NILAI KRISTIANI:
Anak meneladani sikap Yohanes Pembaptis yang rendah hati.
AYAT INDAH
“Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa
dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”
(Markus 1:7)
URAIAN PELAJARAN
1. Yohanes pembaptis adalah tokoh yang besar. Dia memiliki banyak pengikut dari banyak golongan.
Kabar tentang Yohanes dan pengajarannya terdengar sampai ke mana-mana. Hal ini terbukti
banyak orang datang berbondong-bondong dari beberapa kota untuk berjumpa dengan Yohanes
Pembaptis.
2. Nama besar dan banyaknya pengikut tentu sangat mudah bagi Yohanes untuk mengambil
keuntungan bagi dirinya sendiri, tetapi hal itu tidak dilakukannya. Yohanes tetap rendah hati
melayani dan mengajar banyak orang dengan ajaran yang baik dan benar.
3. Yohanes tidak sombong dan tinggi hati walau dia tokoh yang besar dan terkenal. Dia tetap
mengetahui porsinya sebagai pembuka jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Yohanes tidak merasa
dia adalah utama atau yang paling besar. Dia menyadari bahwa kalau yang dijanjikan datang,
maka dia siap untuk melayani, bahkan kehilangan kepolulerannya.
4. Ketika Yohanes menanggapi tentang Tuhan Yesus ia mengatakan bahwa membuka tali kasut-Nya
pun dia tidak layak. Hal ini merupakan sikap yang benar-benar sadar bahwa kuasa Tuhan Yesus
memang sangat luhur, sangat mulia. Perkataan itu menegaskan bahwa sebagai manusia, Yohanes
yang begitu terkenal harus tetap meletakkan diri sebagai pelayan Tuhan yang rendah dibanding
dengan kedudukan Tuhan.
5. Sikap inilah yang patut untuk diteladani bagi semua orang. Sikap yang menyadari kebesaran
Tuhan, sekaligus sadar diri untuk tidak sombong. Manusia harus dengan hormat melayani Tuhan.
6. Kita harus meneladan Yohanes dalam perilaku setiap hari. Kita harus hormat pada Tuhan, dan
menghargai karya Tuhan Yesus dalam menyelamatkan manusia.
7. Karya penyelamatan manusia adalah karya yang menerima orang berdosa, hina dan sesat untuk
diterima menjadi anak-anak Allah yang Mahatinggi. Hal itu berarti Tuhan Yesus sangat
menghargai kemanusiaan kita semua.
8. Sama seperti Yohanes yang siap melayani, kita pun harus siap melayani tanpa merendahkan
sesama kita.
2
TATA IBADAH
1. Sapaan:
GSM : “Salom sobat Kristus, bagaimana kabar kalian minggu ini?”
ASM : “Hebat, hebat, hebat.”
(Hebat pertama, gerakan tangan kiri ke depan. Hebat kedua, tangan kanan ke depan. Hebat ketiga,
dengan gerakan bersorak dari dada ke atas dengan jari terbuka dan senyum yang lebar )
2. Pujian: “Kerja Buat Tuhan Selalu Manise.”
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian: “Rukun Cinta.”
5. Penyampaian Firman.
6. Persembahan: “Bri Syukur”
7. Doa persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Melayani lebih Sungguh”
A. KELAS PAUD
1. Kreatifitas penyampaian
Pembukaan:
Anak-anak, siapa yang pernah pergi ke Kebun Binatang? Di sana banyak sekali yang binatang. Adakah
yang bisa menyebutkannya? (tunggu jawaban ASM). Di kebun binatang juga ada burung. Siapa yang
bisa menyebutkan nama-nama burung?
Apakah anak-anak pernah melihat Burung Merak?.....(Alat Peraga Gambar 1).
Burung Merak adalah burung yang sangat indah dan cantik. Warna bulunya seringkali membuat orang
senang melihatnya.
Apakah anak-anak juga pernah melihat burung Pipit? Siapa yang pernah melihat burung Pipit?..... (Alat
Peraga Gambar 2). Suara burung bagaimana bunyinya? Burung Pipit adalah burung yang mungil dan
kecil.
Hari ini kita akan mendengar Cerita tentang Burung Pipit dan Burung Merak.
Suatu hari si Merak yang sedang merawat bulunya, dengan telaten dia menyisir helai demi helai
bulunya. Tiba-tiba ada suara dari atas pohon, “Waduh cantiknian engkau, wahai Merak”. Merakpun
mencari datangnya suara itu. Dia mencari ke kanan, ke kiri tidaklah ia mendapati suara yang
memujinya itu.
3
“Di manakah engkau wahai saudaraku yang menyapaku?” tanya si Merak. “Aku di sini.” Merakpun
mencari lagi asal suara itu, dan tidak pula ia mendapatinya. “Kamu dimana?” tanya si Merak lagi.
“Aku di sini, di atas pohon di depanmu,” balas suara itu. Tenyata suara itu adalah suara si burung Pipit
yang karena kecilnya tidak bisa dilihat sekilas mata.
“Oh kamu burung pipit yang kecil, namamu siapa?” tanya si Merak setelah dapat melihatnya. “Namaku
Emprit, aku memang kecil dan sulit untuk dilihat. Berbeda dengan engkau yang besar dan indah.”
Merakpun tersipu malu dan berkata, “Jangan kamu memujiku terlalu tinggi wahai Emprit, temanku.
Kamu juga memiliki kelebihan, kicaumu bagus, dan kamu dapat terbang tinggi,” puji Merak kepada si
burung pipit. Mereka pun tenggelam dalam percakapan yang akrap dan menyenangkan.
Tiba-tiba “Brak”, terdengar suara yang mengejutkan, tenyata si Merak terkena perangkap pemburu.
Merak tidak bisa keluar dari perangkap itu walau ia sudah meronta-ronta. Tak berapa lama kemudian
datanglah para pemburu dan memasukan Merak pada sangkar buruan dan membawanya pergi naik
mobil. Terlihat si pemburu sangat senang dan bangga. Melihat hal itu si Emprit ketakutan dan juga
merasa sedih. Dia mengikuti laju mobil si pemburu dan terus berkicau memanggil si Merak temannya.
Sedangkan si Merak sangat sedih dan terus menangis ketakutan.
Mobil si pemburu melalui liku-liku jalan di hutan itu. Sesekali mobil itu terguncang karena terkena
batu. Sampai suatu saat mobil itu mengalami guncangan yang cukup keras, yang mengakibatkan
kandang buruan terbuka kuncinya. Melihat hal itu si Emprit yang terus mengikuti laju mobil si
pemburu segera memberi tahu si Merak. “Merak, Merak...kandangnya terbuka, segeralah engkau
keluar!” Merak yang sedih itupun bangkit dan melihat kesempatan itu, lalu melarikan diri. Segera dia
melompat keluar kandang dan pada saat mobil melambat, si Merak melompat keluar mobil. Lepaslah
dia dari si pemburu. Untung pula si pemburu tidak mengetahui kejadian itu.
Setelah si Merak turun dari mobil, si Emprit segera menghampirinya. Si Merak segera menyambutnya
dan mengucapkan banyak terimaksih. Merekapun senang. Tetapi kemudian Si Merak terdiam. “Kenapa
kamu terdiam wahai Merak yang cantik?” tanya si Emprit. “Aku senang bisa lepas dari si pemburu,
namun aku tidak tahu jalan pulang,“ keluh si Merak. “Jangan kamu sedih temanku, aku akan
menuntunmu sampai ke rumahmu. Aku akan terbang tinggi dan menunjukan arah sampai ke
rumahmu,” kata si Emprit kepada si Merak. Merakpun mengangguk setuju.
Sejenak kemudian si Merak berjalan menuju rumahnya dengan bantuan arahan dari si Emprit.
Menjelang sore hari sampailah mereka di rumah si Merak. Di sana si Merak sudah ditunggu oleh
orangtuanya dan saudara-saudaranya, serta banyak binatang yang lain. Si Merakpun menceritakan
semua yang terjadi pada keluarganya. Kedua orangtua si Merak sangat berterimakasih kepada si
Emprit, demikian juga banyak binatang di sana.
Cerita persahabatan si Merak yang cantik dan si burung Emprit segera tersiar di seluruh hutan itu.
Mereka menceritakan betapa kedua burung itu saling membantu dan tidak saling menyombongkan
diri. Merak walaupun berbulu sangat indah tidak merendahkan si Emprit yang kecil dan yang memiliki
bulu tidak begitu cantik. Namun si Merak memuji kelebihan dari si burung Emprit. Sikap si Merak
yang mau menghargai kelebihan orang lain, demikian pula si Emprit yang mau mengagumi keindahan
si Merak menjadi pelajaran berharga di seluruh hutan. Mulai hari itu suasana hutan menjadi lebih
cerita karena tidak ada lagi yang senang merendahkan kekurangan teman-temannya. Semua belajar
untuk rendah hati dan saling menolong.
4
Kesimpulan Cerita:
Dari cerita tentang Si Merak dan Si Emprit ini kita bisa berkaca dari cerita tentang Tuhan Yesus dan
Yohanes Pembaptis. Bagaimana Tuhan Yesus yang Mahatinggi merendahkan diri-Nya begitu rupa,
tidak melihat bahwa diri-Nya adalah Anak Allah yang harus ditinggikan, namun Ia menghargai dan
menerima semua orang. Demikian pula dengan Yohanes Pembaptis yang begitu hormat dan siap
melayani. Dari relasi antara Tuhan Yesus dan Yohanes Pembaptis ini kita bisa belajar untuk saling
melayani dengan rendah hati tanpa membeda-bedakan.
Kemenangan Bersama
Ananta adalah anak seorang saudagar yang sangat kaya di sebuah kota besar. Suatu saat ketika liburan
Ananta diajak orang tuanya ke rumah kakek nenek di kota lain. Mereka pergi dengan menggunakan
mobil keluarga. Kota demi kota mereka lalui, bukit dan lembah mereka lalui dengan baik, sampai suatu
saat di tengah hutan mobil mereka rusak, sehingga tidak bisa melanjutkan perjalanan. Berhubung di
tengah hutan signal HP pun tidak ada. Bapak Ananta berulang kali memeriksa mesin tetapi tidak pula
bisa menyala. Sementara hari mulai sore dan jalan semakin sepi.
5
Sampai suatu saat ada sebuah sepeda motor melintas, segera bapak menghentikan sepeda motor itu
dan meminta tolong mengantar ke bengkel mobil terdekat. Dengan ramah si pengendara sepeda motor
itu membantu memboncengkan bapak menuju bengkel mobil terdekat (Alat Peraga Gambar 3:
Suasana Bengkel). Ternyata bengkel terdekat itu berjarak lebih dari satu jam perjalanan. Sesampai
di sana bengkel itu sudah tutup. Bapak mencoba meminta tolong montir bengkel itu untuk membantu
dia, tetapi rupanya sang montir baru pergi sembayang. Bapak menunggu di pojokan bengkel itu.
Tak seberapa lama kemudian montir itu datang. Kata bapak, “Pak saya mau minta tolong apakah
bapak bisa memperbaiki mobil saya yang macet di tengah hutan?” Sang montir sejenak terdiam,
“Baik pak, di tengah hutan? Wah agak berat ini,” kata si Montir. “Tolonglah kami pak,” kata bapak.
“Baiklah, mari kita bawa mobil derek saya saja, kalau nanti tidak bisa diperbaiki kita bawa ke bengkel
saya di sini ya.” Tak berapa lama kemudian bapak dan pak Montir yang bernama Pak Abas menuju ke
hutan, tempat mobil yang macet.
Sesampai di sana, pak montir, Abas melihat keadaan mobil. Dia menggeleng-gelangkan kepalanya.
“Pak, sepertinya kita harus membawa mobil bapak ke bengkel.” Bapak menyetujuinya. Maka mobil
itu pun dibawa ke bengkel. Ananta, ibu serta bapak akhirnya menuju ke bengkel.
Hari sudah malam saat tiba di bengkel. Pak Abas, si montir itu mempersilahkan Bapak ibu dan Ananta
tidur di kamarnya. “Bapak dan ibu tidur di sini saja, besok pagi biar saya perbaiki mobilnya.” Bapak
mengangguk tanda setuju.
Pagi hari mereka bangun dan mendapati bahwa pak Abas sudah menyiapkan sarapan bagi mereka.
“Mari silahkan sarapan seadanya bapak dan ibu, juga ‘nak Ananta.” Pak Abas memberikan sarapan
kepada mereka dan mereka sarapan bersama.
Setelah itu Pak Abas mulai bekerja di bengkel dan memeriksa mobil bapak Ananta. Pak Abas rupanya
kerepotan dalam memperbaiki mobil bapaknya Ananta, karena ternyata teman montir yang biasa
membantunya tidak datang pagi sebab ada keperluan. Melihat hal itu si bapak segera menawarkan diri
untuk menolongnya, “Butuh kunci apa pak, biar saya ambilkan,” kata Bapak. “Wah maaf pak
merepotkan,” balas pak Abas. “Tidak apa-apa pak, biar saya layani Pak Abas,” kata bapak.
Tak lama kemudian mereka berdua asyik dalam memperbaiki mobil. Pak Abas dan bapak seperti dua
sahabat lama yang sudah kenal, penuh dengan sendau gurau. Ananta dan ibu yang melihat merekapun
ikut dalam candaan. Suasana memperbaiki mobil bapak menjadi sangat menyenangkan.
Menjelang siang teman pak Abas datang, “Maaf Pak Abas saya baru bisa datang,” kata pak Antok.
“Tidak apa-apa pak“ kata Pak Abas. “Ini saya ada asisten bengkel yang baik, bapaknya Ananta,” kata
Pak Abas sambil tertawa. Setelah saling berkenalan, mereka bertiga asyik dalam canda sambil
memperbaiki mobil.
Pak Antok memamerkan anaknya yang bekerja di kota. Dia menerangkan betapa hebat anaknya.
Begitu juga dengan Pak Abas yang mendukung cerita betapa hebat anaknya Pak Antok, yang walaupun
anak asisten montir namun sanggup bekerja kantoran di kota besar.
Bapak mengangguk-angguk dan bilang kepada Ananta, anaknya, “Ananta lihatlah betapa orang tua
sangat bangga kalau anaknya bisa mandiri. Kamu harus belajar mandiri dan nanti bisa bekerja
sendiri.” Ananta mengangguk dan ikut dalam pembicaraan mereka.
“Anak bapak bekerja di perusahan apa?” tanya bapak. “Anak saya bekerja di perusahaan A,“ kata Pak
Antok dengan bangga. “Oh bukankah perusahaan A itu milik bapak?” kata Ananta. Bapak segera
memberi pesan supaya Ananta diam. Tetapi terlambat Pak Antok sudah mendengar. “Ha...jadi Bapak
6
ini pemilik perusahaan A, tempat anak saya bekerja?” Bapak terdiam sambil mengangguk pelan. “Wah
maaf ya pak, saya sudah menyombongkan anak saya,” kata Pak Antok. Sejenak suasana hening. “Ah,
sudahlah kita harus bangga pada anak-anak kita yang mandiri. Yuk kita bekerja lagi, tidak usah
dipikirkan kalau saya ini pemilik perusahaan A. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang harus saling
menolong dan saling membantu. Saya dipercaya Tuhan untuk bisa memberi pekerjaan bagi banyak
orang.” Bapak mencoba memecah perasaan canggung dan rendah diri yang dialami Pak Antok. Setelah
itu, bapak sudah melayani membantu Pak Abas dan Pak Anto memperbaiki mobil.
Ananta termenung memperhatikan sikap bapaknya, yang walaupun seorang pemilik perusahaan besar
namun tetap mau melayani orang lain, dan tidak menyombongkan kedudukannya. “Aku akan meniru
bapakku,” kata Ananta dalam hati.
7
Alat Peraga
Gambar 1
Burung Merak
8
Gambar 2
Burung Pipit
9
KELAS KECIL DAN KELAS BESAR (Minggu, 7 Januari 2018)
Gambar 3
Suasana Bengkel
10
AKTIVITAS
Aktivitas 11
Tandu Pelayanan
https://lh4.ggpht.com/-JpURjK147co/UZefa3AFJtI/AAAAAAAAAdI/xOM9lJHaFtk/dragbar-3-8x6.jpg?i
mgmax=800
11
PENJELASAN
PERALATAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUAT DRAGBAR2
Karena sifatnya yang darurat, peralatan yang digunakan adalah yang umumnya tersedia saat kegiatan.
Kalaupun tidak ada, bisa memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia. Peralatan itu antara lain:
Tongkat Pramuka dua buah, digunakan sebagai induk dragbar; standar tongkat yang digunakan
untuk membuat dragbar seharusnya mempunyai panjang 225 cm, namun karena biasanya yang
tersedia adalah tongkat pramuka berukuran 160 cm, tongkat inipun bisa digunakan tentunya
dengan memperhatikan kondisi luka korban.
Tongkat pendek ukuran 60 cm dua buah, digunakan sebagai anak dragbar.
Tali pramuka secukupnya.
Mitella (jika ada)
Cara Pembuatan Dragbar atau Tandu Darurat Pramuka
Untuk membuat atau merakit dragbar (tandu darurat) caranya adalah sebagai berikut (arah atas,
bawah, kiri, dan kanan pada tutorial ini merujuk arah pada gambar):
Rebahkan dua tongkat pramuka (ukuran 160 cm) secara sejajar dengan jarak kurang lebih 50 cm,
ini menjadi induk dragbar.
Palangkan dua tongkat ukuran 60 cm di ujung kiri dan kanan induk dragbar dengan jarak dari
masing-masing ujung sekitar 25 cm.
Ikat keempat pertemuan induk dragbar dengan anak dragbar dengan menggunakan ikatan palang.
Setelah keempat ikatan palang selesai, sisa ikatan palang dari salah satu sisi (pada gambar di
bawah anggap saja yang kiri), saling tautkan antara yang atas dan bawah di tengah-tengah (lihat
huruf “f” pada gambar).
Tali dari atas (atas pada gambar) ditarik kembali ke atas, demikian juga sebaliknya.
Buatlah simpul jangkar pada masing-masing tongkat induk dragbar.
Ulangi langkah 5 dan 6 dengan jarak masing-masing simpul jangkar antara 20-25 cm.
Setelah lima kali simpul jangkar, dikhiri dengan simpul pangkal di samping ikatan palang sebelah
kanan.
Lingkarkan tali yang tersisa di bawah tongkat anak dragbar kemudian ikatkan sisa tali dari bawah
dan atas dengan simpul mati ( lihat huruf “g” pada gambar).
Keterangan gambar:
Huruf “a”: ujung induk dragbar yang disisakan sebagai pegangan tandu. Jaraknya sekitar 25 cm.
Huruf “b”: ujung anak dragbar sepanjang 5 cm.
Huruf “c”: Ikatan palang.
Huruf “d”: Simpul pangkal untuk mengakhiri ikatan palang.
Huruf “f”: Tautan tali antara tali dari sebelah atas dan bawah.
Huruf “e”: Simpul jangkar.
Huruf “g”: Simpul mati.
https://pramukaria.blogspot.co.id/2013/05/cara-membuat-dragbar-usungan-tandu.html.
2
12
Minggu, 14 Januari 2018
(Masa Biasa - Hijau)
SAMUEL
MENDENGAR PANGGILAN KECIL
1 SAMUEL 3:1-10
NILAI KRISTIANI:
Anak meneladani sikap Samuel yang mau mendengar
dan menjawab panggilan.
AYAT INDAH:
“Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!"
Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar”
(1 Samuel 3:10)
URAIAN PELAJARAN
1. Samuel adalah anak Hana dan Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. Nama
Samuel berarti "Aku telah memintanya dari pada TUHAN," karena Ibunya Hana memohonkan
kepada Tuhan untuk memperoleh anak laki-laki dan Tuhan mengabulkannya. Samuel kemudian
dipercayakan kepada imam Eli untuk diasuh dan dibesarkan sebagai pemenuhan atas janji ibunya,
Hana, kepada Tuhan. Samuelpun kemudian dididik untuk melayani di Bait Allah.
2. Hal yang menarik dari pemanggilan Samuel ini adalah ketika ia dipanggil oleh Tuhan pada waktu
malam hari, tentulah mempunyai rasa takut namun ia tetap bangun saat mendengar namanya
dipanggil. Samuel kecil bangun dari tidurnya dan mendatangi Imam Eli yang disangkanya
memanggil dia. Hal ini menunjukan sikap Samuel yang mempunyai kebiasaan taat pada imam Eli
dan dalam keadaan apapun, Samuel siap dipanggil dan siap melayani Imam Eli.
3. Sikap Samuel yang taat dan siap sedia ini pada akhirnya dilihat Tuhan pula. Pada saatnya nanti
Samuel menjadi utusan Tuhan yang hebat dan turut dalam sejarah Bangsa Israel.
4. Cerita dalam bacaan kita memberi keterangan yang sangat jelas sebuah sikap yang pantas diteladani
oleh anak-anak, yaitu kesediaan mendengar panggilan orang tua dalam keadaan apapun.
TATA IBADAH
1. Sapaan:
GSM : “Syalom sobat Kristus, bagaimana kabar kalian minggu ini?”
ASM : “Sangat luar biasa.”
(dengan gerakan bersorak dari dada ke atas dengan jari terbuka dan senyum yang lebar).
2. Pujian: “Saya Bergirang”
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian: “Dengar Dia Panggil Nama Saya”
5. Penyampaian Firman.
6. Persembahan : KJ 439 “Bila Topan K’ras Melanda Hidupmu.”
7. Doa persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Kasihnya Seperti Sungai”
13
PENYAMPAIAN FIRMAN TUHAN
A. KELAS PAUD
1. Kreatifitas Penyampaian
Pembukaan:
Ajak ASM untuk bermain “Samuel berkata.”
GSM bisa mengajak ASM untuk memegang pipi, hidung, tangan ke atas, dan
sebagainya. Setelah itu ajak ASM untuk mendengarkan cerita tentang “Samuel Si
Anak yang Taat.”
Penyampaian Pelajaran (Cerita):
(Alat Peraga Gambar 1)
14
Samuelpun lalu tertidur karena lelahnya. Saat tengah malam yang dingin dan gelap karena nyala dian
semakin redup, tiba–tiba Samuel dikejutkan oleh suara yang memanggilnya. "Samuel! Samuel!”
Samuelpun yang sudah tertidur dengan lelapnya, terbangun oleh suara itu, ia kemudian menjawab,
"Ya, Bapa." Lalu berlarilah ia kepada Imam Eli, dan bertanya, “Bapa, apakah Bapa memanggil aku?"
Imam Eli berkata, "Aku tidak memanggilmu, anakku, tidurlah kembali." Lalu pergilah Samuel kembali
tidur.
Lalu terdengarlah lagi suara yang memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun kembali bangun, lalu pergi
mendapatkan Imam Eli serta berkata, "Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?" Tetapi Imam Eli
berkata untuk kedua kalinya, "Aku tidak memanggil, engkau anakku, tidurlah kembali."
Samuel belum mengenal TUHAN, firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. TUHAN
memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Samuelpun bangun, lalu pergi mendapatkan Imam
Eli serta katanya, "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah
yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Imam Eli kepada Samuel, "Pergilah tidur dan apabila Ia
memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka
pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.
Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah, "Samuel! Samuel!"
Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." Lalu berfirmanlah TUHAN
kepada Samuel "Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang
mendengarnya, akan bising kedua telinganya. Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala
yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir,” dan Tuhan berbicara lebih
banyak lagi kepada Samuel.
Setelah Tuhan berbicara, Samuel termenung, lalu berdoa mengucap syukur karena Tuhan berkenan
berbicara kepadanya. Dia teringat perkataan Imam Eli sebelumnya. Sejak saat itu Samuel semakin
tekun belajar dan semakin giat dalam melayani Tuhan. Samuel semakin bertumbuh dewasa dan
banyak orang semakin hormat dan meneladani Samuel sebagai hamba Tuhan yang baik.
Kesimpulan Cerita:
Cerita Samuel mengajarkan kepada ASM untuk mau mendengar dan menjawab panggilan, khususnya
kepada orangtua, guru, kakek nenek, kakak, bahkan Tuhan Yesus. Sikap mau mendengar dan
menjawab panggilan mengajarkan ASM untuk dapat patuh atas kehendak Tuhan. Dengan demikian
ASM dibiasakan untuk bersedia melayani Tuhan dengan penuh sukacita.
15
c. Makna Aktivitas
ASM diajak untuk mau saling mendengarkan dan berbagi. Sikap ini adalah sikap yang
mengajarkan ASM untuk mau mendengar kebutuhan orang lain, sebagai wujud kesediaan
melayani teman-temannya.
Narator (N) : Ada seorang anak laki-laki, anak Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, dari
Ramataim-Zofim, dan ibu Hana, dari pegunungan Efraim.
(Tokoh Samuel berjalan keluar)
Samuel (S) : “Ah hari ini sangat panas, angin juga sangat kencang, dari tadi aku membersihkan
tempat tabut perjanjian ini tidak juga bersih. Tetapi aku harus terus bekerja
membersihkan karena Tuhan telah sayang padaku, akupun harus menghargai
Bait-Nya.”
(Samuel memperagakan sedang bersih-bersih).
Imam Eli : “Samuel, Samuel... kalau kamu lelah istirahatlah dahulu!”
(E) (Suara Imam Eli dari dalam).
S : “Baik Bapa, ini masih tinggal sedikit lagi.”
(Samuel membalas dengan membungkukan badan, sebagai tanda hormat).
E “Samuel, sudah sore ayo istirahatlah. Mari kita segera siapkan makan malam!”
(Suara dari dalam).
S : “Baik Bapa.”
(S masuk).
16
E : “Kamu masih bisa mengerjakan besok pagi Samuel. Sekarang istirahatlah!”
(E menepuk nepuk pundak S).
S : “Tapi, tinggal sedikit lagi kok, Bapa.”
E : “Baiklah....kalau kamu memerlukan Bapa, Bapa aka nada di kamar tidur.”
(Acara makan malam selesai, E menuju kamar tidur di sudut ruang. Sementara S
membersikan sudut lainnya).
N : Samuel dengan tekun membersihkan ruang tersebut, sampai akhirnya dia tertidur
karena lelah.
(S tertidur).
Tuhan : “Samuel, Samuel.”
(T) (Suara dari balik layar).
S : “Iya Bapa. Ya, Bapa, bukankah Bapa memanggil aku?"
(S terbangun dan menuju E yang tidur serta membangunkan E).
E : "Aku tidak memanggil engkau, anakku. Tidurlah kembali."
(E terbangun, lalu E dan S tidur lagi).
T : “Samuel....”
(Suara di balik layar).
S : "Ya, Bapa. Bukankah Bapa memanggil aku?"
(S terbangun dan menghampiri E).
E : "Aku tidak memanggil engkau, anakku. Tidurlah kembali."
(E menyuruh S tidur lagi. Mereka kemudian tidur lagi di tempat semula).
N : Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan
kepadanya. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya
T : “Samuel... “
(Suara di balik layar dengan lembut).
S : "Ya, Bapa. Bukankah Bapa memanggil aku?"
(S kembali menghampiri E dan membangunkannya dengan agak takut).
N : Lalu mengertilah Eli bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.
(E terdiam dan manggut-manggut).
E : "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN,
sebab hamba-Mu ini mendengar."
(S kembali tidur, demikian pula E).
T : "Samuel! Samuel!"
(Suara dari balik layar dengan langat pelan namun jelas).
S : "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar."
(S duduk dengan hormat dan mendengarkan suara Tuhan).
N : Samuel adalah anak yang mau mendengarkan orang lain, dengan hormat dan tekun.
Dan Tuhan pun berkenan berbicara dengan dia. Pada akhirnya Samuel menjadi tokoh
yang besar yang dikenang sampai sekarang.
(Semua tokoh kumpul di depan).
17
Kesimpulan Pelajaran:
Cerita Samuel mengajarkan kepada ASM untuk mau mendengar dan menjawab panggilan, khususnya
kepada orangtua, guru, kakek nenek, kakak, bahkan Tuhan Yesus. Sikap mau mendengar dan
menjawab panggilan mengajarkan ASM untuk dapat patuh atas kehendak Tuhan. Dengan demikian
ASM dibiasakan untuk bersedia melayani Tuhan dengan penuh sukacita.
18
Alat Peraga
Gambar 13
3
http://2.bp.blogspot.com/-qIfmhB1bqas/T3s02fWTnNI/AAAAAAAAAhc/nOjyaUELmdU/s1600/Sam
uel+mendengar+panggilan+Tuhan.png
19
AKTIVITAS
Aktivitas 1
Samuel Kecil4
http://2.bp.blogspot.com/-RyvvFiRxRSU/T3szeEUirgI/AAAAAAAAAhM/NVqQ1N494FA/s1600/samuel+samuel
.jpg
20
KELAS KECIL DAN KELAS BESAR (Minggu, 14 Januari 2018)
Aktivitas 2
CONTOH TELEPON KALENG5
https://masakecildulu.files.wordpress.com/2009/06/469369tin-can-and-string-telephone-posters.jpg?w=
300&h=225
21
Minggu, 21 Januari 2018
(Minggu Biasa - Hijau) YAKOBUS DAN
YOHANES ANAK
MANDIRI ZEBEDEUS
MARKUS 1:14-20
NILAI KRISTIANI:
Anak mampu hidup dalam kemandirian, seperti yang dilakukan
oleh Yohanes dan Yakobus, anak Zebedeus.
AYAT INDAH
"…Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
(Markus 1:17b)
URAIAN PELAJARAN
1. Kisah Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama ini merupakan kelanjutan dari kisah
Yesus yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan pencobaan di padang gurun. Rupanya melalui
dua kisah yang mendahuluinya menjadi persiapan bagi Yesus untuk melakukan karya-Nya di
tengah dunia, dan saat ini Yesus telah siap untuk menjalankan misi-Nya, yaitu memberitakan
tentang Kerajaan Allah yang mendatangkan keselamatan bagi dunia.
2. Setelah Yohanes Pembaptis ditangkap, Yesus mulai memberitakan Injil Allah dengan sebuah
seruan yang sama dengan seruan Yohanes Pembaptis, “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah
sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” (ayat 15). Maksud dari perkataan Yesus ini
hendak menegaskan bahwa panggilan untuk bertobat dan percaya harus direspons dengan segera,
jangan ditunda-tunda. Pertobatan harus diikuti dengan perubahan perilaku hidup (baik pola pikir
dan tingkah laku).
3. Selanjutnya dalam perjalanan-Nya menuju Galilea, di sinilah Yesus berjumpa dengan
murid-murid-Nya yang pertama, yaitu Simon (yang disebut Petrus), Andreas, dan kedua
bersaudara Yakobus dan Yohanes, anak Zebedeus (ayat 16-20). Kepada Simon dan Andreas, Yesus
berkata, "Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia" (ayat 17b). Yang menarik
kemudian adalah reaksi Simon dan Andreas karena dikisahkan mereka “segera” meninggalkan
jalanya dan mengikuti Yesus. Demikian pula hal yang sama terjadi ketika Yesus berjumpa dengan
kakak-adik, anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes pada saat mereka sedang membereskan jala di
perahu. Keempat orang ini segera menyambut panggilan Yesus dan meninggalkan segala
sesuatunya demi mengikut Dia.
4. Perhatikan istilah “penjala ikan” dan “penjala manusia.” Yesus menggunakan istilah dalam
pekerjaan mereka sebagai dasar untuk mengikut Dia. Jika dahulu mereka menjala ikan, maka saat
ini Tuhan Yesus menginginkan agar mereka menjala manusia.
5. Keempat orang ini (Simon, Andreas, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus) tidak berpikir tentang
pekerjaan mereka atau bagaimana kehidupan mereka nantinya. Seolah-olah ada daya yang
menggerakkan jiwa mereka untuk mengikut Yesus. Terlebih bagi Yakobus dan Yohanes, anak
Zebedeus, yang langsung meninggalkan ayahnya dan orang-orang upahannya (ayat 20).
22
6. Kehidupan Yakobus dan Yohanes, anak Zebedeus sebenarnya sangat mapan dan termasuk golongan
nelayan yang cukup kaya karena ayahnya, Zebedeus memiliki orang-orang upahan dan ibunya, Salome
adalah salah seorang perempuan yang turut ‘melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.’
7. Yakobus dan Yohanes, anak Zebedeus diberi gelar Boanerges oleh Yesus, yang artinya ‘anak-anak
guruh’ (Mark. 3:17). Hal ini disebabkan oleh karena watak mereka yang mudah tergesa-gesa,
kurang disiplin dan kadang-kadang salah arah (Luk. 9:49, 54). Terlepas dari hal yang demikian,
kita dapat melihat hal yang positif dari kedua kakak beradik ini, yaitu kemandirian. Walau
orangtua mereka kaya, namun mereka tidak segan untuk meninggalkan kekayaan mereka maupun
usaha mereka yang sudah mapan. Mereka tinggalkan itu semua demi mengikut Yesus.
8. Bagaimana dengan ASM? Saat ini kemudahan menghidupi kehidupan anak-anak di sekitarnya.
Tidak sedikit anak menjadi manja ataupun kolokan ketika ada hal yang sulit terjadi. Bahkan
keputus asaan dan ketertekanan juga mudah melanda kehidupan mereka. Belajar dari kehidupan
Yakobus dan Yohanes, anak Zebedeus, ASM diajak untuk belajar hidup mandiri. Agar tangguh dan
kuat dalam mengikut Yesus secara total.
TATA IBADAH
1. Sapaan
GSM : “Hari ini kita mau saling menyapa dengan mengucapkan demikian: Selamat Pagi!”
ASM : “Semangat!” (mengepalkan satu tangan ke atas).
GSM : “Selamat siang!”
ASM : “Kerja Keras!” (mengepalkan kedua tangan ke atas).
GSM : “Selamat sore!”
ASM : “Sukses” (kedua tangan ditarik ke bawah perut sambil kaki kanan diangkat).
GSM : “Selamat malam!”
ASM : “Damai sejahtera!” (kedua tangan disilangkan dan diletakkan di dada).
2. Pujian: “Aku Anak Sekolah Minggu” (versi Iklan Sakatonik).
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian: “Do…Re…Mi…”
5. Penyampaian Firman.
6. Persembahan: “Betapa Hatiku”
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “Big Or Small”
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Siapa di antara anak-anak yang pernah memancing ikan? (tunggu jawaban ASM).
Siapa yang pernah melihat orang memancing ikan? (tunggu jawaban ASM).
Kalau memancing biasanya dimana? (tunggu jawaban ASM) Betul di sungai, di danau,
di laut, di empang juga bisa, dan masih banyak tempat lainnya.
Apabila kita memancing peralatannya apa saja ya? (tunggu jawaban ASM) Pancing, kail, umpan (bisa
cacing atau pelet), tempat buat meletakkan ikan.
Hari ini kita mau mendengarkan cerita tentang orang yang sedang memancing ikan di sebuah danau.
23
Pokok Pelajaran (Cerita):
24
“Wah, anak ayah dan ibu hebat sekali!” ayah memuji Reza dan Icha sambil mengusa-usap kepala
mereka, sedangkan ibu sambil tersenyum memberi jempol kepada kedua anaknya. Lalu tiba-tiba
terdengar suara ciprak…ciprak…ciprak…rupanya ada ikan yang mengambil umpan pancing ayah.
Mereka bersorak-sorai kegirangan karena yang dinanti akhirnya datang juga.
Penerapan
Mengikut Yesus tidak mudah karena banyak halangan dan bisa dibenci banyak orang. Namun Simon
Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus tidak ragu dan segera mengikut Yesus. Terlebih
lagi kedua anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes walau mereka berasal dari keluarga yang kaya,
namun berani untuk meninggalkan kehidupan yang sudah enak dan mapan, berusaha hidup terpisah
dari orangtua dan mandiri.
Demikian pula, dengan ASM saat ini diajak untuk mampu hidup mandiri, berusaha melakukan segala
sesuatunya sendiri. Seperti: menyiapkan perlengkapan sekolah untuk esok hari, belajar untuk bisa
makan sendiri, membuka baju sendiri, bangun tidur bangun sendiri tidak dibangunkan, dan
sebagainya (GSM bisa bertanya kepada ASM apa saja yang dapat dilakukannya sendiri tanpa bantuan
orang tua/orang dewasa lainnya). Dengan belajar mandiri diharapkan anak tidak menjadi manja
ataupun kolokan. Bahkan mudah putus asa dan tertekan ketika ada hal yang sulit terjadi. ASM diajak
untuk belajar hidup mandiri, tangguh dan kuat dalam mengikut Yesus.
Catatan:
Pelajaran hari ini berbicara soal kemandirian. Walau ASM masih usia PAUD, namun beberapa hal
seperti melubangi kertas dengan jarum, melepaskan pola ikan dari kertasnya, atau mewarnai
usahakan ASM sendiri yang melakukannya. Apabila dibutuhkan bantuan, baru GSM dapat
melakukannya.
c. Makna Aktivitas
ASM belajar untuk mengerjakan aktivitasnya secara mandiri (walau dalam beberapa hal GSM turut
membantu). Gantungan ikan mengingatkan kepada ASM bahwa murid Yesus pekerjaannya adalah
nelayan, selain itu mereka juga dapat mengingat pelajaran untuk bisa menjadi penjala manusia.
25
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
(sama dengan KELAS PAUD)
Penerapan
Mengikut Yesus tidak mudah karena banyak halangan dan bisa dibenci banyak orang. Namun Simon
Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus tidak ragu dan segera mengikut Yesus. Terlebih
lagi kedua anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes walau mereka berasal dari keluarga yang kaya,
namun berani untuk meninggalkan kehidupan yang sudah enak dan mapan, berusaha hidup terpisah
dari orangtua dan mandiri.
Demikian pula, dengan ASM saat ini diajak untuk mampu hidup mandiri, berusaha melakukan segala
sesuatunya sendiri. Seperti: menyiapkan perlengkapan sekolah untuk esok hari, tidur siang dan
belajar tanpa harus diingatkan, makan sayur dan buah agar tubuh menjadi kuat, pergi Sekolah Minggu
tanpa harus disuruh, dan sebagainya (GSM bisa bertanya kepada ASM apa saja yang dapat
dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang tua/orang dewasa lainnya). Dengan belajar mandiri
diharapkan anak tidak menjadi manja ataupun kolokan. Bahkan mudah putus asa dan tertekan ketika
ada hal yang sulit terjadi. ASM diajak untuk belajar hidup mandiri, tangguh dan kuat dalam mengikut
Yesus.
b. Langkah Pembuatan
1. Bagikan beberapa kertas berwarna yang berbeda, dua buah stick es, satu buah keranjang jala
kepada masing-masing ASM (aktivitas 1).
2. Buat pola orang dari kertas berwarna tersebut, lalu guntinglah (aktivitas 2).
3. Tuliskan ayat indah pada kedua sisi stick es atas dan bawah (aktivitas 3).
4. Tutup keranjang jala dengan mengelem stick es lainnya pada bagian bawahnya (aktivitas 3).
5. Rekatkan benang pada salah satu stick es yang akan diletakkan di atas keranjang jala (aktivitas 4).
6. Masukkan kertas pola orang ke dalam keranjang.
7. Tutup keranjang jala bagian atas dengan stick es yang sudah melekat dengan benang (aktivitas 5).
Catatan:
Pelajaran hari ini berbicara soal kemandirian, jadi usahakan dalam melakukan aktivitas ASM
sendiri yang melakukannya. Apabila dibutuhkan bantuan, baru GSM dapat melakukannya atau
dapat meminta tolong kepada ASM yang lebih besar untuk membantunya.
26
c. Makna Aktivitas
ASM belajar untuk mengerjakan aktivitasnya secara mandiri. Gantungan Penjala Manusia akan
mengingatkan ASM bahwa murid Yesus pekerjaannya adalah nelayan, selain itu mereka juga dapat
mengingat pelajaran untuk bisa menjadi penjala manusia yang meneladan para murid Yesus.
C. KELAS BESAR
1. Kreativitas Penyampaian
(sama dengan KELAS PAUD)
Penerapan
Mengikut Yesus tidak mudah karena banyak halangan dan bisa dibenci banyak orang. Namun Simon
Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus tidak ragu dan segera mengikut Yesus. Terlebih
lagi kedua anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes walau mereka berasal dari keluarga yang kaya,
namun berani untuk meninggalkan kehidupan yang sudah enak dan mapan, berusaha hidup terpisah
dari orangtua dan mandiri.
Demikian pula, dengan ASM saat ini diajak untuk mampu hidup mandiri, berusaha melakukan segala
sesuatunya sendiri. Seperti: menyiapkan perlengkapan sekolah untuk esok hari, tidur siang dan
belajar tanpa harus diingatkan, makan sayur dan buah agar tubuh menjadi kuat, main game tahu
waktu, bisa membuat jadwal sehari-hari sendiri, membantu mengerjakan tugas rumah (seperti:
menyapu, mengepel, bersih-bersih, cucui piring, menyiram tanaman), mengembalikan barang yang
sudah digunakan ke tempatnya semula, dan sebagainya (GSM bisa bertanya kepada ASM apa saja yang
dapat dilakukannya sendiri tanpa bantuan orang tua/orang dewasa lainnya). Dengan belajar mandiri
diharapkan anak tidak menjadi manja ataupun kolokan. Bahkan mudah putus asa dan tertekan ketika
ada hal yang sulit terjadi. ASM diajak untuk belajar hidup mandiri, tangguh dan kuat dalam mengikut
Yesus.
27
4. Potongan ikan dimasukkan jarum yang sudah ada benangnya, dengan alur ikan, manik-manik,
ikan, manik-manik, ikan, manik-manik, dan seterusnya hingga cukup. Buat menjadi 3 (tiga)
gantungan.
5. Kertas manila dipotong hingga membentuk mahkota raja dengan tulisan “YESUS.”
6. Bagian bawah mahkota dilubangi dengan perforator/pelubang kertas menjadi 3 (tiga) buah
lubang.
7. Masukkan satu persatu 3 (tiga) buah gantungan ikan ke dalam tiap lubang yang terdapat pada
mahkota “YESUS.”
8. Pada bagian bawah mahkota “YESUS” dapat diberi tulisan ayat indah.
Catatan:
Pelajaran hari ini berbicara soal kemandirian, jadi usahakan dalam melakukan aktivitas ASM
sendiri yang melakukannya. Apabila dibutuhkan bantuan, baru GSM dapat melakukannya atau
dapat meminta tolong kepada ASM yang lebih besar untuk membantunya.
c. Makna Aktivitas
ASM belajar untuk mengerjakan aktivitasnya secara mandiri. Gantungan Menjala Manusia akan
mengingatkan ASM bahwa murid Yesus pekerjaannya adalah nelayan, selain itu mereka juga dapat
mengingat pelajaran untuk bisa menjadi penjala manusia yang meneladani para murid Yesus, dan
terlebih lagi meneladani Tuhan Yesus.
28
Alat Peraga
Alat Peraga 1
Yesus Berjumpa dengan Simon dan Andreas
29
Alat Peraga 2
Yesus Berjumpa dengan Yakobus dan Yohanes Anak Zebedeus
30
Aktivitas
Pola Ikan
31
Hasil Akhir
32
KELAS KECIL (Minggu, 21 Januari 2018)
MENJALA “MANUSIA”
Aktivitas 1
Bahan yang dibutuhkan
33
Aktivitas 2
Bentuk Pola Orang
Aktivitas 3
Tuliskan Ayat Indah dan rekatkan pada bagian bawah jala
34
Aktivitas 4
Rekatkan benang pada stick es
Aktivitas 5
Hasil Akhir
35
KELAS BESAR (Minggu, 21 Januari 2018)
GANTUNGAN “MENJALA MANUSIA”
36
Minggu, 28 Januari 2018
(Minggu Biasa - Hijau)
MENGHARGAI PERTEMANAN
MAZMUR 111
NILAI KRISTIANI:
Anak mampu bersyukur terhadap teman-temannya.
AYAT INDAH
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi
seorang saudara dalam kesukaran”
(Amsal 17:17)
URAIAN PELAJARAN
1. Mazmur 111 ditulis sebagai ungkapan sukur atas kebaikan Tuhan dalam sebuah ibadah.
Pemazmur bersyukur kepada Tuhan sebab perbuatan-perbuatan besar Tuhan telah dinyatakan
dalam sejarah bangsa-Nya. Keagungan Tuhan dan perbuatan-Nya yang besar Ia tampakkan
kepada orang-orang yang takut akan Dia.
2. Keagungan dan perbuatan-perbuatan besar Tuhan itu Ia tunjukkan dengan berkat pemeliharaan
berupa rejeki yang menyertai umat-Nya (ayat 5), khususnya pada saat umat sedang mengembara
di padang gurun menuju tanah perjanjian; jaminan masa depan umat dengan memberikan milik
pusaka bangsa-bangsa (ayat 6); Allah akan bertindak dalam kebenaran dan keadilan (ayat 7);
Allah akan memberikan kebebasan bagi umat-Nya (ayat 9).
3. Pemazmur menghayati bahwa keagungan dan perbuatan besar Tuhan adalah anugerah Allah
semata. Oleh karena itu, Pemazmur mengharapkan agar keagungan dan perbuatan-perbuatan
Allah yang ajaib itu direnungkan dan digemakan oleh umat agar dapat menjadi dasar dan
kekuatan umat untuk senantiasa bersyukur. Selain itu juga, umat tidak boleh melupakan
pemeliharaan dan perlindungan Tuhan yang tidak pernah meninggalkan mereka.
4. ASM diajak untuk bisa mensyukuri keagungan dan perbuatan besar Tuhan dengan cara
menghargai pertemanan di antara mereka (fokus pada ayat 1). Dengan mengenal satu-persatu di
antara teman-temannya, ASM dapat bersyukur bahwa Tuhan senantiasa memelihara
kehidupannya dengan teman-teman yang baik.
5. Kesimpulan akhir dari Pemazmur pada ayat 10, bahwa takut akan Tuhan merupakan permulaan
hikmat. Hikmat adalah kemampuan umat untuk hidup dalam akal budi yang baik dan hidup yang
bergantung pada Tuhan.
TATA IBADAH
1. Sapaan
GSM : “Hari ini kita mau menyapa teman-teman di kanan-kiri kita dengan mengucapkan
demikian: Mana suaramu?”
ASM : “Hatiku” (tunjuk diri sendiri).
“Hatimu” (tunjuk temannya).
“Satu lho” (bentuk kedua tangan menjadi hati).
37
2. Pujian: “Kukasihi Kau Dengan Kasih Tuhan.”
3. Doa Pembukaan.
4. Pujian: “Mari Masuk.”
5. Penyampaian Firman.
6. Persembahan: KJ 299 “Bersyukur Kepada Tuhan.”
7. Doa Persembahan dan Penutup.
8. Pujian Penutup: “I Want to Be Your Friend.”
A. KELAS PAUD
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Anak-anak siapa yang pernah melihat pohon bambu? (tunggu jawaban ASM).
Biasanya pohon bambu bisa digunakan untuk apa saja? (tunggu jawaban ASM).
Benar pohon Bambu bisa digunakan untuk kursi, meja, piring, penutup lampu, tiang bendera, dan
sebagainya.
Pohon Bambu ketika tumbuh tidak bisa sendiri, tapi selalu berkerumun dengan pohon bambu-bambu
lainnya. Hari ini kita akan mendengar kisah “Si Bambu.”
Pokok Pelajaran (Cerita):
KISAH SI BAMBU
Ada sebilah bambu di sebuah tepi danau. Bambu itu mengalirkan air dari mata air di atas menuju
danau itu. Tentu saja bambu itu merasa sangat berjasa karena air di danau itu bermanfaat untuk
penduduk di sekitar danau yang bisa dimanfaatkan untuk minum, mandi, bahkan untuk mengairi
sawah mereka.
Kata si bambu, “Wah kalau tidak ada aku, pasti orang-orang di desa ini tidak bisa mendapatkan air.
Buktinya karena aku, mereka bisa minum, mandi, memasak, bahkan untuk mengairi sawah mereka
(lihat alat peraga).” Saat itu si bambu sangat bangga dengan jasa-jasanya pada penduduk desa itu. Si
bambu lupa kalau dia adalah bambu terakhir, sedangkan sebelum bambu itu sebenarnya masih ada
lagi bambu yang disambungkan sebelum dia, dan ada lagi bambu sebelumnya demikian seterusnya
sampai di atas ada mata air.
Kata bambu-bambu lainnya, “Husss, itu bukan karena kamu saja yang berjasa, kan di atasmu masih
ada kami yang bersatu padu mengalirkan air ke desa ini. Kalau kita tidak bekerja sama saling
membantu, tentu air tidak akan menghidupi orang-orang di desa ini.” “Benar-benar…” ujar
bambu-bambu lainnya. “Makanya jangan hanya berpikir sendiri dan merasa bisa sendiri, justru
bersama dengan teman-teman lainnya seluruh penduduk desa bisa merasakan segarnya air yang kita
alirkan.” Kata si bambu terakhir, “Iya deh teman-teman, maafkan aku. Sekarang aku sadar bahwa
bersama dengan teman-teman kita bisa mengalirkan air yang memberi hidup untuk seluruh
orang-orang desa. Ternyata kita semua berjasa ya. Aku sayang kalian semua, teman-teman.”
Seperti bambu terakhir itu, dia harus menyadari bahwa dia hanyalah sebilah bambu terakhir, dan
tanpa semua rangkaian bambu dari mata air yang melibatkan puluhan potong bambu lainnya tidak
mungkin air itu bisa mengalir ke danau itu.
38
Penerapan
Demikian pula, ASM dapat bersyukur mempunyai teman yang banyak. Tuhan sudah memberikan begitu
banyak berkat kepada ASM, salah satunya adalah teman-teman. Oleh karenanya Tuhan ingin agar ASM
dapat menghargai pertemanan. Sebab tanpa teman, ASM tidak dapat hidup sendiri. Jika anak-anak ingin
berteman, maka ASM harus mengenal teman-temannya dengan baik. Namanya siapa, rumahnya dimana.
Teman yang baik juga akan menolong temannya ketika ia sedang mengalami kesusahan; akan mendoakan
temannya yang juga sedang sakit; akan mengingatkan dan mengajak untuk Sekolah Minggu. Apakah anak-
anak tahu siapa di antara teman-teman yang tidak masuk Sekolah Minggu hari ini? (tunggu jawaban
ASM). Apakah anak-anak melihat ada teman yang tidak masuk karena sakit hari ini? (kalau ada ajak
ASM mendoakan temannya yang sakit).
Teman yang baik pasti akan mengenal dan menghargai teman-temannya dengan baik pula. Siapa yang
ingin menjadi teman yang baik? (tunggu jawaban ASM).
B. KELAS KECIL
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Anak-anak pada malam hari supaya rumah kita dan jalanan tidak gelap, maka kita membutuhkan
penerang. Penerang itu macam-macam ada yang namanya lampu, senter, lilin/obor yang dinyalakan
dengan api, dan sebagainya (atau bisa tanya kepada ASM macam-macam penerang lainnya).
39
Siapa yang di rumah kalau malam hari menyalakan lampu? (tunggu jawaban ASM).
Hari ini kita akan mendengarkan kisah “Si Lampu.”
Pokok Pelajaran (Cerita):
KISAH SI LAMPU
Ada sebuah lampu sombong yang berkata, “Aku berjasa sekali pada ruangan ini gara-gara ada aku
ruangan ini menjadi terang sekali.”
Maka si kabel yang menghubungkan dia dengan stop kontak berteriak, “Haiiiiiiii lampu, kamu jangan
lupa…tanpa adanya aku, kamu tidak mungkin bisa menyala.”
Maka si stop kontak juga berkata, “Bahkan kalau tidak aku, kalian, si kabel dan si lampu, tidak akan ada
gunanya, karena yang menentukan nyala atau mati adalah aku.”
Tetapi terdengar tiang listrik di luar rumah dengan nada tinggi, “teman-teman, jangan lupa...akulah
yang menyalurkan listrik ke rumah-rumah.”
Tapi si gardu listrik pintu gerbang pun tertawa dengan suara yang berat, “Ha…ha…ha… akulah yang
mengalirkan listrik ke tiang-tiang di depan tiap-tiap rumah…ho…ho…ho…”
Akhirnya sumber listrik yang ada di depan PLN (Perusahaan Listrik Negara) pun berseru-seru
“Heeeeeeeeeeeeeeeeeeeei… semua lihat aku. Akulah yang mengalirkan listrik ke setiap kota dan di
seluruh pelosok negeri ini (lihat alat peraga).”
“Baiklah...baiklah…si lampu di ruangan tamu itu pun mengangguk-angguk, aku tahu…aku tahu…aku
tidak bakal bisa menyala tanpa bantuan kalian semua. Terima kasih ya atas kerjasamanya selama ini.
Aku sadar bahwa ternyata aku tidak bisa sendiri. Maaf ya, teman-teman.”
Kesimpulan Cerita:
Demikian pula, ASM dapat bersyukur mempunyai teman yang banyak. Tuhan sudah memberikan
begitu banyak berkat kepada ASM, salah satunya adalah teman-teman. Oleh karenanya Tuhan ingin
agar ASM dapat menghargai pertemanan. Sebab tanpa teman, ASM tidak dapat hidup sendiri. Jika
anak-anak ingin berteman, maka ASM harus mengenal teman-temannya dengan baik. Namanya siapa,
rumahnya dimana.
Teman yang baik juga akan menolong temannya ketika ia sedang mengalami kesusahan; akan
mendoakan temannya yang juga sedang sakit; akan mengingatkan dan mengajak untuk Sekolah
Minggu. Apakah anak-anak tahu siapa di antara teman-teman yang tidak masuk Sekolah Minggu hari
ini? (tunggu jawaban ASM). Apakah anak-anak melihat ada teman yang tidak masuk karena sakit hari
ini? (kalau ada ajak ASM mendoakan temannya yang sakit).
Teman yang baik pasti akan mengenal dan menghargai teman-temannya dengan baik pula. Siapa yang
ingin menjadi teman yang baik? (tunggu jawaban ASM).
40
C. KELAS BESAR
1. Kreativitas Penyampaian
Pembukaan
Ketika hari libur sekolah tiba, apa yang biasanya dilakukan oleh anak-anak? (tunggu jawaban ASM).
Wah sepertinya senang sekali. Waktu dulu sebelum teknologi canggih seperti sekarang, Bapak/Ibu
Guru juga senang mengisi liburan dengan berbagai macam kegiatan, salah satunya bermain
layang-layang. Apakah anak-anak pernah melihat layangan (lihat alat peraga 1)? (tunggu jawaban
ASM). Siapa yang pernah memainkan layangan? (tunggu jawaban ASM). Layangan juga bisa
bermacam-macam bentuknya (lihat alat peraga 2). Bermain layangan harus di lapangan supaya
layangannya tidak tersangkut kabel listrik atau pohon. Bermain layangan apalagi bersama-sama
dengan banyak teman asyik lho.
Hari ini kita akan mendengarkan kisah “Si Layang-layang.”
Pokok Pelajaran (Cerita):
KISAH SI LAYANG-LAYANG
Ada layang-layang yang terbang tinggi, dialah si layang-layang kuning. Tubuhnya yang langsing
meliuk-liuk di atas rumah-rumah yang tampak kecil sekali seperti mainan. Dengan irama yang
ditiupkan sang angin, diapun menari-nari di atas dengan pongah dan sombong.
Di sebelahnya ada layang-layang lainnya yang juga sedang terbang dengan santai dan tenang. Dialah si
layang-layang hijau.
“Hai… Hijau,” sapa si layang-layang Kuning.
“Hai juga,” kata si Hijau santai.
“Wah, kita sangat hebat dan beruntung sekali ya, di sini karena kita adalah layang-layang yang bisa
terbang tinggi di atas, bisa menari sepuas hati kita, dan semuanya yang ada di bawah terlihat kecil dari
atas sini.”
“Eeeeiiiit…” tukas si Hijau. “Kita tidak bisa di sini kalau jika tidak ada tali gelasan yang panjang ini. Kita
juga tidak bisa menari-nari kalau jika tidak ada angin yang meniup kita. Kita juga tidak bisa terbang
jika tidak ada cuaca yang bersahabat, serta anak kecil di bawah yang memegang tali gelasan ini untuk
kita.”
“Ouw…ouw…ouw… benar juga kamu. Kita tidak bisa terbang tinggi, menari-nari di atas kalau tidak ada
itu semua,” jawab si Kuning.
“Ingat, kita bisa di sini karena ada banyak sahabat yang menolong kita. Jadi kita harus menghargai
mereka.” Nasihat si Hijau bijak kepada si Kuning.
Kesimpulan Cerita:
Demikian pula, ASM dapat bersyukur mempunyai teman yang banyak. Tuhan sudah memberikan
begitu banyak berkat kepada ASM, salah satunya adalah teman-teman. Oleh karenanya Tuhan ingin
agar ASM dapat menghargai pertemanan. Sebab tanpa teman, ASM tidak dapat hidup sendiri. Jika
anak-anak ingin berteman, maka ASM harus mengenal teman-temannya dengan baik. Namanya siapa,
rumahnya dimana.
41
Teman yang baik juga akan menolong temannya ketika ia sedang mengalami kesusahan; akan
mendoakan temannya yang juga sedang sakit; akan mengingatkan dan mengajak untuk Sekolah
Minggu. Apakah anak-anak tahu siapa di antara teman-teman yang tidak masuk Sekolah Minggu hari
ini? (tunggu jawaban ASM). Apakah anak-anak melihat ada teman yang tidak masuk karena sakit hari
ini? (kalau ada ajak ASM mendoakan temannya yang sakit).
Teman yang baik pasti akan mengenal dan menghargai teman-temannya dengan baik pula. Siapa yang
ingin menjadi teman yang baik? (tunggu jawaban ASM).
42
Alat Peraga
43
KELAS KECIL (Minggu, 28 Januari 2018)
44
KELAS BESAR (Minggu, 28 Januari 2018)
Gambar 1
Layangan
45
Gambar 2
Macam-macam bentuk layangan
46