Anda di halaman 1dari 18

Tujuh Aksi Memakmurkan Masjid

Sabtu, 20 April 2013 17:07Daerah

Bagikan

Cilegon, NU Online
Ketika kiamat terjadi, tiada payung selain perlindungan Allah. Salah seorang yang mendapat perlindungan itu
adalah orang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid. Ia selalu memikirkan dan bergerak untuk
memakmurkan masjid.
<>
Ketua Umum Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) KH Abdul Manan A.
Ghani, mengimbau kepada imam, khotib, dan DKM untuk memakmurkan masjid-masjid NU.

Ada tujuh aksi untuk memakmurkan masjid, “Itu sesuai dengan apa yang diinginkan orang yang berdoa setelah
shalat di masjid,” katanya pada Rapat Pimpina Daerah (Rapimda) di Pondok Pesantren Darul Ihsan
Pegantungan Jombang, Kota Cilegon, pada Sabtu, (20/4).

Menurut Kiai Abdul Manan, doa selepas shalat umumnya yaitu ingin salamatan fiddin. LTMNU harus
memperkuat akidah ahlu sunah, syariah, dan akhlak jamaah.
Wafiyatan fil jasad, menjadikan masjid sebagai pusat kesehatan. Masjid harus bersih dan sehat. Wjiyadatan fil-
ilmi, masjid sebagai pusat kegiatan keilmuan, misalnya dengan mendirikan TPA, pengajian akhlak, tafsir, atau
bidang-bidang lain sesuai dengan keinginan jamaah.

Wabarokatan fi rizky, masjid harus menjadi pemberdayaan umat, “Penguatannya melalui zakat, maka harus
diaktifkan LAZISNU untuk membangun kewirausahaan umatnya,” katanya.

Wataubatan qobla maut, menjadika masjid sebagai pusat dakwah. Warohmatan qoblal maut, masjid sebagai
kegiatan sosial, menolong orang sakit, atau terkena bencana.

Wa maghfirotan ba’dal maut, di masjid juga tempat untuk mendoakan orang, yaitu dengan tahlilan, istighasah,
Yasinan, ratiban, berzanjinan, atau laillatul ijtima’.

Senada dengan Kiai Manan, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi pada saat membuka Rapimda
mengatakan, untuk menyongsong seabad NU, harus bertolak dari masjid, “Dari rumahnya, kita makmurkan
masjidnya,” katanya.

Kemudian, sesuai dengan lambang NU yang bola dunia, kita harus memakmurkan bumi-Nya, yaitu bumi
Indonesia, “Dari masjid-Nya, kita makmurkan bumi-Nya.”

Penulis: Abdullah Alawi


Cilegon, NU Online
Ketika kiamat terjadi, tiada payung selain perlindungan Allah. Salah seorang yang mendapat perlindungan itu
adalah orang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid. Ia selalu memikirkan dan bergerak untuk
memakmurkan masjid.
<>
Ketua Umum Pengurus Pusat Lembaga Ta’mir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) KH Abdul Manan A.
Ghani, mengimbau kepada imam, khotib, dan DKM untuk memakmurkan masjid-masjid NU.

Ada tujuh aksi untuk memakmurkan masjid, “Itu sesuai dengan apa yang diinginkan orang yang berdoa setelah
shalat di masjid,” katanya pada Rapat Pimpina Daerah (Rapimda) di Pondok Pesantren Darul Ihsan
Pegantungan Jombang, Kota Cilegon, pada Sabtu, (20/4).

Menurut Kiai Abdul Manan, doa selepas shalat umumnya yaitu ingin salamatan fiddin. LTMNU harus
memperkuat akidah ahlu sunah, syariah, dan akhlak jamaah.

Wafiyatan fil jasad, menjadikan masjid sebagai pusat kesehatan. Masjid harus bersih dan sehat. Wjiyadatan fil-
ilmi, masjid sebagai pusat kegiatan keilmuan, misalnya dengan mendirikan TPA, pengajian akhlak, tafsir, atau
bidang-bidang lain sesuai dengan keinginan jamaah.
Wabarokatan fi rizky, masjid harus menjadi pemberdayaan umat, “Penguatannya melalui zakat, maka harus
diaktifkan LAZISNU untuk membangun kewirausahaan umatnya,” katanya.

Wataubatan qobla maut, menjadika masjid sebagai pusat dakwah. Warohmatan qoblal maut, masjid sebagai
kegiatan sosial, menolong orang sakit, atau terkena bencana.

Wa maghfirotan ba’dal maut, di masjid juga tempat untuk mendoakan orang, yaitu dengan tahlilan, istighasah,
Yasinan, ratiban, berzanjinan, atau laillatul ijtima’.

Senada dengan Kiai Manan, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi pada saat membuka Rapimda
mengatakan, untuk menyongsong seabad NU, harus bertolak dari masjid, “Dari rumahnya, kita makmurkan
masjidnya,” katanya.

Kemudian, sesuai dengan lambang NU yang bola dunia, kita harus memakmurkan bumi-Nya, yaitu bumi
Indonesia, “Dari masjid-Nya, kita makmurkan bumi-Nya.”

Penulis: Abdullah Alawi


Malang, NU Online
Masjid merupakan sebuah tempat strategis yang tak hanya berfungsi untuk menjalankan ibadah. Terdapat
peran-peran strategis yang berlangsung dalam sejarah peradaban Islam yang melibatkan masjid.
<>
Penting bagi warga NU untuk terus mengembangkan masjid sebagai sumber pengembangan Islam, berikut
alasan-alasannya.

Pertama, sebelum dibangun pesantren, pasti dibangun masjidnya dahulu dan setiap desa hampir bisa dipastikan
ada masjidnya, tetapi belum tentu ada pesantrennya.

Kedua, masjid letaknya teratur, tidak menumpuk di satu tempat sehingga sarana ibadah terdistribusi dengan
baik.

Ketiga, Masjid merupakan potret paling otentik kondisi, shoheh tentang kondisi, sikap dan kualias umatnya.

“Kalau masjidnya kotor tempat wudhunya, ya umatnya kurang lebih ya masih begitu. Kalau bersih, umatnya
lebih berbudaya.”

Demikian juga kalau masjidnya bagus, ekonomi umat pendukungnya juga bagus. Kalau masjidnya reot, juga
begitu.

Lalu kalau jamaahnya banyak, berarti semangat ibadah yang tinggal di kanan kirinya juga begitu. Kalau
masjidnya kosong, berarti semangat ibadah umatnya pun begitu.

“Kalau shofnya lurus, umatnya juga disiplin. Kalau jamaahnya sedikit, mencari-mencar, shofnya ngak lurus,
ya masih morat-marit.”

Kalau takmirnya suka mengundar khotib yang galak, berarti umatnya juga begitu. Khotibnya adem ayem,
kesadaran hidupnya juga begitu.

“Potret warga NU seperti apa, bisa di lihat di masjid-masjidnya,” tandasnya.Ia menegaskan, masjid harus
menjadi kaki NU ke depan. Pesantren sebagai sumber ilmu dan hikmahnya, masjid sebagai pusat pengamalan
dan pembinaannya.

Sementara itu, Ketua LTMNU KH Abdul Manan al Ghani menegaskan lembaga yang dipimpinnya ini
berusaha untuk menggerakkan struktur di lingkungan NU agar mampu memberdayakan masjid.

Ia merasa prihatin dengan sejumlah situasi seperti maraknya permintaan sumbangan pembangunan masjid di
jalan-jalan atau pengelola masjid yang kurang memiliki kreatifitas dalam mengembangkan masjidnya.

“Tidak usah menunggu program dari PBNU. Saya senang, jika masjid atau LTMNU di daerah mampu
membikin program sendiri.”

LTMNU memiliki sejumlah program usaha seperti Kelompok Usaha Jamaah Masjid, tower BTS berbasis
menara masjid atau sejumlah bisnis lain yang halal dan dapat menunjang kegiatan kemasjidan.

Penulis:: Mukafi Niam

Malang, NU Online
Masjid merupakan sebuah tempat strategis yang tak hanya berfungsi untuk menjalankan ibadah. Terdapat
peran-peran strategis yang berlangsung dalam sejarah peradaban Islam yang melibatkan masjid.
<>
Penting bagi warga NU untuk terus mengembangkan masjid sebagai sumber pengembangan Islam, berikut
alasan-alasannya.

Pertama, sebelum dibangun pesantren, pasti dibangun masjidnya dahulu dan setiap desa hampir bisa dipastikan
ada masjidnya, tetapi belum tentu ada pesantrennya.

Kedua, masjid letaknya teratur, tidak menumpuk di satu tempat sehingga sarana ibadah terdistribusi dengan
baik.

Ketiga, Masjid merupakan potret paling otentik kondisi, shoheh tentang kondisi, sikap dan kualias umatnya.

“Kalau masjidnya kotor tempat wudhunya, ya umatnya kurang lebih ya masih begitu. Kalau bersih, umatnya
lebih berbudaya.”

Demikian juga kalau masjidnya bagus, ekonomi umat pendukungnya juga bagus. Kalau masjidnya reot, juga
begitu.
Lalu kalau jamaahnya banyak, berarti semangat ibadah yang tinggal di kanan kirinya juga begitu. Kalau
masjidnya kosong, berarti semangat ibadah umatnya pun begitu.

“Kalau shofnya lurus, umatnya juga disiplin. Kalau jamaahnya sedikit, mencari-mencar, shofnya ngak lurus,
ya masih morat-marit.”

Kalau takmirnya suka mengundar khotib yang galak, berarti umatnya juga begitu. Khotibnya adem ayem,
kesadaran hidupnya juga begitu.

“Potret warga NU seperti apa, bisa di lihat di masjid-masjidnya,” tandasnya.Ia menegaskan, masjid harus
menjadi kaki NU ke depan. Pesantren sebagai sumber ilmu dan hikmahnya, masjid sebagai pusat pengamalan
dan pembinaannya.

Sementara itu, Ketua LTMNU KH Abdul Manan al Ghani menegaskan lembaga yang dipimpinnya ini
berusaha untuk menggerakkan struktur di lingkungan NU agar mampu memberdayakan masjid.

Ia merasa prihatin dengan sejumlah situasi seperti maraknya permintaan sumbangan pembangunan masjid di
jalan-jalan atau pengelola masjid yang kurang memiliki kreatifitas dalam mengembangkan masjidnya.

“Tidak usah menunggu program dari PBNU. Saya senang, jika masjid atau LTMNU di daerah mampu
membikin program sendiri.”

LTMNU memiliki sejumlah program usaha seperti Kelompok Usaha Jamaah Masjid, tower BTS berbasis
menara masjid atau sejumlah bisnis lain yang halal dan dapat menunjang kegiatan kemasjidan.

Penulis:: Mukafi Niam

ََ‫سىَأُولَئِكَََأ َ ْنََيَكُونُواَمِ نَََا ْل ُم ْهتَدِين‬


َ َ‫الََللاََفَع‬
َ ّ ِ‫شََإ‬ َ َ‫ََوأَقَا َمََالصّالة‬
َ َ‫ََوآت َىَالزّ كَاة‬
َ ‫ََولَ ْمََي َْخ‬ َ ‫ََوا ْلي َْو ِمََاآلخِ ِر‬
ِ ّ ِ‫َََللاََ َم ْنََآ َمنَََب‬
َ ‫اَلل‬ ِ ّ ‫اج َد‬
ِ ‫س‬َ ‫إِنّ َماَيَ ْع ُم ُرََ َم‬
Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk. [At-Taubah 9 : 18]

Masjid merupakan salah satu sarana yang penting untuk pembinaan umat Islam yang sekaligus juga
untuk mengagungkan nama Allah SWT.

Ketika kiamat terjadi, tiada payung selain perlindungan Allah. Salah seorang yang mendapat
perlindungan itu adalah orang yang hatinya selalu terpaut kepada masjid. Ia selalu memikirkan dan
bergerak untuk memakmurkan masjid.

Masalah pembangunan masjid telah mendapat perhatian yang sangat besar oleh Rasulullah
SAW sendiri, sehingga saat beliau singgah di kota Quba sewaktu dalam perjalanan hijrah dari kota
Mekah ke Madinah, dengan dibantu oleh sahabat-sahabatnya, beliau mendirikan sebuah masjid yang
dinamai Masjid Quba.

Juga ketika Rasulullah SAWsampai di kota Madinah, beliau mendirikan Masjid Nabawi. Sebagai orang
islam, seharusnya kita memiliki perhatian dan cinta yang besar kepada masjid sebagaimana dicontohkan
oleh Rasulullah SAW diatas.
Kecintaan yang besar kepada masjid ini akan membuat kita memiliki rasa tanggung jawab yang besar
terhadap usaha untuk memakmurkan masjid. Rasa cinta kepada masjid ini bisa kita wujutkan
sebagaimana kalau kita cinta kepada kekasih ataupun sesuatu (rumah sendiri misalnya).

Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar menekankan bahwa masjid tidak sekedar tempat untuk
melaksanakan shalat saja, lebih dari itu masjid juga mestinya digunakan sebagai pusat pergerakan
dakwah Islam.

“Kejayaan Islam itu dimulai dari masjid!” tegas Kiai Miftah

Ia mengungkapkan, sejarah mencatat bagaimana perang Khandaq terjadi, dimana Rasulullah merawat
para sahabat yang terluka di dalam masjid.

“Sayangnya sekarang tidak sedikit masjid yang pada dikunci, jangankan untuk dijadikan sebagai pusat
pergerakan, untuk shalat atau i’tikaf saja orang akan kesulitan melaksanakannya di masjid itu,”
tandasnya.

Kiai Miftah mendorong kepada peserta kegiatan agar bergerak dan menggerakan masjid sebagai markas
atau pusat kegiatan untuk melayani umat di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi dan
sebagainya.

“Bergerak itu melahirkan barokah apalagi menggerakan, karena di dalam masjid ada shalat, shalat
melahirkan jujur, amanah dan disiplin karena memanfaatkan waktu dengan baik,” ungkapnya.

Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F. Mas’udi menambahkan, untuk menyongsong seabad NU, harus
bertolak dari masjid, “Dari rumahnya, kita makmurkan masjidnya,” Kemudian, sesuai dengan lambang NU
yang bola dunia, kita harus memakmurkan bumi-Nya, yaitu bumi Indonesia, “Dari masjid-Nya, kita
makmurkan bumi-Nya.”

Ketua Majelis Dzikir dan Shalawat Rijalul ANSOR Jatim, Gus Wahab Yahya juga mendorong kader-
kadernya untuk memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat.

REMAJA (REmaja MAsjid aswaJA) merupakan kader GP Ansor berbasis Masjid dan Musholla, ini
sebagai wujud nyata Pemuda Ansor dalam gerakan imaratul masajid” tegas Gus Wahab.

Bantul, NU Online
Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan Masjid adalah orang-orang yang beriman kepada Allah SWT
dan hari akhir. Orang yang memakmurkan masjid akan diberikan Allah kemakmuran di muka bumi ini.<>

Demikian disampaikan oleh Drs. H. Yasmuri, M.Pd.I, Ketua Tanfidiyah PCNU Bantul, Yogyalarta, dalam
acara diskusi tentang “Penguatan peran komunitas masjid dalam pembangunan masyarakat” di Masjid Al-
Aman, Dlingo, Imogiri, Bantul (19/4).

Dalam acara tersebut, ia juga menyampaikan tiga cara memakmurkan masjid. “Tentu sebagai umat Islam, kita
sendiri memiliki kewajiban untuk ikut dalam memakmurkan masjid. Menurut saya, ada tiga cara
memakmurkan masjid.”

“Pertama, memakmurkan masjid secara khusus, misalnya jamaah shalat lima waktu secara terus menerus di
masjid. Kedua, memakmurkan masjid secara syiar. Masjid Nahdiyin harusnya membentuk mujahadahan
giliran yang diikuti masyarakat. Itu merupakan salah satu bentuk syiar. Ketiga, tidak kalah pentingnya adalah
memperhatikan dari sisi kebersihan masjid, baik di dalam dan lingkungan masjid,” ungkap Yasmuri panjang
lebar.

Acara yang diikuti oleh para takmir masjid se-desa dlingo, imogiri, bantul tersebut, difasilitasi oleh P3M
Kabupaten Bantul. Para peserta yang rata-rata berusia di atas paruh baya, mengikuti acara tersebut dengan
antusias. Tak jarang gelak tawa menghiasi wajah mereka saat pemateri melontarkan guyonan-guyonan
kecilnya.

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah saw bersabda, ''Apabila kamu melihat seseorang biasa pergi ke
masjid maka saksikanlah ia benar-benar beriman.'' (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah,
Ibnu Hiban, dan Tirmidzi).

Sabda Nabi di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa pergi ke masjid merupakan bukti
keimanan seseorang. Belum disebut benar-benar beriman jika seseorang tidak pernah atau jarang
pergi ke masjid untuk melaksanakan ibadah. Dalam Alquran dikatakan karakter orang yang
beriman kepada Allah dan hari kiamat adalah orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah.
Di samping orang yang mendirikan shalat, juga membayar zakat dan tidak merasa takut selain
kepada Allah (At Taubah: 18).

Yang dimaksud dengan memakmurkan masjid tidak sekadar menyukseskan pendirian dan
perbaikan masjid tetapi yang lebih esensi adalah mengunjungi masjid dam memakainya dengan
melakukan berbagai kegiatan ibadah. Dalam syariat Islam seorang Muslim sangat dianjurkan
untuk shalat berjamaah di masjid lima kali sehari, bahkan pahala shalat berjamaah di masjid
memiliki kelebihan sampai dua puluh tujuh derajat dibandingkan shalat sendirian. Karena itu,
sangat wajar jika rutinitas mengunjungi masjid merupakan indikasi tingginya keimanan
seseorang.

Ketika Rasulullah saw melakukan perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah, beliau bersama Abu
Bakar As-Shidiq singgah di suatu tempat bernama Kuba. Persinggahan beliau ternyata tidak
hanya melepaskan lelah tetapi beliau menyempatkan diri membangun sebuah masjid yang
dikenal dengan Masjid Kuba. Lalu setibanya Nabi dan para sahabatnya di Madinah, salah satu
program kegiatan penting yang beliau laksanakan adalah membangun sebuah masjid, yang
sekarang dikenal dengan Masjid Nabawi.
‫‪Dari riwayat di atas kita dapat menarik pelajaran betapa pentingnya keberadaan suatu masjid di‬‬
‫‪tengah-tengah masyarakat Islam.‬‬

‫‪Dr Muhammad Sa'id Romadhani Al Buthy menyatakan, ''Tidak heran jika masjid merupakan‬‬
‫‪asas utama dan terpenting bagi pembentukan masyarakat Islam, karena masyarakat Muslim tidak‬‬
‫‪akan terbentuk secara kukuh dan rapi kecuali dengan komitmen terhadap Islam, hal ini tidak‬‬
‫''‪akan bisa ditumbuhkan kecuali dengan cara memakmurkan masjid.‬‬

‫‪Sumber : Thabi'in‬‬

‫*‪MEMAKMURKAN MASJID: SEBUAH KENISCAYAAN‬‬


‫)‪( Ahmad Syafiul Anam,Lc‬‬
‫شريعة ونشرا للمصالح‬ ‫الحمد هلل أمر المسلمين بعمارة المساجد ‪ ،‬لتكون منارا لل ّ‬
‫سالم على‬ ‫ومنطلقا للفوائد‪ ،‬فتذ ّكر فيها من تذ ّكر ويأباها ك ّل جبّار عنيد وال ّ‬
‫صالة وال ّ‬
‫خير المرسلين‪ ،‬الّذي جاء بالهدى المبين والحبل المتين وعلى آله وأصحابه‬
‫الطاهرين‪ .‬اللهم ص ّل على مح ّمد وعلى آل مح ّمد كما صلّيت على‬ ‫الطيّبين ّ‬ ‫المجاهدين ّ‬
‫ابراهيم وبارك على مح ّمد وعلى آل مح ّمد كما باركت على ابراهيم في العالمين إنّك‬
‫حميد مجيد‬
‫تموتن إالّ وأنتم مسلمون (‬
‫ّ‬ ‫قال هللا تعالى ‪ :‬يآ أيّها الّذين آمنوا اتّقوا هللا ّ‬
‫حق تقاته وال‬
‫آل عمران ‪)102‬‬
‫وقال تعالى أيضا ‪ :‬يآ أيّها النّاس اتّقوا ربّكم الّذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها‬
‫وبث منهما رجاال كثيرا ونساء واتّقوا هللا الّذين تساءلون به واألرحام ّ‬
‫إن هللا‬ ‫ّ‬ ‫زوجها‬
‫كان عليكم رقيبا ( النّساء ‪) 1 :‬‬
‫وقال تعالى أيضا ‪ :‬يآ أيّها الّذين آمنوا اتّقوا هللا وقولوا قوال سديدا يصلح لكم أعمالكم‬
‫ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع هللا ورسوله فقد فاز فوزا عظيما ( األحزاب ‪)70-71 :‬‬
‫وقال صلّى هللا عليه وسلّم‪ :‬تركت فيكم أمرين لن تضلوا ما تمسكتم بهما كتاب هللا‬
‫وسنة نبيه ( رواه مالك ابن أنس ) أ ّما بعد ‪:‬‬
Sidang shalat Jum’at rahimakumullah
Dalam kesempatan khotbah jum’at ini saya sebagai khatib berwasiat kepada
diri saya pribadi dan kepada seluruh jamaah shalat Jum’at, marilah kita tingkatkan
ketakwaan kita kepada Allah SWT. karena takwa pulalah sebagai sebaik-baik
bekal yang kita miliki :

)197 : ‫الت َّ ْق َوى ( البقرة‬ َّ ‫َوت َزَ َّودُوا فَإ ِ َّن َخي َْر‬
‫الزا ِد‬
Dengan ketakwaan pula, Allah SWT akan membukakan pintu-pintu kemudahan
dan rezeki yang lapang kepada kita
ّ ( ‫ِب‬
)2-3 : ‫الطالق‬ ُ ‫َّللاَ َي ْج َع ْل لَهُ َم ْخ َر ًجا َو َي ْر ُز ْقهُ ِم ْن َحي‬
ُ ‫ْث َال َي ْحتَس‬ َّ ‫ق‬ ِ َّ ‫َو َم ْن َيت‬
Dengan ketakwaan pula, Allah memberikan garansi kebahagiaan kepada kita :

ِ ‫َّللاَ يَا أُو ِلي ْاأل َ ْلبَا‬


)100 : ‫ب لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحونَ ( المائدة‬ َّ ‫فَاتَّقُوا‬
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, seorang
mujahid sejati yang namanya senantiasa akan diingat dalam setiap sanubari
muslim taat dan suci.
Sidang shalat Jum’at rahimakumullah
Ketika Rasulullah SAW pertama kali datang ke Madinah dalam rangka
melaksanakan perintah hijrah suci, ada tiga hal yang Rasulullah lakukan dalam
memulai dakwahnya: Pertama: Mempersatukan beberapa komponen masyarakat
Madinah saat itu , Kedua : Mempersaudarakan diantara para sahabat muhajirin
dan Anshor, Ketiga : Mendirikan masjid sebagai pusat dakwah dan pembibitan
kader-kader Muslim yang siap menghadapi tantangan di masa depan. Dan hal
terakhir inilah yang akan coba kita kaji dalam kesempatan khotbah Jum’at
ini dengan sebuah tema tentang “ MEMAKMURKAN MASJID: SEBUAH
KENISCAYAAN “.
Sidang shalat Jum’at rahimakumullah
Ketakwaan seorang muslim diukur bagaimana kedekatan dan ketekunan
ibadahnya kepada Allah SWT. Oleh karena itu, masjid dalam Islam memiliki
kedudukan yang tidak kalah penting dalam perannya yang vital dalam mendidik
dan membentuk karakter muslim. Pada zaman Rasulullah SAW, mesjid menjadi
sentra kegiatan-kegiatan keislaman, saat itu masjid merupakan tempat strategis
umat. Rasulullah menjadikan masjid sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah
SWT baik ibadah-ibadah yang wajib maupun yang sunnah, masjid juga digunakan
untuk kegiatan Rasulullah mengajar ilmu agama kepada sahabatnya dan lain
sebagainya. Masjid menjadi tempat yang paling dirindukan umat untuk datang
kesana.
Mengapa kita harus memakmurkan masjid ? Kita pasti sedih saat
ini kadang melihat begitu banyak masjid berdiri dan ternyata tidak
memberikan pengaruh dan warna kepada kehidupan masyarakat. Idealnya sebuah
masjid harus bisa menjadi teladan dalam kebaikan bagi masyarakat dan menjadi
pioner dalam perubahan menuju yang lebih baik.
Paling tidak ada 7 alasan mengapa kita harus memakmurkan masjid :
Pertama : Masjid merupakan tempat yang didirikan atas dasar ketakwaan. Masjid
membawa spirit ketakwaan dan mendorong seseorang untuk senantiasa
beristiqamah dalam melakukan amal shaleh.
‫وم فِي ِه فِي ِه ِر َجا ٌل يُ ِحبُّونَ أ َ ْن‬
َ ُ‫س َعلَى الت َّ ْق َوى ِم ْن أ َ َّو ِل يَ ْو ٍم أ َ َح ُّق أ َ ْن تَق‬ ّ ِ ُ ‫لَ َم ْس ِجدٌ أ‬
َ ‫س‬
) 108 : ‫ط َّه ُروا ( المائدة‬ َ َ ‫َيت‬
Artinya : . Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba),
sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid
itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri ( QS Al Maidah :108 )

Kedua : Merupakan ciri karakter seorang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir.

َ ‫الز َكاة َ َولَ ْم يَ ْخ‬


‫ش‬ َّ ‫ص َالة َ َوآتَى‬ َ َ‫اَّللِ َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر َوأَق‬
َّ ‫ام ال‬ َّ ‫َّللاِ َم ْن آ َمنَ ِب‬
َّ َ‫اجد‬
ِ ‫س‬َ ‫ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم‬
) 18: ‫سى أُولَئِ َك أ َ ْن يَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَدِينَ ( التّوبة‬ َّ ‫ِإ َّال‬
َ َ‫َّللاَ فَع‬
Artinya : Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk ( QS At Taubah : 18 ).
Dengan ikut memakmurkan masjid maka kita telah melatih diri kita untuk
menjadi seorang mukmin sejati yang shalih secara pribadi maupun sosial. Dalam
ayat tersebut Allah menyandingkan pelaksanaan shalat dengan zakat, ini
menunjukkan bahwa aspek ibadah vertikal tidak kalah nilainya dengan ibadah
horisontal.
Sidang shalat Jum’at rahimakumullah
Ketiga ; Agar kelak pada hari kiamat kita mendapatkan naungan langsung dari
Allah SWT.
َ‫َّللاُ فِى ِظ ِلّ ِه يَ ْو َم ال‬
َّ ‫س ْبعَةٌ يُ ِظلُّ ُه ُم‬
َ « ‫ قَا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ ّ ِ ِ‫َع ْن أَبِى ُه َري َْرة َ َع ِن النَّب‬
‫َّللاِ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعلَّ ٌق فِى‬
َّ ِ‫اإل َما ُم ْال َعا ِد ُل َوشَابٌّ نَشَأ َ ِب ِعبَادَة‬ ِ ُ‫ِظ َّل ِإالَّ ِظلُّه‬
ُ‫اجت َ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَ ْي ِه َو َر ُج ٌل دَ َعتْهُ ْام َرأَة ٌ ذَات‬ َّ ‫اج ِد َو َر ُجالَ ِن ت َ َحابَّا فِى‬
ْ ِ‫َّللا‬ ِ ‫س‬ َ ‫ْال َم‬
ُ‫صدَقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَا َحتَّى الَ ت َ ْعلَ َم َي ِمينُه‬ َ ‫صدَّقَ ِب‬ َ َ ‫ َو َر ُج ٌل ت‬.َ‫َّللا‬ ُ ‫ب َو َج َما ٍل فَقَا َل ِإ ِنّى أَخ‬
َّ ‫َاف‬ ٍ ‫ص‬ ِ ‫َم ْن‬
) ‫ت َع ْينَاهُ » (رواه مسلم‬ ْ ‫ض‬ َّ ‫َما ت ُ ْن ِف ُق ِش َمالُهُ َو َر ُج ٌل ذَ َك َر‬
َ ‫َّللاَ خَا ِليًا فَفَا‬

Artinya: Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi Bersabda : Ada 7 golongan yang
akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada lagi kecuali naungan-
Nya:…….. ( Diantara orang yang akan mendapatkan naungan adalah : Seorang
laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid )…………… ( HR Muslim )
Dalam hadits tersebut sangat jelas sekali, bahwasanya orang yang hatinya
terpaut dengan masjid akan mendapatkan naungan kelak, ketertautan hati dengan
masjid akan menjadikan seseorang senantiasa berusaha memakmurkan masjid.

Keempat : Masjid merupakan tempat untuk mengagungkan dan memurnikan


tauhid kepada Allah SWT. Masjid adalah tempat yang sakral tidaklah boleh
menggunakan masjid untuk kegiatan yang melanggar syariat dan
menodai kesucian tauhid.

ّ
) 18 : ‫الجن‬ ( ‫َّللاِ أ َ َحدًا‬ ُ ‫اجدَ ِ ََّّللِ فَ َال ت َ ْد‬
َّ ‫عوا َم َع‬ ِ ‫س‬َ ‫َوأ َ َّن ْال َم‬
Artinya: Dan Sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka
janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah)
Allah. ( QS Al Jinn : 18 )
Kelima : Masjid menjadi pusat dakwah dan pengembangan peradaban umat.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh dalam ini dengan dijadikannya masjid
pada saat itu untuk mendidik para sahabat dengan tarbiyyah Islamiyyah yang
meliputi Tarbiyyah ruhiyyah, tarbiyyah jasadiyyah dan juga tarbiyyah aqliyyah.
Tidaklah mengherankan dengan didikan yang penuh teladan ini maka lahirlah
generasi-generasi unggul pasca wafatnya Rasulullah SAW. Beliau memuji generasi
awal sahabat dalam haditsnya :
) ‫اس قَ ْرنِي ث ُ َّم الَّذِينَ يَلُونَ ُه ْم ث ُ َّم الَّ ِذينَ يَلُونَ ُه ْم (متّفق عليه‬
ِ َّ‫َخي ُْر الن‬
Artinya : Sebaik-baik generasi adalah generasi , kemudian masa setelah mereka,
kemudian masa setelah mereka ( HR Bukhori & Muslim )
Marilah kita semua, meskipun kita hidup hampir 15 abad setelah Rasulullah
tidak mengurangi semangat kita untuk meninggikan agama Islam yang hanif ini
dengan senanatiasa menjadikan masjid ini sebagai tempat menempa karakter dan
kepribadian kita.
Sidang shalat Jum’at rahimakumullah
Diantara hal yang membedakan antara seorang muslim dan seorang yang
munafik adalah bagaimana sikap mereka terhadap keagungan masjid dan
keikhlasan beribadah kepada Allah SAW. Seorang mukmin akan senantiasa
merindukan saat-saat kedatangannya ke masjid sedangkan orang munafik pasti
akan merasa malas-malasan dan berat untuk datang masjid.
Hal lain yang membedakan lagi adalah seorang mukmin selalu akan
menjadikan masjid sebagai tempat suci, maka tidak mungkin ia akan
mengotorinya dengan kemaksiyatan. Hal ini berbeda dengan seorang munafik
yang pasti selalu menjadikan masjid sebagai ejekan dan gurauan. Ketika mereka
bertemu orang beriman mereka pura-pura baik dan seakan orang pertama yang
mencintai dan membela Islam, tapi ketika mereka berpisah dengan orang beriman
maka mereka selalu mendeskriditkan Islam, menghina orang-orang Islam,
memfitnah dan lain sebagainya. Semoga kita diselamatkan Allah SWT dari
penyakit nifaq ini.

Sidang shalat Jum’at rahimakumullah


Marilah kita bersama-sama dengan ikhlas dan tulus untuk bersama-sama
menghidupkan masjid ini sebaik-baiknya dalam rangka untuk meninggikan
kalimat Allah. Sehingga ALLAHU GHAYATUNA : Allah Tujuan kita,
RASULUNA QUDWATUNA : Rasul Teladan Kita , WAL QUR’ANU
DUSTURUNA : Al Qur’an Pedoman Kita, WAL JIHADU SABILU AMANINA
:Jihad Sebagai Cita-Cita Mulia kita akan terwujud di masjid-masjid kita. Ketika
kaum muslimin seluruh dunia ini beristiqamah untuk memakmurkan masjid maka
musuh jenis apa saja dapat kita hadapi baik itu : GERAKAN ZIONISME,
KRISTENISASI, IMPREALISME , maupun ORIENTALISME.
Seorang Yahudi suatu ketika ditanya : “ Kapan kami dapat mengalahkan
engkau wahai yahudi? “, maka sang Yahudi menjawab dengan lugunya : “
Apabila jumlah umat kalian yang melaksanakan shalat Subuh sama
dengan jumlah mereka yang melakukan shalat Jum’at”. Dari ucapan sang Yahudi
ini jelas bagaimana begitu pentingnya masjid sebagai benteng umat dalam
menghadapai musuh-musih mereka.
Seorang missionaris yang sangat masyhur: Samuel Zwemmer pernah
menyerukan kepada umat kristiani kurang lebihnya : “ Misi kita bukan hanya
menjadikan semua muslim masuk ke dalam agama kita, karena hal initidaklah
mungkin. Yang terpenting lagi adalah bagaimana kita menjadikan mereka jauh dari
agama mereka “. Dari ucapan tersebut sangat jelas bahwa umat Islam saat ini
menghadapi godaan-godaan yang akan menjauhkan mereka dari masjid. Ketika
kita lalai mengurus masjid kita maka musuh-musuh Islam akan mentertawakan
dan mengejek kita. Semoga Allah menjadikan kita semua umat yang senantiasa
mencintai masjid dan menjadikannya sebagai tempat untuk memurnikan tauhid
kepada Allah.

Sesungguhnya akhir-akhir ini, terdapat fenomena menarik di negeri kita yang tercinta, yaitu
fenomena gerakan shalat shubuh berjamaah yang dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia yang
diiringi dengan acara tabligh akbar.

Tentunya kita berharap, bahwa fenomena ini tidak hanya berhenti pada shalat subuh saja, namun
akan sangat menggembirakan jika fenomena memakmurkan masjid ini nampak terlihat di seluruh
waktu shalat.

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Sebagai andil dan kepedulian kami terhadap geliat keislaman di bumi pertiwi, maka khutbah kali ini
akan membahas tentang keutamaan memakmurkan rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di antara kemuliaan masjid, Allah menamakannya dengan “Baitullah”, yang maknanya adalah rumah
Allah, dan bentuk penyandaran rumah kepada Allah adalah bentuk “tasyriif” atau pemuliaan, Allah
berfirman:

‫س ِبّ ُح لَهُ فِي َها ِب ْالغُد ّ ُِو‬


َ ُ‫َّللاُ أ َ ْن ت ُ ْرفَ َع َويُ ْذ َك َر فِي َها ا ْس ُمهُ ي‬
َّ َ‫ت أَذِن‬
ٍ ‫فِي بُيُو‬
َ ‫َو ْاْل‬
‫صا ِل‬
Artinya: “Di rumah-rumah (masjid) yang Allah izinkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya
nama-Nya, dan (dianjurkan) di dalamnya (masjid) untuk bertasbih kepada-Nya setiap pagi dan
petang.” (QS. An-Nur : 36).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ayat di atas dapat menjadi motivator bagi kaum muslimin untuk memakmurkan dan mendatangi
masjid dalam rangka untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan di antara ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di masjid adalah shalat secara
berjamaah di masjid, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

ِ ‫صلَ َوا‬
‫ت‬ َّ ‫ظ َعلَى َه ُؤ َال ِء ال‬ ْ ِ‫ فَ ْليُ َحاف‬،‫َّللاَ َغدًا ُم ْس ِل ًما‬
َّ ‫س َّرهُ أ َ ْن يَ ْلقَى‬
َ ‫َم ْن‬
‫ْث يُنَادَى بِ ِه َّن‬ ُ ‫ْالخ َْم ِس َحي‬
Artinya: “Barang siapa yang ingin bergembira untuk berjumpa dengan Allah dalam keadaan muslim
pada hari kiamat kelak, maka hendaknya ia melaksanakan shalat lima waktu di tempat azan
dikumandangkan (masjid).” (HR Ibnu Majah, No: 777, dan dishahihkan oleh syaikh Albani).

Shalat berjamaah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, bahkan Allah tetap
memerintahkan shalat berjamaah kendati dalam keadaan perang, sebagaimana yang tertuang dalam
firman Allah :

‫طائِفَةٌ ِم ْن ُه ْم َمعَ َك َو ْليَأ ْ ُخذُوا‬


َ ‫ص َالة َ فَ ْلتَقُ ْم‬ َ ‫ت فِي ِه ْم فَأَقَ ْم‬
َّ ‫ت لَ ُه ُم ال‬ َ ‫َو ِإذَا ُك ْن‬
‫أ َ ْس ِل َحت َ ُه ْم‬
Artinya: “Dan jika engkau [wahai Nabi] bersama mereka [dalam perang], dan engkau hendak shalat
bersama mereka, maka hendaklah salah satu kelompok di antara mereka shalat bersamamu dan
hendaklah membawa senjata mereka.” [QS. An-Nisa’: 102].

Ayat di atas merupakan dalil bagi disyariatkannya shalat khouf, yaitu shalat berjamaah ketika
keadaan tidak aman dan genting, seperti terjadi perang dll. Jika dalam keadaan berperang dan genting
kaum muslimin dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat secara berjamaah, maka dalam keadaan
aman dan stabil, tentu lebih dianjurkan lagi, olehnya sebagian ulama berpendapat bahwa shalat
berjamaah hukumnya wajib.

Hal ini dikuatkan juga dengan terbitnya ancaman dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sebagaimana tertuang dalam sabdanya:
‫ص َال ِة‬ َّ ‫ب ث ُ َّم آ ُم َر ِبال‬ َ ‫ب فَيُ ْح‬
َ ‫ط‬ ٍ ‫ط‬ َ ‫َوالَّذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه لَقَ ْد َه َم ْمتُ أ َ ْن آ ُم َر ِب َح‬
‫ف ِإلَى ِر َجا ٍل فَأ ُ َح ِ ّرقَ َعلَ ْي ِه ْم‬ َ ‫اس ث ُ َّم أُخَا ِل‬ َ َّ‫فَيُ َؤذَّنَ لَ َها ث ُ َّم آ ُم َر َر ُج ًال فَيَ ُؤ َّم الن‬
‫بُيُوت َ ُه ْم‬
Artinya: “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku telah bertekad menyuruh orang untuk
mengumpulkan kayu bakar lalu dibakar, kemudian aku memerintahkan untuk shalat dengan
mengumandangkan azan untuknya, kemudian aku menyuruh seseorang untuk menjadi imam,
kemudian aku berkeliling untuk memeriksa laki-laki (yang tidak ikut shalat berjamaah), lalu aku
bakar rumah mereka.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah ibadah yang sangat agung di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala, buktinya adalah banyaknya keutamaan dan pahala yang disiapkan bagi orang yang
memakmurkan rumah Allah dengan melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya, di antaranya
adalah:

Pertama: Memakmurkan masjid merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman seorang hamba,
Allah berfirman:

‫ص َالة َ َوآتَى‬
َّ ‫ام ال‬ َ َ‫اَّلل َو ْاليَ ْو ِم ْاْل ِخ ِر َوأَق‬
ِ َّ ‫َّللا َم ْن آ َمنَ ِب‬
ِ َّ َ‫اجد‬ِ ‫س‬َ ‫ِإنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم‬
َ‫سى أُولَئِ َك أ َ ْن يَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَدِين‬ َّ ‫ش ِإ َّال‬
َ َ‫َّللاَ فَع‬ َ ‫الز َكاة َ َولَ ْم يَ ْخ‬
َّ
Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari akhir dan mendirikan shalat, menunaikan zakat serta tidak takut
kecuali kepada Allah, maka semoga mereka termasuk orang-orang yang diberi hidayah.” [QS. At-
Taubah: 18].

Ya, memakmurkan masjid dengan rutin melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya adalah amalan
yang berat, namun yang menentukan mudahnya kita dalam melaksanakan ibadah ini bukan karena
faktor tegapnya badan dan kuatnya otot, namun faktor yang terbesar adalah kualitas iman yang
menyala di dalam dada, olehnya banyak kita dapati seorang yang tegap badannya, sehat wal afiyat,
dan usianya masih muda, namun dia tidak mampu melangkahkan kakinya ke masjid walau
selangkah, padahal dia seorang muslim, namun sebaliknya, betapa banyak kita dapati orang tua yang
ringkih, berjalan dengan menyeret kakinya, dan diiringi dengan batuk yang khas, namun ia sangat
rajin mengunjungi dan memakmurkan rumah Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫ان‬ ِ ِ‫الر ُج َل يَ ْعتَادُ ْال َم ْس ِجدَ فَا ْش َهدُوا لَهُ ب‬


ِ ‫اإلي َم‬ َّ ‫ِإذَا َرأ َ ْيت ُ ُم‬
Artinya: “Jika kalian melihat seseorang rutin ke masjid (di antaranya melaksanakan shalat
berjamaah), maka saksikanlah bahwa dia adalah orang yang beriman.” [HR. Tirmidzi, dan
dilemahkan oleh Syaikh Albani, namun maknanya benar, sesuai dengan ayat di atas].

Kedua: Allah akan melipatgandakan pahalanya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

َ ‫صالَ ِة ْالفَ ِذّ ِب‬


ً‫س ْب ٍع َو ِع ْش ِرينَ دَ َر َجة‬ َ ‫صالَة ُ ْال َج َما َع ِة أ َ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ
Artinya: “Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendiri sebanyak dua puluh tujuh derajat.” [HR.
Bukhari dan Muslim].

Tentunya ini merupakan hal yang luar biasa, amalannya sama, jumlah rakaatnya juga sama, yang
berbeda hanya langkah kaki untuk menuju ke masjid dengan jarak yang relatif dekat, namun
perbedaan yang mencolok adalah pada perbedaan pahala yang signifikan, yaitu 27 derajat.

Ketiga: Shalat berjamaah menghapus dosa-dosa kecil dan mengangkat derajat di sisi Allah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ َويَ ْم ُحو ِب ِه ْال َخ‬،ِ‫أَالَ أَدُلُّ ُك ْم َعلَى َما يَ ْرفَ ُع هللاُ ِب ِه الد ََّر َجات‬
ُ ‫طايَا؟ َكثْ َرة‬
‫وء‬
ِ ‫ض‬ ُ ‫غ ْال ُو‬ُ ‫ َو ِإ ْسبَا‬،‫صالَ ِة‬
َّ ‫صالَ ِة بَ ْعدَ ال‬َّ ‫ار ال‬ َ ‫ َوا ْن ِت‬،ِ‫اجد‬
ُ ‫ظ‬ ِ ‫س‬َ ‫طى ِإلَى ْال َم‬ َ ‫ْال ُخ‬
ِ ‫َعلَى ْال َم َك‬
‫ار ِه‬
Artinya: “Maukah kalian aku tunjukkan pada amalan yang dengannya Allah mengangkat derajat dan
menghapuskan dosa-dosa? Banyak melangkahkan kaki ke masjid, menunggu shalat setelah
melaksanakan shalat, dan menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang sulit.” [HR. Ahmad,
shahih].

Siapakah dari kita yang tidak ingin diampuni dosanya, dan siapakah di antara kita yang tidak ingin
diangkat derajatnya oleh Allah? Dua keutamaan ini dapat kita wujudkan dengan melangkahkan kaki
menuju rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keempat: Orang yang mencintai masjid dan memakmurkannya berhak mendapatkan naungan dari
Allah pada hari kiamat kelak.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ُ‫ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُه‬:‫َّللاُ ِفي ِظ ِلّ ِه يَ ْو َم َال ِظ َّل ِإ َّال ِظلُّهُ … َو ِم ْن ُه ْم‬


َّ ‫س ْبعَةٌ يُ ِظلُّ ُه ْم‬
َ
‫ُمعَلَّ ٌق ِب ْال َم ْس ِج ِد‬
Artinya: “Ada tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat…di
antaranya adalah: Seorang yang hatinya tertaut dengan masjid.” [HR Bukhari dan Muslim].

Tertautnya hati dengan masjid berkonsekuensi pada amalan yang menunjukkan kecintaannya kepada
masjid, seperti menghadiri shalat berjamaah, memakmurkan masjid dengan menghadiri majelis
taklim dan lain sebagainya.

Kelima: Doa malaikat bagi orang yang berdiam diri di tempat ia shalat selama tidak batal wudhunya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ِث اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر‬


ْ ‫ص َّالهُ َما لَ ْم يُ ْحد‬
َ ‫ام فِي ُم‬ َ ُ ‫ْال َم َالئِ َكةُ ت‬
َ َ‫ص ِلّي َعلَى أ َ َح ِد ُك ْم َما د‬
ْ ‫لَهُ اللَّ ُه َّم‬
ُ‫ار َح ْمه‬
Artinya: “Para Malaikat senantiasa mendoakan salah seorang di antara kalian selama duduk di tempat
ia shalat (masjid) selama belum batal wudhunya, (doanya adalah) Ya Allah, ampunilah dosanya, Ya
Allah sayangilah ia.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Amalan yang relatif ringan, namun memiliki keutamaan yang luar biasa di sisi Allah, yaitu doa
makhluk Allah yang mulia, yaitu para malaikat-Nya.

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Inilah sebagian keutamaan dari memakmurkan rumah-rumah Allah dengan melaksanakan shalat
berjamaah di dalamnya, dan masih banyak lagi keutamaan yang lain yang tidak dapat kita jelaskan di
dalam majlis yang pendek ini.

Semoga keutamaan-keutamaan ini memotivasi kita untuk semakin cinta masjid dan semakin senang
memakmurkan masjid, bukan cuma dengan shalat shubuh, namun semua waktu shalat []

Anda mungkin juga menyukai