Anda di halaman 1dari 23

Raw Water Intake and

Water Treatment Plant


PT. Aetra Air Tangerang

PT. Degrémont
Jakarta, September 2011
Disinfeksi
Penyakit yang Berhubungan dengan Air
Penyakit yang Berhubungan dengan Air 1/2
1. Virus : virus polio

 Waterborne diseases : 
Penyakit yang disebabkan 
mikro‐organisme patogen yang 
terkandung dalam air.

Menurut statistik dari badan 
PBB, WHO, 1.8 juta orang per 
tahun meninggal disebabkan  2. Protozoa : Cryptosporidium parvum
penyakit diare akibat sanitasi 
yang buruk.

Penyebab penyakit tersebut 
adalah protozoa, bakteri, virus 
dan parasit.
Penyakit yang Berhubungan dengan Air 2/2
3. Bakteri : Escherichia Coli 5. Bakteri : Shigella dysentriae

6. Parasit : Larva Cacing Dracunculus medinensis


4. Bakteri : Vibrio cholerae
Disinfeksi
Disinfeksi 1/10
Disinfeksi adalah proses membunuh mikro‐organisme patogen.

Menurut Bitton, 1994 : Disinfeksi merupakan benteng manusia terhadap paparan mikro‐


organisme patogen penyebab penyakit.

Pemusnahan patogen dan parasit dengan cara disinfeksi sangat membantu dalam
penurunan wabah penyakit akibat konsumsi air.

Disinfeksi bertujuan membunuh :


a.  Protozoa
b.  Bakteri
c.  Virus
d.  Parasit
e.  Germ    

Sterilisasi adalah destruksi menyeluruh untuk semua mikro‐organisme.   


Disinfeksi 2/10
Berbagai metode disinfeksi dalam instalasi pengolahan air minum :

1. Klorinasi : Cl2, ClO2, Chloroamine

2. Ozonasi ( O3 )

3. Sinar Ultra Violet

Chloro Sinar
Metode Cl2 ClO2 O3
amine UV

Efek “Bactericidal” + + + + + + + + + +

Efek “Residual” + ++ ++ 0 0
Disinfeksi 3/10

Penting untuk menurunkan kekeruhan air olahan di bawah 1 NTU atau suspended 


solid di bawah 1 mg/liter terlebih dahulu sebelum dilakukan proses disinfeksi, 
dikarenakan :

 Virus dan bakteri ‘bersembunyi’ di sela‐sela partikel koloid


 Beberapa koloid adalah alga/ganggang dan kista dari bakteri.

Material organik dalam air olahan harus diturunkan serendah mungkin sebelum


proses disinfeksi, karena :

 Material organik mengkonsumsi disinfektan.


 Material organik dapat menghasilkan produk samping yang berbahaya.
 Material organik menjadi sumber nutrisi untuk bakteri patogen.  
Disinfeksi 4/10

Faktor‐faktor yang mempengaruhi efektivitas disinfeksi :

 Jenis disinfektan : senyawa klor, ozone (O3), UV

 Jenis mikro‐organisme

 Konsentrasi disinfektan dan waktu kontak

 Pengaruh pH

 Pengaruh suhu

 Pengaruh kimia dan fisika


Disinfeksi 5/10
 Jenis disinfektan : senyawa klor, O3, UV
Contoh : Ozon (O3) merupakan oksidator yang kuat dibandingkan klorin (Cl2).

 Jenis mikro‐organisme :
Contoh : Kista protozoa lebih resisten dibanding bakteri pembentuk spora.

 Konsentrasi disinfektan dan waktu kontak


Inaktivasi mikro‐organisme patogen oleh senyawa disinfektan bertambah sesuai
waktu kontak.

Persamaan :    Nt / No   =  e – k t


Nt : jumlah organisme pada waktu 0
No  : jumlah organisme pada waktu t
k    : konstanta pemusnahan (1/waktu)
t     : waktu
Disinfeksi 6/10
C . t
Efektivitas disinfeksi dapat digambarkan sebagai
dimana :
•> C adalah konsentrasi disinfektan
•> t adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses inaktivasi sejumlah
persentase tertentu dari populasi pada kondisi tertentu (pH dan suhu).

Persamaan :    K   =  Cn t


K  : konstanta mikro‐organisme tertentu yang terpapar disinfektan
C : konsentrasi disinfektan (mg/liter)
n   : koefisien pelarutan
t     : waktu yang diperlukan untuk memusnahkan persentase tertentu dari
populasi (menit)
Disinfeksi 7/10

Tabel. Harga C t untuk inaktivasi sejumlah mikroba ‐99.9% dengan klor (pada


T : 5 0 C dan pH = 6.0)
Waktu
Konsentrasi
Mikro‐organisme inaktivasi C . t
Klor (mg/l)
(menit)
Escherichia coli 0.1 0.4 0.04

Polivirus 1 1.0 1.7 1.7

Entamoeba histolytica cyst 5.0 18 90


2.0 40 80
Giardia lamblia cyst
2.5 100 250
Giardia muris cyst 2.5 100 250
Sumber : Hoof and Akin (1986)
Disinfeksi 8/10
Pengaruh pH
Dengan senyawa klor sebagai disinfektan, pH akan mengontrol jumlah HOCl (asam
hipoklorit) dan OCl (hipoklorit) dalam larutan. HOCl menjadi 80 kali efektif daripada OCl
untuk E. coli. Didalam proses disinfekisi dengan klor, nilai C t meningkat seiring dengan
kenaikan pH.

Pengaruh pH pada inativasi mikroba patogen dengan ozon belum banyak diketahui secara
pasti.

Pengaruh Suhu
Inaktivasi mikroba patogen dan parasit meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu.

Pengaruh Kimia dan Fisika


Senyawa‐senyawa berikut ini keberadaannya menyebabkan penurunan efisiensi inaktivasi
mikroba patogen antara lain adalah :
nitrogen anorganik dan organik, besi, mangan, hidrogen sulfida dan senyawa organik
terlarut.
Disinfeksi 9/10

Bila air baku mengandung senyawa besi dan mangan, gas klor sebagai oksidator


akan mengoksidasi besi dan mangan sesuai persamaan reaksi kimia berikut ini :

2 Fe(HCO3)2 + Ca(HCO3)2 + Cl2  2 Fe (OH)3 + CaCl2 + 2 H2O

2 Mn(HCO3)2 + 2 Ca(HCO3)2 + Cl2  2 MnO2 + 2 CaCl2 + 2 H2O + 4 CO2

 1 mg klor akan mengoksidasi 1.58 mg besi.

 1 mg klor akan mengoksidasi 0.78 mg mangan.


Disinfeksi 10/10
Klorin sebagai Disinfektan
Klorin sebagai Disinfektan 1/6

Klorin mempunyai dampak terhadap 
sel‐sel mikroba patogenik :
 membran plasma dioksidasi.   
 fungsi‐fungsi bagian dalam dirusak.

Mikro‐organisma akan lebih atau 
kurang resistan terhadap klorin, 
tergantung dari:
 kekuatan dari membran sel.
 daya gabung kimia dengan klorin.
Klorin sebagai Disinfektan 2/6
Bila dimasukkan dalam air,  gas klorin berubah dari asam hipoklorit (HClO) sesuai reaksi 
kimia berikut ini :

Cl2 +  H2O  HClO  +  H+ +  Cl‐


Terdisosiasi dalam air, asam hipoklorit berada dalam kesetimbangan dengan hipoklorit 
sesuai reaksi kimia berikut ini (tergantung kondisi pH dan suhu) :

HClO   H+ + ClO‐
Asam hipoklorit mempunyai efek ‘bactericidal’ yang lebih kuat dibanding hipoklorit.
Sebagai konsekuensinya, pH dan suhu sangat penting :
‐ pada pH dibawah 5, sebagian besar sisa klor berupa HClO.
‐ pada pH = 7.5, 50% sisa klor berupa HClO
‐ pada pH = 9.0, sebagian besar sisa klor berupa OCl.
Klorin sebagai Disinfektan 3/6

Konsentrasi asam hipoklorit  terhadap pH dan suhu
Klorin sebagai Disinfektan 4/6
Dekomposisi Pembentukan
Pembentukan senyawa senyawa sisa klorin dan
organo‐klorin dan kloramin organo‐klorin senyawa
(gabungan sisa klorin) dan kloramin organo‐klorin

Pemusnahan
klorin oleh
komponen
reduktor
NH4+

Total Chlorine Added
Klorin sebagai Disinfektan 5/6
Total Residual Chlorine
Total
Residual
Chlorine

Free
Residual Combined
- Residual
(HClO, ClO , Cl2)

Organochlorinated Inorganic
components components
(RNHCl, etc.) (NH2Cl, NHCl2, NCl3)
Klorin sebagai Disinfektan 6/6

Bila dosis klorin terlalu rendah, 


disinfeksi tidak aman

Bila dosis klorin terlalu tinngi, klorin bisa


bereaksi dengan bahan organik
membentuk senyawa organo‐klorinated
seperti Trihalomethana (THM).

Anda mungkin juga menyukai