Anda di halaman 1dari 8

JBAT 4 (1) (2015) 34-41

Jurnal Bahan Alam Terbarukan


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jbat

Pengambilan Minyak Mikroalga Chlorella sp. dengan Metode Microwave Assisted


Extraction

Wildan Syaeful Barqi

DOI 10.15294/jbat.v3i1.5764

Prodi Teknik Kimia D3, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Article Info Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini mengkaji metode yang effektif untuk mengambil kandun-
Diterima April 2015
Disetujui Mei 2015
gan minyak dalam mikroalga yang merupakan bahan baku potensial un-
Dipublikasikan Juni 2015 tuk produksi biodiesel. Proses pengambilan minyak mikroalga dilakukan
dengan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Kelebihan MAE
Keywords:
microwave assisted extraction,
adalah waktu ekstraksi dan kebutuhan pelarut yang relatif rendah diband-
microalgae, vegetable oil. ing ekstraksi konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rende-
men terbesar dihasilkan dari proses ekstraksi dengan microwave pada daya
450 W selama 20 menit dengan besar rendemen 0,547%. Berdasarkan uji
GC-MS, minyak mikroalga hasil ekstraksi mengandung asam oleat, yang
merupakan asam lemak tidak jenuh rantai panjang.

Abstract
This study examines effective methods to take the oil content in the microalgae which
is a potential raw material for biodiesel production. Microalgae oil was extracted by
using method of Microwave Assisted Extraction (MAE). The advantages of using
MAE is less amount of solvent consumption and needs relatively lower energy com-
pared to conventional extraction. The results showed that the greatest yield of was
obtained from extraction using microwave power of 450 W for 20 minutes with a
yield of 0.547%. According to GC-MS analysis, microalgae oil contain oleic acid,
which is a long-chain unsaturated fatty acid.

© 2015 Semarang State University



Corresponding author: ISSN 2303-0623
Gedung E1 Lantai 2 Fakultas Teknik
Kampus Unnes Sekaran Gunung Pati, Semarang 50229
E-mail: wildanbarqi@gmail.com
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

PENDAHULUAN 2008). Diperkirakan mikroalga mampu mengha-


silkan minyak 200 kali lebih banyak dibanding-
Biodiesel dikenal sebagai bahan bakar kan dengan tumbuh-tumbuhan penghasil miny-
yang ramah lingkungan dan menghasilkan emisi ak (kelapa sawit, jarak pagar, dll) pada kondisi
gas buang yang relatif lebih bersih dibandingkan terbaiknya (Rachmania dkk, 2010). Dilihat dari
bahan bakar fosil. Biodiesel dianggap tidak me- nutrisinya, kandungan mikroalga antara lain pro-
nyumbang pemanasan global sebanyak bahan tein, karbohidrat, minyak nabati (lipid), mineral,
bakar fosil. Mesin diesel yang beroperasi den- dan asam nukleat (Pranayogi, 2003). Kandungan
gan menggunakan biodiesel menghasilkan emisi minyak dalam mikroalga biasanya berbentuk gli-
karbon monoksida, hidrokarbon yang tidak ter- serol dan asam lemak dengan panjang rantai C14
bakar, partikulat, dan udara beracun yang lebih sampai C22 (Kawaroe dkk., 2010). Akumulasi
rendah dibandingkan dengan mesin diesel yang minyak dalam mikroalga mempunyai kecende-
menggunakan bahan bakar petroleum (Gerpen, rungan untuk meningkat jika organisme tersebut
2004 dalam Widyastuti, 2011). Biodiesel berasal mengalami tekanan. Selain itu, kandungan miny-
dari lemak alami seperti minyak nabati, minyak ak yang terdapat di dalamnya sangat bervariasi
hewan atau minyak goreng bekas yang dapat di- tergantung dari kondisi lingkungan tempat tum-
manfaatkan baik secara langsung maupun ditam- buhnya mikroalga tersebut (Kawaroe dkk., 2010).
bahkan dengan minyak diesel. Zat-zat penyusun Pengambilan minyak dari mikroalga merupakan
utama minyak nabati adalah gliserol dan asam langkah yang menentukan dalam upaya pening-
lemak. Minyak nabati merupakan sumber asam katan hasil minyak nabati yang dapat diperoleh
lemak tidak jenuh. Beberapa diantaranya meru- dari mikroalga, sehingga perlu suatu upaya untuk
pakan asam lemak esensial misalnya asam oleat, memaksimalkan minyak yang dapat terambil da-
linoleat, linolenat dan asam arachidonat (Kata- lam suatu proses ekstraksi (Purwanti, 2014).
ren, 1986). Asam lemak tersebut biasanya banyak Metode ekstraksi berbasis pelarut seperti
terdapat pada segala jenis bahan pangan pengha- metode soxhletasi sudah banyak dilakukan, misal-
sil minyak nabati. nya dengan menggunakan n-heksana (Halim
Bahan pangan penghasil minyak nabati dkk., 2011 dan Lee, 2009), campuran pelarut klo-
tumbuh subur di Indonesia misalnya kelapa sa- roform atau metanol (Dyer, 1959), atau metanol
wit, jarak pagar, bunga matahari, kedelai, dan (Patil dkk., 2011). Metode soxhletasi ini mem-
jagung. Namun, bahan penghasil minyak nabati butuhkan waktu yang relatif lama karena hanya
tersebut memiliki beberapa kelemahan yang men- bergantung pada pelarut yang digunakan dan ti-
gakibatkan kurang optimalnya produksi minyak, dak ada proses perusakan sel mikroalga. Selain
seperti massa panen yang lama, memerlukan la- metode dengan pelarut ekstraksi minyak mikroal-
han yang subur dan luas, mengganggu keamanan ga juga dapat dilakukan dengan metode fisik yai-
pangan, serta memiliki potensi meningkatkan tu metode dengan prinsip merusak dinding sel.
harga bahan pangan akibat kompetisi dengan Metode ekstraksi dengan prinsip perusa-
kebutuhan pangan. Oleh sebab itu, perlu dicari kan dinding sel yang banyak diaplikasikan antara
bahan penghasil minyak nabati yang dapat men- lain seperti sonikasi. Metode sonikasi menggu-
gatasi kelemahan tersebut. Kandungan minyak nakan gelombang ultrasonik dengan bantuan pe-
yang cukup tinggi yaitu mencapai 70% dari berat larut organik juga telah banyak dilakukan, seperti
kering, tidak membutuhkan tanah subur, tidak menggunakan etanol atau n-heksana (Neto dkk.,
berkompetisi dengan pangan sehingga menjadi- 2013). Metode berbasis pelarut ini menggunakan
kan mikroalga sebagai kandidat bahan baku bio- pelarut-pelarut organik yang berbahaya dalam
diesel yang paling handal dibandingkan dengan jumlah relatif banyak, sehingga kurang ramah
bahan baku biodiesel lainnya (Mata dkk., 2010). lingkungan dan relatif mahal. Pemilihan metode
Mikroalga merupakan organisme autotrof biasanya diberatkan pada beberapa faktor yang
yang tumbuh melalui proses fotosintesis. Struktur mendasar.
uniseluler mikroalga memungkinkan mengubah Dalam metode pengambilan minyak mik-
energi matahari menjadi energi kimia dengan roalga ada beberapa faktor yang harus dipertim-
mudah. Mikroalga dapat tumbuh dimana saja, bangkan, yaitu lama waktu yang dibutuhkan se-
baik di ekosistem perairan maupun di ekosis- lama proses, dan efisiensi energi yang digunakan.
tem darat (Chisti, 2007). Keuntungan lain dari Sehingga diperlukan alternatif proses produksi
mikroalga adalah pertumbuhan yang cepat dan minyak mikroalga yang tepat. Alternatif pro-
produktivitas yang tinggi. Mikroalga dapat meng- ses tersebut harus mampu mengekstrak minyak
hasilkan biomassa 50 kali lebih besar dibanding- mikroalga dengan cepat sehingga meminimalkan
kan tumbuhan yang lebih tinggi lainnya (Li dkk., penggunaan energi. Alternatif proses produksi

35
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

minyak mikroalga yang digunakan adalah me- kedalam corong pisah dan ditambahkan dengan
tode Microwave Assisted Extraction (MAE). MAE heksan dengan perbandingan pelarut dengan fit-
merupakan teknik untuk mengekstraksi bahan- rat 1:2. Kemudian campuran tersebut didekantasi
bahan terlarut di dalam bahan tanaman dengan selama 24 jam.
bantuan energi gelombang mikro. Teknologi
tersebut cocok bagi pengambilan senyawa yang Pengambilan Minyak Chlorela sp.
bersifat thermolabil karena memiliki kontrol ter- Campuran filtrat hasil ekstraksi dan hek-
hadap temperatur yang lebih baik dibandingkan san akan memisah menjadi 2 bagian, kemudian
proses pemanasan konvensional. Selain kontrol bagian atas (heksan) diambil. Heksan yang men-
suhu yang lebih baik, MAE juga memiliki be- gandung minyak kemudian direcovery dengan
berapa kelebihan lain, diantaranya adalah wak- suhu 70 ºC hingga pelarut tidak menetes lagi.
tu ekstraksi yang lebih singkat, konsumsi energi Minyak yang dihasilkan kemudian diuji kompo-
dan pelarut yang lebih sedikit, akurasi dan pre- sisinya dengan GC-MS dan diuji densitasnya.
sisi yang lebih tinggi, dan setting peralatan yang
menggabungkan fitur soxhlet dan kelebihan dari Rangkaian alat Microwave Assisted Extraction
mikrowave (Kurniasari dkk, 2008). (MAE)
Serangkaian alat yang digunakan dalam
METODE ektraksi minyak Chlorella sp. menggunakan meto-
de Microwave Assisted Extraction (MAE) dapat dili-
Preparasi Bahan hat pada Gambar 1.
Bahan baku yang digunakan adalah ser-
buk Chlorella sp yang diperoleh dari Balai Be- HASIL DAN PEMBAHASAN
sar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP)
Jepara. Sebanyak 50 gr chlorella sp. ditambahkan Pada penelitian ini telah dilakukan experi-
aquadest sebanyak 200 ml di dalam erlenmeyer. men ekstraksi minyak mikroalga dengan meng-
Selanjutnya campuran tersebut dihomogenisasi gunakan metode Microwave Assisted Extraction
dengan shaker selama 1 jam dengan kecepatan (MAE). Metode MAE ini menggunkan gelom-
300 rpm. bang mikro sebagai sumber energinya, sehingga
memiliki kontrol terhadap suhu yang lebih baik
Ekstraksi chlorella sp. Dengan Metode Micro- dibandingkan proses pemanasan konvensional.
wave Assisted Extraction Selain itu MAE juga memiliki beberapa kelebi-
Chlorella sp. hasil preparasi dimasukin ke- han, diantaranya adalah waktu ekstraksi yang
dalam tabung mikrowave kemudian dipanaskan lebih singkat, konsumsi energi dan solven yang
dengan variabel daya 300 watt dan 450 watt den- lebih sedikit, serta akurasi dan presisi yang lebih
gan waktu yang di variasikan 10 menit dan 20 tinggi (Purwanto, 2010).
menit. Setelah selesai kemudian chlorella sp. di sa- Sebelum melakukan ekstraksi, bahan
ring dengan pompa vakum dan corong buchner. baku yang berupa serbuk kering Chlorella sp. di-
Filtrat hasil penyaringan kemudian dimasukkan tambahkan air. Penambahan ini bertujuan un-

Gambar 1. Rangkaian alat ekstraksi dengan metode Microwave Assisted Extraction (MAE)

36
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

tuk memudahkan proses pemungutan, karena adalah heksana, yang akan mengikat minyak
air mempunyai molekul yang mudah menyerap karena bersifat non polar. Sifat ini memliki ke-
energi gelombang mikro sehingga panas yang di- lebihan lain, diantaranya adalah tidak akan ber-
hasilkan akan merata. Kemudian untuk mengho- campur dengan air karena air memiliki sifat polar
mogenkan campuran, digunakan shaker dengan sehingga mudah untuk memisahkannya dengan
kecepatan 300 rpm selama 1 jam. air. Penambahan heksana akan membentuk dua
Variabel yang dikaji pada ekstraksi miny- lapisan. Lapisan atas adalah heksana yang men-
ak mikroalga dengan metode Microwave Assisted gikat minyak sedangkan lapisan bawah adalah
Extraction (MAE) adalah daya (300 W dan 450 air. Minyak yang terikat dalam heksana perlu di-
W) dan waktu (10 menit dan 20 menit). Kondisi lakukan pemurnian. Pemurnian dilakukan den-
ini dipilih sesuai dengan penelitian yang dilaku- gan distilasi pada titik didih heksana, yaitu suhu
kan oleh Septiyaningsih dkk. (2012), pada daya 70 ºC. Kemudian minyak dimasukan dalam bo-
380 W selama 4 menit menghasilkan rendemen tol sampel dan ditaruh dalam lemari asam untuk
tertinggi dibuktikan dengan penampakan dinding menguapkan heksana yang masih terkandung da-
sel Chlorella sp. yang semakin rusak. Pada variasi lam minyak. Minyak hasil dilakukan pengujian
4 menit dinding Chlorella sp. semakin rusak, se- rendemen dan GC-MS.
makin rusaknya dinding sel mengakibatkan se-
makin mudahnya minyak Chlorella sp. keluar. Pengaruh Waktu Terhadap Rendemen
Minyak yang dihasilkan dari ekstraksi Dari hasil pemurnian diperoleh minyak
MAE jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu mikroalga dengan berat seperti terlihat pada Ta-
dilakukan ekstraksi cair cair dengan pelarut non bel 1 dan Tabel 2.
polar. Salah satu pelarut yang sering digunakan Dari Tabel 1 dan 2 terlihat perbandingan

Tabel 1. Pengaruh Waktu Terhadap Rendemen Minyak Mikroalga Pada Daya 300 W

Waktu (menit) berat sampel (gram) Rendemen (%)


10 0,212 0,424%
20 0,217 0,434%

Tabel 2. Pengaruh Waktu Terhadap Rendemen Minyak Mikroalga Pada Daya 450 W

Waktu (menit) berat sampel (gram) rendemen (%)


10 0,241 0,482%

20 0,274 0,547%

Gambar 2. Diagram Pengaruh Waktu Terhadap Rendemen Minyak Mikroalga Pada Daya 300 dan
450 W

37
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

Gambar 3. Diagram Pengaruh Daya Terhadap Rendemen Minyak Mikroalga

rendemen minyak mikroalga. Hasil rendemen digunakan. Efisiensi ekstraksi dengan energi
terbesar dengan perlakuan selama 20 menit. Per- gelombang mikro meningkat seiring dengan pe-
bedaan rendemen ini dikarenakan pemanasan ningkatan daya. Perbedaan rendemen juga dapat
gelombang mikro meningkat untuk cairan atau- dlihat pada Gambar 3.
pun padatan yang dapat mengubah energi elekt-
romagnetik menjadi panas. Semakin lama waktu Uji Kandungan Minyak Mikroalga Dengan
ekstraksi, maka semakin banyak energi elektro- GC-MS
magnetik yang dirubah menjadi energi panas se- Minyak mikroalga yang sudah dimurnikan
hingga suhu semakin meningkat (Elwin. 2014). kemudian dilakukan uji GC-MS. Sampel yang
Perbandingan hasil tersebut juga dapat dilihat diujikan adalah sampel dengan variasi daya 300
pada Gambar 2. W selama 20 menit dan sampel dengan variasi
daya 450 W selama 20 menit.
Pengaruh Daya Terhadap Rendemen Kromatografi gas spektrometer massa (GC-
Optimasi metode ekstraksi yang terakhir MS) adalah metode yang mengkombinasikan kro-
dilakukan adalah variasi daya oven microwave. matografi gas dan spektrometri massa untuk men-
Daya yang dipilih adalah 300 W dan 450 W. gidentifikasi senyawa yang berbeda dalam analisis
Hasil dari pemurnian minyak mikroalga dengan sampel. GC-MS adalah terdiri dari dua blok bangu-
daya 300 W dan 450 W dapat dlihat pada Tabel nan utama, yaitu kromatografi gas dan spektrome-
3. dan Tabel 4. ter massa (Khotimah, 2013). Kandungan mikroalga
dapat dilihat dari Gambar 4. dan Tabel 6.
Tabel 3. Pengaruh Daya Terhadap Rendemen Seperti terlihat pada Tabel 6 kandungan
Minyak Mikroalga Selama10 Menit terbesar ialah asam oleat. Asam oleat adalah
asam lemah tidak jenuh rantai panjang dengan ru-
Daya Berat Sampel Rendemen mus molekul CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH.
(Watt) (gram) (%) Asam oleat terdapat dalam bentuk trigliserida
300 0,212 0,424% pada minyak nabati maupun minyak hewani
disamping juga asam lemak lainnya. Dalam
450 0,241 0,482%
penelitian yang dilakukan Orchidea tahun 2010,
asam oleat merupakan salah satu kandungan ter-
Tabel 4. Pengaruh Daya Terhadap Rendemen
besar minyak mikroalga dengan berbagai metode
Minyak Mikroalga Selama 20 Menit
ekstraksi. Sedangkan kandungan terbesar pada
sampel dengan variasi daya 450 selama 20 menit
Daya berat sampel Rendemen dapat dilihat dari Gambar 5. dan tabel 6.
(Watt) (gram) (%) Dari Tabel 6. dapat dilihat kandungan
300 0,217 0,434% terbanyak sampel 2 adalah heptacosane yang
450 0,274 0,547% merupakan senyawa tanin. Tanin merupakan
golongan senyawa polifenol yang sifatnya polar,
Terlihat pada tabel rendemen meningkat dapat larut dalam gliserol, alkohol dan hidroal-
sejalan dengan bertambah besarnya daya yang koholik, air dan aseton, tetapi tidak larut dalam

38
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

Gambar 4. Kromatografi Kandungan Minyak Mikroalga dengan Variasi Daya 300 W Selama 20
Menit

Gambar 5. Kromatografi Kandungan Minyak Mikroalga dengan Variasi Daya 450 W Selama 20
Menit

39
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

Tabel 5. Kandungan Terbesar Minyak Mikroalga dengan Variasi Daya 300 W Selama 20 Menit

Konsentrasi Waktu retensi


No. komponen Rumus kimia Nama senyawa
(%) (menit)
1 9-Eicosene, (E) C20H40 9-Didecene; Eicos-9- 3,46 17,675
ene
2 2-metyl-1- C17H36O Alcohols, C14-18-iso-, 3,35 19,675
hexadecanol C16-rich
3 Oleic acid C17H33COOH Asam oleat 4,15 24,742
4 Oleic acid C17H33COOH Asam oleat 3,57 25,468
5 Oleic acid C17H33COOH Asam oleat 3,62 26,168

Tabel 6. Kandungan Terbesar Minyak Mikroalga dengan Variasi Daya 450 W Selama 20 Menit

Konsentrasi Waktu retensi


No. komponen Rumus kimia Nama senyawa
(%) (menit)
1 Heptacosane C27H56 Heptacosane 6,29 24,807
2 Heptacosane C27H56 Heptacosane 5,45 25,468
3 Heptacosane C27H56 Heptacosane 6,66 26,163
4 1,54-dibromo- C54H10Br2 1,54-dibromo- 5,08 27,518
tetrapentacontane tetrapentacontane
5 Oleic acid C17H33COOH Asam oleat 5,40 28,289

kloroform, petroleum eter dan benzene. Tanin minyakhasil ekstraksi tersebut mengandung se-
merupakan zat pewarna yang menimbulkan war- nyawa asam oleat dan beberapa senyawa lain se-
na cokelat atau kecokelatan (Lestari, 2013). Dari perti zat warna tanin.
hasil tersebut dapat diketahui bahwa semakin
tinggi daya maka dinding sel semakin rusak se- DAFTAR PUSTAKA
hingga senyawa yang keluar tidak hanya minyak
nabati saja, tetapi juga zat warna yang terdapat di Bligh Dyer, 1959. A Rapid Method for Total Lipid Extrac-
dalamnya. Jenis asam lemak yang terdapat pada tion and Purification, Can. J. Biochem.
sampel dengan variasi daya 450 selama 20 menit Chisti, J., 2007, Biodiesel from microalgae., Biotechnol-
ini adalah asam oleat yang jumlahnya lebih bany- ogy Advances, (25) 294- 06.Cisneros.
ak dibandingkan dengan sampel dengan variasi Elwin. 2014. Analisa Pengaruh Waktu Pretreatment Dan
daya 300 selama 20 menit. Hal ini disebabkan Konsentrasi Naoh Terhadap Kandungan Selulosa,
oleh perbedaan daya yang digunakan, Efisiensi Lignin Dan Hemiselulosa Eceng Gondok Pada Pros-
ekstraksi dengan energi gelombang mikro me- es Pretreatment Pembuatan Bioetanol. Universitas
Brawijaya. Malang
ningkat seiring dengan peningkatan daya.
Kataren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak
Pangan. Universitas Indonesia:Salemba.
KESIMPULAN Kawaroe, M., Prartono, T., Sunuddin, A., Sari, S.W.,
Augustine, D., 2010, Mikroalga: Potensi dan
Ekstraksi minyak mikroalga dengan me- Pemanfaatannya untuk Produksi Bio Bahan
tode microwave assisted distillation yang dilakukan Bakar, PT. Penerbit IPB Press, Bogor.
dengan variasi daya dan waktu menghasilkan Khotimah, K., Darius, dan Budi B.S., 2013. Uji Aktivi-
rendemen yang relatif lebih sedikit dibandingkan tas Senyawa Aktif Alga Coklat (Sargassum Filli-
pendulla) Sebagai Antioksidan Pada Minyak Ikan
dengan metode konvensional. Dari hasil perco-
Lemuru (Sardinella Longiceps). Fakultas Peri-
baan dengan dua variasi variabel yang dipilih kanan dan Ilmu Kelautan Unibraw. Malang:
menunjukkan bahwa ekstraksi dengan microwave Unibraw.
pada daya 450 selama 20 menit menghasilkan Kurniasari, L., Hartati, I., Ratnani, R. D., Sumantri,
rendemen minyak yang paling banyak, yaitu I., 2008. Kajian Ekstraksi Minyak Jahe Menggu-
sebesar 0,54%. Berdasarkan hasil uji GC-MS, nakan Microwave Assisted Extraction (MAE). Mo-

40
Wildan Syaeful Barqi / JBAT 4 (1) (2015) 34-41

mentum, Vol. 4, No. 2, Oktober 2008 : 47 – 52. Energy Revews, 14 (1): 217-232.
Lestari, P., Wijana, S., Ika, W.P., 2013. Ekstraksi Tanin Pranayogi, D., 2003. Studi Potensi Pigmen Klorofil Dan
Dari Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Seb- Mikroalga Jenis Chlophyceae. Lampung: Univer-
agai Pewarna Alami (Kajian Proporsi Pelarut Dan sitas Lampung
Waktu Ekstraksi. Malang: Unibraw. Patil, V., Tran, K.Q., and Giselrod, H.R. 2008. To-
Lee, Jae-Yon, Chan Yoo Soo, So-Young Jun, Chi-Yong wards sustainable production of biodiesels
Ahn, Hee-Mock Oh., 2009. Comparison of Sev- from microalgae. Int. J. Mol. Sci.
eral Methods for Effective Lipid Extraction from Mi- Purwanti, A., 2014. Pengambilan Lipid Dari Mikroal-
croalgae.Bioresour, Technol, gabasah Dengan Cara Ekstraksi Dalam Autoklaf.
Li, Y., Horsman, M., Lan, C.Q., dan Dubois-Calero Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi In-
M., 2008, Biofuels from Microalgae, Biotech- dustri. Yogyakarta: ST AKPRIND Yogyakarta.
nol. Septiyaningsih, L., dkk. 2012. Ekstraksi Minyak Nabati
Mata, T.M., Martins, A.A., dan Caetano, N.S., 2010, Dari Scenedesmus Sp. Menggunakan Gelombang
Microalgae for Biodiesel Production and other Mikro. Seminar fisika Unj. Jakarta: Unj.
Aplications: A Revew, Renew. and Sustainable

41

Anda mungkin juga menyukai