Anda di halaman 1dari 11

Vol.14 No.1.

Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X

KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG


FAKTOR PENYEBAB DAN TINDAKAN PENCEGAHANNYA

Oleh:

Idzurnida Ismael *
*Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Padang

Intisari

Pembangunan konstruksi adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan keberhasilan
suatu proyek konstruksi tidak terlepas dari pengambilan keputusan berdasarkan analisa dan tindakan koreksi
terhadap berbagai factor risiko dari akibat kendala kendala yang dihadapi selama pelaksanaan proyek, baik
resiko yang telah diperhitungkan maupun yang belum terduga selama pelaksanaan proyek . kemungkinan
adanya kendala selama pelaksanaan proyek bisa terjadi akibat manajemen yang kurang baik, sumber daya yang
tidak sesuai , metode kerja yang digunakan tidak tepat. pengaruh dari kondisi keuangan perusahaan dan
lingkungan dimana proyek dilaksanakan tidak mendukung. Sehingga berpengaruh dengan kinerja waktu,
menyebabkan keterlambatan pekerjaan proyek konstruksi dan secara langsung merugikan pemilik Proyek
maupun Konstraktor. Menghindari risiko keterlambatan yang mungkin terjadi, maka perlu dilakukan kajian
dan dicarikan penyebab dan ditentukan tindakan koreksi yang sesuai. Dengan melakukan analisa terhadap
berbagai factor-faktor risiko yang terjadi dalam pelaksanaan proyek, dengan memakai statistik , dicari nilai
faktor risiko yang tinggi. Dimana Faktor risiko yang tinggi diprioritaskan terlebih dahulu untuk ditangani dan
diberikan tindakan koreksi, sehingga dapat mengurangi risiko keterlambatan seminimal mungkin.
Kata kunci : Pelaksanaan konstruksi, Waktu, Faktor risiko, tindakan koreksi.

pelaksanaaannya memerlukan teknik dan


metoda pengelolaan yang khusus,
1. Pendahuluan. terutama dalam aspek perencanaan dan
Manajemen proyek konstruksi adalah pengendalian.
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan c. Memakai pendekatan sistim ( Systim
mengendalikan sumberdaya untuk mencapai approach to management)
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan d. Mempunyai Hierarki ( arus kegiatan )
(ImamSuharto,1999). horizontal dan vertical.

Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa Keberhasilan dalam proses penyelesaian
konsep menejemen proyek konstruksi proyek harus berpegang pada tiga kendala
mengandung maksud sebagai berikut : (triple constrain): sesuai spesifikasi yang
ditetapkan, sesuai waktu dan biaya yang
a. Menejemen berdasarkan fungsinya yaitu ditetapkan.
merencanakan, mengorganisir, memimpin
dan mengendalikan sumber daya Keterkaitan waktu dalam pelaksanaan proyek
perusahaan seperti manusia, keuangan, konstruksi gedung perlu mendapat perhatian
serius untuk menghindari keterlambatan
material dan peralatan.
proyek , sehingga diperlukan pengkajian
b. Manajemen proyek mempunyai waktu khusus dalam proses pelaksanaan konstruksi.
kegiatan yang dikelola berjangka pendek
dengan sasaran yang telah ditentukan
secara spesifik, dimana dalam Keterlambatan proyek konstruksi bisa saja
disebabkan salah dalam melakukan estimasi
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proyek dalam tahap perencanaan, atau

46
bermacam-macam kemungkinan misalnya b. Untuk mencari faktor utama yang
disebabkan Manajemen yang tidak tepat, mempengaruhi keterlambatan proyek
masalah bahan material , tenaga kerja, pembangunan gedung.
c. Tindakan apa yang perlu diperhitungkan
peralatan, keuangan, dan lingkungan yang
terhadap factor-faktor risiko yang dominan
tidak mendukung sehingga terhambatnya mempengaruhi keterlambatan proyek
pelaksanaan proyek. Dan secara pasti konstruksi.
mengakibatkan keterlambatan pekerjaan.
3. Tinjauan puataka
Keterlambatan proyek bagi Kontraktor akan
mengalami kerugian waktu dan biaya, karena Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan
keuntungan yang diharapkan oleh Kontraktor konstruksi yang menyatu dengan tempat
akan berkurang, atau bahkan tidak mendapat kedudukan baik yang ada di atas, di bawah
keuntungan sama sekali. Selain itu adanya tanah atau di air. Bangunan biasanya di
keterlambatan berakibat kehilangan peluang konotasikan dengan rumah, gedung ataupun
pekerjaan proyek lain. Bagi Owner, segala sarana, prasarana atau insfrastruktur
keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek dalam kebudayaan atau kehidupan manusia
akan menyebabkan kerugian terhadap waktu dalam membangun peradapannya.
operasi hasil proyek, sehingga penggunaan
hasil pembangunan proyek menjadi mundur Menurut Wulfram ( 2004) Proyek konstruksi
atau terlambat. dapat di bedakan menjadi dua jenis kelompok
bangunan yaitu :
Dalam pelaksanaan proyek konstruksi tepat a. Bangunan gedung :dengan Ciri – ciri :
waktu, dapat di pastikan menguntungkan 1. Proyek Konstruksi menghasilkan
kedua belah pihak, oleh sebab itu perusahaan tempat orang bekerja atau tinggal.
yang baik akan selalu berusaha melaksanakan 2. Pekerjaan di laksanakan pada lokasi
sesuai waktu yang telah di tetapkan atau yang relative sempit.
berusaha meminimalkan keterlambatan 3. Manajemen di butuhkan, terutama
dengan memilih tindakan koreksi yang perlu untuk progressing pekerjaan.
dilakukan dan mengambil keputusan b. Bangunan Sipil : dengan Ciri – ciri :
berdasarkan analisa dari berbagai factor 1. Proyek konstruksi di laksanakan untuk
keterlambatan. Oleh sebab itu diperlukan mengendalikan alam agar berguna
kajian untuk mengindentifikasi dan bagi kepentingan manusia.
menganalisa factor-faktor yang mempengaruhi 2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi
keterlambatan proyek. yang luas atau panjang.

2. Maksud dan Tujuan Penelitian 3. Manajemen dibutuhkan untuk


memecahkan permasalahan.
Maksud penelitian ini adalah untuk
mendapatkan hasil penelitian yang di harapkan 3.1. Proyek Konstruksi Gedung
dapat membantu menimalisasikan Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian
keterlambatan dan sebagai pedoman dalam kegiatan membuat suatu bangunan, yang
pelaksanaan proyek yang akan datang. umumnya mencakup pekerjaan pokok dalam
bidang teknik sipil dan teknik arsitektur.
Sedangkan tujuan penelitian yang ingin
dicapai adalah : Di dalam suatu proyek konstruksi terdapat
a. Untuk mengetahui faktor–faktor apa berbagai kegiatan, kegiatan proyek merupakan
sajakah yang mempengaruhi suatu kegiatan sementara dan berlangsung
keterlambatan proyek pembangunan dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi
gedung. sumber dana tertentu untuk melaksanakan
tugas dengan sasaran yang telah ditetapkan.
47
Menurut Soeharto (1999), Banyak kegiatan sumber daya yang terbatas di peroleh hasil
dan pihak-pihak yang terlibat di dalam maksimal dalam hal ketepatan, kecepatan,
pelaksanaan proyek konstruksi menimbulkan penghematan dan keselamatan kerja secara
banyak permasalahan yang bersifat kompleks. komprehensif.
Kompleksitas proyek tergantung dari : Menurut Soeharto (1999), Adapun tujuan dari
proses manajemen proyek adalah sebagai
1. Jumlah macam kegiatan di dalam proyek.
berikut :
2. Macam dan jumlah hubungan antar
kelompok (organisasi) di dalam proyek itu a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut
sendiri. tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi
3. Macam dan jumlah hubungan antar keterlambatan penyelesaian suatu proyek.
kegiatan (organisasi) di dalam proyek b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak
dengan pihak luar. ada biaya tambahan lagi di luar dari
perencanaan biaya yang telah di
Kompleksitas ini tergantung pada besar
rencanakan.
kecilnya ukuran suatu proyek. Proyek kecil
c. Kualitas sesuai dengan persyaratan.
dapat saja bersifat lebih kompleks dari pada
d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.
proyek dengan ukuran yang lebih besar.
Kompleksitas memerlukan pengaturan dan
Manajemen merupakan suatu proses yang
pengendalian yang sedemikian rupa sehingga
khas, yang terdiri dari tindakan perencana
tidak terjadi benturan-benturan dalam
(planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan proyek, maka diperlukan adanya
penggerakan atau pelaksana (actuating), dan
manajemen proyek yang handal dan tangguh
pengawasan (controlling), yang dilakukan
untuk menopang pelaksanaan proyek
untuk menentukan serta mencapai sasaran
Gambaran Proses pekerjaan konstruksi yang telah ditetapkan melalui sumber daya
menurut Hillebrandt (1988) sebagai sesuatu manusia dan sumber daya lainnya.
yang panjang, rumit dan melibatkan banyak
pihak. Keberhasilan proses pekerjaan 3.3. Konsep perencanaan Konstruksi
konstruksi sangat tergantung dari saling
keterkaitan antara pihak yang terlibat dalam Menurut (Asiyanto,2005) Berdasarkan
proses konstruksi. Dalam proses konstruksi kontrak konstruksi dan dokumen gambar dan
pihak-pihak yang terlibat dapat dari spesifikasi teknis yang ada, maka harus
perorangan / perusahaan sebagai pelaku disusun suatu perencanaan pelaksanaan agar
utama, dimana Pemilik, bisa swasta / sasaran yang ingin dicapai dapat
swastaperorangan / pemerintah dan direalisasikan. Keberhasilan proyek konstruksi
bertanggung jawab atas konsepsi proyek, dan sangat ditentukan oleh Perencanaan konstruksi
pemilik adalah pihak yang paling menentukan. baik dalam pengelolaan dan pelaksanaan
Pemilik dibantu oleh Engineering / designer, proyek konstruksi. Ini mencangkup
seperti arsitek atau consultan engineering.
Untuk pelaksanaan fisik dikerjakan oleh a. Pemilihan teknologi
kontraktor umum atau kontraktor spesialis. b. Definisi tugas pekerjaan
3.2 Manajemen Proyek konstrusi Gedung. c. Estimasi sumber daya yang diperlukan
d. Durasi untuk tugas individu,
Manajemen proyek konstruksi mempunyai
karekteristik, unik, melibatkan banyak sumber e. Identifikasi dari setiap interaksi di antara
daya, dan membutuhkan organisasi. Dalam berbagai tugas pekerjaan.
proses penyelesaiannya harus berpegang pada Rencana pembangunan konstruksi yang baik
tiga kendala ( triple constrain): sesuai adalah dasar untuk mengembangkan anggaran,
spesifikasi yang ditetapkan, sesuai time jadwal dan mutu pekerjaan. Selain itu
schedule dan sesuai biaya yang ditetapkan penggunaan Subkontraktor dalam perencanaan
(Wulfram, 2007) Selanjutnya Wulfram teknis konstruksi perlu keputusan organisasi.
mengatakan tujuan dari manajemen proyek
adalah untuk mendapatkan metode atau cara Sedangkan Langkah-langkah perencanaan
teknis yang paling baik agar dengan sumber – yang perlu dilakukan setelah data-data yang

48
terkumpul dan cukup lengkap dari berbagai suatu seni dan iptek dalam mengidentifikasi,
aspek yang dianggap perlu. Antara lain menganalisis, dan merespon terhadap faktor-
Melakukan kajian terhadap gambar rencana faktor risiko yang ada selama pelaksanaan
dan spesifikasi teknis proyek yang ada, jika suatu proyek.
nantinya tidak sesuai dengan kondisi
Enam tahapan dalam manajemen risiko
pelaksanaan dapat disempurnakan dengan
melakukan konfirmasi ke konsultan perencana. a. Perencanaan Manajemen Risiko
Kemudian melakukan perhitungan yang lebih b. Identifikasi Risiko
teliti terhadap volume pekerjaan, kebutuhan c. Analisa Risiko Kualitatif
material, peralatan serta tenaga kerja yang d. Analisa Risiko Kuantitatif
digunakan. Dan dilanjutkan menyusun e. Perencanaan Respon Risiko
anggaran biaya pelaksanaan yang rinci yan f. Kontrol dan Monitoring Risiko
disesuaikan dengan alokasi sumber daya yang
dibutuhkan dan dana yang tersedia. Adapun tujuan tujuan dari manajemen risiko
adalah untuk meningkatkan kinerja proyek
Kemudian memilih jenis teknologi dan dari awal sampai selesai dengan melakukan
peralatan yang sesuai dengan kebutuhan. Dan identifikasi, evaluasi, dan kontrol yang
perumusan rincian kegiatan dengan jadwal berhubungan dengan risiko proyek.
yang akurat dan terpadu. Serta melakukan
persiapan aspek administratif, pengadaan serta 3.5 Kinerja waktu proyek konstruksi.
pengorganisasian pihak-pihak yang terlibat,
penyusunan program kerja, perencanaan Menurut Abrar (2009) Standar kinerja waktu
pengelolaan risiko, perencanaan kesehatan dan ditentukan dengan merujuk seluruh tahapan
keselamatan kerja serta perencanaan sistem kegiatan proyek beserta durasi dan
informasi manajemen. penggunaan sumber daya, dari semua
informasi dan data yang diperoleh dilakukan
3.4 Faktor risiko proses penjadwalan sehingga akan ada output
berupa format-format laporan lengkap
Factor risiko yang melekat pada proyek mengenai progress waktu. Seperti Barchart,
konstruksi adalah ketidakpastian (uncertainty). Network Planning, Kurva S dan kurva Earned
Ketidakpatian sendiri dapat dibedakan antara Value. Hasil pemantauan dari laporan pada
lain. Ketidakpastian Risiko yang terkait format-format diatas, perlu dilakukan evaluasi
dengan keadaan adanya ketidakpastian dan dan koreksi dengan cara memperbarui data
tingkat ketidakpastiannya terukur secara dan informasi agar kinerja waktu tercapai
kuantitatif, apabila kita dapat memperoleh sesuai rencana. Selanjutnya masalah-masalah
informasi. Selanjutja Ketidakpastian yang yang timbul yang dapat menghambat kinerja
diartikan dengan keadaan dimana ada waktu adalah :
beberapa kemungkinan kejadian yang akan
menyebabkan hasil yang berbeda , Tetapi 1. Alokasi penempatan sumber daya tidak
tingkat kemungkinan atau probabilitas efektif katena penyebarannya fluktuatif
kejadiannya tidak diketahui secara dan ketersediaan sumber daya yang tidak
kuantitatif.Bramantyo(2008). mencukupi

Menurut PMBOK (Project Management


Institute Body of Knowledge)(2008), Definisi 2. Terjadinya keterlambatan proyek
manajemen risiko adalah merupakan proses disebabkan oleh :
formal dimana faktor-faktor risiko secara a. jumlah tenaga kerja yang terbatas
sistematis diidentifikasi, dianalisis, respon, dan b. Peralatan yang tidak mencukupi.
dikendalikan. Merupakan suatu metode c. Metode kerja yang salah,
pengelolaan sistematis yang formal yang d. Kondisi cuaca yang buruk
berkonsentrasi pada mengidentifikasi dan
mengendalikan area atau kejadian-kejadian
yang berpotensi untuk menyebabkan
terjadinya perubahan yang tidak diinginkan.
Di dalam konteks suatu proyek, merupakan
49
Disamping itu waktu proyek dapat juga pertumbuhan ekonomi dan menghemat
dipengaruhi oleh aspek sosial ekonomi , devisa, dan jika anjuran Itu diatur dalam
menurut Yasin (2006) aspek social ekonomi
suatu undang-undang khusus yang sifatnya
merupakan aspek yang sulit diprediksi
tegas, menurut Yasin (2006),
karena tergantung dari karakteristik,
memungkinkan akan menghambat
kondisi masyarakat setempat, dan
penyelesaian proyek jika mendapatkan
permasalahan pada bidang ekonomi yang
bahan bangunan tertentu tidak terpenuhi.
mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap kelancaran proyek. 3.6 Pelaksanaan Proyek konstruksi
Sumber daya merupakan salah satu factor
Adapun factor - faktor yang mempengaruhi penentu keberhasilan, oleh sebab itu harus
dalam aspek social ekonomi yang dikutip dari diperhatikan dalam pelaksanaan proyek
Tangdialla adalah disebabkan : konstruksi. Sumber daya material merupakan
salah satu sumber permasalahan proyek yang
a) Keharusan menggunakan Tenaga Kerja mempengaruhi terjadinya keterlambatan
tertentu disekitar proyek berada yang proyek. Dalam mengadakan sumber daya
bertujuan mengurang kecemburuan social manajemen harus mempunyai informasi-
(Yasin,2006), tetapi keharusan memakai informasi yang dapat menunjang kegiatan
tenaga kerja tersebut berdampak pada proyek. memiliki dokumen, prosedur dan
pelaksanaan proyek konstruksi, karena jadwal sesuai dengan deskripsi kerja yang
produktivitas pekerja yang rendah karena ada. Menurut ( Huston 1998), untuk
kurangnya pengalaman menjalankan kualitas dari kontrak pekerjaan,
b) Keselamatan kerja menurut (Nunnally, persyaratan kualitas yang ditetapkan pemilik
1998 ) adalah salah satu factor yang proyek dapat digunakan untuk pendekatan
dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek harga dan schedule dalam pengerjaan proyek.
terutama pada waktu dan biaya. persyaratan-persyaratan yang harus
penyebab- penyebab sekunder kecelakaan dipertimbangkan untuk mengatur Material,
kerja yang terjadi dipengaruhi oleh antara peralatan, engginering dan kontrak konstruksi.
lain hubungan kerja, komunikasi kerja, Oleh sebab itu dalam mengadakan sumber
persaingan kerja, penataan tempat kerja daya, perlu diketahui
dan sarana keselamatan kerja (Majalah
Konstruksi, Juni 1995). Sedangkan a. Sumber daya yang dibutuhkan dan
kecelakaan kerja disebabkan kecelakaan persyaratan pengadaan sumber daya ?
primer yang terjadi karena batas waktu b. sumber daya didatangkan dari mana ?
pelaksanaan proyek semakin dekat c. Bagaimana pengelolaan sumber daya?
sehingga mengabaikan keselamatan kerja. Menurut Park (1979), Kegagalan kontraktor
c) Faktor keamanan dalam suatu proyek didalam pelaksanaan proyek konstruksi sering
menurut Ritz (1994) perlu diperhatikan terjadi, kegagalan tersebut disebabkan oleh:
untuk menghindari kehilangan material a. Ketidak cakapan (incompetenci),
dan peralatan dalam lokasi proyek yang
dilakukan oleh orang - orang yang tidak b. Kurang pengalaman manajerial (lack
berkepentingan sehingga mengganggu of managerial experience),
pelaksanaan proyek. Oleh sebab itu, c. Ketidakseimbangan pengalaman
menurut Gustavson, (1995). Kualitas dan (Unbalanced experience),
keamanan proyek harus terus diperhatikan d. Kurang pengalaman dalam bisnis
baik itu pada saat pelaksanaan proyek
berlangsung ataupun pada malam hari konstruksi(lack experience in the line).
ataupun pada hari libur. e. Kelalaian (Negleckt)
f. Penipuan (Fraud)
d) Pemakaian material yang telah ditetapkan
sesuai dengan anjuran dari pemerintah g. Bencana (Disaster)
untuk menggunakan produk dalam negeri
dalam rangka guna meningkatkan Kompleksitas disain merupakan fungsi dari
constructability, pemakaian teknologi maju,

50
metoda dan peralatan khusus serta integrasi Dari studi Literature untuk mengetahui dan
bermacam-macam disiplin. Metode yang baik mengumpulkan factor-faktor yang
sangat berpengaruh terhadap barunya alat yang mempengaruhi keterlambatan proyek, didapat
digunakan. Kontraktor yang memiliki 6 ( enam) Sumber factor-faktor yang
pengalaman terhadap metode dan alat yang mempengaruhi keterlambatan proyek
digunakan, akan menghadapi risiko yang lebih konstruksi adalah :
kecil.( Jahren & Ashe 1990)
1. Pencapaian Spesifikasi
4. Metode Penelitian 2. Ketersediaan Material
3. Sumber Daya Manusia tidak memadai
Menurut Sumarjono (1997), Penelitian 4. Keterlambatan Alat.
merupakan proses penemuan kebenaran yang 5. Sistim Pengendalian Proyek.
dijabarkan dalam bentuk kegiatan yang
6. Metoda Pelaksanaan
sistematis dan berencana, ada pola–pola
tertentu yang harus diikuti dan seluruh Dari enam sumber risiko dapat pula ditentukan
kegiatan penelitian didasarkan pada langkah- rincian dari sumber risiko yang merupakan
langkah yang telah direncanakan dengan dampak dari keterlambatan proyek konstruksi,
matang sebelumnya. dan didapat rincian Faktor-faktor yang
menyebabkan keterlambatan proyek, sebagai
a. Kerangka Pemikiran berikut :

Menurut Narbuko (2007), mengatakan 1. Keahlian dan sumber daya yang tidak
cukup untuk melaksanakan desain
seluruh kegiatan sejak dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan penyelesaiannya spesifikasi.
harus merupakan satu kesatuan kerangka 2. Melakukan perubahan terhadap desain.
pemikiran yang utuh, menuju kepada satu 3. Mutu Material Tidak Sesuai Dengan
tujuan yang tunggal, yaitu memberikan Spesifikasi.
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang 4. Kenaikan harga material bahan
diajukan dalam perumusan masalah. bangunan.
Berdasarkan data pada tinjauan pustaka, maka 5. Material yang di gunakan kurang yang
dapat dibuat suatu kerangka pemikiran di butuhkan.
penelitian seperti Gambar 4.1 dibawah ini : 6. Penumpukan material di lokasi proyek.
7. Ketidak tepatan waktu pemesanan
bahan.
8. Kekurangan bahan konstruksi.
9. Menempatkan tenaga kerja yang kurang
berpengalaman di bidangnya.
10. Jumlah tenaga kerja yang tidak
mencukupi.
11. Menggunakan tenaga kerja yang kurang
terampil di bidangnya.
12. Kekurangan tenaga kerja.
13. Mutu peralatan yang di gunakan kurang
baik.
14. Alat yang di gunakan tidak sesuai
dengan spesifikasi.
15. Jumlah peralatan kurang dari yang
dibutuhkan.
16. Kerusakan alat.
17. Schedule pelaksanaan tidak sesuai yang
di rencanakan.
18. Jadwal pengadaan material tidak sesuai
yang di rencanakan.
19. metoda pelaksanaan pekerjaan tidak
Gambar : 4.1 Kerangka Pemikiran tepat.

51
20. Metode pengoperasian alat tidak tepat. penelitian ini berdasarkan dari reputasi,
pengalaman dan kerjasama sebagai berikut :
Variabel-variabel tersebut diatas diperoleh
melalui studi literatur dan survei kepada a. Responden penelitian adalah Owner dan
responden dan kepada para pakar. Kemudian konsultan Supervisi dan kontraktor.
dilanjutkan dengan mencari tingkat pengaruh
b. Owner adalah Kepala satker dan penjabat
dari masing-masing variabel. Dan masing-
pembuat komitmen serta pengendali
masing faktor tersebut menghasilkan tingkat
teknis.
pengaruh terhadap peningkatan kinerja waktu
proyek. c. Bagi konsultan supervisi dan kontraktor
memiliki pengalaman memimpin
b. Pengumpulan Data perusahaan jasa konstruksi.
d. Memiliki pendidikan yang menunjang
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
dibidangnya dan reputasi yang baik.
survey melalui pengisian kuesioner dan
wawancara kepada responden. Data yang akan 4.3 Analisa hubungan antara kinerja waktu
diteliti dan dianalisa secara rinci terdiri dari konstruksi dengan factor risiko.
data primer dan data sekunder.
Hasil tabulasi data digunakan sebagai data
input ke dalam SPSS 17, input data merupakan
a. Data primer merupakan data yang
hasil dari sampel varibel factor risiko yang
dikumpulkan dengan melakukan studi
mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan
lapangan. Data primer didapat melalui
proyek konstruksi gedung di Bukittinggi.
survei dengan teknik wawancara kepada
pakar yang bekerja di bidang jasa Analisa statistic deskriptif dengan cara
konsultan/konstruksi dan para pelaku menjumlahkan data seluruh individu dalam
pengambil kebijakan. kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah
individu yang ada pada kelompok tersebut.
b. Data Sekunder merupakan data atau
Hal ini dapat dilihat dengan rumus berikut :
informasi yang diperoleh dari studi
literatur, merupakan data yang sudah i =n
diolah, meliputi : Data yang digunakan ∑ Xi
sebagai landasan teori dari penelitian, i=1
yang diperoleh dari buku-buku, jurnal,
Me = ------------------------
makalah, serta dari penelitian yang
berkaitan terdahulu. n
Dimana:
Pengumpulan data dilakukan dengan cara Me = Nilai rata-rata (mean)
menyebarkan kuesioner pada responden.
N = Jumlah responden
dengan kriteria dan persyaratan sebagai
berikut : Xi = Frekuensi pada (i) yang diberikan
responden terhadap masing- masing
a. Penelitian akan dilakukan terhadap
Faktor Keterlambatan
proyek konstruksi gedung yang
berada di Propinsi Sumatera Barat. i = kategori index responden

b. difokuskan pada pelaksanaan Untuk variable bebas, penilaian terhadap


pengadaan proyek jasa konstruksi Dampak/pengaruh risiko dapat dilihat seperti
pemerintah dengan menerapkan Tabel 4.1 dibawah ini.
Keppres 80 Tahun 2003. Tabel 4.1. Skala Dampak/Pengaruh Risiko
c. Kontraktor galongan Kecil dan
Menengah.
d. Populasi penelitian ini melibatkan
Owner, Kontraktor, Konsultan
perencana dan Konsultan Supervisi.
Sedangkan Sampel responden yang digunakan
adalah yang memenuhi kriteria dalam

52
Dari Analisa statistik deskriptif yang
dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan nilai mean dan median dari
keseluruhan penilaian yang telah diberikan
oleh responden atas variabel yang telah
ditanyakan .
Penggunaan dari nilai mean ditujukan untuk
mendapatkan gambaran secara kualitatif
mengenai respon dari responden.
Tabel deskriptif dampak factor resiko yang
mempengaruhi kinerja waktu pelaksanaan
proyek konstruksi adalah seperti Tabel 4.2 Gambar 4.2. Grafik Deskriptif Dampak
dibawah ini Faktor Resiko yang mrmprngaruhi
kinerja waktu pelaksanaan proyek
Tabel 4.2. Deskriptif Dampak factor resiko konstruksi gedung.
yang mempengaruhi kinerja Dari data dan grafik didapat nilai rata-rata
waktu pelaksaan proyek tertinggi adalah pada variable :
konstruksi
X 20 ( Metode pengoperasian alat tidak tepat)
X 2 ( Melakukan perubahan terhadap disain)
X 1 ( Keahlian yang tidak cukup untuk
perobahan desain spesifikasi)
X 11 ( Menggunakan tenaga kerja yang tidak
Terampil)
X 5 ( Material yang digunakan kurang dari
yang dibutuhkan )
Kemudian untuk nilai rata – rata terendah
yaitu pada variabel :
X4 ( Kenaikan harga material bahan banguna)
X3 (Mutu material tidak sesuai dengan
spesifikasi)
Untuk variabel Y, yang merupakan kinerja
Adapun grafik deskriptif dampak factor resiko waktu pelaksanaan proyek, diperoleh nilai
yang mempengaruhi kinerja waktu modus ( mode) sebesar 4, 84 yang berarti
pelaksanaan proyek konstruksi adalah seperti kinerja waktu tinggi.
Gambar 4.2 dibawah ini
Tabel 4.3. Frekuensi kemunculan Kinerja Y

Sumber : Hasil olahan SPSS

53
kontraktor harus menggunakan peralatan
yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan, baik jenis peralatan maupun
kapasitasnya tipe. Dalam penawaran harus
sudah diperhitungkan peralatan yang
dipakai yang sesuai dengan kondisi
pekerjaan dan lokasinya. Disamping itu
operator yang menjalankan peralatan harus
terampil dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu
operator yang akan digunakan terlebih
Gambar 4.3 Histogram Variabel Y
dahulu dilatih agar dalam pelaksanaan
Sumber : Hasil olahan SPSS pekerjaan tidak ditemui permasalahan.
5. Temuan dan Bahasan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
factor apa yang dominan yang berpengaruh  Melakukan perubahan terhadap disain.
tinggi terhadap kinerja waktu pelaksanaan
proyek konstruksi. Berdasarkan hasil Juga mempunyai tingkat pengaruh yang
pengolahan data, ditemui 20 peringkat factor cukup singnifikan terhadap keterlambatan
risiko dari (enam) sumber risiko yang ada pada proyek konstruksi, Kontraktor harus
pelaksanaan proyek konstruksi. hasil statistik
mempelajari gambar-gambar desain yang
telah ditemukan variabel-variabel yang
dominan yang dapat mempengaruhi akan dikerjakan sebelum pelaksanaan
keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi, dimulai , bila ada hal-hal yang meragukan
dan ada tiga variabel yang dominan dari dalam desain tersebut segera didiskusikan
factor risiko yang paling yang berdampak dengan pemilik proyek dan konsultan
dengan keterlambatan proyek konstruksi, pengawas untuk diambil langkah –langkah
yaitu: perbaikannya. dengan demikian setiap
1. Metode pengoperasian alat tidak tepat perobahan-perobahan yang terjadi pada
2. Melakukan perubahan terhadap disain masa pelaksanaan proyek, harus sesuai
3. Keahlian yang tidak cukup untuk dengan peraturan – peraturan yang
Perobahan desain spesifikasi
berlaku.
4. Menggunakan tenaga kerja yang tidak
terampil
5. Material yang digunakan kurang dari yang  Keahlian yang tidak cukup untuk
Dibutuhkan. perobahan desain spesifikasi.

Sedangkan factor risiko yang mendapatkan


peringkat terendah adalah Kontraktor yang akan melaksanakan
pekerjaan harusnya dapat menyediakan
1. Kenaikan harga material bahan bangunan.
2. Mutu material tidak sesuai dengan sumber daya yang sesuai dengan
spesifikasi. spesifikasi pekerjaan yang akan
dilaksanakan , hal ini harus dibunyikan
Adapun tindakan Preventive dan Corective
untuk masing-masing faktor risiko yang dalam dokumen tender. Untuk itu dalam
dominan terhadap keterlambatan proyek dapat evaluasi pekerjaan perlu dievaluasi tenaga
dilakukan sebagai berikut. pelaksana yang sesuai spesifikasi
pekerjaan yang akan dilaksanakan . Hanya
 Metode pengoperasian alat tidak tepat rekanan yang mampu menyediakan
personil/sumber daya manusia yang
Dapat mengakibat keterlambatan proyek, cukup perlu dipertimbangkan untuk
Mencegah keterlambatan akibat memenangkan tender.
pengoperasian alat tidak tepat, dengan
54
 Menggunakan tenaga kerja yang tidak 6. Kesimpulan
terampil.
Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa permasalahannya akibat Metode
Untuk tindakan preventive , Kontraktor pengoperasian alat tidak tepat, Melakukan
harus bisa menyediakan tenaga pelaksana perubahan terhadap disain, Keahlian yang
yang mampu membina tenaga kerja yang tidak cukup untuk perobahan desain
kurang terampil menjadi terampil spesifikasi, Menggunakan tenaga kerja yang
dibidangnya, dengan Pemilihan tenaga tidak terampil, dan Material yang digunakan
pelaksana yang akan melaksanakan kurang dari yang dibutuhkan. Pada masa
pekerjaan harus selektif. pelaksanaan proyek konstruksi dapat
Sebelum pekerjaan dilaksanakan mempengaruhi waktu atau ketelambatan
dilakukan pelatihan in the jon Training. proyek konstruksi, dengan mengetahui faktor
Dengan mengutamakan tenaga pelaksana resiko yang dominan dapat membantu untuk
mengambil keputusan dalam menentukan
yang sudah berpengalaman dalam
tindakan koreksi yang paling sesuai, untuk
melaksanakan pekerjaan sejenis sehingga mengurangi resiko seminimal mungkin sampai
dapat mengajarkan ilmunya kepada tenaga pada batas yang dapat diterima.
kerja yang kurang terampil .
DAFTAR PUSTAKA
1. AbrarHusen, (2008) Manajemen proyek,
 Material yang digunakan kurang dari perencanaan,penjadwalan &pengendalian
yang dibutuhkan. proyek ,Yogyakarta : Penerbit Andi .
2. Asiyanto,(2005).Construction Project Cost
Mempunyai tingkat pengaruh yang cukup
singnifikan terhadap keterlambatan proyek Management, Jakarta : Pradnya Paramita
konstruksi, Kontraktor harus menghitung 3. Bramantyo Djohanputro, (2008) ,
kebutuhan bahan yang akan dipakai setiap ,Manajemen Risiko Korporat, (Jakarta :
hari dan menyediakan stok dilapangan. Penerbit PPM.
oleh sebab itu dalam perencanaan 4. Imam Suharto, ( 1999) Manajemen Proyek
material membutuhkan informasi- dari Konseptual sampai Operasional) Jilid
informasi yang dapat menunjang kegiatan- 1, Edisi kedua, Jakarta, penerbit Erlangga
kegiatan proyek agar keterkaitan 5. C. T. Jahren, and M. Ashe, “Predictors of
penyediaan dan penggunaan material Cost Overrun Rates,” ASCE –Journal of
terhadap suatu pekerjaan dapat Construction Engineering and
berlangsung lancar. Peran logistik sebagai Management, 1990
penyedian material sangat penting dalam
menjamin ketersediaan material yang 6. Nazarkhan Yasin,(2006). Mengenal
diinginkan, sehingga kerja sama tim, kontrak konstruksi di Indonesia,Jalakta:
merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Penerbit Gramedia.
Dengan membuat schedule waktu
pemasukkan bahan harus direncanakan 7. Narbuko,Cholid dan Ahmadi
sebelum pekerjaan dimulai dengan H.Abu(2003),Metodologi Penelitian,
tersedia tenaga pelaksana yang terampil Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara .
dalam perhitungan kebutuhan bahan dan
pemakaian bahan sesuai volume pekerjaan 8. Ritz, George. J. Total Construction
yang akan dilaksanakan Project Management.

55
46

Anda mungkin juga menyukai