TUGAS KHUSUS
Setelah pengecoran kolom selesai, maka dilanjutkan dengan pekerjaan balok dan
pelat lantai. Prosesnya adalah :
Pekerjaan perancah
Pekerjaan pengukuran dan bekisting
Pekerjaan pembesian
Leveling pengecoran pelat lantai
Pekerjaan kontrol kualitas
Pekerjaan pengecoran
Pekerjaan curing
A. Pekerjaan Perancah
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau
perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya
perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau tabung logam,
meskipun juga dapat menggunakan bahan - bahan lain.
BAB IV | 81
B. Pekerjaan pengukuran dan bekisting
Pemasangan bekisting balok dan pelat lantai-3 didahului dengan
pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda
as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah.
Pengukuran yang didasarkan pada tanda as bangunan dari kolom ini
ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
C. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap,
besi tulangan yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi.
Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan
pembesian pelat lantai. Panjang penjangkaran dipasang 30x diameter
tulangan utama, juga menggunakan kait. Selain itu perlu dipasang korset
sejumlah 4 buah dalam tiap meter persegi untuk penulangan pelat lantai.
Pekerjaan ini adalah untuk mengantisipasi terjadinya penurunan posisi
tulanganatas.
BAB IV | 82
Gambar V.3 Pekerjaan penulangan & pemasangan korset
` Sumber : Data Pribadi
BAB IV | 83
2. Pada saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran,
readymix truck yang datang diambil sampelnya. Sampel diambil
menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.Pekerjaan
control kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan
pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan control
kualitas
F. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan readymix truck yang dibantu dengan
penggunaan concrete pump mengingat lokasi pengecoran yang relatif jauh
dari akses transportasi truck. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai tiga. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai concrete pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator
untuk meratakan campuran beton.
BAB IV | 84
G. Perhitungan dan Perencanaan Pelat Lantai
BAB IV | 85
Langkah- langkah perencanaan pelat lantai meliputi :
a. Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat lantai
b. Menentukan tebal pelat lantai.
c. Menghitung beban yang bekerja pada pelat lantai yang meliputi beban mati
dan hidup.
d. Menentukan nilai momen yang paling berpengaruh
e. Menghitung keamanan plat lantai dalam memikul beban.
Jenis beban yang bekerja pada lantai adalah beban mati dan hidup dengan
perhitungan sebagai berikut.
1. Beban Mati ( D )
Jenis beban yang bekerja pada pelat lantai 2-3 meliputi :
a. Beban plat lantai = 0,12 x 24 = 2,88 kN/m
b. Beban pasir setebal 1cm = 0,01 x 16 = 0,16 kN/m
c. Beban spesi setebal 3 cm = 0,03 x 22 = 0,66 kN/m
d. Beban keramik setebal 1cm = 0,01 x 22 = 0,22 kN/m
e. Beban plafon dan penggantung = 0,2 kN/m
f. Beban instalaso ME = 0,25 kN/m
Total beban mati pada plat lantai = 4,37 kN/m
Perencanaan penulangan pelat lantai dilakukan dengan mengambil lebar pelat lantai
(b) sebesar 1 satuan panjang ( b = 1 m / 1000 mm ). Cara perhitungan tulangan
pelat lantai adalah sebagai berikut.
BAB IV | 86
2. Menentukan tebal pelat lantai
Berdasarkan peraturan SNI 03-2847-2002 Pasal 15.3.6, rasio kekakuan
lentur balok terhadap pelat lantai ditentukan langkah sebagai berikut :
a. Sisi balok induk B2
h = 800, b = 500, L = 3000, dan tebal pelat lantai h = 120 mm
1
𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏 3000 𝑥 √30 𝑥 𝑥 500 𝑥 8003
12
𝛼𝐵2 = = 1 = 49,38
𝐸𝑐𝑝 𝐼𝑝 3000 𝑥 √30 𝑥 𝑥 3000 𝑥 1203
12
BAB IV | 87
4. Menentukan Nilai Momen
A. Momen beban Mati / Dead load
Mtx = 0.001 * 9,24 * 3² * 25 = 2,08 kNm
Mly = Mty = 0.001 * 9,24 * 3² * 25 = 2,08 kNm
√𝑓′𝑐 √30
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = = 0,0057
4 𝑥 𝑓𝑦 4 𝑥 240
BAB IV | 88
𝑓𝑦 240
𝑀= = = 9,412
0,85 𝑥 𝑓′𝑐 0,85 𝑥 30
Rasio penulangan
1 2(𝑚)(𝑅𝑛)
𝜌= [1 − √ ]
𝑚 𝑓𝑦
1 2(9,412)(0,443)
𝜌= [1 − √ ] = 0,0018
9,412 𝑓𝑦
1
𝑅𝑛𝑏 = 𝜌𝑏 𝑥 𝑓𝑦 (1 2 𝑥 𝜌𝑏 𝑥 𝑚)
1
= 0,065 x 240 (1 2 𝑥 0,065 𝑥 9,412)= 10,782
Kontrol kekuatan ;
𝜑 Mn > Mu
0,8 𝑥 12,28 > 3,20
9,82 > 3,20 – OK
BAB IV | 89
syarat jarak antar tulangan adalah :
Gambar detail penulangan pelat lantai ditunjukkan pada Gambar V.8 sebagai
berikut.
Ø10 - 140
Ø10 - 140
Ø10 - 250
Ø10 - 250
3000
Ø10 - 250 Ø10 - 250
Ø10 - 250
Ø10 - 140
Ø10 - 140
Ø10 - 250
3000
BAB IV | 90