1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake asupan
gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
5. nyeri berhungangan dengan stress asam lambung.
4. Intervensi Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).
Tujuan :
Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh mukosa bibir lembab, turgor
kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda, input dan output seimbang.
Intervensi :
Intervensi Rasional
Penuhi kebutuhan individual.
Anjurkan klien untuk minum (Dewasa
: 40-60 cc/kg/jam).
1. Berikan cairan tambahan IV sesuai
indikasi. Awasi tanda-tanda vital,
1. Mengganti kehilangan cairan dan
evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler
memperbaiki keseimbangan cairan
dan membran mukosa.
dalam fase segera.
2. Kolaborasi pemberian cimetidine dan
ranitidine
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake asupan
gizi.
Tujuan :
Gangguan nutrisi teratasi
Kriteria Hasil :
a. Antoprometri: Berat badan, lingkar lengan atas kembali normal.
b. Albumin, hemoglobin normal.
c. Klinis : terlihat segar.
d. Porsi makan habis.
Intervensi :
Intervensi Rasional
1. Reduksi stress dan farmakoterapi 1. Stress menyebabkan peningkatan
seperti cytoprotective agent, produksi asam lambung, untuk klien
penghambat pompa proton, anatasida. dengan gastritis penggunaan
penghambat pompa proton membantu
untuk mengurangi asam lambung
dengan cara menutup pompa asam
dalam sel lambung penghasil asam.
Kemudian untuk penggunaan
cytoprotective agent membantu untuk
melindungi jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. pada klien
dengan gastritis antasida berfungsi
untuk menetralisir asam lambung dan
dapat mengurangi rasa sakit.
2. Dengan tranfusi albumin diharapkan
kadar albumin dalam darah kembali
2. Koloborasi transfusi albumin. normal sehingga kebutuhan nutrisi
kembali normal.
3. Pemasukan individu dapat
dikalkulasikan dengan berbagai
perhitungan yang berbeda, perlu
bantuan dalam perencanaan diet yang
3. Konsul dengan ahli diet untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi.
menentukan kalori / kebutuhan nutrisi .
4. Mencegah terjadinya anemia.
5. Keragu-raguan untuk makan mungkin
diakibatkan oleh takut makanan yang
menyebabkan terjadinya gejala.
4. Tambahan vitamin seperti B12.
5. Batasi makanan yang menyebabkan
6. Program ini mengistirahatkan saluran
peningkatan asam lambung berlebih,
pencernaan sementara , dan memenuhi
dorong klien untuk menyatakan
nutrisi sangat penting dan dibutuhkan.
perasaan masalah tentang makan diet.
6. Berikan nutrisi melalui IV sesuai
indikasi.
A. PENGKAIJIAN
2. Identitas
Identitas pasien
Nama : Tn A
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD
Status : Kawin
Identitas penanggung jawab
Nama : ny. N
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMA
Status : Kawin
Hubungan dengan pasien : anak
3. Diagnosa Medis : Gastritis
4. Waktu Dan Tempat
Tgl masuk rumah sakit :
Tgl pengkajian :
Tempat Praktik :
5. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk Rumah sakit : Klien datang Ke IGD RSUD Palabuhanratu jam 19.00 tanggal 19
september 2016 dengan keluhan nyeri pada ulu hati 4 hari yang lalu disertai mual muntah
b. Saat pengkajian (PQRST) : Pada tanggal 21 september 2016 dilakukan pengkajian, klien
mengeluh nyeri pada ulu hati, dengan skala nyeri 5 disertai mual muntah
c. Keluhan penyerta : Klien mengatakan tidak nafsu makan.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Pernah di rawat di Rumah sakit : Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit 3 tahun yang
lalu, dengan penyakit yang sama
2) Obat-obatan yang pernah digunakan : Obat-obatan yang sering digunakan ketika di rumah
biasanya obat dari warung.
3) Tindakan (operasi) : Klien mengatakan belum pernah melakukan operasi.
4) Alergi : Klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan maupun alergi obat-obatan.
5) Kecelakaan : Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan 3 tahun yang lalu.
6) Imunisasi : Keluarga mengatakan klien di imunisasi pada saat masih kecil.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak penggunaan otot bantu nafas,
tidak ada massa, pola nafas normal. fokal fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
massa. suara paru sonor. suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
b. Sistem kardiovaskular
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak penggunaan otot bantu nafas,
tidak ada massa, ictus cordis tampak pada itercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba
massa, pulse teraba kuat, batas-batas jantung normal, suara redup, suara paru reguler, tidak
terdengar gallop.
c. Sistem pencernaan .
abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/ menit. Suara lambung
tympani, batas hepar normal, ada nyeri tekan di abdomen bagian kiri, tidak terasa pembesaran
hepar, tak teraba adanya massa. Mukosa Bibir tampak kering. Lidah tampak putik dan kotor.
d. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 2-3 sehari,tidak ada nyeri pinggang, tidak terpasang
alat bantu BAK, tidak ada darah, bau khas, tidak ada benjolan.
e. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfatik
f. Sistem genetalia
Klien tidak terpasang DC
g. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema, turgor kulit baik, tidak ada
deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan, tidak ada pembengkakan pada sendi,tidak
menggunakan alat bantu, tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian, eliminasi,
mobilisasi di tempat tidur, pindah, ambulasi normal.
h. Sistem integumen
Turgor kulit baik, tidak ada sianosis/anemis, warna kulit sawo matang, tidak ada luka, tak ada
edema, tidak ada memar, benjolan,lesi.
i. Sistem persarafan
Tidak ada tremor, reflex cahaya pupil bagus, pupil isokor 3 mm, gerak bola mata bebas ke segala
arah, GCS 15, Kesadaran compos mentis, orientasi waktu, tempat, orang normal. Brudzinki
negatif, kaku kuduk negatif.
8. Terapi Obat
a. Peroral : Sukralfat, Paracetamol
b. Parenteral : RL/12 jam
RUTE
JENIS TERAPI DOSIS INDIKASI TERAPI
TERAPI
Parenteral
Omeprazole inj 2 x 1 amp Pengobatan anti emetic
(IV)
Parenteral
Ondansentron inj 3 x 1 amp Pengobatan anti mual
(IV)
3 x 500
Paracetamol Oral Pengobatan anti piretik
mg
Sukralfat Oral 3 x 1 cth Pengobatan anti tukak duodenum
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium darah, urine, feses
b. Pemeriksaan Rontgen
Jenis
Tanggal Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Pemeriksaan
HB 14,1 12-16 gram/ dl
Leukosit 9800 4500-10000 sel/mm
Hematokrit 42 40-48%
Trombosit 302.000 150.000-400.000 sel/mm
Eritrosit 4,42 4,6-6,2juta sel/mm
DS :
pasien merasa nyeri pada luka di
bokonnya.
DO :
TD : 91/61 mmHg, Suhu : 38,8°C ,
RR : 32x/menit.
Terdapat luka di daerah bokong atas, Pertahanan tubuh
luka lembab, kemerahan di daerah primer yang tidak Risiko infeksi
sekitar luka. adekuat (integritas
Akral hangat kulit tidak utuh)
Leukosit 18.100/cmm
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A Ruang/Unit :
No. Register : 144766 D. Medis : Gastritis
No Dx Prioritas Diagnosa Keperawatan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl/Waktu No. Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan TTD/
Dx ( NOC ) ( NIC ) Nama
1. Setelah dilakukan tindakan Pain Management :
keperawatan selama …x
1. Observasi reaksi nonverbal dari
24 jam, diharapkan nyeri ketidaknyamanan
berkurang sampai dengan
2. Kaji nyeri secara komprehensif
hilang dengan criteria meliputi ( lokasi, karakteristik, dan
hasil: onset, durasi, frekuensi, kualitas,
Pain Control : intensitas nyeri )
7. Pasien dapat mengontrol
3. Kaji skala nyeri
nyeri 4. Gunakan komunikasi terapeutik agar
8. Pasien melaporkan nyeri klien dapat mengekspresikan nyeri
berkurang atau hilang 5. Kaji factor yang dapat menyebabkan
9. Frekuensi nafas dbn (16- nyeri timbul
24x/menit) 6. Anjurkan pada pasien untuk cukup
10. Skala 0-1 dari 4 istirahat
11. Pasien tidak gelisah 7. Control lingkungan yang dapat
12. Leukosit dbn (4000- mempengaruhi nyeri
10.000 /cmm) 8. Monitor tanda tanda vital
9. Ajarkan tentang teknik
Tgl/Waktu No. Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan TTD/
Dx ( NOC ) ( NIC ) Nama
nonfarmakologi (relaksasi) untuk
mengurangi nyeri
10. Jelaskan factor factor yang dapat
mempengaruhi nyeri
11. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
2. Setelah dilakukan tindakan Infection Control :
keperawatan selama …x
1. Observasi dan laporkan tanda dan
24 jam, diharapkan tidak gejala infeksi seperti kemerahan,
terjadi infeksi, dengan panas, nyeri, tumor.
criteria hasil : 2. Kaji tanda tanda vital
Risk Control : 3. Lakukan teknik perawatan luka yang
1. Suhu tubuh dbn (36-37°C ) tepat
2. Frekuensi nafas dbn (!6-
4. Tingkatkan nutrisi dan cairan
24x/menit) 5. Monitor temperature tubuh
3. Tidak terjadi infeksi lebih
6. Gunakan srategi untuk mencegah
laanjut infeksi nosokomial
4. Tidak ada tanda tanda 7. Anjurkan untuk istirahat yang adekuat
inflamasi (rubor, dolor, 8. Batasi pengunjung bila perlu
kalor, tumor, fungsiolesa) 9. Ajarkan pada klien dan keluarga cara
5. Pasien dan keluarga perawatan luka yang tepat
mengetahui tindakan yang
10. Jelaskan pada klien dan keluarga
tepat untuk mencegah bagaimana mencegah infeksi
infeksi 11. Jelaskan pada klien dan keluarga tanda
6. Pasien dan keluarga dapat dan gejala infeksi
mengetahui tanda dan
12. Anjurkan dan ajarkan pada klien dan
gejala infeksi keluarga mencuci tangan dengan
7. Pasien dan keluarga dapat sabun
mengetahui cara perawatan
13. Kolaborasi dengan dokter dalam
Tgl/Waktu No. Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan TTD/
Dx ( NOC ) ( NIC ) Nama
luka yang tepat pemberian terapi obat
8. Integritas kulit membaik
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Waktu No. TTD/
Implementasi Respon
Tgl Jam Dx Nama
14.00 1 Menanyakan keluhan yang DS : pasien mengatakan
dirasakan klien nyeri pada perutnya
DO : pasien terlihat lemah
dan wajah terlihat
menahan nyeri
14.15 1&2 Mengukur TD, Suhu, DO : TD : 110/70mmHg
menghitung nadi, RR Nadi : 95x/menit
Suhu : 38,8°C
RR : 32x/menit
14.30 Melihat ekspresi wajah nyeri DO : skala nyeri 4
klien untuk menentukan skala
nyeri
16.00 1 Mengajarkan teknik relaksasi DS : Pasien mengatakan
nafas dalam pada pasien nyeri sedikit berkurang
untuk mengurangi nyeri
17.00 1 Menganjurkan klien untuk DS : pasien mengatakan
beristirahat “iya”
DO : pasien terlihat gelisah
DO : obat ranitidine 25 mg
masuk melalui inj.selang
infus
18.00 1&2 Memberikan injeksi ranitidin DS : keluarga pasien
25 mg mengatakan pasien hanya
mau makan sedikit karena
perutnya merasa nyeri dan
mual
19.00 2 Menganjurkan pada keluarga DS : keluarga pasien
untuk memberikan makan mengatakan “mbak ini
pasien sedikit sedikit tapi lukanya lembab”
sering dan menganjurkan
untuk minum yang cukup
19.30 2 Melihat luka di bokong DS : pasien mengatakan
pasien, mencatat adanya nyeri pada lukanya
kemerahan di sekitar luka DO :luka lembab,
atau adanya tanda tanda kemerahan di daerah
inflamasi lainnya sekitar luka
20.00 2 Menjelaskan pada pasien dan DS : keluarga pasien
keluarga tentang tanda dan mengatakan “iya mbak,
gejala infeksi serta saya mengerti.
bagaimana cara mencegah Terimakasih”
terjadinya infeksi
20.30 Mengukur TD, suhu, DO : TD : 124/89 mmHg
menghitung nadi dan RR Suhu : 36,4°C
Nadi : 68x/menit
RR : 28x/menit
Urin : 300 cc
21.00 Mengecek urin output DO : Obat furosemid 20
mg masuk melalui
inj.selang infuse
Memberikan injeksi DS : keluarga pasien
furosemid 20 mg mengatakan “terimakasih
mbak”
07.00 1&2 Melihat kondisi pasien dan DS : keluarga pasien
menanyakan keluhan yang mengatakan pasien sering
dirasakan pasien terlihat gelisah dan
mengatakan pasien sering
mengeluh merasa tidak
nyaman/nyeri pada
perutnya
DO : skala nyeri 3, pasien
terlihat gelisah
08.00 Menganjurkan pada pasien DS : pasien mengatakan
untuk segera tidur “iya”
Menanyakan pada keluarga DS : keluarga pasien
pasien kondisi dan keluhan mengatakan pasien masih
pasien terlihat gelisah dan sulit
tertidur. Pasien juga
mengeluh perutnya masih
terasa tidak nyaman dan
kadang nyeri pada luka di
bokongnya
09.30 1&2 Memberikan pengertian pada DS : keluarga pasien
keluarga pasien, mengakhiri mengatakan “sama sama
tindakan (mengucapkan mbak, dan terimakasih
terimakasih dan salam) juga’
Menutup tirai dan membatasi
pengunjung
10.00 Mengukur TD, suhu, DO : TD: 127/88 mmHg
menghitung nadi dan RR Nadi : 71x/menit
Suhu : 37,1°C
RR : 26x/menit
10.25 2 Menayakan kondisi dan DS : pasien mengatakan
keluhan pasien perutnya kadang kadang
masih terasa nyeri, dan
lukanya perih
DS : keluarga pasien
mengatakan tadi malam
pasien terlihat gelisah dan
beberapa kali terbangun
2 Menanyakan pada keluarga DS : keluarga pasien
makan dan minum pasien mengatakan pasien sudah
makan, namun hanya
sedikit karena pasien
masih mengeluh mual,
minum sudah 1 gelas (240
cc)
Melakukan perawatan luka DS : pasien mengeluh
pada pasien nyeri
DO : luka masih lembab,
masih kemerahan di sekitar
luka
1 Mengajarkan pada keluarga DS : keluarga pasien
teknik perawatan luka yang mengatakan “iya mbak,
tepat saya mengerti.
Terimakasih”
Menjelaskan pada pasien dan DS : pasien mengatakan
keluarga mengenai factor “Iya”
factor yang dapat
menimbulkan nyeri dan
memperparah nyeri
Memberikan injeksi ranitidin DO : obat ranitidin 25 mg
25 mg masuk melalui inj.selang
infus
Persiapan pasien akan DS : Keluarga pasien
dipindahkan mengatakan “terimakasi
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Waktu TTD/N
Dx. Keperawatan Evaluasi
Hari/Tgl Jam ama
17.00 Nyeri akut berhubungan DS : Pasien mengatakan
dengan agen cedera biologis perutnya kadang masih
(peradangan pada mukosa terasa nyeri
lambung ) DS : P : nyeri timbul ketika
makan Q : nyeri seperti
mau muntah R: nyeri di
daerah ulu hati T : nyeri
hilang timbul
DO : Skala : 3
Wajah terlihat gelisah
A : Tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intervensi
( 1-11)