TIDAK ERGONOMIS
A. PENDAHULUAN
Dalam masyarakat industri, stress akibat kerja merupakan kerugian manusia
dan kerugian ekonomi yang cukup bermakna. Stressor psikososial yang
merupakan “limbah” bagi para pekerja apabila tidak dapat diatasi akan
menimbulkan penyakit fisik dan mental. Kecelakaan kerja, absenteisme, dan
lesu kerja (burn out). Stress okupasional dapat mengenai semua starata pekerja
termasuk para eksekutif dan ternyata dari hasil berbagai survey menunjukkan
bahwa banyak dari mereka terpapar pada stressor berat dan gangguan mental
emosional.
Manajemen stress didasarkan pada segi organisasi structural dan individual.
Pengendalian stress perlu dimulai dengan pengenalan dan pemahaman oleh para
menejer dan dokter perusahaan. Dokter perusaan wajib selalu mengevaluasi
profil kesehatan seluruh karyawannya terhadap semua gejala akibat stres
sehingga dituntut mempunyai komponen kesehatan jiwa dalam bidang promosi,
preventive terapi dan rehabilitasi. Prevensi primer, sekunder, dan tersier harus
dilaksanakan di perusahaan dan industri oleh para manager, dokter perusahaan
dan serikat pekerja.
D. MANAJEMEN STRES
Strategi dalam manajemen stress hendaknya berdasarkan pada segi
organisasi structural dan individual karena keduanya mempunyai peran penting
dalam mempengaruhi stress. Dari segi organisasi, realisasi kesejahtraan
karyawan dan organisasi berarti melaksanakan kebijaksanaan yang berpihak
pada karyawan. Kebijakan yang menunjang tinggi nilai kesehatan individual,
kesejahtraan dan produktivitas dan gilirannya akan menguntungkan organisasi.
Pada saat ini aktivitas ini dinamakan Quality Control Circle, WIT (Work
Improvement Team) dan pengembangan team (Team Building).
Intervensi langsung oleh organisasi adalah berupa penyelenggaraan latihan
manajemen stress bagi karyawan. Ini dapat meliputi suatu kegiatan penyadaran
sehingga program yang lebih komprehensif. Kegiatan penyadaran adalah metode
yang palingsederhan untuk manajemen stress oleh perusahaan, misalnya dalam
bentuk bicara pada waktu makan siang dan informasi dari intervensi diberi
kesempatan untuk memahami stress dan apabila menyelidiki lebih lanjut.
Pembinaan kesehatan dilingkungan perusahaan adalah tanggung jawab
eksekutif (line responsibility) atau tanggung jawab komando (commend
responsibility) dilingkungan militer, dibidang kesehatan jiwa, pembinaanya
bertujuan untuk mencegah penyakit dan gangguan yang berkaitan dengan stress
dan cedera yang tidak perlu terjadi atau yang dapat dicegah.
Pengendalian stress dimulai dengan pengenalan dan pemahaman yang lebih
oleh para eksekutif dan profesi kesehatan. Pendekatan kepada pengelolah dan
prevensi dapat ditujukan kepada organisasi atau individu. Mula-mula program
pengelolaan stress, cenderung menekankan pada pencegahan taraf individu cara
organisasi dalam rangka menciptakan suasana kerja yang meminimalkan
terjadinya stress pada karyawan.
E. PENDEKTAN INDIVIDUAL
Pendekatan terhadap pengelolaan stress (stress management) pada
umumnya ditujukan pada individu dan upaya mengajar keterampilan untuk
mengelolah atau mengurangi stress. Program ini dapat ditawarkan kepada semua
karyawan atau kelompok karyawan tertentu. Penyuluhan dapat disebarkan
melalui brosur hingga konseling individual yang intensif. Tujuan dari program
tersebut ditempat kerja adalah untuk mendidik karyawan tentang stress dan
efeknya., meningkatkan kesadaran terhadap stress kehidupan dan pekerjaan, dan
mengerjakan keterampilan untuk mengelolah dan mengurangi stress. Program
ini ditunjukkan untuk mengidentifikasikan orang yang dalam fase dini dari stress
sebelum menjadi masalah kesehatan yang lebih gawat.
Dengan mengajarkan keterampilan untuk meminimalkan efek dari stress,
program ini dapat membatasi akibat jangka panjang dari stress pekerjaan.
Kuesioner terhadap diri sendiri dapat menentukan stress yang paling prevalen
didalam organisasi. Pada umumnya upaya meningkatkan stress pekerjaan
tidaklah cukup hanya mengerjakan keterampilan khusus tersebut. Tapi dibagi 2
yakni mengelolah stress dan teknik mengurangi stress. Teknik mengelolah stress
ditujukan untuk membantu karyawan yang memberikan reaksi fisiologik dan
psikologik terhadap stress, sebaliknya teknik mengurangi stress adalah
keterampilan dan strategi interpersonal yang bertujuan mengatasi stress
dilingkungan kerja.
G. KESIMPULAN
1. Stressor fisik dan psikososial ditempat kerja dapat
mengakibatkan gangguan jiwa, penyakit fisik, kecelakaan kerja dan
absenteisme. Akibat stress diperusahaan dan industri dituntut kinerja tinggi
ternyata cukup besar dibidang kerugian ekonomi dan kerugian manusia.
2. Pelaksanaan program preventive, terutama dibidang
penanggulangan stress memerlukan komitment dan manajemen, misalnya
program gerakan hidup sehat yang meliputi : tidak merokok, makan dan
minum seimbang, olah raga teratur dan terukur, mengatasi stress dan tidur
cukup.
3. Asas-asas pembinaan kesehatan jiwa dilingkungan
militer dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dilingkungan perusahaan dan
industri termasuk tersedianya fasilitas konsultasi kesehatan jiwa.
TUGAS ERGONOMI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. MUH. AKBAR : 07.03.030
2. YUSRI : 07.03.033
3. FITRIA : 07.03.007
4. AKULINA WILANTI : 07.03.036
5. LIANTI ABDAL : 07.03.010