1 PB
1 PB
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa kelas
XI-MIA SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya pada materi laju reaksi melalui
penerapan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif menggunakan rancangan “One Group Pretest-Posttest
Design”. Sasaran penelitian ini adalah siswa 1 kelas XI-MIA SMA Kemala
Bhayangkari 1 Surabaya. Instrumen penelitian berupa lembar tes keterampilan
berpikir kritis dan tes produk. Hasil penelitian menunjukkan hampir semua siswa
memiliki kriteria keterampilan berpikir kritis tinggi. Hal ini dibuktikan sebanyak
94,87% siswa memiliki keterampilan mengajukan pertanyaan, menganalisis asumsi,
dan menguji fakta dengan kriteria tinggi serta 100% siswa memiliki keterampilan
mempertimbangkan interpretasi dengan kriteria tinggi. Pembelajaran inkuiri yang
dilaksanakan efektif karena terjadi peningkatan n-gain score keterampilan berpikir
kritis siswa dengan kriteria cukup dan tinggi.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Inkuiri, Keterampilan Berpikir Kritis, Laju Reaksi
Abstract
The aim of this research is to know student’s critical thinking skill after implementation
of inquiry learning model on reaction rates topics. The type of this research is
descriptive quantitative with “One-Group Pretest-Posttest Design” The subject of this
research was one class XI–MIA student’s of SMA Kemala Bhayangkari
1 Surabaya. The instruments that used was sheet of critical thinking skill and
cognitive product test. The result of this research showed that the common student’s
was high critical thinking skill. This proofed was 94.87% high category of question
present; assumption analyze; and fact experiment and 100% high category of
interpretation. Inquiry learning are implemented effective because increase n-gain
score critical thinking skill with enough and high criteria.
Keywords: Inquiry Learning Model, Critical Thinking Skill, Reaction Rates
78
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 1, No. 1, pp. 78-83, January 2015
79
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 1, No. 1, pp. 78-83, January 2015
80
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 1, No. 1, pp. 78-83, January 2015
81
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 1, No. 1, pp. 78-83, January 2015
dalam pembelajaran inkuiri, yakni guru terlibat aktif dalam pembelajaran untuk
membantu siswa merumuskan hipotesis menemukan konsep secara mandiri [3].
untuk menjelaskan masalah atau fenomena Hal ini membuktikan bahwa inkuiri
dimana guru mendapatkan penilaian merupakan rangkaian kegiatan
kualitas keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran yang menekankan pada
selama tiga kali berturut-turut adalah proses berpikir secara kritis dan analitis
91,67%; 95,83%; dan 100% dengan untuk mencari dan menemukan sendiri
kategori sangat baik. Sedangkan jawaban dari suatu masalah yang
keterampilan mempertimbangkan dipertanyakan [1]. Melalui fase-fase dalam
interpretasi dilatihkan pada fase kelima model pembelajaran inkuiri, guru melatih
pembelajaran inkuiri, yakni guru siswa untuk berpikir kritis.
mendorong siswa merumuskan penjelasan
atau kesimpulan, dimana mendapatkan PENUTUP
penilaian kualitas keterlaksanaan Simpulan
pembelajaran selama tiga kali berturut- Berdasarkan rumusan masalah dan
turut adalah 91,67%; 95,83%; dan 100% pembahasan diperoleh bahwa
dengan kategori sangat baik. Adapun keterampilan berpikir kritis siswa kelas
grafik dari n-gain score keterampilan XI-MIA 4 SMA Kemala Bhayangkari 1
berpikir kritis siswa disajikan dalam Surabaya dengan penerapan model
Gambar 1. pembelajaran inkuiri sebagian besar
mendapatkan kriteria tinggi. Hal ini
dibuktikan sebanyak 94,87% siswa
memiliki keterampilan mengajukan
pertanyaan, menganalisis asumsi, dan
menguji fakta dengan kriteria tinggi serta
100% siswa memiliki keterampilan
mempertimbangkan interpretasi dengan
kriteria tinggi. Pembelajaran inkuiri yang
dilaksanakan efektif karena terjadi
peningkatan n-gain score keterampilan
Gambar 1. Grafik % n-gain score untuk berpikir kritis siswa dengan kriteria cukup
setiap kriteria keterampilan dan tinggi.
berpikir kritis
Saran
Model pembelajaran inkuiri berhasil Berdasarkan penelitian yang telah
membentuk keterampilan berpikir kritis dilakukan, peneliti mengajukan saran yang
siswa. Berpikir kritis telah menjadi salah berkaitan dengan hasil penelitian ini untuk
satu kompetensi dari tujuan pendidikan. peneliti lain, yakni diharapkan kegiatan
salah satu tujuan pendidikan adalah siswa belajar mengajar untuk melatih
mampu menganalisis, mengevaluasi, dan keterampilan berpikir kritis siswa
menalar dalam menyelesaikan sebaiknya dilakukan secara terus menerus,
permasalahan [2]. Berpikir kritis dapat tidak hanya tiga kali pertemuan, sebab
membantu siswa dalam meningkatkan dalam melatihkan keterampilan berpikir
pemahaman materi yang dipelajari. Selain kritis siswa memerlukan pelatihan dan
itu, konsep yang diperoleh akan lebih lama pembiasaan secara berkelanjutan.
tersimpan dalam memori karena siswa
82
UNESA Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454
Vol. 1, No. 1, pp. 78-83, January 2015
83