kelompok, model rasional,
model inkremental, model teori permainan, dan model pilihan publik, dan model sistem.
Selanjutnya tercatat tiga model yang diusulkan Thomas R. Dye, yaitu: model pengamatan
terpadu, model demokratis, dan model strategis. Terkait dengan organisasi, kebijakan menurut
George R. Terry dalam bukunya Principles of Management adalah suatu pedoman yang
menyeluruh, baik tulisan maupun lisan yang memberikan suatu batas umum dan arah sasaran
tindakan yang akan dilakukan pemimpin (Terry, 1964:278).
Kebijakan secara umum menurut Said Zainal Abidin (Said Zainal Abidin,2004:31-33)
dapat dibedakan dalam tiga tingkatan:
1. Kebijakan umum, yaitu kebijakan yang menjadi pedoman atau petunjuk pelaksanaan baik
yang bersifat positif ataupun yang bersifat negatif yang meliputi keseluruhan wilayah atau
instansi yang bersangkutan.
2. Kebijakan pelaksanaan adalah kebijakan yang menjabarkan kebijakan umum. Untuk
tingkat pusat, peraturan pemerintah tentang pelaksanaan suatu undang-undang.
3. Kebijakan teknis, kebijakan operasional yang berada di bawah kebijakan pelaksanaan.

Namun demikian berdasarkan perspektif sejarah, maka aktivitas kebijakan dalam tataran
ilmiah yang disebut analisis kebijakan, memang berupaya mensinkronkan antara pengetahuan dan
tindakan. Dikatakan oleh William N. Dunn (William N. Dunn, 2003: 89)
Analisis Kebijakan (Policy Analysis) dalam arti historis yang paling luas merupakan suatu
pendekatan terhadap pemecahan masalah sosial dimulai pada satu tonggak sejarah ketika
pengetahuan secara sadar digali untuk dimungkinkan dilakukannya pengujian secara eksplisit dan
reflektif kemungkinan menghubungkan pengetahuan dan tindakan.
Setelah memaparkan makna kebijakan, maka secara sederhana kebijakan publik
digambarkan oleh Bill Jenkins didalam buku The Policy Process sebagai Kebijakan publik adalah
suatu keputusan berdasarkan hubungan kegiatan yang dilakukan oleh aktor politik guna
menentukan tujuan dan mendapat hasil berdasarkan pertimbangan situasi tertentu. Selanjutnya Bill
Jenkins mendefinisikan kebijakan publik sebagai: (Michael Hill, 1993: 34)
“A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors concerning the
selection of goals and the means of achieving them within a specified situation where these
decisions should, in principle, be within the power of these actors to achieve. “

9
Dengan demikian kebijakan publik sangat berkait dengan administasi negara ketika public
actor mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan dengan tugas dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan masyarakat melalui berbagai kebijakan publik/umum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan negara. Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang dikenal dengan “administrasi
negara.” Menurut Nigro dan Nigro dalam buku M. Irfan Islamy “Prinsip-prinsip Kebijakan Negara
(Islamy, 2001:1), administrasi negara mempunyai peranan penting dalam merumuskan kebijakan
negara dan ini merupakan bagian dari proses politik. Administrasi negara dalam mencapai tujuan
dengan membuat program dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam
bentuk kebijakan. Oleh karena itu kebijakan dalam pandangan Lasswell dan Kaplan yang dikutip
oleh Said Zainal Abidin (Abidin, 2004: 21) adalah sarana untuk mencapai tujuan atau sebagai
program yang diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai, dan praktik. Terkait dengan
kebijakan publik, menurut Thomas R. Dye penulis buku “Understanding Public Policy, yang
dikutip oleh Riant Nugroho D (Riant, 2004:3)
Kebijakan publik adalah segala sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka
melakukan, dan hasil yang membuat sebuah kehidupan bersama tampil. Sedangkan menurut Said
Zainal Abidin, alumni University of Pittsburgh, Pennsylvania, US, (Said Zainal Abidin,2004: 23).
Kebijakan publik biasanya tidak bersifat spesifik dan sempit, tetapi luas dan berada pada strata
strategis. Sebab itu kebijakan publik berfungsi sebagai pedoman umum untuk kebijakan dan
keputusan-keputusan khusus di bawahnya.
Di sisi lain kebijakan publik sangat berkait dengan administasi negara ketika public actor
mengkoordinasi seluruh kegiatan berkaitan dengan tugas dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan masyarakat melalui berbagai kebijakan publik/umum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan negara. Untuk itu diperlukan suatu administrasi yang dikenal dengan “administrasi
negara.” Kebutuhan masyarakat tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh individu atau kelompoknya
melainkan diperlukan keterlibatan pihak lain yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Pihak lain
inilah yang kemudian disebut dengan administrasi negara.
Proses dilakukan organisasi atau perorangan yang bertindak dalam kedudukannya sebagai
pejabat yang berkaitan dengan penerapan atau pelaksanaan hukum dan peraturan yang dikeluarkan
oleh legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Administrasi negara dalam mencapai tujuan dengan
membuat program dan melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan dalam bentuk
kebijakan. Kebijakan menurut Lasswell dan Kaplan yang dikutip oleh Said Zainal Abidin (Abidin,

10
2004: 21) adalah sarana untuk mencapai tujuan, menyebutkan kebijakan sebagai program yang
diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai, dan praktik. Pendapat lain tentang kebijakan
menurut Heinz Eulau dan Kenneth Prewit adalah suatu keputusan yang menuntut adanya perilaku
yang konsisten dan pengulangan bagi pembuat dan pelaksana kebijakan.
Terkait dengan kebijakan publik, menurut Thomas R. Dye penulis buku “Understanding
Public Policy, yang dikutip oleh Riant Nugroho D (Riant, 2004:3) Kebijakan publik adalah segala
sesuatu yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan hasil yang membuat sebuah
kehidupan bersama tampil. Sedangkan menurut Said Zainal Abidin, alumni University of
Pittsburgh, Pennsylvania, US, (Said Zainal Abidin,2004: 23)
Kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah bertujuan untuk mengatur kehidupan
bersama untuk mencapai visi dan misi yang telah disepakati. Hal ini seperti tergambar dalam
gambar berikut:

Dari gambar di atas dapat simpulkan bahwa kebijakan publik sebagai manajemen
pencapaian tujuan yang dapat diukur. Namun menurut Riant Nugroho D., bukan berarti kebijakan
publik mudah dibuat, mudah dilaksanakan, dan mudah dikendalikan, karena kebijakan publik
menyangkut politik (Nugroho, 2004:52).
Kebijakan publik dalam praktik ketatanegaraan dan kepemerintahan pada dasarnya terbagi
dalam tiga prinsip yaitu:pertama, dalam konteks bagaimana merumuskan kebijakan publik
(Formulasi kebijakan); kedua, bagaimana kebijakan publik tersebut diimplementasikan
dan ketiga, bagaimana kebijakan publik tersebut dievaluasi (Nugroho 2004,100-105)
Aktivitas analisis didalam kebijakan publik pada dasarnya terbuka terhadap peran serta
disiplin ilmu lain. Oleh karena itu didalam kebijakan publik akan terlihat suatu gambaran

11
bersintesanya berbagai disiplin ilmu dalam satu paket kebersamaan. Berdasarkan pendekatan
kebijakan publik, maka akan terintegrasi antara kenyataan praktis dan pandangan teoritis secara
bersama-sama. Dalam kesempatan ini Ripley menyatakan (Randal B. Ripley, 1985: 31)
Didalam proses kebijakan telah termasuk didalamnya berbagai aktivitas praktis dan
intelektual yang berjalan secara bersama-sama. Pada praktik kebijakan publik antara lain
mengembangkan mekanisme jaringan aktor (actor networks). Melalui mekanisme jaringan aktor
telah tercipta jalur-jalur yang bersifat informal (second track), yang ternyata cukup bermakna
dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sukar untuk dipecahkan. Mark Considine memberi
batasan jaringan aktor sebagai: (Mark Considine, 1994: 103)
Keterhubungan secara tidak resmi dan semi resmi antara individu-individu dan kelompok-
kelompok di dalam suatu sistem kebijakan. Terdapat 3 (tiga) rangkaian kesatuan penting didalam
analisis kebijakan publik yang perlu dipahami, yaitu formulasi kebijakan (policy formulation),
implementasi kebijakan (policy implementation) dan evaluasi kebijakan (policy evaluation).
Didalam kesempatan ini dibahas lebih lanjut mengenai implementasi kebijakan, karena memiliki
relevansi dengan tema kajian.

2.7 Studi Empiris

Kompas27 Apr 2017(ICH)


JAKARTA, KOMPAS — Keterlibatan sektor industri dan keuangan dalam memakai
teknologi ramah lingkungan belum maksimal. Hingga kini, Peraturan Pemerintah tentang
Instrumen Ekonomi untuk mempercepat hal itu belum ditetapkan. Melalui regulasi itu, sumber
pendanaan yang umumnya dibutuhkan pelaku usaha untuk memperbarui teknologinya bisa
dijembatani. Pemanfaatan teknologi ramah lingkungan ini mengerem pemanfaatan sumber daya
alam dan energi sekaligus menekan dampak lingkungan. ”Kini PP Instrumen Ekonomi tahap
harmonisasi,” kata Ilyas Asaad, Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)
Bidang Antarlembaga Pusat dan Daerah, Rabu (26/4), di sela-sela Forum dan Pameran ”Resource
Efficient and Cleaner Production (RECP)” di Jakarta. Ia mengakui pemerintah sebagai regulator
wajib menyiapkan kebijakan yang mendorong warga dan industri menerapkan praktik ramah
lingkungan. Namun, penyiapan PP Instrumen Ekonomi sejak lebih dari tiga tahun lalu dinilai

12
lamban. Karena itu, sambil penyusunan PP berlangsung, pemerintah mendorong korporasi
melakukan terobosan secara sukarela. Insentifnya, pemerintah memberikan penghargaan seperti
Proper dan Industri Hijau. Pendanaan dibutuhkan bagi industri demi memasang ulang teknologi
terkini. Namun, tidak mudah mendapat dana lagi dengan bunga kompetitif karena perbankan butuh
kepastian teknologi ramah lingkungan.

Spesifikasi teknologi
Kepala Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan Noer Adi Wardojo menambahkan,
acuan itu dimatangkan. Setelah PP ditetapkan, instrumen pelaksanaan akan siap. Pihaknya pun
menjajaki kerja sama dengan Otorita Jasa Keuangan beserta lembaga perbankan demi membantu
percepatan industri ramah lingkungan. Untuk meyakinkan OJK dan lembaga keuangan, KLHK
bersama kementerian lain berada dalam Komite Teknis Verifikasi Teknologi Ramah Lingkungan
untuk meninjau spesifikasi teknologi yang ditawarkan. Di sisi lain, melalui siaran pers Rabu sore,
Rainforest Action Network (RAN) mengatakan, investor dan lembaga keuangan ikut bertanggung
jawab terhadap kerusakan hutan dan pelanggaran hak asasi manusia pada industri sawit, kertas,
dan kayu. Direktur Kampanye Hutan dan Keuangan RAN Tom Piken mendesak agar lembaga
keuangan/investor membuka mata akan dampak lingkungan dari permodalan atau pembiayaan
lingkungan. ”Mereka (investor) harus mengerti biaya lingkungan dan sosial itu akhirnya untuk
investasi mereka sendiri,” katanya saat konferensi Responsible Investor Asia, di Tokyo, Jepang.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teknologi merupakan media yang berperan penting dalam penciptaan nilai dalam jejaring
bisnis (Upton dan Mc. Affe, 1996). Salah satu bentuk manfaat teknologi dalam dunia bisnis adalah
adanya aplikasi e-commerce. E-commerce merupakan pengunaan teknologi internet untuk
mengelola proses bisnis, seperti penjualan dan pembelian,rantai pasok, dan hubungan dengan
konsumen. Melalui aplikasi e-commerce memungkinkan perusahaan menggunakan internet untuk
memperbaiki proses bisnisnya dan memiliki lebih banyak dan luas mitra bisnis maupun vendor.
Aplikasi e-commerce berperan dalam mendefinisikan kembali nilai jejaring bisnis atau rantai nilai
yang memudahkan perusahaan dalam mempengaruhi pasar.

Sementara itu pakar kebijakan publik mendefinisikan bahwa kebijakan publik adalah
segala sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah, mengapa suatu kebijakan
harus dilakukan dan apakah manfaat bagi kehidupan bersama harus menjadi pertimbangan yang
holistik agar kebijakan tersebut mengandung manfaat yang besar bagi warganya dan berdampak
kecil dan sebaiknya tidak menimbulkan persoalan yang merugikan, walaupun demikian pasti ada
yang diuntungkan dan ada yang dirugikan, disinilah letaknya pemerintah harus bijaksana dalam
menetapkan suatu kebijakan (Thomas Dye, 1992; 2-4).
Untuk memahami kedudukan dan peran yang strategis dari pemerintah sebagai public
actor, terkait dengan kebijakan publik maka diperlukan pemahaman bahwa untuk
mengaktualisasinya diperlukan suatu kebijakan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat.
Seorang pakar mengatakan: (Aminullah dalam Muhammadi, 2001: 371 – 372):

14
DAFTAR PUSTAKA

Pitaningtyas (2010)."Globalisasi Dan Perpindahan Lintas Batas Limbah Berbahaya".Universitas


Indonesia
Wynne, Bryan. (1989). The Toxic Waste Trade: International Regulatory Issues and Options.
http://abdiprojo.blogspot.co.id/2010/04/pengertian-kebijakan-publik.html

Sumber : https://www.pressreader.com/indonesia/kompas/20170427/281861528395012

https://riyaneka.wordpress.com/2012/06/10/tulisan-2-riyan-eka-putra-1db06-36111293/

15

Anda mungkin juga menyukai