Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan
lainnya. Berpikir kritis telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Penelitian dan berbagai pendapat tentang hal itu, telah menjadi topik
pembicaraan dalam sepuluh tahun terakhir ini (Patrick, 2000:1). Definisi
berpikir kritis banyak dikemukakan para ahli.
Kember (1997) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman pengajar
tentang berpikir kritis menyebabkan adanya kecenderungan untuk tidak
mengajarkan atau melakukan penilaian ketrampilan berpikir pada siswa.
Seringkali pengajaran berpikir kritis diartikan sebagai problem solving,
meskipun kemampuan memecahkan masalah merupakan sebagian dari
kemampuan berpikir kritis (Pithers RT, Soden R., 2000).
Review yang dilakukan dari 56 literatur tentang strategi pengajaran
ketrampilan berpikir pada berbagai bidang studi pada siswa sekolah dasar dan
menengah menyimpulkan bahwa beberapa strategi pengajaran seperti strategi
pengajaran kelas dengan diskusi yang menggunakan pendekatan pengulangan,
pengayaan terhadap materi, memberikan pertanyaan yang memerlukan
jawaban pada tingkat berpikir yang lebih tinggi, memberikan waktu siswa
berpikir sebelum memberikan jawaban dilaporkan membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir. Dari sejumlah strategi tersebut, yang
paling baik adalah mengkombinasikan berbagai strategi.
Faktor yang menentukan keberhasilan program pengajaran ketrampilan
berpikir adalah pelatihan untuk para pengajar. Pelatihan saja tidak akan
berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir jika penerapannya
tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan, tidak disertai dukungan
administrasi yang memadai, serta program yang dijalankan tidak sesuai dengan
populasi siswa (Cotton K., 1991).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan berpikir kritis?
2. Bagaimana cara berpikir kritis?
3. Bagimana langkah-langkah pemecahan masalah?
4. Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam kebidanan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi berpikir kritis.
2. Menjelaskan cara berpikir kritis
3. Menjelaskan langkah-langkah berpikir kritis.
4. Menjelaskan proses pengambilan keputusan dalam kebidanan.

2
BAB II
PROSES BERPIKIR KRITIS DALAM KEBIDANAN

A. Definisi Berpikir Kritis


Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga
diartikan sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dan atau
dihasilkan melalui observasi, pengalaman, refleksi, penalaran, atau
komunikasi, sebagai acuan dalam meyakini suatu konsep dan atau dalam
melakukan tindakan. Dalam pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-nilai
universal intelektual yang melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi:
kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik,
kedalaman, luasnya ilmu, dan keadilan.
B. Cara Berpikir Kritis
Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking
1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan
keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam
proses terjadi perdebatan atau argumentasi
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam
proses mengambil keputusan
3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah
dan masing-masing mengemukakan pendapatnya.
4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi
perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas
an, argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi
5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang
sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar
6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi
untuk memaksakan suatu kehendak

3
7. Kombinasi beberapa metode
C. Langkah-langkah dalam Memecahkan Masalah
Ada beberapa langkah dalam memecahkan masalah, diantaranya :
1. Mengetahui masalah dengan mendefinisikan masalah yang dihadapi
Untuk mengetahui hakekat suatu masalah tidaklah mudah, karena masalah
yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dan tidak terlihat jelas. Oleh
karena itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk membuat
diagnosa yang tepat. Untuk itu manajer perawat dan bidan agar selalu
mengembangkan kemampuannya dan belajar dari pengalaman di masa lalu
untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relefan.
Pengumpulan data atau informasi dikerjakan secara berkesinambungan
melalui proses yang sistematis, sehingga upaya untuk mengantisipasi
keadaan/masalah yang mungkin timbul akan lebih mudah dilaksanakan
seperti ;
a. Apakah masalah yang dihadapi diketahui dengan jelas?
b. Apakah keadaan yang dihadapi merupakan masalah sebenarnya?
c. Apakah sistem pelaporan di dalam organisasi sudah memungkinkan
untuk prediksi secara tepat?
3. Mengolah fakta dan data.
Data-data yang telah terkumpul dengan baik di olah secara sistematis yang
akhirnya merupakan suatu informasi yang akan digunakan sebagai bahan
untuk pengambilan keputusan.
Analisa data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai
berikut :
a. Situasi yang bagaimana yang menimbulkan masalah.
b. Apa latar belakang dari masalah.
c. Apa pengaruh dan hubungan antara masalah yag dihadapi dengan tujuan
rencana dan kebijakan organisasi.
d. Apa konsekuensi atar keputusan yag diambil
e. Apakah pemecahan masalah sesuai dengan kapasitas organisasi

4
f. Apakah waktu pengambilan tepat
g. Siapa yang ditugaskan mengambil tindakan
4. Menentukan beberapa alternatif beberapa pemecahan masalah.
Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung atas
kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternatif-alternatif yang
dihadapi. Dalam usaha menganalisa alternatif yang ada seseorang perlu
memperhitungkan :
a. Siapa yang terlibat/dipengaruhi setiap alternatif ?
b. Tindakan apa yang diperlukan ?
c. Reaksi apa yang mungkin timbul ?
d. Dimana sumber reaksi tersebut ?
e. Interaksi apa yang diperlukan ?
5. Memilih pemecahan masalah dari alternatif yang dipilih.
Pada umunya pilihan diambil dari beberapa alternantif jika diduga bahwa
pilihan itu akan memberikan manfaat yang paling besar baik untuk jangka
panjang maupun jangka pendek.
6. Menentukan tindakan yang diambil.
Baik buruknya suatu tindakan bisa diambil dari pemecahan masalah dari
alternatif yang telah dipilih.
7. Evaluasi.
Untuk mengadakan penilai yang baik, diperlukan obyektifitas dalam
melakukan penilaian / evaluasi. Pelaksanaan penilaian diserahkan kepada
pihak ketiga yang tidak terlibat langnsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memperoleh tingkat obyektifitas setinggi mungkin.
D. Proses Pengambilan Keputusan Berpikir Kritis dalam Kebidanan
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan
alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat.

5
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus
berdasarkan pada sistematika tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang
akan diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi
administrasi dan manajemen di dalam organisasi.
3. Masalah harus diketahui dengan jelas.
4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul
dengan sistematis.
5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas,
akan menimbulkan berbagai masalah :
1. Tidak tepatnya keputusan.
2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan
organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material.
3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada
sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di
dalam organisasi tersebut.
4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
Sikap atau watak berfikir kritis dapat ditingkatkan dengan
memantapkan secara positif dan memotivasi lingkungan kerja. Kreativitas
penting untuk membangkitkan motivasi secara individu sehingga mampu
memberikan konsep baru dengan pendekatan inovatif dalam memecahkan
masalah atau isu secara fleksibel dan bebas berpikir. Keterbukaan menerima
kritik akan mengakibatkan hal positif seperti; semakin terjaminnya

6
kemampuan analisa seseorang terhadap fakta dan data yang dihadapi dan
akan meningkatkan kemampuan untuk mengatasi kelemahan.
Sebelum memecahkan masalah, manajer perlu mengajukan pertanyaan
kunci sebagai berikut :
1. Apakah hal ini penting ?
2. Apakah saya ingin mengerjakan sesuatu untuk hal itu ?
3. Apakah saya cukup handal untuk menangani masalah itu ?
4. Apakah saya mempunyai kewenangan untuk mengerjakan sesuatu ?
5. Apakah saya mempunyai pengetahuan, minat, waktu dan sumber yang
tepat untuk itu ?
6. Dapatkah saya mendelegasikan hal tersebut kepada seseorang ?
7. Apakah ada manfaat yang didapatkan dari penyelesaian masalah
tersebut ?
Apabila jawaban pada pertanyaan nomor 1 sampai 5 adalah “tidak”,
maka pemecahan masalah tersebut tidak efektif, artinya membuang waktu,
sumber dan tenaga secara personal. Tapi sebaliknya bila jawabannya
semua “ya”, pengambilan keputusan merupakan pilihan untuk menerima
masalah dan bertanggung jawab.
E. Penerapan Pemecahan Masalah dalam Kasus
Seorang ibu usia 40 tahun datang ke BPM dengan keluhan tidak haid
selama +/- 2bulan, ibu lupa tanggal haid terakhirnya. Ibu mengatakan sudah
memiliki 5 orang anak, 3anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Usia anak terakhir
1,5thn. Selama ini, ibu tidak pernah menggunakan KB apapun karena tidak
mendapatkan ijin dari suami. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata ibu
tersebut positif hamil. Ibu mengatakan tidak meinginkan kehamilan nya dan
meminta agar kehamilan nya di akhiri saja. Ibu mengatakan tidak ingin
menambah anak karena anak nya sudah banyak dan factor ekonomi dimana
suami nya hanya bekerja sebagai buruh harian , serta usia ibu yang sudah tua.
Langkah-langkah pemecahan masalah:
1. Fakta – fakta yang dikumpulkan
a. Usia ibu yang sudah masuk factor resiko tinggi
b. Anak ibu yang sudah banyak
c. Jarak anak yang saling berdekatan
d. Factor ekonomi keluarga yang kurang memadai

7
e. Tingkat pengetahuan suami tentang kb
f. Ibu tidak menginginkan kehamilan nya

2. Mengolah data dan fakta


a. Memastikan kehamilan ibu
b. Memberitahukan ibu tentang kondisi kehamilanya saat ini
c. Memberikan KIE tentang resiko kehamilannya
d. Memberikan KIE tentang bahaya jika kehamilan di akhiri
e. Memberikan dukungan moril kepada ibu
f. Memfasilitasi ibu dan suami untuk KIE tentang kehamilan dan KB
g. Menganjurkan ibu untuk USG dan rutin melakukan pemeriksaan
kehamilan
h. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya kehamilan trimester I dan jika ada
keluhan segera
menghubungi bidan atau nakes terdekat
3. Memberikan artenatif bagi maslah yang di timbulkan
a. Menganjurkan ibu agar mengikuti program BPJS untuk persiapan
persalinannya
b. Menganjurkan Ibu untuk meneruskan kehamilannya dan memberikan
masukan bila memang tidak menginginkan bayinya agar diadopsikan
kepada orang lain/keluarga secara sah dimata hukum
c. Menganjurkan Ibu dan Suami untuk menjarakkan kehamilan dengan
metode KB alami
4. Alternatif pemacahan yang dipilih :
a. Menganjurkan ibu agar mengikuti program BPJS untuk persiapan
persalinannya
b. Menganjurkan Ibu untuk meneruskan kehamilannya dan memberikan
masukan bila memang tidak menginginkan bayinya agar diadopsikan
kepada orang lain/keluarga secara sah dimata hukum
5. Tindakan yang diambil :
Ibu bersedia melanjutkan kehamilan dan mau ikut program BPJS Kesehatan
6. Evaluasi
a. Ibu bersedia merawat dan memeriksakan kehamilannya secara rutin
b. Mengajak ibu dan suami untuk mendaftar ke BPJS Kesehatan.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan
memaksakan standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Berpikir kritis
digunakan untuk melakukan pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam
memecahkan masalah adalah mengetahui masalah dengan mendefinisikan
masalah yang dihadapi, mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relefan,
mengolah fakta dan data, menentukan beberapa alternatif beberapa
pemecahan masalah, memilih pemecahan masalah dari alternatif yang dipilih,
menentukan tindakan yang diambil dan evaluasi.
Dalam memecahkan suatu masalah perlu dilakukan pengambilan
keputusan yang tepat agar tidak ada kesalahan dalam melakukan tindakan.
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakekat suatu masalah dengan pengumpulan fakta-fakta dan data,
menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang
tepat. Proses dalam pengambilan keputusan adalah dalam proses
pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan, pengambilan
keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus berdasarkan pada
sistematika tertentu, masalah harus diketahui dengan jelas, pemecahan
masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis,
dan keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.
B. Saran
Untuk memahami secara keeluruhan beripikir kritis dalam kebidanan kita
harus mengembangkan pikiran secara rasionaldan cermat, agar dalam
berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah kebidanan
serta menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab, tujuan, dan tingkat dukungan dalam kebidanan. Sehingga saat

9
berpikir kritis dalam kebidanan pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak
merasa terganggu dengan tindakan bidan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khusnul khotimah, 2017 “Berpikir Kritis” [Online].


http://midwifekhusnulkhotimah.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 11
September 2017.

Kmpk,tanpa tahun “Pengambilan Keputusan” [Online]. www.kmpk.ugm.ac.id,


diakses pada tanggal 11 September 2017.

Diyah, 2012. “Pengambilan Keputusan pada Praktek” [Online]


http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 11 September
2017

Tutikskg, 2016 “Berpikir Kritiscritical Thinking” [Online].


http://tutikskg.blogspot.co.id, diakses pada tanggal 11 September 2017

11

Anda mungkin juga menyukai