Anda di halaman 1dari 2

Kisah Abdullah bin Umar

Copyright@ By Al-Azhar Group 2004

Kisah Abdullah bin Umar adalah putra Khalifah Umar bin Khattab. Pada masa muda, Abdullah bin

Umar mendapat pendidikan dari lingkungannya, yang selalu mendapat pembinaan semangat

Islam. Dia dididik oleh ayahnya yang disiplin dan taat kepada agamanya.

Pada Perang Badar dan Uhud, Abdullah bin Umar tidak ikut perang. Pada Perang Khandak

(parit), Abdullah bin Umar ikut serta. Semenjak inilah Abdullah bin Umar ikut perang. Usia beliau

waktu itu baru lima belas tahun.

Abdullah bin Umar pada suatu malam yang sunyi telah bermimpi yang aneh. Dalam mimpinya itu,

dia duduk di masjid sedang mengerjakan salat. Kemudian melihat ada yang turun mendekati dia

untuk mengajak pergi ke suatu tempat yang indah pemandangannya.

Lalu, Abdullah bin Umar menceritakan tentang mimpinya itu kepada saudaranya, yaitu Hafsah,

istri Nabi. Sewaktu Nabi memdengarkannya, Nabi berkata, "Abdullah adalah seorang anak yang

cakap, sebaiknya engkau setiap malam lebih banyak berdoa dan berzikir."

Abdullah bin Umar dengan perasaan senang dan ikhlas melaksanakan nasihat Nabi, beribadah

sepanjang malam, istirahatnya berkurang.

Pada waktu salat ia menangis. Kadang-kadang air matanya keluar, dan mohon ampun kepada

Allah. Sehingga, Rasulullah saw. merasa belas kasihan kepadanya. Maka, beliau memberi

julukan kepadanya yaitu "Anak muda yang cakap".

Setelah Rasulullah saw. wafat, ia senantiasa ingat apa yang pernah ia alami selama bergaul

dengan Nabi. Apabila membaca Alquran, dia sampai menangis. Demikian rasa takwa dan

takutnya kepada Allah SWT.


Dengan keakraban Abdullah bin Umar dengan Nabi, menyebabkan dapat menghayati ajaran

yang terkandung di dalamnya.

Abdullah bin Umar pernah menjadi guru. Murid-muridnya datang dari berbagai tempat untuk

belajar dan mendapat bimbingannya.

Mencontoh sifat-sifat Nabi Muhammad saw. seperti cara memakai pakaian, makan, minum, dan

lain-lain. Dengan dasar inilah, ia dapat digolongkan seorang yang berjiwa besar. Dia disegani dan

dihormati.

Ketika wafatnya Utsman terjadi huru-hara. Para sahabat menginginkan Abdullah bin Umar

menduduki jabatan khalifah, namun Abdullah bin Umar tidak menerima jabatan yang

dianggapnya besar itu. Abdullah bin Umar ingin memperbanyak amal ibadah kepada Allah.

Muawiyah pernah berpesan kepada anaknya, Yazid, "Abdullah bin Umar memang terlalu sibuk

dengan amaliah dan ibadah kepada Allah SWT, sehingga dia tidak mau menerima tawaran

menjadi khalifah itu."

Mengerjakan salat malam tidak pernah lupa. Kain sajadah untuk sujud tetap terbentang dekat

tempat tidurnya. Sebelum tidur, beliau salat terlebih dulu. Sejenak tidur, bangun lagi untuk

mengambil air wudu. Kemudian salat beberapa rakaat. Hampir setiap malamnya tidak kurang

dari empat atau lima rakaat.

Abdullah bin Umar wafat pada tahun 72 Hijriah, tepat pada usia 84 tahun.

Anda mungkin juga menyukai