OLEH
ELKE MAMONDOL
NIRM : 1503004
2.2 Obat
2.2.1 Pengertian
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, definisi obat
adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Adapun pengertian obat secara khusus adalah :
1. Obat Jadi
Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau capuran (serbuk, cairan,
salep, tablet, pil, suppositoria, dll) yang mempunyai teknis sesuai FI/lain yang
ditetapkan pemerintah.
2. Obat Paten
Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
sipembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang
memproduksinya.
3. Obat Baru
Obat baru adalah obat yang terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yang
berkhasiat, ataupun yang tidak berkhasiat, misalnya: lapisan, pengisi, pelarut,
pembantu atau komponen lain, yang belum dikenal sehingga tidak diketahui
khasiat dan kegunaannya.
4. Obat Asli
Obat asli adalah obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah
Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.
5. Obat Essensial
Obat essensial adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat terbanyak dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang ditetapkan
oleh MENKES.
6. Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam FI untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya.
2.3 Antibiotika
2.3.1 Pengertian
Antibiotik adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh berbagai spesies
mikroorganisme dan bersifat toksik terhadap spesies mikroorganisme lain. Sifat
toksik senyawa-senyawa yang terbentuk mempunyai kemampuan menghambat
pertumbuhan bakteri (efek bakteriostatik) dan bahkan ada yang langsung
membunuh bakteri (efek bakterisik) yang kontak dengan antibiotik tersebut
(Sumardjo,2009).
2.3.2 Sejarah Antibiotika
Antibiotik untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh
dr. Alexander Fleming (Inggris, 1928, Penisilin). Tetapi penemuan ini
baru dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia II di
tahun 1941, ketika obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk
menanggulangi infeksi dari luka-luka akibat pertempuran. Kemudian, para
peneliti diseluruh dunia menghasilkan banya zat lain dengan khasiat
antibiotis. Tetapi berhubung dengan sifat toksisnya bagi manusia, hanya
sebagian kecil saja yang dapat digunakan sebagai obat (Tjay dan Rahardja
2007).
2.4 Pengetahuan
2.4.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi
karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Peningkatan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman,
penglihatan, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan, 2010).
Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku
seseorang karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan
kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang meningkat dapat merubah persepsi
masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya pengetahuan juga dapat mengubah
perilaku masyarakat dari yang negatif menjadi positif, selain itu pengetahuan
juga membentuk kepercayaan (Wawan, 2010).
2.4.2 Tingkat Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang suatu obyek yang diketahui dan dimana dapat
menginterprestasikan secara benar.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang sudah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis (analysis)
Analisis yaitu kemampuan untuk menyatakan atau menjabarkan suatu materi
atau obyek ke dalam keadaan komponen-komponen tetapi masih di dalam
struktur organisasi tersebut dan masih saling berkaitan satu sama lain. Analisis
merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5. Sintesis (syntesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang
ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikas atau
penilaian terhadap materi atau obyek. Penilaian itu berdasarkan suat kriteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
BAB III
METODE PENELITIAN
N
𝑛=
1 + N (d)2
N
𝑛=
1 + 3,328. (0,05)2
3,328
𝑛=
1 + 3,328.0,0025
3,328
𝑛=
9,32
𝑛 = 357 (sampel)
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan, yaitu 0,05
(Indeks Kepercayaan 95%)
Maka perhitungan sampel adalah sebagai berikut:
A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap, dan
Perilaku Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 11.
Anef, M., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Anief, M., 2004, Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaannya,
Gadjah Madah University Press, Yogyakarta, hlm.16-17.
BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. Hlm. 356-419.
Damin Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
hlm.423.
Notoadmodjo Soekidjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rieneka
Cipta, 2007) hlm. 144.
Serliani, 2014, ´ Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Manurunge Kecamatan
Ulaweng Kabupaten Bone tentang Penggunaan Antibiotik´, Proposal
Penelitian, Makassar: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Makassar Jurusan Farmasi.
Syamsuni, H.A. (2006). Ilmu Resep . Jakarta: EGC. Hlm. 6-17.
Tjay, H.T., Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-Efek Sampingnya Edisi VI, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,
hlm. 65.
Undang-Undang Nomor 23, Tahun 1992, tentang Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406, tentang Pedoman
Penggunaan Antibiotik.