Anda di halaman 1dari 1

Seribu Doa

Kota kecil, ditengah tiada. Tiba-tiba terpana.


Engkau hadir penuh karisma. Emban tugas mulia.
Engkau menyentuh penuh cinta. Menghibur banyak jiwa.
Rendah hati pelukan Bapa. Kini dan selamanya kau mengabdi padaNya
Tak berkuda putih, tak memakai mahkota
Berpeluh keringat, terseka oleh desiran angin menghempas
Berhari tak kenal waktu, menutup kalut yang berlabuh
Walau terus menusuk kalbu, menangis kami dibuatnya
Membanting diri, demi kekokohan orang muda
Melupa akan teriknya surya, berjuang tak pantang lelah
Kau itu pahlawan, pahlawan terlupa
Tak disadari tempatnya, kau memang tak berkuda.
Ketika kami Katakan “jangan pergi!” dan Tanya “Mengapa?” Kau hanya
bersua “Aku adalah milik Tuhan, aku memberikan segalanya untukNya.”
Kami tahu kau tampak lelah, tapi jiwamu sungguh perkasa,
Seribu Cinta untukmu Romo kami…
Romo Teddy
Yang tegak walau berbadai, menoreh senyum walau terluka
Kau slalu menjaga kami, penuh dengan kasih sayangmu.
Kau selalu melakukan banyak cara.
Hanya untuk melihat orang muda menerapkan dan menjadi virus
suka cita kasih dalam tangan Tuhan.
Romo Teddy, boleh kah kami memanggilmu… Ayah…
Ma’afkan kami…
Ma’afkan anak-anak mu ini…
Atas semua kesalahan yang pernah terbuat.
Ayah…
Semua jasa dan kasih sayang yang kau beri.
Takkan pernah terlupa. Dan slalu tersimpan indah dalam memori hidup
kami…
Orang Muda sudah membara dengan suka cita, kami berjanji akan selalu dan
selamanya begini.
Kami melepasmu untuk berkarya, tak ingin bersedih dibuatnya.
Kami selalu melepas rindu dalam seribu doa untukmu… Ayah…

Anda mungkin juga menyukai