Anda di halaman 1dari 24

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016


MODUL : Double Pipe Heat Exchanger

PEMBIMBING : Ir. Heriyanto MT.

Tanggal Praktikum : 22 Desember 2015


Tanggal Penyerahan : 05 Januari 2016

Oleh :

Kelompok : VII

Nama : 1. Risma Regiyanti 131411047

2. Rizki Abi Karomi 131411048

3. Rizwan Firzatulloh 131411049

Kelas : 3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2016
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan
a. Menghitung koefisien pindah panas keseluruhan (U) dengan cara neraca energi dan
menggunakan persamaan empiris.
b. Mengetahui pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan
(U).
c. Menghitung efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima
fluida.

I.2 Instrumentasi

Double pipe Heat exchanger merupakan suatu alat yang didisain untuk
mempelajari dan mengevaluasi pengaruh perbedaan laju alir dan material teknik pada
laju transfer panas melalui dinding tipis.

● Pengaturan Pipa (Pipe Arrangement)

Alat ini terdiri atas dua pipa logam berdinding tipis yang tersusun dalam suatu panel
vertikal. Pipa dapat beroperasi dengan baik pada aliran searah maupun berlawanan.
Setiap pipa terdiri dari sebuah pipa tembaga luar dan dalam. Fluida panas mengalir
melalui pipa bagian dalam, sedangkan fluida dingin mengalir melalui anulus antara
pipa luar dan dalam. Pengaturan terhadap valve dalam rangkaian ini akan
menghasilkan aliran yang sesuai dengan tujuan percobaan yaitu searah dan
berlawanan arah.

● Sambungan (Fitting)
Heat exchanger mempunyai sambungan pipa standar yang terletak sepanjang siku
yang paling rendah dari panel. Tiga sambungan masuk dialokasikan di sebelah kanan
panel.

● Valves

Valve digunakan untuk mengatur kondisi aliran yang diinginkan dan untuk mengatur
laju alir dari fluida. Unit ini memiliki empat needle type metering valve. Dua valve
pada masukan tangkin pencampuran dan dua lainnya pada keluaran. Semua valve
yang lain berjenis global type gate valve.Valve yang menangani fluida panas di cat
berwarna merah sedangkan yang menangani fluida dingin di cat bewarna biru.

● Flowmeter

Aliran dari suatu fluida diregulasikan dengan needle valve. Laju alir untuk fluida
panas dan fluida dingin dengan specific gravity yang sama diukur dengan
menggunakan single-pass-tube-type flowmeter. Flowmeter dilengkapi dengan
sebuah skala logam yang dapat dipindahkan dan sudah dikalibrasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Heat Exchanger

Sesuai dengan namanya, maka alat penukar kalor (heat exchanger) berfungsi
mempertukarkan suhu antara dua fluida dengan melewati dua bidang batas. Bidang
batas pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam
sesuai dengan penggunaan dari alat tersebut.

Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor
pipa ganda (double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa
yang berada di luar dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal
sebagai pipa (tube).

2.2. Prinsip Kerja Heat Exchanger

Heat exchanger adalah heat exchanger antara dua fluida dengan melewati dua bidang
batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah dinding pipa yang terbuat dari berbagai
jenis logam. Pada heat exchanger ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu:
annullus/shell (pipa yang berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam).

Berdasarkan jenis alirannya heat exchanger dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pararel Flow

Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua
fluida memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang
besar akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE.
Temperatur keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.

2. Counter Flow

Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE masuk
dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya
mendekati suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih
efekrif dari paralel flow. Mekanisme perpindahan kalor jenis ini hampir sama dengan
paralel flow, dimana aplikasi dari bentuk diferensial dari persamaan steady-state:

dQ  U  T  t  a" dL (1)

dQ  WCdT  wcdt (2)

3. Cross flow Heat exchanger


Dimana satu fluida mengalir tegak lurus dengan fluida yang lain. Biasa dipakai
untuk aplikasi yang melibatkan dua fasa. Misalnya sistem kondensor uap
(tubeandshellheat exchanger), di mana uap memasuki shell, air pendingin mengalir
di dalam tube dan menyerap panas dari uap sehingga uap menjadi cair.

2.3 Double-pipe Heat exchanger

Terdiri dari satu buah pipa yang diletakkan di dalam


sebuah pipa lainnya yang berdiameter lebih besar
secara konsentris. Fluida yang satu mengalir di
dalam pipa kecil sedangkan fluida yang lain
mengalir di bagian luarnya. Pada bagian luar pipa
kecil biasanya dipasang fin atau sirip memanjang,
hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
Gambar 1.Double pipe
permukaan perpindahan panas yang lebih luas.
HE
Double pipe ini dapat digunakan untuk memanaskan atau mendinginkan fluida hasil
proses yang membutuhkan area perpindahan panas yang kecil (biasanya hanya
mencapai 50 m2).

Double-pipe Heat exchanger ini juga dapat digunakan untuk mendidihkan atau
mengkondensasikan fluida proses tapi dalam jumlah yang sedikit. Kerugian yang
ditimbulkan jika memakai Heat exchanger ini adalah kesulitan untuk memindahkan
panas dan mahalnya biaya per unit permukaan transfer. Tetapi, double pipeHeat
exchanger ini juga memiliki keuntungan yaitu Heat exchanger ini dapat dipasang
dengan berbagai macam fitting (ukuran).

Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect
contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua
fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin)
mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir
pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri
dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang
terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada
dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah.

Kelebihan Double-pipe Heat exchanger:


o Dapat digunakan untuk fluida yang memiliki tekanan tinggi.
o Mudah dibersihkan pada bagian fitting
o Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa
o Dapat dipasang secara seri ataupun paralel
o Dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan
o Mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya
o Kalkulasi design mudah dibuat dan akurat

Kekurangan Double-pipe Heat exchanger:


o Relatif mahal
o Terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2)
o Biasanya hanya digunakan untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau
dikondensasikan.

2.4 Berdasarkan Flow arrangement

Terdapat dua jenis Heat Exchanger berdasarkan flow arrangements yakni single pass
dan multiple pass. Pada single pass, kedua fluida melewati sistem hanya satu kali,
sedangkan pada multiple pass, salah satu atau kedua fluida mengalir bolak-balik secara
zigzag. Pada single pass aliran fluida bisa parallel ataupun berlawanan, sedangkan pada
multiple pass merupakan kombinasai keduanya. Fluida juga dapat mengalir secara
crossflow. Yang pertama, kedua fluida tidak bercampur, mereka melewati jalan masing-
masing tanpa bercampur. Yang kedua, kedua fliuda bercampur tanpa terjadi reaksi
kimia. Jika luas shell besar, crossflow akan menghasilkan koefisien perpindahan kalor
yang lebih tinggi daripada aliran aksial yang terjadi di dalam tabung double-pipe.

2.5 Parameter Heat Exchanger


A. Logaritmic Mean Temperature Difference (LMTD)

Pada awalnya kita mengandaikan U (bisa juga digantikan oleh h ) sebagai nilai
konstan (nilai U dapat dilihat pada tabel pada lampiran). U sendiri merupakan koefisien
heat transfer overall. Aturan untuk nilai U adalah sebagai berikut :

1. Fluida dengan konduktivitas termal rendah seperti tar, minyak atau gas,
biasanya menghasilkan h yang rendah. Ketika fluida tersebut melewati heat
exchanger, U akan cenderung untuk turun

2. Kondensasi dan Pemanasan merupakan proses perpindahan kalor yang


efektif. Proses ini dapat meningkatkan nilai U.

3. Untuk U yang tinggi, tahanan dalam exchanger pasti rendah

4. Untuk fluida dengan konduktivitas yang tinggi , mempunyai nilai U


dan h yang tinggi.
Untuk U pada suhu yang hampir konstan, variasi temperatur dari aliran fluida dapat
dihitung secara overall heat transfer dalam bentuk perbedaan temperatur rata-rata dari
aliran dua fluida, yang dapat dibuat persamaan sebagai berikut :

Q  UATmean (3)

Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana membuat persamaan tersebut menjadi
benar. Kita harus dapat menghitung nilai dari ΔT yang diinginkan. Hal ini disebabkan
karena terlihat pada grafik mengenai kecenderungan perubahan temperatur fluida akan
lebih cepat sejalan dengan posisinya (grafik bisa dilihat dari lampiran). Selain itu pada
counterflow dan pararel flow, perhitungan tersebut bisa berbeda. Oleh karena itu perlu
dicari suatu persamaan yang dapat menyelesaikan masalah ini. Dengan menurunkan
rumus awal sebagai berikut :

dQ  U ( dA) T  ( mc p ) h dTh  ( mc p ) c dTc (4)

Keterangan : h untuk aliran panas dan c untuk aliran dingin

Setelah itu kita menyamakan persamaan antara persamaan untuk counterflow dan
persamaan untuk pararel flow dan didapat :

 Ta  Tb 
Q  UA  (5)
 ln(Ta / Tb 

Dimana ΔTa adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin
awal dan ΔTb adalah selisih antara suhu keluaran shell dengan suhu fluida pendingin
akhir. Δt mean yang dimaksud dalam persamaan tersebut adalah LMTD, yaitu :

 Ta  Tb 
Tmean  LMTD    (6)
 ln(Ta / Tb 

Namun demikian penggunaan LMTD juga cukup terbatas. Kita harus menggunakan
faktor koreksi F yang dapat dilihat dalam grafik pada lampiran. Sehingga rumusnya
menjadi :

Q  UAF (LMTD ) (7)

1
U 
1 ri ln(r0 / rp ) r j ln(rp / ri ) ri (9)
    Rd
hi k insulator k pipe r0 h0

E. Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Kalor


(14)

Δtm merupakan suhu rata-rata log atau Log Mean Temperature Difference (LMTD).
Untuk shellandtubeheat exchanger, nilai LMTD harus dikoreksi dengan faktor yang
dicari dari grafik yang sesuai (Fig 18 s/d Fig 23 Kern). Caranya adalah dengan
menggunakan parameter R dan S.

(15-16)

Nilai LMTD dihitung dengan persamaan sbb:

Bila UD konstan

Untuk aliran searah (co-current)

Atau

Untuk aliran berlawanan arah (Counter Current)


(17)

Nilai LMTD yang diperoleh ini harus dikoreksi dengan faktor F T yang dicari dari grafik
yang sesuai. Caranya yaitu dengan menggunakan parameter R dan S:

(18-19)

Dan harga Δ tm =FT.LMTD

Bila UD tidak konstan (berubah) terhadap suhu

Untuk aliran searah atau aliran berlawanan arah, maka persamaan LMTD berupa
persamaan implisit:

(20)

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Pengamatan

Tabel 4.1. Data Pengamatan pada Laju Fluida Panas Tetap


Fluida Panas Fluida Dingin
No
Laju alir Thi Tho Laju alir Tci Tco
(kg/s) (°C) (°C) (kg/s) (°C) (°C)
1 0.99 41 29 1.24 22.50 27.50
2 0.99 44 29.5 1.30 22.50 27.00
3 0.99 48.5 29 1.42 22.50 26.00
4 0.99 45 30 1.60 23.00 27.00
5 0.99 46 26.5 1.65 23.50 26.50
6 0.99 43 25 1.76 24.00 27.00
7 0.99 41 25 1.91 24.00 27.50
8 0.99 41 24 2.00 23.00 27.50

Tabel 4.2. Data Pengamatan pada Laju Fluida Dingin Tetap

Fluida Panas Fluida Dingin


No
Laju alir Thi Tho Laju alir Tci Tco
(kg/s) (°C) (°C) (kg/s) (°C) (°C)
1 1.35 40.00 32.00 1.58 25.00 29.00
2 1.43 40.00 33.00 1.58 25.00 29.50
3 1.63 40.00 33.00 1.58 25.00 29.50
4 1.58 37.00 31.50 1.58 25.00 29.00
5 1.60 37.00 30.50 1.58 25.00 29.00
6 1.66 38.50 32.00 1.58 25.00 29.00
7 1.69 38.50 32.50 1.58 25.00 29.50
8 1.83 39.00 32.00 1.58 25.00 29.00
4.2 Hasil perhitungan Q panas, Q dingin, efisiensi, hi dan ho
Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Data pada Fluida Panas Tetap

Laju alir massa


Efisie
(kg/s) Q panas Q dingin hi ho
nsi
(Watt) (Watt) (W/m2.K) (W/m2.K)
(%)
Fluida Fluida
Panas Dingin
0.99 1.24 22036.13 10090.73 45.79 118.98 1000.11
0.99 1.30 27167.71 9487.62 34.92 123.07 1034.46
0.99 1.42 37349.67 8003.41 21.43 129.16 1085.64
0.99 1.60 28343.63 10415.33 36.75 124.42 1045.78
0.99 1.65 36310.90 8054.85 22.18 125.80 1057.45
0.99 1.76 32648.50 8651.38 26.50 121.70 1022.93
0.99 1.91 28677.84 11049.17 38.53 118.98 1000.11
0.99 2.00 30281.60 14697.99 48.54 118.98 1000.11

Tabel 4.4. Hasil Pengolahan Data pada Fluida Dingin Tetap

Laju alir massa


Efisie
(kg/s) Q panas Q dingin hi ho
nsi
(Watt) (Watt) (W/m2.K) (W/m2.K)
(%)
Fluida Fluida
Panas Dingin
1.35 1.58 20263.94 10568.96 52.16 159.99 1344.81
1.43 1.58 18883.02 11930.26 63.18 169.40 1423.92
1.63 1.58 21505.66 11930.26 55.47 192.93 1621.69
1.58 1.58 16010.97 10568.96 66.01 180.89 1520.44
1.60 1.58 19043.73 10568.96 55.50 183.15 1539.44
1.66 1.58 20090.74 10568.96 52.61 193.35 1625.22
1.69 1.58 18898.70 11930.26 63.13 196.46 1651.33
1.83 1.58 23859.30 10568.96 44.30 213.89 1797.86
4.3 Hasil Perhitungan Bilangan Nre, Npr, Nnu dan U

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Bilangan Nre, Npr, Nnu dan U pada Fluida Panas Tetap

Laju Massa
Nilai U (W/m2.K)
(Kg/s)
Nre Npr Nnu
Fluida Fluida Neraca
Empiris
Panas Dingin Energi
0.99 1.24 0.65 4257.27 2.36 13.02 8422.46
0.99 1.30 0.69 4009.72 2.44 13.43 8824.22
0.99 1.42 0.74 3678.23 2.56 14.03 10610.58
0.99 1.60 0.70 3932.67 2.46 13.56 8908.37
0.99 1.65 0.71 3855.88 2.49 13.70 15078.71
0.99 1.76 0.68 4090.32 2.41 13.29 22090.65
0.99 1.91 0.65 4257.27 2.36 13.02 21857.98
0.99 2.00 0.65 4257.27 2.36 13.02 23080.35

Tabel 4.5. Hasil Perhitungan Bilangan Nre, Npr, Nnu dan U pada Fluida Dingin Tetap

Laju Massa
Nilai U (W/m2.K)
(Kg/s)
Nre Npr Nnu
Fluida Fluida Neraca
Empiris
Panas Dingin Energi
1.35 1.58 0.87 4343.65 3.17 17.01 8381.83
1.43 1.58 0.92 4343.65 3.35 17.90 7518.75
1.63 1.58 1.05 4343.65 3.82 20.06 8563.02
1.58 1.58 0.97 4627.04 3.58 18.96 8113.11
1.60 1.58 0.98 4627.04 3.63 19.17 10448.15
1.66 1.58 1.04 4481.22 3.83 20.10 8983.59
1.69 1.58 1.06 4481.22 3.89 20.38 8408.72
1.83 1.58 1.16 4435.29 4.23 21.93 10383.89
4.4 Pengaruh Laju Alir Massa Terhadap Efisiensi

Gambar 4.1. Kurva Pengaruh Laju Alir Massa Fluida Dingin Terhadap Efisiensi pada Laju
Alir Massa Fluida Panas Tetap

Gambar 4.2. Kurva Pengaruh Laju Alir Massa Fluida Panas Terhadap Efisiensi pada Laju
Alir Massa Fluida Dingin Tetap
4.5 Pengaruh Laju Alir Massa Terhadap Nilai U (Neraca Energi)

Gambar 4.3. Kurva Pengaruh Laju Alir Massa Fluida Dingin Terhadap Nilai U secara
Perhitungan Neraca Energi pada Laju Alir Massa Fluida Panas Tetap

Gambar 4.4. Kurva Pengaruh Laju Alir Massa Fluida Panas Terhadap Nilai U secara
Perhitungan Neraca Energi pada Laju Alir Massa Fluida Dingin Tetap
4.6 Pengaruh Laju Alir Massa Terhadap Nilai U (Empiris)

Gambar 4.5. Kurva Pengaruh Laju Alir Massa Fluida Dingin Terhadap Nilai U secara
Perhitungan Empiris pada Laju Alir Massa Fluida Panas Tetap

Gambar 4.6. Kurva Pengaruh Laju Alir Massa Fluida Panas Terhadap Nilai U secara
Perhitungan Empiris pada Laju Alir Massa Fluida Dingin Tetap
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Oleh Shafira Damayanti (131411051)

Pada praktikum ini dilakukan pengoperasian perpindahan panas dengan Double Pipe
Heat Exchanger. Tujuan dari praktikum ini adalah menghitung koefisien pindah panas
keseluruhan (U) dengan cara neraca energi dan menggunaan persamaan empiris, mengetahui
pengaruh laju alir fluida terhadap koefisien pindah panas keseluruhan (U), dan menghitung
efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida.
Double pipe Heat exchanger merupakan suatu alat yang didisain untuk mempelajari
dan mengevaluasi pengaruh perbedaan laju alir dan material teknik pada laju transfer panas
melalui dinding tipis. Pada praktikum ini dilakukan dua kali run, yaitu pada laju alir panas
tetap dengan laju alir dingin berubah, dan pada laju alir panas berubah dengan laju alir dingin
tetap. Pada Double pipe Heat exchanger ini terjadi pertukaran panas dengan aliran searah
(co-current) dimana kedua fluida (panas dan dingin) masuk pada sisi penukar panas yang
sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi yang sama pula, sehingga
hingga akhirnya panas akan berpindah diantaranya. Penurunan maupun kenaikan temperatur
akan sebanding diantara keduanya karena kebersama-samaan molekul- molekul fluida panas
dan dinginya.
Pada run1 perpindahan panas dilakukan dengan laju alir panas masuk tetap yaitu 0.99
kg/s dan laju alir dingin masuk berubah. Semakin besar laju alir fluida dingin, kalor yang
dilepas cenderung semakin besar, dan kalor yang diterimanya pun semakin besar. Efisiensi
pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida pada praktikum ini sangat
fluktuatif, efisiensinya menurun dan menaik kembali setelah laju alir fluida dingin sebesar
1.91 kg/s. Namun pada run2 semakin besar laju alir fluida panasnya, efisiensinya fluktuatif
namun cenderung menurun. Dengan laju alir fluida panas yang terlalu tinggi, membuat waktu
kontak menjadi sebentar sehingga efektifitasnya menurun.
Kemudian koefisien pindah panas keseluruhan (U) berdasarkan perhitungan dari
persamaan empiris, pada run1 nilai U meningkat hanya pada di laju alir fluida dingin yang
rendah, kemudian semakin besar laju alir fluida dingin tersebut maka nilai U menjadi terus
menurun. Maka semakin besar laju alir fluida dinginnya, panas yang dilepaskan ataupun
diterima oleh suatu fluida semakin kecil. Sedangkan pada run2, semakin besar laju alir fluida
panas maka nilai U akan meningkat pula. Artinya semakin besar laju alir fluida panas yang
masuk, panas yang dilepas maupun diterima semakin besar. Pada run1 tidak sesuai dengan
literature bahwa semakin besar laju alir maka kalor akan semakin besar pula, hal ini karena
nilai h yang rendah, sehingga ketika fluida tersebut melewati heat exchanger, U akan
cenderung untuk turun. Dengan laju alir fluida dingin yang terlalu tinggi, kontak antara suhu
panas dan dinginnya menjadi tidak efektif.
Namun berdasarkan perhitungan neraca energi, baik pada laju alir fluida dingin berubah
maupun laju alir fluida panas berubah, koefisien pindah panas keseluruhan (U) semakin
meningkat dengan semakin besarnya laju alir fluida tersebut. Selain terjadi perbedaan
tersebut, besar nilai U secara neraca energi dengan perhitungan empiris sangat jauh berbeda.
Hal ini disebabkan oleh heat exchanger seharusnya digunakan untuk fluida yang memiliki
perbedaan temperatur antara fluida panas dan dinginnya tinggi. Sedangkan pada percobaan
perbedaan temperaturnya rendah.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi juga bisa karena, kondisi alat seperti terbentuknya
kerak maupun karat yang dapat mempengaruhi proses perpindahan panas yang tidak
optimum. Menurut teori, kalor yang dilepas fluida panas harus sama besar dengan nilai kalor
yang diterima fluida dingin. Namun pada kenyataannya, terdapat kalor yang dilepas ke
lingkungan.
BAB VI

SIMPULAN

a. Koefisien pindah panas keseluruhan (U) adalah sebagai berikut.


Tabel 4.6. Fluida Panas Tetap

Laju Massa
Nilai U (W/m2.K)
(Kg/s)
Fluida Fluida Neraca
Empiris
Panas Dingin Energi
0.99 1.24 13.02 8422.46
0.99 1.30 13.43 8824.22
0.99 1.42 14.03 10610.58
0.99 1.60 13.56 8908.37
0.99 1.65 13.70 15078.71
0.99 1.76 13.29 22090.65
0.99 1.91 13.02 21857.98
0.99 2.00 13.02 23080.35

Tabel 4.7. Fluida Dingin Tetap

Laju Massa
Nilai U (W/m2.K)
(Kg/s)
Fluida Fluida Neraca
Empiris
Panas Dingin Energi
1.35 1.58 17.01 8381.83
1.43 1.58 17.90 7518.75
1.63 1.58 20.06 8563.02
1.58 1.58 18.96 8113.11
1.60 1.58 19.17 10448.15
1.66 1.58 20.10 8983.59
1.69 1.58 20.38 8408.72
1.83 1.58 21.93 10383.89

b. Semakin besar laju alir fluida, maka koefisien pindah panas keseluruhan (U)
semakin meningkat.
c. Efisiensi pindah panas dari kalor yang dilepas dan kalor yang diterima fluida adalah
sebagai berikut.

Tabel 4.8.Fluida Panas Tetap Tabel 4.8.Fluida Dingin Tetap

Laju alir massa Laju alir massa


Efisie Efisie
(kg/s) (kg/s)
nsi nsi
(%) (%)
Fluida Fluida Fluida Fluida
Panas Dingin Panas Dingin
0.99 1.24 45.79 1.35 1.58 52.16
0.99 1.30 34.92 1.43 1.58 63.18
0.99 1.42 21.43 1.63 1.58 55.47
0.99 1.60 36.75 1.58 1.58 66.01
0.99 1.65 22.18 1.60 1.58 55.50
0.99 1.76 26.50 1.66 1.58 52.61
0.99 1.91 38.53 1.69 1.58 63.13
0.99 2.00 48.54 1.83 1.58 44.30
DAFTAR PUSTAKA

Geankoplis, Christie J. 1978. Transport Processes and Unit Operations 3rd ed.
London : Prentice-Hall International, Inc.
LAMPIRAN

 Tabel data perhitungan neraca energy laju alir panas tetap


Laju Laju Suhu (K)
alir alir ʃCp dT ʃCp dT Q hot Q cold Efisie
a B C d
panas dingin Th in Th out Tc in Tc out (panas) (dingin) (J) (J) (%
(Kg/s) (Kg/s)
0.99 1.24 314.00 302.00 295.50 300.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 400.66 146.82 22036.13 10090.73 45.7
0.99 1.30 317.00 302.50 295.50 300.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 493.96 131.68 27167.71 9487.62 34.9
0.99 1.42 321.50 302.00 295.50 299.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 679.08 101.69 37349.67 8003.41 21.4
0.99 1.60 318.00 303.00 296.00 300.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 515.34 117.46 28343.63 10415.33 36.7
0.99 1.65 319.00 299.50 296.50 299.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 660.20 88.10 36310.90 8054.85 22.1
0.99 1.76 316.00 298.00 297.00 300.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 593.61 88.72 32648.50 8651.38 26.5
0.99 1.91 314.00 298.00 297.00 300.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 521.42 103.87 28677.84 11049.17 38.5
0.99 2.00 314.00 297.00 296.00 300.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 550.57 132.61 30281.60 14697.99 48.5

ρ hot ρ cold µ hot µ cold Laju alir panas Laju alir dingin A shell A tube V Ln
∆T1 ∆T2 ∆T LMTD
(Kg/m3) (Kg/m3) (Pa.s) (Pa.s) (m3/s) (m3/s) (m) (m2) (m/s) (∆T1/∆T2)
991.83 997.66 0.64 0.95 0.00100 0.00124 0.27 0.21 0.0037 13.50 6.50 0.73 9.58
990.58 997.66 0.61 0.95 0.00100 0.00130 0.27 0.21 0.0037 17.00 7.00 0.89 11.27
988.70 997.66 0.56 0.95 0.00100 0.00142 0.27 0.21 0.0037 22.50 6.50 1.24 12.89
990.16 997.54 0.60 0.94 0.00100 0.00160 0.27 0.21 0.0037 18.00 7.00 0.94 11.65
989.74 997.43 0.59 0.93 0.00100 0.00165 0.27 0.21 0.0037 19.50 3.00 1.87 8.82
991.00 997.31 0.62 0.91 0.00100 0.00176 0.27 0.21 0.0037 16.00 1.00 2.77 5.41
991.83 997.31 0.64 0.91 0.00100 0.00192 0.27 0.21 0.0037 13.50 1.00 2.60 4.80
991.83 997.54 0.64 0.94 0.00100 0.00200 0.27 0.21 0.0037 13.50 1.00 2.60 4.80
Suhu ((ͦ C) Cp hot Cp cold k k Nre Npr Nnu hi ho k L
Th in Th Tc in Tc hot cold (m)
out out
41.00 29.00 22.50 27.50 4179.49 4156.45 0.63 0.60 0.65 4257.27 2.36 118.98 1000.11 13.80 1.50
44.00 29.50 22.50 27.00 4182.79 4156.45 0.64 0.60 0.69 4009.72 2.44 123.07 1034.46 13.80 1.50
48.50 29.00 22.50 26.00 4187.58 4156.45 0.64 0.60 0.74 3678.23 2.56 129.16 1085.64 13.80 1.50
45.00 30.00 23.00 27.00 4183.87 4157.15 0.64 0.60 0.70 3932.67 2.46 124.42 1045.78 13.80 1.50
46.00 26.50 23.50 26.50 4184.94 4157.84 0.64 0.60 0.71 3855.88 2.49 125.80 1057.45 13.80 1.50
43.00 25.00 24.00 27.00 4181.70 4158.53 0.63 0.61 0.68 4090.32 2.41 121.70 1022.93 13.80 1.50
41.00 25.00 24.00 27.50 4179.49 4158.53 0.63 0.61 0.65 4257.27 2.36 118.98 1000.11 13.80 1.50
41.00 24.00 23.00 27.50 4179.49 4157.15 0.63 0.60 0.65 4257.27 2.36 118.98 1000.11 13.80 1.50
U
r in r out (J/m2 K)
1/hi.2pi.rin.L ln(ro/ri)/k.2pi.L 1/ho.2pi.ro.L
(m) (m)
Empiris Neraca energi
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.02 8422.46
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.43 8824.22
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 14.03 10610.58
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.56 8908.37
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.70 15078.71
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.29 22090.65
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.02 21857.98
0.01 0.02 0.06 0.01 0.01 13.02 23080.35
 Tabel data perhitungan neraca energy laju alir dingin tetap
Laju Laju Suhu (K)
alir alir ʃCp dT ʃCp dT Q hot Q cold Efisie
a B C d
panas dingin Th in Th out Tc in Tc out (panas) (dingin) (J) (J) (%
(Kg/s) (Kg/s)
1.35 1.58 313.00 305.00 298.00 302.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 270.29 120.76 20263.94 10568.96 52.1
1.43 1.58 313.00 306.00 298.00 302.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 237.88 136.31 18883.02 11930.26 63.1
1.63 1.58 313.00 306.00 298.00 302.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 237.88 136.31 21505.66 11930.26 55.4
1.58 1.58 310.00 304.50 298.00 302.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 182.07 120.76 16010.97 10568.96 66.0
1.60 1.58 310.00 303.50 298.00 302.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 213.88 120.76 19043.73 10568.96 55.5
1.66 1.58 311.50 305.00 298.00 302.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 217.72 120.76 20090.74 10568.96 52.6
1.69 1.58 311.50 305.50 298.00 302.50 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 201.56 136.31 18898.70 11930.26 63.1
1.83 1.58 312.00 305.00 298.00 302.00 18.30 0.47 - 0.00134 1.31 x 10-6 235.15 120.76 23859.30 10568.96 44.3

ρ hot ρ cold µ hot µ cold Laju alir panas Laju alir dingin A shell A tube V Ln
∆T1 ∆T2 ∆T LMTD
(Kg/m3) (Kg/m3) (Pa.s) (Pa.s) (m3/s) (m3/s) (m) (m2) (m/s) (∆T1/∆T2)
991.83 997.66 0.64 0.95 0.00136 0.00158 0.27 0.21 0.0050 13.50 6.50 0.73 9.58
990.58 997.66 0.61 0.95 0.00144 0.00158 0.27 0.21 0.0053 17.00 7.00 0.89 11.27
988.70 997.66 0.56 0.95 0.00164 0.00158 0.27 0.21 0.0060 22.50 6.50 1.24 12.89
990.16 997.54 0.60 0.94 0.00160 0.00158 0.27 0.21 0.0059 18.00 7.00 0.94 11.65
989.74 997.43 0.59 0.93 0.00162 0.00158 0.27 0.21 0.0059 19.50 3.00 1.87 8.82
991.00 997.31 0.62 0.91 0.00168 0.00158 0.27 0.21 0.0061 16.00 1.00 2.77 5.41
991.83 997.31 0.64 0.91 0.00170 0.00158 0.27 0.21 0.0062 13.50 1.00 2.60 4.80
991.83 997.54 Suhu0.64
((ͦ C) 0.94 Cp hot 0.00184
Cp cold k 0.00158
k Nre 0.27 Nnu
Npr 0.21 hi 0.0067ho 13.50k 1.00 L 2.60 4.80
Th in Th Tc in Tc hot cold (m)
out out
40.00 32.00 25.00 29.00 4178.37 4159.89 0.63 0.61 0.87 4343.65 3.17 159.99 1344.81 13.80 1.50
40.00 33.00 25.00 29.50 4178.37 4159.89 0.63 0.61 0.92 4343.65 3.35 169.40 1423.92 13.80 1.50
40.00 33.00 25.00 29.50 4178.37 4159.89 0.63 0.61 1.05 4343.65 3.82 192.93 1621.69 13.80 1.50
37.00 31.50 25.00 29.00 4174.93 4159.89 0.63 0.61 0.97 4627.04 3.58 180.89 1520.44 13.80 1.50
37.00 30.50 25.00 29.00 4174.93 4159.89 0.63 0.61 0.98 4627.04 3.63 183.15 1539.44 13.80 1.50
38.50 32.00 25.00 29.00 4176.66 4159.89 0.63 0.61 1.04 4481.22 3.83 193.35 1625.22 13.80 1.50
38.50 32.50 25.00 29.50 4176.66 4159.89 0.63 0.61 1.06 4481.22 3.89 196.46 1651.33 13.80 1.50
39.00 32.00 25.00 29.00 4177.23 4159.89 0.63 0.61 1.16 4435.29 4.23 213.89 1797.86 13.80 1.50
U
r in r out (J/m2 K)
1/hi.2pi.rin.L ln(ro/ri)/k.2pi.L 1/ho.2pi.ro.L
(m) (m)
Empiris Neraca energi
0.01 0.02 0.05 0.01 0.0049 17.01 8381.83
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0047 17.90 7518.75
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0041 20.06 8563.02
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0044 18.96 8113.11
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0043 19.17 10448.15
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0041 20.10 8983.59
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0040 20.38 8408.72
0.01 0.02 0.04 0.01 0.0037 21.93 10383.89

Anda mungkin juga menyukai