DI SUSUN OLEH:
DI SUSUN OLEH:
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
SURAKARTA.”
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak mendapatkan bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada yang
terhormat:
1. Bapak Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi D III keperawatan
5. Ibu Diyah Ekarini, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasan serta
8. Kedua orang tuaku Bapak Tukidjo Adi Rumpoko dan Ibu Rusmirah yang
9. Kakak dan adikku tercinta yang memberi dukungan dan semangat untuk
10. Sahabat-sahabatku “LADEPTA (Ela, Devi, Meta)” yang setia dalam berjuang
Husada Surakarta.
12. STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu dan memberikan
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang......................................................................... 1
B. TujuanPenulisan ..................................................................... 4
C. ManfaatPenulisan ................................................................... 5
A. Pengkajian .............................................................................. 7
B. PerumusanMasalahKeperawatan ............................................ 12
C. PerencanaanKeperawatan ....................................................... 13
D. ImplementasiKeperawatan ..................................................... 17
E. EvaluasiKeperawatan ............................................................. 19
A. Pembahasan ............................................................................ 21
B. Simpulan ................................................................................. 30
C. Saran ....................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa menurut UU No.3 tahun 1966 kesehatan jiwa adalah suatu
yang optimal dari seseorang dan perkembangannya itu berjalan selaras dengan
keadaan orang lain. Dari berbagai penyelidikan dapat dikatakan bahwa gangguan
yang positif dapat mengakibatkan reaksi yang negatif dan dapat mengakibatkan
gangguan kesadaran dan gangguan perhatian, kumpulan tanda dan gejala tersebut
kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan lingkungan.
Pengertian seseorang tentang penyakit gangguan jiwa berasal dari apa yang
Sakit Jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang
terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung,
tidak jauh dari realita dan alam kenyataan pada umumnya. Sedangkan orang
terganggudan hidupnya yang jauh dari alam kenyataan. Diperkirakan bahwa 2-3
persen dari jumlah penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat. Bila
separuh dari mereka memerlukan perawatan di rumah sakit dan jika pendudukan
Indonesia berjumlah 120 juta orang maka ini berarti bahwa 120 orang yang
Salah satu masalah dari gangguan jiwa yang menjadi penyebab penderita di
tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu
berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku social. Skizofrenia adalah suatu bentuk
psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta keretakan
maupun perpecahan antara proses pikir, afek/emosi, dan psikomotor, terutama
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri
maupun orang lain, disertai marah dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol
respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan
Rumah Sakit Jiwa Surakarta adalah rumah sakit milik pemerintah yang
perencanaan dari suatu rumah sakit bagi rumah sakit jiwa, dengan berbagai
tingkat keparahannya. Menurut data rekam medis RSJD Surakarta pada tahun
2012 terdapat 26.449 pasien rawat jalan dan 2.906 rawat inap. Dari 2.233 pasien
atau 76,8 persen pasien rawat inap didiagnosa skizofrenia. Laki-laki 66,9 persen
bulan April 2013, didapatkan dari 35 pasien mengalami gangguan jiwa, terdapat
15 pasien (43 persen) yang mengalami halusinasi, 19 pasien (56,6 persen) yang
diperoleh data subyektif Tn. J mengatakan mudah marah karena jika mengingat
istrinya yang selalu meminta uang padanya, ia selalu masih merasa jengkel,
dengan data objektif klien tampak marah, mata merah, kooperatif, perhatian ada
tulis ilmiah karena masalah-masalah kejiwaan bisa muncul lebih serius dimulai
dari resiko perilaku kekerasan dan dampaknya yang komplek seperti resiko
menciderai diri, orang lain dan lingkungan, resiko bunuh diri. Penulis mengambil
judul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn.J Dengan Resiko Perilaku
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan karya tulis ini adalah agar penulis
mampu :
Kekerasan
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.J dengan
Perilaku Kekerasan
Kekerasan
Kekerasan
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
2. Profesi Keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di Rumah
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di Rumah
b. Pendidikan
Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk institusi
LAPORAN KASUS
Dalam bab II laporan kasus penulis akan mengulas tentang asuhan keperawatan
pada pasien dengan resiko perilaku kekerasan yang terdiri dari pengkajian pada
pasien, analisa dari data yang diperoleh, intervensi, implementasi keperawatan serta
A. Identitas Klien
wawancara, kasus ini diperoleh dengan metode auto anamnese dan allo
dengan inisial Tn. J yang berusia 36 tahun, jenis kelamin laki-laki bertempat
tinggal di Pacitan. Klien beragama Islam, status klien kawin, klien bekerja dan
pendidikan terakhir SMA. Keluarga yang bertanggung jawab atas klien adalah
Tn. K yang merupakan Bapak kandung klien yang bertempat tinggal di Pacitan.
B. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Alasan klien masuk saat masuk rumah sakit klien mengamuk pada
istrinya karena selalu meminta uang, sering marah tanpa sebab, merusak
rumah, sulit tidur, mata melotot, mata merah, gelisah, bingung, senyum-
senyum sendiri, sehingga klien dibawa ke IGD RSJD Surakarta tanggal 6
Maret 2013 dan di pindah untuk di rawat ruang Amarta dan kondisi tenang
2. Faktor Predisposisi
jiwa dan sudah 2 kali di rawat di RSJD Surakarta klien masuk terakhir
tanggal 6 Maret 2013, pengobatan klien kurang berhasil karena tidak mau
minum obat, keluarga klien tidak ada yang mengalami atau memiliki riwayat
gangguan jiwa dan klien juga tidak pernah mengalami kekerasan fisik.
3. Faktor Presipitasi
masih merasa kesal, marah dan jengkel pada istrinya yang selalu meminta
uang.
4. Psikososial
dari 2 bersaudara dan klien tinggal serumah dengan adik dan kedua orang
klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dan klien tinggal serumah
dengan adik dan kedua orang tuanya, kakek klien sudah meninggal.
a. Genogram
Keterangan :
: Garis Keturunan
: Klien
b. Konsep Diri
cepat pulang bertemu istrinya dan segera bekerja kembali. Harga diri
klien mengatakan sedikit malu bila bertemu dengan tetangganya karena
5. Spiritual
Kegiatan ibadah pasien mengatakan sholat 5 waktu dan tidak lupa berdo’a
setelah sholat.
6. Pengkajian Fisik
Tinggi badan: 165 cm, bentuk kepala: meshocepal, rambut: pendek, hitam,
dan bersih, mata: simetris antara kanan dan kiri, hidung: simetris, tidak ada
polip, mulut: simetris, tidak ada sariawan, telinga: simetris antara kanan dan
kiri, tidakada serumen, leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dada:
dinding dada simetris kanan dan kiri, ekstremitas: kaki kanan dan kiri
7. Status Mental
berbicara dengan jelas dan nada suara kasar dan keras. Aktifitas motorik
pasien hanya diam dan merokok aktif. Alam perasaan klien mengatakan
senang saat dikaji. Afek klien saat dikaji afeknya labil. Interaksi klien saat di
wawancarai cukup kooperatif dan mau menjawab semua pertanyaan yang
diajukan. Isi pikir klien saat dikaji pasien tidak mengalami gangguan, tidak
ada waham, klien mengatakan ingin segera pulang dan bertemu keluarga di
rumah. Proses pikir klien dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Memori
klien dapat mengingat kejadian jangka panjang dan jangka pendek, klien
mampu mengingat kapan saat dia dibawa di rumah sakit dengan diantar
penuh, tidak ada disorientasi waktu dan tempat. Persepsi klien tidak
mengalami gangguan halusinasi. Daya tilik diri klien mengatakan sakit jiwa
mengatakan makan 3x sehari dengan menu yang disediakan dari rumah sakit
yaitu nasi, sayur, lauk-pauk serta buah. Klien juga mengatakan selalu habis
makannya lalu tidak lupa mencuci piringnya sendiri. BAB klien mengatakan,
BAB sehari 1x yaitu saat pagi hari dan untuk BAK klien mengatakan bisa 6-
2x sehari yaitu pagi dan sore. Klien juga mengatakan selalu keramas dan
tidak lupa ganti baju yang bersih dan menyisir rambutnya agar kelihatan
rapi.
9. Mekanisme Koping
yaitu klien mengatakan mudah marah dan masih merasa jengkel jika
Klien mengatakan orang yang paling berharga adalah orang tua dan
istrinya meskipun dia sering diamuk tapi klien mengatakan dia sangat
jarang bergaul dengan tetanggganya dan juga tidak mengikuti karang taruna.
rumah sakit mau untuk minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan
pulang.
C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian penulis menegakkan data fokus yaitu data
jengkel jika mengingat istrinya yang selalu meminta uang padanya, klien sering
terdapat data pada klien mata melotot, klien tampak marah - marah, kontak mata
ada, klien tampak kooperatif, bicara keras. Berdasarkan data fokus diatas maka
sebagai berikut menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sebagai akibat,
perilaku kekerasan sebagai core problem, dari diagnosa tersebut dapat dijadikan
Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan
cerah dan tersenyum, mau berkenalan, ada kontak mata serta bersedia
percaya dengan memberi salam setiap interaksi, perkenalkan nama dan nama
nama kesukaan klien, tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali
berinteraksi, tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi, buat kontak
interaksi yang jelas, dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien.
penyebab perasaan jengkel / kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungan.
tanda saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata merah, tangan mengepal,
ekspresi wajah tegang, tanda emosional perasaan marah, jengkel, bicara kasar,
tanda sosial bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan. Intervensi
kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri (luka), orang lain (luka, tersinggung),
lingkungan (rusak). Intervensi yang akan dilakukan diskusikan dengan klien
akibat negatif cara yang dilakukan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
dilakukan diskusikan dengan klien apakah klien mau mempelajari cara baru
verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal dengan orang lain, sosial :
latihan asertif dengan orang lain, spiritual : sembahyang, zikir, meditasi, dan
orang lain tanpa menyakiti, spiritual : zikir / doa, meditasi, dan sebagainya sesuai
dengan agamanya. Intervensi yang akan dilakukan diskusikan cara yang mungkin
dipilih dan anjurkan klien untuk memilih cara yang mungkin untuk
rasa puas dalam merawat klien. Intervensi yang akan dilakukan diskusikan
keluarga untuk meragakan ulang, beri pujian pada keluarga, tanyakan perasaan
keluarga.
minum obat, kerugian tidak minum obat, nama obat, bemtuk obat dan warna
obat, dosis obat yang diberikan kepadanya, waktu pemakaian, cara pemakaian,
dan efek yang dirasakan. Intervensi yang akan dilakukan jelaskan manfaat
menggunakan obat dan kerugian jika tidak minum obat, jelaskan kepada klien
jenis obat, nama, warna dan bentuk obat, dosis yang tepat untuk klien, waktu
pemakaian, cara pemakaian, efek yang akan dirasakan, anjurkan klien minta dan
menggunakan obat tepat waktu, lapor ke perawat jika mengalami efek yang tidak
pada hari kamis, tanggal 25 April 2013, jam 11.00 WIB, dengan diagnosa
mengontrol cara fisik yang pertama yaitu tarik nafas dalam, menganjurkan klien
Respon klien yaitu klien mau membina hubungan saling percaya dengan
perawat, klien mengatakan mengatakan mudah marah dan masih merasa jengkel
jika mengingat istrinya yang selalu meminta uang padanya, klien masih merasa
memasukkan teknik nafas dalam ke dalam jadwal harian untuk dilatih setiap hari.
melakukan nafas dalam, mengajarkan cara fisik II: pukul bantal, klien dapat
mengungkapkan penyebab klien marah, klien mampu melakukan cara fisik I dan
Implementasi pada hari rabu tanggal 27 April 2013, jam 11.00 WIB,
dengan diagnosa perilaku kekerasan Strategi Pelaksanaan III (SP III) yaitu salam
fisik I : klien mampu melakukan nafas dalam, mengevaluasi cara fisik II : klien
mampu melakukan pukul bantal, melakukan cara fisik III : klien mampu
harian.
F. Evaluasi Keperawatan
mengatakan mudah marah dan masih merasa jengkel jika mengingat istrinya
yang selalu meminta uang padanya, klien sering marah-marah, klien mengatakan
senang setelah melakukan cara yang pertama yaitu tarik nafas dalam. Dari data
obyektif terdapat data pada klien mata melotot, klien tampak marah - marah,
kontak mata ada, klien tampak kooperatif, bicara keras. Analisa klien belum bisa
saat ini jengkel berkurang, klien mengatakan mau diajarkan cara mengontrol
perilaku kekerasan dengan tekhnik pukul bantal. Obyektif klien tampak tenang,
kooperatif, kontak mata ada, klien mengungkapkan penyebab dan akibat jika
klien marah pasien mampu mempraktekan cara fisik memukul bantal. Analisa
pukul bantal, klien mengatakan mau di ajarkan mengontrol marah dengan cara
verbal. Obyektif klien tampak tenang, kooperatif, kontak mata ada, klien mau
Analisa klien dapat mempraktekan mengontrol marah dengan cara verbal, klien
A. Pembahasan
Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep dasar dengan
sendiri secara fisik, emosional dan seksualitas (Nanda, 2005). Menurut Stuart dan
mengalami perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
1. Pengkajian
sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien. Pada pengkajian
klien masuk ke rumah sakit klien mengamuk pada istrinya karena selalu
meminta uang, sering marah tanpa sebab, merusak rumah, sulit tidur. Dari
jiwa sejak 2 tahun yang lalu sudah 2 kali di rawat di RSJD Surakarta karena
gangguan jiwa.
apabila dapat beradaptasi tapi masih ada gejala-gejala sisa yang berarti
anak pertama dari dua bersaudara klien tinggal bersama adik, dan kedua
orang tuanya.
Menurut Keliat (2009), kekambuhan kembali mantan penderita
sekitarnya karena merasa kesal pada istrinya yang selalu meminta uang.
Faktor presipitasi menurut Stuart dan Laria (2001), faktor pencetus dapat
pengkajian data maka teori dan kasus pada faktor presipitasi tersebut sesuai
dan ada kesamaan dengan kasus seperti ingin memukul istrinya di karena
koping dapat mengakibatkan pada resiko mencederai diri, orang lain dan
sebagai berikut klien apabila terjadi masalah dengan orang lain pasti
yang maladaptif klien beresiko untuk mencederai diri, orang lain dan
istrinya ketika minta uang sedangkan dia tidak punya uang. Penulis
data obyektif yaitu mata merah, wajah agak merah, gelisah dan jengkel, nada
suara tinggi dan keras. Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan
2. Diagnosa Keperawatan
adalah perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain
nada marah, tegang, membakar, kekerasan kepada orang lain berkata - kata
kasar sedangkan pada kasus klien data subyektif : klien mengatakan jengkel
pada istrinya karena meminta uang kepadanya, klien juga berbicara keras
kontak mata ada, klien tampak kooperatif, bicara kerasada yang sesuai dalam
hal ini ada beberapa data obyektif dan subyektif yang masuk faktor di dalam
diagnosa perilaku kekerasan sesuai teori sehingga hal tersebut menjadi dasar
koping stres tidak efektif sebagai penyebab alasan karena klien mengatakan
jika terjadi masalah dengan orang lain klien mudah sekali marah dan
barang, mengamuk, resiko mencederai diri dan orang lain sebagai akibat
alasan mengapa sebagai akibat karena selalu ingin memukul orang yang
membuat klien jengkel dengan alat apapun yang ada. Berdasarkan teori
dari tiga aspek yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan rencana tindakan
dan 9 tujuan khusus yang direncanakan namun hanya ada 7 TUK yang
kontrak waktu yang jelas, dari data diatas ada yang belum terencanakan
dari data tersebut ada hal yang terlewatkan oleh penulis yaitu belum
TUK 3 yaitu klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda kriteria hasil perilaku
perasaan jengkel, marah bicara kasar dan memberi reinformen positif. TUK
melakukan kekerasan.
klien mengungkapkan akibat negatif cara yang dilakukan pada diri sendiri,
baru untuk mengungkapkan marah yang sehat, , cara fisik : nafas dalam,
spiritual : zikir / doa, meditasi, dan sebagainya sesuai dengan agama yang
anya, diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien untuk
memperagakan cara yang dipilih. TUK 8 dan TUK 9 belum teratasi karena
keterbatasan waktu.
4. Implementasi Keperawatan
wawancara ada kontak mata dan mau menjawab semua pertanyaan yang
diberikan.
masalah Tn. J.
5. Evaluasi
pendekatan SOAP sebagai pola pikir menurut (Direja, 2011). Evaluasi pada
muncul atau muncul masalah baru atau data - data yang kontra indikasi
mengatakan mudah marah dan masih merasa jengkel jika mengingat istrinya
mengatakan senang setelah melakukan cara yang pertama yaitu tarik nafas
dalam. Dari data obyektif : terdapat data pada klien mata melotot, klien
tampak marah - marah, kontak mata ada, klien tampak kooperatif, bicara
perasaan saat ini jengkel berkurang, klien mengatakan mau diajarkan cara
mengontrol perilaku kekerasan dengan tekhnik pukul bantal. Obyektif : klien
penyebab dan akibat jika klien marah pasien mampu mempraktekan cara
dengan cara verbal. Obyektif : klien tampak tenang, kooperatif, kontak mata
ada, klien mau diajarkan teknik mengontrol marah dengan cara verbal
Secara obyektif : Klien tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan
pasien mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol marah dengan tarik
nafas dalam, pukul bantal, dengan cara verbal dan pasien tampak mau
mempraktekannya.
ruangan untuk memvalidasi cara fisik I - III yang diajarkan yaitu tarik nafas
pada Tn.J belum teratasi karena SP IV dan V belum telaksana dan rencana
minum obat).
B. Kesimpulan
mengatakan masuk RSJD yang dikareanakan istri yang selalu meminta uang
perilaku kekerasan dengan pohon masalah koping stres tidak efektif sebagai
3. Perencanaan yang dibuat terdiri dari tujuan umum klien dapat mengontrol
marah, perencanan tujuan khusus ada tiga, TUK 1 membina hubungan saling
C. SARAN
Penulis memberikan saran dari penulis dapat diterima sebagai bahan
hubungan saling percaya dengan klien. Penulis harus lebih teliti dalam
melakukan pengakajian.
salam terapeutik supaya lebih profesional dalam merawat pasien dan lebih
penyembuhan.
Direja. Ade Herman. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku :
Nuha Medika.Yogyakarta.
Fitria. Nita. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Penerbit : Salemba
Medika. Jakarta.
Nanda. 2005. Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi
4. EGC: Jakarta.
Stuard & Laria. (2001). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran:
EGC. Jakarta.