Anda di halaman 1dari 6

Petunjuk Teknis Pengawasan Teknis terhadap Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pasal 55 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
menyebutkan, untuk menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, dilakukan pengawasan terhadap
kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang. Pengawasan
dilakukan melalui tindakan atau kegiatan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan. Adapun
bentuk pengawasan penataan ruang meliputi pengawasan teknis dan pengawasan
khusus. Pengawasan teknis merupakan pengawasan terhadap keseluruhan proses
penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan secara berkala, sedangkan
pengawasan khusus merupakan pengawasan terhadap permasalahan khusus dalam
penyelenggaraan penataan ruang yang dilaksanakan sesuai kebutuhan.

Pedoman Pengawasan Penataaan Ruang Provinsi dan Kabupaten/Kota memuat


ketentuan umum pengawasan teknis dan pengawasan khusus penataan ruang. Untuk
memberikan acuan atau standar dalam pelaksanaan pengawasan teknis penataan
ruang diperlukan tata cara pengawasan teknis terhadap kinerja pengaturan, pembinaan,
dan pelaksanaan penataan ruang yang bersifat teknis operasional dalam bentuk
petunjuk teknis. Petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi acuan atau standar dalam
pelaksanaan pengawasan teknis kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan
penataan ruang oleh pemerintah sesuai dengan kewenangannya.

Sesuai dengan kewenangan urusan pemerintahan, pelaksanaan pengawasan teknis


terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang dilakukan
secara berjenjang. Pemerintah melakukan pengawasan teknis terhadap kinerja
pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi, sedangkan Pemerintah Provinsi melakukan pengawasan teknis
terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Petunjuk teknis ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis operasional dalam
melakukan pengawasan teknis terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan
pelaksanaan penataan ruang di daerah.

Kementerian Pekerjaan Umum 1


Petunjuk Teknis Pengawasan Teknis terhadap Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang

Adapun tujuan dari ketersediaan petunjuk teknis adalah agar pelaksanaan pengawasan
teknis terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang dapat
terlaksana secara tertib, sehingga penyelenggaraan penataan ruang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

1.3. RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS


Ruang lingkup petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan teknis terhadap kinerja
pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan penataan ruang meliputi:
a. pemantauan terhadap aspek pengaturan penataan ruang, aspek pembinaan
penataan ruang, aspek pelaksanaan penataan ruang yang terdiri dari perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
b. evaluasi terhadap kinerja aspek pengaturan penataan ruang, aspek pembinaan
penataan ruang, aspek pelaksanaan penataan ruang yang terdiri dari perencanaan
tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
c. pelaporan hasil evaluasi kinerja penyelenggaraan penataan ruang Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

1.4. ISTILAH DAN DEFINISI


a. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
b. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan,
pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
c. Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam penataan ruang.
d. Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
e. Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang
melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang.
f. Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang
dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan
pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

Kementerian Pekerjaan Umum 2


Petunjuk Teknis Pengawasan Teknis terhadap Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang

h. Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
i. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.
j. Pengawasan teknis merupakan pengawasan terhadap keseluruhan proses
penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan secara berkala.
k. Pemantauan adalah kegiatan pengamatan terhadap penyelenggaraan penataan
ruang secara langsung, tidak langsung, dan/atau melalui laporan masyarakat.
l. Evaluasi adalah kegiatan penilaian terhadap tingkat pencapaian penyelenggaraan
penataan ruang secara terukur dan objektif.
m. Pelaporan adalah kegiatan penyampaian hasil evaluasi.
n. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat
hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan nonpemerintah lain dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
o. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD adalah
badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/Kota
dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/WaIikota
dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
p. Pejabat Pengawas Pusat adalah seseorang yang ditunjuk oleh Menteri Pekerjaan
Umum cq. Direktur Jenderal Penataan Ruang untuk bertugas melakukan
pengawasan penataan ruang di tingkat Pusat.
q. Instansi/Pejabat Pengawas Provinsi adalah instansi/pejabat daerah yang ditunjuk
oleh Gubernur untuk bertugas melakukan pengawasan penataan ruang di tingkat
Provinsi.
r. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
s. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

1.5. ACUAN NORMATIF


a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;

Kementerian Pekerjaan Umum 3


Petunjuk Teknis Pengawasan Teknis terhadap Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang

d. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan


Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang.

1.6. KEDUDUKAN PETUNJUK TEKNIS


Dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, diamanatkan
Peraturan Menteri tentang Pedoman Pengawasan Penataaan Ruang Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebagai pedoman pengawasan penyelenggaraan penataan ruang.
Sebagai operasionalisasi dari pedoman tersebut, diperlukan petunjuk teknis
pelaksanaan pengawasan teknis terhadap kinerja pengaturan, pembinaan, dan
pelaksanaan penataan ruang. Kedudukan petunjuk teknis dimaksud dapat dilihat pada
Gambar 1.1.

Gambar 1.1.
Kedudukan Petunjuk Teknis dalam Peraturan Perundang-undangan Penataan Ruang

Kementerian Pekerjaan Umum 4


Petunjuk Teknis Pengawasan Teknis terhadap Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang

1.7. PENGAWASAN TEKNIS PENATAAN RUANG


Bentuk pengawasan penataan ruang meliputi:
a. pengawasan teknis penataan ruang;
b. pengawasan khusus penataan ruang.

Pengawasan teknis penataan ruang dilakukan secara berkala meliputi kegiatan:


a. mengawasi masukan, prosedur, dan keluaran, dalam aspek pengaturan penataan
ruang, pembinaan penataan ruang, dan pelaksanaan penataan ruang;
b. mengawasi fungsi dan manfaat keluaran sebagaimana dimaksud pada huruf 1; dan
c. mengawasi ketersediaan dan pemenuhan standar pelayanan minimal bidang
penataan ruang.

Dalam petunjuk teknis ini, pengawasan teknis dibatasi terhadap kegiatan:


a. pemantauan penyelenggaraan penataan ruang, yang terdiri dari aspek pengaturan
penataan ruang, aspek pembinaan penataan ruang, aspek pelaksanaan penataan
ruang, yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang serta fungsi dan manfaat keluaran;
b. evaluasi kinerja penyelenggaraan penataan ruang, yang terdiri dari aspek pengaturan
penataan ruang, aspek pembinaan penataan ruang, aspek pelaksanaan penataan
ruang, yang meliputi perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang serta fungsi dan manfaat keluaran; dan
c. pelaporan kegiatan pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud butir a dan
butir b.

1.8. ORGANISASI PENGAWASAN


Pengawasan dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya meliputi:
a. Menteri Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang melakukan
pengawasan teknis penyelenggaraan penataan ruang;
b. Gubernur selaku wakil Pemerintah di daerah melakukan pengawasan teknis
penyelenggaraan penataan ruang tingkat provinsi yang dibantu oleh Dinas Tata
Ruang atau Dinas Pekerjaan Umum atau Dinas Permukiman Prasarana Wilayah dan
Bappeda;
c. Bupati/Walikota melakukan pengawasan teknis penyelenggaraan penataan ruang di
daerah masing-masing yang dibantu oleh Dinas Tata Ruang atau Dinas Pekerjaan
Umum dan Bappeda.

Kementerian Pekerjaan Umum 5


Petunjuk Teknis Pengawasan Teknis terhadap Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang

Gambar 1.2.
Bagan Organisasi Pengawasan

Kementerian Pekerjaan Umum 6

Anda mungkin juga menyukai