Engkau hadir penuh karisma. Emban tugas mulia. Engkau menyentuh penuh cinta. Menghibur banyak jiwa. Rendah hati pelukan Bapa. Kini dan selamanya kau mengabdi padaNya Tak berkuda putih, tak memakai mahkota Berpeluh keringat, terseka oleh desiran angin menghempas Berhari tak kenal waktu, menutup kalut yang berlabuh Walau terus menusuk kalbu, menangis kami dibuatnya Membanting diri, demi kekokohan orang muda Melupa akan teriknya surya, berjuang tak pantang lelah Kau itu pahlawan, pahlawan terlupa Tak disadari tempatnya, kau memang tak berkuda. Ketika kami Katakan “jangan pergi!” dan Tanya “Mengapa?” Kau hanya bersua “Aku adalah milik Tuhan, aku memberikan segalanya untukNya.” Kami tahu kau tampak lelah, tapi jiwamu sungguh perkasa, Seribu Cinta untukmu Romo kami… Romo Teddy Yang tegak walau berbadai, menoreh senyum walau terluka Kau slalu menjaga kami, penuh dengan kasih sayangmu. Kau selalu melakukan banyak cara. Hanya untuk melihat orang muda menerapkan dan menjadi virus suka cita kasih dalam tangan Tuhan. Romo Teddy, boleh kah kami memanggilmu… Ayah… Ma’afkan kami… Ma’afkan anak-anak mu ini… Atas semua kesalahan yang pernah terbuat. Ayah… Semua jasa dan kasih sayang yang kau beri. Takkan pernah terlupa. Dan slalu tersimpan indah dalam memori hidup kami… Orang Muda sudah membara dengan suka cita, kami berjanji akan selalu dan selamanya begini. Kami melepasmu untuk berkarya, tak ingin bersedih dibuatnya. Kami selalu melepas rindu dalam seribu doa untukmu… Ayah…