Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Rhinitis berasal dari dua kata bahasa Greek “rhin/rhino” (hidung) dan “itis” (radang).
Demikian rhinitis berarti radang hidung atau tepatnya radang selaput lendir (membran
mukosa) hidung.
Rinitis diartikan sebagai proses inflamasi yang terjadi pada membran mukosa hidung,
yang ditandai dengan gejala-gejala hidung seperti rasa panas di rongga hidung, rinore, dan
hidung tersumbat. Secara garis besar, rinitis dibagi kepada 2 bagian yaitu rinitis nonalergik
dan alergi. Gejala-gejala hidung yang berlangsung kronis tanpa penyebab alergi disebut
rinitis nonalergik. Sedangkan bila didapati adanya penyebab alergi (alergen) dikenal dengan
rinitis alergik. Karaktieristik gejala pada rinitis nonalergik sering susah dibedakan dengan
rinitis alergik. Oleh karena itu, hasil negative dari tes sensitivitas yang diperantarai Ig-E
terhadap aeroallergen yang releven, penting untuk menkonfirmasi diagnosis. Dan perlu
diketahui bahwa tes kulit positif pada aeroallergen yang tidak relevan dapat terjadi pada
rinitis nonalergik.

Rinitis nonalergik sungguh mudah dikenali. Tetapi, walaupun demikian, insidensi dan
terapinya belum diketahui dengan pasti. Penelitian epidemiologi dan percobaan terapi baru-
baru ini meningkatkan pengetahuan kita dalam mencermati prekuensi terjadinya penyakit ini
dan modalitas terapi yang efektif.

Rinitis nonalergi yang dapat juga disebabkan oleh infeksi dibagi atas dua bagian
besar, yaitu rinitis akut dan rinitis kronis. Rinitis akut terdiri dari rinitis virus, rinitis bakteri,
dan rinitis iritan. Sedangkan yang termasuk rinitis kronis adalah rinitis simplek kronis, rinitis
hipertrofi, rinitis atrofi (ozaena), rinitis sika, dan rinitis kaseosa. Hampir setengah dari pasien
yang datang dengan gejala-gejala hidung tersebut diatas, menderita rinitis akut.

Rhinitis tergolong infeksi saluran napas yang dapat muncul akut atau kronik. Rhinitis
akut adalah radang akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri.
Selain itu, rhinitis akut dapat juga timbul sebagai reaksi sekunder akibat iritasi lokal atau
trauma. Penyakit ini seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Yang termasuk ke
dalam rhinitis akut diantaranya adalah rhinitis simpleks, rhinitis influenza, dan rhinitis bakteri
akut supuratif.
Rhinitis disebut kronik bila radang berlangsung lebih dari 1 bulan. Pembagian rhinitis
kronis berdasarkan ada tidaknya peradangan sebagai penyebabnya. Rhinitis kronis yang
disebabkan oleh peradangan dapat kita temukan pada rhinitis hipertrofi, rhinitis sika (sicca),
dan rhinitis spesifik (difteri, atrofi, sifilis, tuberkulosa, dan jamur). Rhinitis kronis yang tidak
disebabkan oleh peradangan dapat kita jumpai pada rhinitis alergi, rhinitis vasomotor, dan
rhinitis medikamentosa.

Anda mungkin juga menyukai