Anda di halaman 1dari 6

bentang alam denudasional

BENTANG ALAM DENUDASIONAL

VII. 1. PENDAHULUAN
Denudasi adalah kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup jauh, akan
mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam.
Dalam hal ini, proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan pelepasan material,
pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh berbagai proses erosi dan
gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai proses eksogenik
yang menyebabkab bertambahnya elevasi permukaan bumi karena proses pengendapan
material hasil proses degradasi.
Proses yang mendorong terjadinya degradasi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah)
2. Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut karena
erosi dan gerakan tanah.

VII.2. PELAPUKAN
Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan pada atau
dekat dengan permukaan bumi [tidak termasuk erosi dan pengangkutan hasil perubahan
itu]. Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari semua hasil proses
pemisahan / dekomposisi batuan insitu.
Pemisahan batuan umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme,
ataupun kombinasi dari ketiganya.
Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengauhi oleh :
a. Sort / pemilahan
b. Iklim
c. Topografi / morfologi
d. Proses geomorfologi
e. Vegetasi dan tata guna lahan

Pada iklim lembab dan hangat, yang dominan adalah pelapukan kimia. Pada kondisi
iklim kering pada musim baik kemarau maupun penghujan, akan didominasi pelapukan
fisika yang merata. Sedangkan pada zona iklim dimana temperatur dan kelembaban dapat
mendukung kehidupan organisme, pelapukan biologilah yang mendominasi.

VII.3. EROSI AIR PERMUKAAN


Erosi adalah suatu kelompok proses terlepasnya material permukaan bumi hasil
pelapukan yang dipengaruhi tenaga air, angin, dan es. Ini juga termasuk perpindahan
partikel dengan pemisahan karena pengaruh turunnya hujan dan terbawa sepanjang aliran
sebagaiman suatu arus melalui darat. Ketika arus menjadi seragam secara relatif dan tipis
[sempit], partikel dipindahkan dari permukaan tanpa adanya konsentrasi erosi
Erosi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
• Erosi normal, terjadi secara alamiah dengan laju penghancuran dan pengangkutan
tanahnya sangat lambat sehingga memungkinkan kesetimbangan antara proses
penghancuran dan pengangkutan dengan proses pembentukan tanah.
• Erosi dipercepat, terjadi akibat pengaruh manusia sehingga laju erosi jauh lebih besar
daripada pembentukan tanah.
Berdasarkan bentukannya, erosi dapat dibedakan menjadi 5 macam, antara lain :
• Erosi percik, merupakan tahap pertama dari hujan yang menyebabkan erosi. Erosi ini
disebabkan oleh tenaga kinetis jatuhnya butir hujan ke permukaan tanah. Erosi ini dapat
menghancurkan porositas tanah karena pori – pori tanah menjadi lebih kecil atau terjadi
penyumbatan pori – pori, sehingga daya infiltrasinya berkurang maka terjadilah
pelumpuran yang mengakibatkan penurunan daya infiltrasi lebih drastis lagi. Dengan
demikian akan memperbesar exsess aliran permukaan atau yang dapat mengakibatkan
terjadinya penggenangan pada topografi datar atau terjadi aliran permukaan pada
topografi miring. Selanjutnya hal ini mengakibatkan terjadinya erosi lembar.
• Erosi lembar, adalah pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu
permukaan bidang tanah. Kekuatan jatuh butir hujan dan aliran di permukaan merupakan
penyebab utama erosi ini. Dari segi energi, pengaruh butir hujan lebih besar karena
kecepatan jatuhnya sekitar 6 sampai 10 m/detik. Kehilangan lapisan atas yang subur
tersebut secara seragam, sehingga tidak kentara dan meliputi areal yang luas. Proses erosi
ini sangat berbahayakarena disadari adanya setelah erosinya berjalan lanjut.
• Erosi alur, terjadi pada tanah yang tidak rata, maka air akan terkonsentrasi dan mengalir
pada tempat – tempat yang rendah sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada
tempat – tempat tersebut. Erosi ini biasa pada tanah – tanah yang biasa ditanami tanaman
yang ditanam berbaris menurut lereng. Apabila erosi alur tidak segera ditanggulangi
maka akan terjadi erosi parit.
• Erosi parit, prosesnya sama dengan erosi alur, tetapi saluran – saluran yang terbentuk
sudah dalam. Erosi parit yang terbentuk berukuran lebar sekitar 40 cm dan kedalaman 25
cm, sedangkan yang lanjut dapat mencapai kedalaman > 30 cm. Erosi ini dapat berbentuk
V atau U, tergantung dari kepekaan substratanya. Bentuk V lebih umum terjadi, tetapi
pada daerah yang substratanya mudah lepas akan membentuk huruf U.
Faktor – faktor yang mempengaruhi erosi antara lain :
Iklim
Di daerah tropika basah, faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan, terutama
besarnya curah hujan, intensitas dan distribusi hujan, kecepatan jatuh butir hujan, besar
butiran hujan. Besarnya curah hujan adalah volume air yang jatuh pada suatu areal
[dinyatakan dalam m3/luas]. Intensitas hujan adalah besarnya yang jatuh pada suatu
waktu tertentu [dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam].
Relief
Dua unsur yang berpengaruh adalah kemiringan lereng dan panjang lereng. Kemiringan
lereng akan memperbesar jumlah aliran permukaan sehingga memperbesar kekuatan
angkut air. Selain itu, jumlah butir – butir tanah yang terpercik ke bawah oleh tumbukan
butir hujan semakin banyak. Panjang lereng dihitung dari titik pangkal aliran permukaan
sampai suatu titik dimana air masuk ke dalam saluran [sungai] atau dimana kemiringan
berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan aliran air sangat berkurang. Air yang
mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian berarti
makin banyak air yang mengalir dan semakin besar kecepatannya di bagian bawah lereng
daripada di bagian atas. Akibatnya adalah tanah di bagian bawah lereng mengalami erosi
lebih besar daripada bagian atas. Selain kedua hal tersebut, yang berpengaruh adalah
konfigurasi lereng, misalnya berbentuk cembung akan banyak terjadi erosi lembar.
Lereng yang cekung cenderung erosi berbentuk alur atau parit. Aspek lain yang
berpengaruh misalnya keseragaman lereng.
Vegetasi
Vegetasi akan berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi. Aspek pengaruh
tersebut adalah :
1. Intersepsi hujan oleh tajuk, sehingga mengurangi jumlah hujan di permukaan tanah.
2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air.
3. Pengaruj akar dan kegiatan biologi terhadap ketahanan struktur tanah dan infiltrasi.
4. Pengaruh terhadap porositas tanah menjadi lebih besar.
5. Peristiwa transpirasi yang dapat mengurangi kandungan air tanah sehingga yang
datang kemudian dapat masuk ke dalam tanah lagi.
Tanah
Sifat tanah yang berpengaruh terhadap laju erosi adalah tekstur, struktur, bahan organik,
kedalaman tanah, dan sifat – sifat lapisan bawah. Tekstur dan struktur tanah tidak berdiri
sendiri tetapi saling berhubungan.
Manusia
Di sini dapat berpengaruh positif dan negatif. Yang negatif apabila menjadikan erosi
lebih besar, contohnya penggundulan hutan, sistem huma, dan sebagainya. Tindakan
yang positif misalnya penghutanan, pembuatan bangunan – bangunan pencegah erosi,
tindakan konservasi tanah, dsb.
Tabel 7.3. Ringkasan Media dan Proses Erosi
Agent involved Processes by which Loosened material is acquired Processes of transport
of material
Running water (streams, both surface and underground; sheet flow and water.) Hydraulic
action Traction, saltation, suspension, solution, flotation
Groundwater (not including underground streams) Leaching, corrosion Solution
Waves, currents, tides Hydraulic action Traction, saltation, suspension, solution, flotation
Wind Abrasion, deflation Traction, saltation, suspension
Glaciers Scouring, plucking, sapping Traction, suspension
Gravity Mass-wasting(flowage landslide ,subsidence) Traction, suspension

Overland flow yang seragam tipis hanya terdapat pada suatu bentuk permukaan rata dan
biasanya menjadi semakin sangat tipis pada suatu permikaan yang dalam sehingga efek
terjadinya longsor adalah kecil, sebab hanya material halus yang dapat diangkut dengan
cara ini. Kekuatan yang diperlukan untuk mengikis bahan rombakan menjadi lebih besar
dibandingkan kekuatan yang yang diperlukan untuk mengangkutnya.
Hampir semua permukaan alami terlalu tidak seimbang untuk menghasilkan arus
seragam, dan sebagai gantinya, kebanyakan air dikonsentrasikan pada diskontinuitas
tekanan yang kecil pada permukaan itu. Variasi pada ketebalan arus menghasilkan variasi
di mana bahan rombakan terbawa, sehingga menjadikan erosi permukaan memiliki
konsentrasi tinggi, Jika arus cukup besar, mereka akan mengikis sejumlah saluran kecil,
dan jika saluran ini dangkal, mereka cenderung untuk berpindah posisi dari waktu ke
waktu.
VII.4. GERAKAN TANAH
Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau
miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada
saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa :
1. Falls [runtuhan]
Ada 3 macam, yaitu :
Runtuhan batuan
Suatu massa batuan yang jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi
pada tebing – tebing yang terjal. Gerakannya ekstrim cepat.
Runtuhan tanah
Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa tanah.
Gerakannya sangat cepat.
Runtuhan bahan rombakan
Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa bahan
tombakan. Gerakannya sangat cepat.

2. Slides [longsoran]
Ada 4 macam, yaitu :
Nendatan [slump]
Gerakan yang terputus – putus atau tersendat – sendat dari massa tanah atau batuan ke
arah bawah dalam jarak yang relatif pendek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan
ekstrim lambat sampai agak cepat. Pada umumnya, sesuai dengan prosesnya yang
terputus – putus, sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih
sejajr atau searah satu sama lain.
Blok glide
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan
kecepatan lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh
kekar, sesar.
Longsoran batuan
Gerakan massa batuan ke arah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan –
rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan
perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah
batuan yang berukuran sangat halus [lempung, tuf – halus, napal, dsb]. Kecepatan
gerakan amat lambat sampai cepat.
Longsoran bahan rombakan
Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif
turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas
antara tanah dengan batuan induknya.
3. Flows [aliran]
Ada 6 macam, yaitu :
Aliran tanah
Gerakan dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat.
Material [massa] tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat – cepat dan
lumpur dengan kecepatan sangat cepat sehingga ada yang disebut aliran tanah lambat dan
aliran tanah cepat. Disini faktor kandungan air sangat penting.
Aliran fragmen batuan
Gerakan secara mengalir dari massa batuan yang berupa fragmen – fragmen dengan
kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran fragmen batuan, misalnya rockfall
avalenche. Massa yang bergerak sangat luas baik berupa runtuhan batuan atau longsoran
batuan dengan kecepatan ekstrim cepat.
Sand run
Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan cepat sampai sangat cepat
dalam keadaan kering.
Loess flow [dry]
Aliran loess kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering. Biasanya
disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.
Debris avalanche
Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan sangat cepat
sampai ekstrim cepat. Kalau keadaannya basah disebut debris flow [aliran bahan
rombakan].
Sand flow dan Silt flow
Seperti pada sand run, hanya di sini dalam keadaan basah. Jika material yang mengalir
berupa pasir disebut aliran pasir, sedangkan kalau berupa lumpur disebut aliran batu
lumpur. Kecepatan aliran cepat sampai sangat cepat.
4. Kompleks
Merupakan gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan
tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.
Gerakan tanah yang lain yaitu :
Creep
Aliran massa tanah [batuan] yang ekstrim lambat, tidak dapat dilihat, hanya akibatnya
akan tampak seperti tiang listrik, pohon bengkok. Contoh : rock creep, soil creep, talus
creep.
Amblesan
Gerakan ke arah bawah yang relatif tegak lurus, yang menyangkut material permukaan
tanah atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatardan tidak ada sisi yang bebas. Dapat
disebabkan karena terlampau berat beban dan daya dukung tanah kecil. Juga bisa karena
pemompaan air tanah jauh melampaui batas, sehingga pori – pori yang tadinya terisi oleh
air tanah akan mampat.

Dengan demikian penyebab terjadinya gerakan tanah adalah :


1. Kemiringan tanah
2. Jenis batuan / tanah
3. Struktur geologi
4. Curah hujan
5. Penggunaan tanah dan pembebanan massa
6. Getaran
- Gempabumi
- Lalulintas
VII.5. Beberapa bentuklahan degradasi
a. Footslopes
b. Inselberg/ pemandangan bersifat sisa
c. Peneplain

VII.6. Beberapa Bentuklahan Agradasi


a. Kipas
b. Lembah Infilled.
Diposkan oleh arioarief.blogspot.com di 07:11

1 komentar:

Anda mungkin juga menyukai