Pengukuran Kualitas Layanan Website Peme PDF
Pengukuran Kualitas Layanan Website Peme PDF
ABSTRAK
Website telah menjadi ekstensi inti dari praktik bisnis dan bukan hal yang baru. Karena
website merupakan kumpulan dari halaman-halaman situs, yang biasanya terangkum
dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web
(www) di internet. Peningkatan kehadiran internet bagaimanapun harus dipadukan
dengan kecanggihan desain secara luas ataupun pertimbangan dari sisi usability.
Meningkatnya kompleksitas internet dan tipisnya volume pengguna internet, membuat
lingkungan internet yang sangat kompleks dan kompetitif. Jika pengguna tidak dapat
menemukan apa yang dibutuhkan dari halaman web yang diberikan karena kurangnya
informasi atau kompleksitas navigasi, maka pengguna akan menjadi frustrasi dan pindah ke
situs lain. Rata-rata pengguna menghabiskan 46 detik melihat setiap halaman web.
Peneltian ini melakukan analysis website Pemerintah Kota Batam dengan menggunakan
metode Deskriptif dengan jumlah reponden sebanyak 213 dengan margin error sebesar 5 %
dengan tingkat keperncayaan 95 % dengan hasil bahwa Website pemerintah kota Batam
memiliki tampilan yang menarik “ dipersepsikan oleh pengguna sudah cukup baik atau
cukup berkualitas dengan nilai persentase mencapai 70,02 %. Sedangkan jika dilihat dari
segi persepsi penggunakan terhadap kualtias website sudah baik atau berkualitas dengan
persentase 70,29 %. Dan Website pemerintah Kota Batam telah memberikan kemudahan
untuk berkomunikasi dengan organisasi“ dipersepsikan juga di kategori baik atau
berkualitas dengan persentase 69,10 %.
LANDASAN TEORI
Website
Menurut Yuhefizar (2009: 65) menjelaskan web site sebagai komponen dari suatu
identitas, yang dipengaruhi oleh pendapat publik dan terbentuk dari perilaku dan
karakter sebuah perusahaan, individu atau negara. Bahkan Toms dan Taves (2004)
mengemukakan bahwa situs web yang menjadi perhatian utama dikalangan pengguna
internet adalah web perjalanan (travel web). Bahkan dua dari tiga pengguna internet
menggunakan internet untuk melakukan perencanaan perjalanan dan akhirnya lebih
dari sepertiga mereka akhirnya memutuskan untuk melakukan pembelian setelahnya
mengungkapkan bahwa dua dari tiga browser internet menggunakan internet untuk
perencanaan perjalanan, dan sedikit lebih dari sepertiga dari mereka melakukan pembelian
setelah itu.
Versi pertama dari instrumen WebQual (WebQual 1.0) dikembangkan sebagai bagian
dari hasil lokakarya yang diselenggarakan dengan melibatkan para siswa yang diminta
untuk mempertim- bangkan kualitas website sekolah. Instrumen WebQual disaring melalui
pro- ses perbaikan secara iteratif dengan menggunakan kuesioner percobaan sebelum
disebarkan untuk populasi yang lebih besar. Dua puluh empat pertanyaan di dalam
instrumen WebQual diuji dengan aplikasi dalam ruang lingkup website sekolah bisnis di
Inggris. Analisis dari data yang dikumpulkan mendorong penghapusan atas satu item
pertanyaan. Berdasarkan analisis reliabilitas, tersisa 23 pertanyaan yang kemudian
dikelompokkan menjadi empat dimensi utama, yaitu kemudahan penggunaan, pengalaman,
informasi, komunikasi dan integrasi (Barnes dan Vidgen, 2001).
Kualitas yang diidentifikasi dalam WebQual 1.0 membentuk titik awal untuk menilai
kualitas informasi dari suatu website di WebQual 2.0. Namun demikian, dalam penerapan
WebQual, pada website berjenis B2C (Business to Consumer) terlihat jelas bahwa
perspektif interaksi kualitas tidak terwakili dengan baik dalam WebQual 1.0. Terkait
dengan kualitas pelayanan, terutama SERVQUAL, digunakan muntuk meningkatkan
aspek kualitas informasi dari WebQual dengan kualitas interaksi. Kualitas layanan
umumnya didefinisikan dengan seberapa baik layanan yang disampaikan apakah sesuai
dengan eskpektasi pelanggan. Pengembangan WebQual 2.0 memerlukan. Beberapa
perubahan signifikan pada instrument WebQual 1.0. Dalam rangka memperluas model
untuk kualitas interaksi, Barnes dan Vidgen (2001) melakukan analisis terhadap
instrumen SERVQUAL dan membuat perbandingan rinci antara SERVQUAL dan
WebQual 1.0. Tinjauan ini berhasil mengidentifikasi pertanyaan yang mubazir dan
kemudian wilayah yang tumpang tindih dihapus, hasilnya sebagian besar pertanyaan-
pertanyaan kunci dalam SERVQUAL tidak sesuai dengan WebQual 2.0, jumlah instrumen
dengan 24 pertanyaan tetap dipertahankan (Barnes dan Vidgen, 2001). WebQual 1.0
mungkin kuat dalam hal kualitas informasi, namun kurang kuat dalam hal interaksi
layanan. Demikian juga untuk WebQual 2.0 yang menekankan kualitas interaksi
menghilangkan beberapa kualitas informasi dari WebQual 1.0. Kedua versi tersebut
mengandung berbagai kualitas terkait dengan website sebagai artefak perangkat lunak.
Dalam tinjauan yang dilakukan oleh Barnes dan Vid- gen (2001) menemukan bahwa semua
kualitas dapat dikategorikan menjadi tiga wilayah yang berbeda, yaitu kualitas website,
kualitas informasi, dan kualitas interaksi pelayanan. Versi baru WebQual 3.0 telah diuji
dalam domain lelang online (Barnes dan Vidgen, 2001).
Berikut penjabaran dimensi berserta indicator yang dihasilkan dari teori webqual
menurut penelitian yang dilakukan sanjaya (2012) yaitu :
Interaction Quality
(Webqual 4.0)
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan hasil analisis di tampilkan dalam
bentuk diagram pareto dengan jumlah sampel 213 orang.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah Website Pemko Batam memiliki
kualitas layanan website yang baik. Untuk mendapatkan data atau informasi tersebut
digunakan kuesioner, kemudian setelah data terkumpul diolah menggunakan program
statistik yang dikenal dengan Statistical Package for the Social Science (SPSS) release 19.
Selanjutnya untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel digunakan analisis
deskriptif dengan memperlihatkan nilai mean, median, total skor (sum) dan nilai
maksimum dan minimum dari jawaban responden.
ANALISIS DESKRIPTIF
Gambaran masing-masing variabel untuk analisis deskriptif sebagai berikut:
1. Deskriptif Kemudahan Penggunaan (usability) Website Pemko Batam
Variabel kualitas layanan Website Pemko Batam mempunyai 3 dimensi, dua dimensi
menghasilkan 6 indikator atau pertanyaan (kuesioner) dengan skala ordinal diukur dengan
jawaban Sangat Tidak Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Netral = 3, Setuju = 4 dan Sangat
Setuju = 5. Berikut distribusi hasil jawabatan kuesioner untuk variabel Sistem Website
Pemko Batam:
Berdasarkan table diatas maka indicator yang mempunyai skor tertinggi yang menjadi
perhatian bagi pengguna untuk kualitas pelayanan website Pemerintah Kota Batam adalah
indicator “Website memiliki tampilan yang menarik “ dipersepsikan dengan skor mencapai
771.
Berdasarkan sumber data olahan data deskriptif dari data penelitian, maka disajikan
dalam table lebih detail bahwa penggunaan website pemerintah kota Batam mempunyai
skor masing-masing untuk setiap pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Dimensi Kemudahan Penggunaan (usability)
1(STS) 2(TS) 3(N) 4(S) 5 (SS) Skor Skor Pertanyaan
NO Pertanyaan
Skor Skor Skor Skor Skor Jumlah Total %
Pengguna merasa mudah 4 27 65 71 46 213 767.00
X11 12.85%
untukmempelajaripengoperasianwebsite
Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah 5 33 59 77 39 213 751.00
X12 12.59%
dipahami
X13 Pengguna merasa mudah untuk bernavigasidalamwebsite 25 79 73 36 213 759.00 12.72%
X14 Pengguna merasa website mudah untuk digunakan 5 30 67 83 28 213 738.00 12.37%
X15 Website memiliki tampilan yang menarik 1 26 67 78 41 213 771.00 12.92%
X16 Desain sesuai dengan jenis website 7 39 63 74 30 213 720.00 12.07%
X17 Website mengandung kompetensi 8 37 62 66 40 213 732.00 12.27%
X18 Website menciptakan pengalaman positif bagi pengguna 8 34 67 68 36 213 729.00 12.22%
Jumlah 38.00 251.00 529.00 590.00 296.00 1704.00 5967.00 746
% 2.23% 14.73% 31.04% 34.62% 17.37% 100.0% 8521.6 70.02%
Pada tabel 4.6 dapat disimpulkan dari 213 sampel yang diteliti, untuk variabel
dimensi Kumudahan Penggunaan (X1) dari 8 pertanyaan yang disajikan, maka jawaban
responden yang sering muncul adalah setuju yaitu sebanyak 590 kali.
Jika dilihat dari skor berdasarkan masing-masing pertanyaan “Website memiliki
tampilan yang menarik “ dipersepsikan nilai skor tertinggi mencapai 771 dengan persentase
12,92 % artinya pertanyaan ini berada pada rentang skala ke empat (553,90 - 724.30) yang
berarti “Agak Berkualitas”.
Analisis diagram pareto dapat melihat indicator mana yang paling dominan
berdasarkan urutan kemunculan garfik sebagai berikut :
Berdasarkan table diatas maka indicator yang mempunyai skor tertinggi yang menjadi
perhatian bagi pengguna untuk kualitas pelayanan website Pemerintah Kota Batam adalah
indicator “ Desain sesuai dengan jenis website “ dipersepsikan dengan skor mencapai 772 :
Tabel 4.4 Dimensi Kualitas informasi (information quality)
1(STS) 2(TS) 3(N) 4(S) 5 (SS) Skor Skor Pertanyaan
NO Pertanyaan
Skor Skor Skor Skor Skor Jumlah Total %
Pengguna merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian website 2 37 61 80 33 213 744.00
X21 12.42%
Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah dipahami 4 27 64 73 45 213 767.00
X22 12.80%
X23 Pengguna merasa mudah untuk bernavigasi dalam website 4 32 62 77 38 213 752.00 12.55%
X24 Pengguna merasa website mudah untuk digunakan 23 79 74 37 213 764.00 12.75%
X25 Website memiliki tampilan yang menarik 4 31 68 82 28 213 738.00 12.32%
X26 Desain sesuai dengan jenis website 1 26 66 79 41 213 772.00 12.89%
X27 Website mengandung kompetensi 8 40 61 75 29 213 716.00 11.95%
X28 Website menciptakan pengalaman positif bagi pengguna 9 35 62 63 44 213 737.00 12.30%
Jumlah 32 251 523 603 295 1704 5990 749
% 1.88% 14.73% 30.69% 35.39% 17.31% 100.0% 8521.6 70.29%
Pada tabel 4.6 dapat disimpulkan dari 213 sampel yang diteliti, untuk variabel
dimensi Kualitas informasi (information quality (X2) dari 8 pertanyaan yang disajikan,
maka jawaban responden yang sering muncul adalah setuju yaitu sebanyak 603 kali.
Jika dilihat dari skor berdasarkan masing-masing pertanyaan “Desain sesuai dengan
jenis website “ dipersepsikan nilai skor tertinggi mencapai 772 dengan persentase 12,89 %
artinya pertanyaan ini berada pada rentang skala ke empat (680.15 - 894.75) yang berarti
“Berkualitas”..
Analisis diagram pareto dapat melihat indicator mana yang paling dominan
berdasarkan urutan kemunculan garfik sebagai berikut :
Dari diagram pareto dapat dijelaskan bahwa ururan persentase penilaian responden
terhadap indicator tersebut hamper mendekati nilai yang sama, karena secara grafik terlihat
nilai persentase yang saling berdekatan.
3. Deskriptif Kualitas Interaksi (interaction quality) Website Pemko Batam
Untuk dimensi Kualitas Interaksi terdiri dari 8 indikator yang dijadikan penilai
terhadap kualitas website Pemerintah Kota Batam, dengan skala ordinal diukur dengan
jawaban Sangat Tidak Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Netral = 3, Setuju = 4 dan Sangat
Setuju = 5. Berikut distribusi hasil jawabatan responden hasil analisis deskriptif :
Berdasarkan table diatas maka indicator yang mempunyai skor tertinggi yang
menjadi perhatian bagi pengguna untuk kualitas pelayanan website Pemerintah Kota Batam
adalah indicator “Website memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan organisasi
“ dipersepsikan dengan skor mencapai 772 .
Tabel 4.6. Hasil Penelitian Kualitas Interaksi (interaction quality)
1(STS) 2(TS) 3(N) 4(S) 5 (SS) Skor Skor Pertanyaan
NO Pertanyaan
Skor Skor Skor Skor Skor Jumlah Total %
X31 Website memiliki reputasiyang baik 6 31 70 72 34 213 736.00 14.29%
SARAN
Untuk memacu dan mempertahankan kualitas layanan website Pemerintah kota
Batam, maka penelitian ini memberikan saran sebagai berikut :
1. Dilihat dari indicator “Desain sesuai dengan jenis website “, indicator itu harus
menjadi perhatian oleh pemerintah kota batam, karena responden kurang
memberikan perhatian kepada indicator tersebut. Artinya diperlukan perlu
pengembangan dari segi desain tampilan
2. Dilihat dari indicator “ Webiste mengandung nillai komptensi” , indiaktor harus
menjadi perhatian oleh pemerintah kota batam, karena responden kurang
memberikan perhatian kepada indiaktor tersebut. Aritnya website pemerintah kota
batam harus mengandung nilai-nilai kopetensi khusus untuk memudahkan
penggunakan dalam menggunakan.
3. Disarankan bahawa website pemerintah kota batam, harus memperhatikan
indiaktor dari website memiliki ruang komunitas. Responden mempersepsikan
bahwa di website pemerintah kota batam belum terdapat ruang komunitas yang
dapat digunakan sebagai sarana untuk tukar informasi atau sharing.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Hapzi & Wangra, 2010. Sistem Informasi bisnis SI-BIS Dalam Prospektif Keunggulan
Konpetitif
Asep Suyanto Herman, 2007. Web Design Theory and Practices. Andi Yogyakarta.
Ghozali, Imam (2005). Aplikasi Analisis Multi Variate dengan Program SPSS, Edisi ke 3
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Husda Nur Elfi, 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Baduose Media Jakarta
Heodosia c. Nathalia. 2012. Persepsi Penggunaan Web Site Terhadap Reputasi Hotel
2012 Vol III No. 2
Imam Sanjaya 2012. Jurnal Pengukuran Kualitas Layanan Website Kementerian Kominfo
Dengan Menggunakan Metode Webqual 4.0 Vol 14 No. 1
Livari,Juhani. 2005. “An Empirical Test of the DeLone and McLean Model of Information
System Success”, Database for Advances in Information Systems, Spring,, 36,2.pg.8
Noor Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Tesis, Desertasi dan Karyailmiah.
Kencana Prenada Media Group Jakarta.
Riduwan, 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Giru- karyawan dan Peneliti Pemula.
Alfabeta Bandung
Riduwan, 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Giru- karyawan dan Peneliti Pemula.
Alfabeta Bandung
Riduwan, Drs. M.B.A, 2005, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, Alfabeta, Bandung
Riduwan, 2008. Belajar Mudah Penelitian untuk Giru- karyawan dan Peneliti Pemula.
Alfabeta Bandung
Solove, D. J. (2007) The future of Reputation. Gossip, rumor, and privacy on the internet.
London: Yale University Press
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi
Dengan SPSS Edisi 1. Jakarta : PT Gramedia
Sekaran, Uma (2003), Research Methods For Business: A Skill Building Aproach,
New York-USA: John Wiley and Sons, Inc