Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan merupakan suatu fungsi penganalisaan tujuan yang telah di
tetapkan terlebih dahulu menjadi urutan tindakan yang sistematis. Perencanaan
merupakan suatu organisasi adalah suatu proses yang berkesinambungan,
tidak akan pernah berhenti, karena organisasi akan terus menghasilkan tujuan-
tujuan yang ingin dicapai oleh unit-unit pelaksanaan.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan
dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah
sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau
angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk
menunjang perumusan masalah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang optimal melalui strategi pembangunan kesehatan agar
tercipta masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang di tandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayaanan kesehatan termasuk
pelayanan kesehatan gigi yang bermutu secara adil dan merata.
Tujuan dari kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut
adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat dibidang kesehatan gigi dan mulut serta
meningkatnya angka mempertahankan gigi. Untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, maka diselenggarakan upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
dan pemulihan kesehatan (rehabilitasi) yang dilaksnakan secara menyeluruh
terpadu dan berkesinambungan (UU RI No. 36 Tahun 2009).

1
Kebiasaan kurangnya memperhatikan dan menjaga kebersihan gigi
dan mulut menimbulkan berbagai masalah dalam mulut seperti karies,
kalkulus, gingivitis , dan lain sebagainya yang disebabkan oleh plak gigi. Jika
sisa makanan tidak segera di bersihkan dan kemudian bergabung dengan
lapisan biofilm pada permukaan gigi yang mengandung banyak
mikroorganisme, maka akan terbentuklah suatu lapisan yang disebut plak
(Mozartha, 2010).
Oleh karena itu, perlu adanya upaya pemeliharaan kesehatan dan
kebersihan gigi dan mulut pada masyarakat terutama pada warga Kelurahan
Pesantren, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang dengan didukung oleh
perencanaan program kesehatan gigi dan mulut sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat secara optimal dan menyeluruh.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut
masyarakat Kecamatan Mijen Kabupaten Semarang secara optimal dan
menyeluruh
1.2.2 Tujuan khusus
1. Diharapkan warga Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen,
Kabupaten Semarang mempunyai pengetahuan tentang pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut.
2. Diharapkan warga Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen,
Kabupaten Semarang mempunyai sikap dan perilaku memelihara diri
terhadap kesehatan serta kebersihan gigi dan mulut.
3. Diharapkan warga Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen,
Kabupaten Semarang dapat bekerja sama dalam upaya pemeliharaan
kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut pada masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisa Situasi
1. Data Umum
a. Letak Gografi Kecamatan Mijen

Kecamatan Mijen termasuk salah satu dari 15 kecamatan yang


ada dalam wilayah administrasi Kota Semarang. Secara administrasi
kecamatan Mijen terdiri dari 14 kelurahan yaitu Kelurahan Kedungpane,
Jatibarang, Pesantren, Cangkiran, Tambangan, Mijen, Ngadirjo, Jatisari,
Polaman, Wolopo, Purwosari, Bubakan, Wonoplumbon, dan
Karangmalang. Kecamatan Mijen adalah salah satu kecamatan terluas di
kota Semarang, dengan luas wilayah 57,55 km2, terletak pada ketinggian
253.000 mdpl dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut:

3
1) Sebelah Utara : Kecamatan Ngaliyan
2) Sebelah Selatan : Kabupaten Boja
3) Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
4) Sebelah Timur : Kecamatan Gunung Pati
 Tataguna Lahan Kecamatan Mijen
Pada Kecamatan Mijen penggunaan lahan masih berupa
kegiatan desa. Penggunaan lahan yang bercirikan desa ini tersebar
secara merata diseluruh wilayah. Sedangkan penggunaan lahan yang
bercirikan perkotaan tersebar di wilayah pusat aktivitas. Daerah-
daerah yang cukup cepat perkembangannya memjadi kawasan
terbangun menjadi kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa ada
pada wilayah Kelurahan Wonopolo, Mijen, dan Cangkiran.
Kelurahan ini menunjukan perkembangan kawasan terbangun yang
signifikan. Di Kecamatan Mijen juga ada penggunaan lahan untuk
perumahan terencana (real estate), perumahan yang akan dibangun di
Kecamatan Mijen adalah perumahan BSB dan perumahan eks PTP
untuk perumahan BSB dijadikan perumahan skala besar dengan
kelengkapan fasilitas dan utilitas penunjang menjadi kota mandiri.

Tabel I. Tataguna Lahan Kecamatan Mijen


No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Hutan 441.445
2 Kebun 941.226
3 Permukiman 1471,405
4 Sawah Tadah Hujan 503,990
5 Tanah Lapangan 408,224
6 Tegalan 1893,275

4
b. Keadaan Demografi Kecamatan Mijen
Jumlah penduduk Kecamatan Mijen pada tahun 2016 sebanyak
63.348 jiwa yang terdiri dari 31.937 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan
31.411 berjenis kelamin perempuan.
Tabel II. Jumlah Penduduk di Kecamatan Mijen Tahun 2016
Warga Negara Indonesia (WNI)
No. Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Cangkiran 1.817 1.879 3.696
2 Bubakan 1.160 1.103 2.263
3 Karangmalan 1.185 1.144 2.329
4 Polaman 934 896 1.830
5 Purwosari 2.282 2.266 4.548
6 Tambangan 2.073 2.159 4.232
7 Jatisari 5.230 5.101 10.331
8 Mijen 3.248 3.258 6.506
9 Jatibarang 1.422 1.504 2.926
10 Kedungpani 2.754 2.686 5.440
11 Pesantren 747 735 1.482
12 Ngadirgo 3.065 2.684 5.479
13 Wonolopo 3.885 3.908 7.793
14 Wonoplumbon 2.135 2.088 4.223
Jumlah 31.937 31.411 63.348

c. Sosial Budaya
 Sosial Pendidikan
Didapatkan prosentase jumlah penduduk menurut pendidikan yang
ditamatkan di kecamatan Mijen tahun 2016 yaitu sebagian besar tamat SD
(22,87%),tamat SMTA (21,11%), Tamat SMTP (20,29%), Tidak tamat SD
(11,26%), Belum tamat SD (9,13%), Tidak sekolah (6,54%), Tamat
perguruan tinggi yaitu (4,45 %) serta tamat akademi (DIII) (4,35%).

5
Tabel III. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan
di Kecamatan Mijen Tahun 2016

Pendidikan yang Ditamatkan


Tidak Belum Tamat Tamat
No Kelurahan Tidak Tamat Tamat Tamat
Tamat Tamat Akademi/ Perguruan Jumlah
Sekolah SD SMTP SMTA
SD SD D III Tinggi
1 Cangkiran 141 242 220 548 687 620 79 83 2.619
2 Bubakan 124 242 169 604 542 389 69 30 2.168
3 Karangmalan 145 196 173 1.003 532 288 43 32 2.412
4 Polaman 102 158 184 524 570 273 54 25 1.890
5 Purwosari 230 370 376 1.233 907 523 39 15 3.693
6 Tambangan 237 467 411 1.077 812 846 166 115 4.130
7 Jatisari 982 1.493 789 1.350 1.394 3.155 1.073 1.079 11.325
8 Mijen 371 692 541 843 974 1.506 375 340 5.642
9 Jatibarang 177 248 257 626 656 456 51 44 2.516
10 Kedungpani 365 674 535 1.429 1.299 1.207 195 380 6.083
11 Pesantren 60 140 98 210 246 157 34 69 1.015
12 Ngadirgo 319 640 456 1.421 1.104 951 93 85 5.070
13 Wonolopo 395 712 841 1.517 1.338 1.645 244 274 6.965
14 Wonoplumbon 165 288 259 944 762 285 18 20 2.742
Jumlah 3.812 6.563 5.318 13327 11.822 12.301 2.534 2.591 58.268

 Sosial Pekerjaan

Didapatkan prosentase jumlah penduduk menurut tingkat pekerjaan


tahun 2016 yaitu sebagian besar buruh industri (27,12%), petani buruh
(25,65%), petani sendiri (17,47%), buruh bangunan (15,87%), pedagang
(5,87%), PNS/ABRI (3,86%), pensiunan (1,85%), angkutan (1,27%),
pengusaha (0,92%), jasa/lainnya (0,12%) dan nelayan (0%).

6
2. Data Khusus

a. Fasilitas Kesehatan

Puskesmas yang berada di wilayah kecamatan Mijen yaitu


Puskesmas Mijen yang berada di Jl. RM Hadi Soebeno No 146 –
148 RT.01 RW. 09 Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota
Semarang. Puskesmas ini mulai beroperasi sejak 1977 tahun dan
berjarak ± 20 km dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Puskesmas Mijen
memiliki 3 Puskesmas Pembantu ( PUSTU ) yaitu Pustu Wonolopo, Pustu
Pesantren dan Pustu Jatibarang.

Tabel V. Jumlah Saranan Kesehatan di Kecamatan Mijen Tahun 2016

Kelurahan Rumah Sakit Rumah Sakit Bersalin/ BKIA Poliklinik


Cangkiran 0 0 0
Bubakan 0 0 0
Karangmalan 0 0 0
Polaman 0 0 0
Purwosari 0 0 0
Tambangan 0 5 0
Jatisari 0 2 1
Mijen 0 0 0
Jatibarang 0 0 0
Kedungpani 0 0 0
Pesantren 0 1 0
Ngadirgo 0 0 1
Wonolopo 0 4 0
Wonoplumbon 0 0 0
Jumlah 0 12 2

7
b. Tenaga Kesehatan
Tenaga pelayanan kesehatan di puskesmas Mijen adalah sebagai
berikut :
1. Dokter Umum : 2 orang
2. Dokter gigi : 1 orang
3. Sub.Bag .TU : 1 orang
4. Bidan puskesmas : 2 orang
5. Bidan Desa : 10 orang
6. Bidan Poned : 2 orang
7. Perawat : 8 orang
8. Perawat gigi : 1 orang
9. Pelaksana Gizi : 1 orang
10. Asisten Apoteker : 1 orang
11. Sanitarian/HS : 1 orang
12. Staff Administrasi : 9 orang
13. Petugas Lab : 3 orang
14. Sopir : 1 orang
15. Lain lain : 10 wiyata bakti
c. Data Kepenyakitan
Pola penyakit yang sering terjadi di wilayah kerja Puskesmas
Mijen 1 Demak adalah sebagai berikut :
10 Besar Pola Penyakit Puskesmas Mijen 1 Demak Tahun 2015
1. Infeksi saluran nafas atas : 30,57
2. Pegal linu : 14,46
3. Diare : 9,45
4. Gastritis : 9,35
5. Hipertensi : 9,26
6. Penyakit kulit : 8,05
7. Disentri : 5,25
8. Penyakit gigi dan mulut : 4,68
9. Infeksi saluran nafas bawah: 4,65
10. Hipotensi : 4,28

8
Dari sepuluh besar penyakit tersebut diatas dapat dilihat
penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Mijen 1 Demak adalah Infeksi Saluran Nafas Atas
(30,57%), yang mana penyakit tersebut banyak ditimbulkan karena
keadaan kondisi lingkungan yang buruk dan pola hidup tidak sesuai
dengan pola hidup sehat.
d. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Jumlah kunjungan pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas Mijen 1 pada tahun 2015 sebanyak 2.242 orang dari jumlah
tersebut yang mendapat pelayanan dasar tumpatan gigi tetap sebnyak
191 orang dan pencabutan gigi tetap sebanyak 541 orang .
Sedangkan pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut melalui
UKGS didapatkan jumlah murid SD pada kelas selektif yang
mendapatkan perawatan gigi sebanyak 155 anak, sedangkan cakupan
murid SD pada kelas selektifyang mendapatkan perawatan Kesehatan
Gigi dan Mulut sebesar 97%.
e. Data Perilaku Masyarakat
 Perilaku Hidup Masyarakat
Perilaku kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa
faktor antara lain : peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
dan pemanfaatan fasilitas kesehatan oleh masyarakat.
 Peran Serta Masyarakat
1. Posyandu
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Mijen 1 seluruhnya ada 42 Posyandu, dengan kader aktif
sebanyak 215 orang rasio kader terhadap Posyandu sebesar 5:1.
2. Poliklinik Kesehatan Desa
Jumlah Poliklinik Kesehatan Desa yang ada di wilayah
kerja puskesmas Mijen 1 sebanyak 7 buah

9
3. Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
UKK yang ada di wilayah puskesmas mijen 1 yautu UKK
kelompok Tani dan UKK pengrajin sanggul serta kelompok ukk
tani 2 pos.
4. Partisipasi masyarakat dalam TOGA
Jumlah Toga yang ada sebanyak 9 buah dalam 1 desa rata
rata terdapat 1 buah TOGA.
5. Dukun Bayi
Jumlah Dukun bayi yang ada di wilayah puskesmas mijen 1
adalah sebanyak 2 orang yang terdiri dari dukun terlatih 0 orang
dan dukun tidak terlatih 2 orang.
 Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat pada tahun 2015
yaitu ditunjukan dengan jumlah kunjungn sebesar 31.500 orang
dalam 1 tahun dengan presentase kunjungan puskesmas terhadap
penduduk adalah 87%.

10
2.2 Survey (Pengumpulan dan Pengambilan Data)
a) Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi masyarakat kecamatan Mijen Kabupaten
Semarang.
a. Populasi Target : Masyarakat Kelurahan Pesantren Kecamatan
Mijen Kabupaten Semarang.
b. Populasi Terjangkau : Warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren ,
Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Sampel diambil dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling yang merupakan cara pemilihan sampel yang
lebih praktis dan lebih mudah dilakukan. Jenis teknik nonprobability
sampling menggunakan Consecutive Sampling. Pada consecutive sampling
semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan
dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Kriteria sampel ada 2 jenis :
1) Kriteria Inklusi
Menurut Suryono (2011) kriteria inklusi merupakan batasan ciri atau
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Dalam perencanaan program kesehatan
gigi dan mulut ini , kriteria inklusinya yaitu :
a. Warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen,
Kabupaten Semarang
b. Berusia 18-40 tahun
c. Laki-laki dan perempuan
d. Memiliki riwayat penyakit gigi dan mulut
e. Bersedia untuk menjadi responden

11
2) Kriteria Eksklusi
Menurut Suryono (2011) kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena
berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga
menjadi bias. Dalam perencanaan program kesehatan gigi dan mulut
ini, kriteria eksklusinya yaitu :
a. Bukan merupakan warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren,
Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang.
b. Tidak berusia 18-40 tahun
c. Tidak memiliki riwayat penyakit gigi dan mulut.
d. Tidak bersedia untuk menjadi responden/menolak.

Diketahui jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan


kriteria eksklusi adalah sebanyak 30 orang.
b. Cara Pengumpulan Data
a. Observasi
Merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan melibatkan
semua indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau,
perasa). Observasi dilakukan di RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren,
Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang. Pengamatan yang dilakukan
meliputi pengamatan situasi dan kondisi yang terjadi di wilayah RT 1
RW 1 Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang.
b. Wawancara
Merupakan tanya jawab yang dilakukan secaran lisan dan
langsung oleh tenaga kesehatan dengan warga RT 1 RW 1 Kelurahan
Pesantren, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang yang dijadikan
sampel. Indikator pertanyaan meliputi faktor perilaku, pelayanan
kesehatan, lingkungan serta keturunan. (Lembar wawancara terlampir)
c. Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren, Kecamatan Mijen, Kabupaten
Semarang yang dijadikan sampel/responden. Jawaban responden atas

12
semua pertanyaan dalam kuesioner kemudian dicatat/direkam. Daftar
pertanyaan tertulis mengenai pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
mulut . (Lembar kuesioner terlampir)
d. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Selain melakukan observasi, wawancara dan mengukur
pengetahuan, sikap dan tindakan melalui kuisioner, tenaga kesehatan
juga melakukan pemeriksaan terhadap warga RT 1 RW 1 Kelurahan
Pesantren, Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang yang dijadikan
sampel meliputi pemeriksaan DMF-T (Status Kesehatan Gigi Tetap)
dengan rincian D (decay), M (Missing) dan F (Filling), OHI-S (Status
Kebersihan Gigi dan Mulut) dengan rincian DI (Debris Indeks) dan CI
(Calculus indeks).
e. Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat memiliki manfaat yang cukup besar untuk
menunjang pengumpulan data. Seperti kesedian masyarakat untuk
menjadi responden/ sampel serta peran serta kader kesehatan dalam
memberikan dan menyebarkan kuesioner.

13
2.3 Identifikasi Masalah
a. Data Hasil Wawancara
Tabel 2.1 Data Hasil Wawancara Warga RT 1 RW 1 Kelurahan
Pesantren Kecamatan Mijen
Waktu dan Cara Kunjungan ke
Pola Penggunaan
Responden Frekuensi Menggosok Pelayanan Kesehatan
Makan Air Bersih
Menggosok Gigi Gigi Gigi
1 S S B S Belum Pernah
2 S B S B Belum Pernah
3 S S S B Kunjungan 1x
4 S S S S Belum Pernah
5 S S S B Kunjungan 1x
6 S S S B Belum Pernah
7 S S B S Belum Pernah
8 B B S S Kunjungan 1x
9 B B S B Kunjungan 1x
10 S B B B Rutin
11 S S S S Kunjungan 1x
12 B S S S Belum Pernah
13 S S S S Kunjungan 1x
14 S B S S Kunjungan 1x
15 S B B S Kunjungan 1x
16 S S S B Belum Pernah
17 B B B S Rutin
18 B B S S Kunjungan 1x
19 S S S S Belum Pernah
20 S S B S Belum Pernah
21 S B S S Belum Pernah
22 S B B S Kunjungan 1x
23 S S S B Belum Pernah
24 S B S S Belum Pernah
25 S S S S Belum Pernah
26 B B B B Rutin
27 S S S S Belum Pernah
28 S S S B Kunjungan 1x
29 S S S B Belum Pernah
30 B B B B Rutin
Jumlah Benar : 7 Benar : 13 Benar : 9 Benar : 12 Belum Pernah : 15
Salah : 23 Salah : 17 Salah : 21 Salah : 18 Kunjungan 1x: 11
Rutin :4
Hasil wawancara :
Sebagian besar warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen
yang menjadi responden memiliki perilaku menggosok gigi yang kurang benar
terbukti dengan hasil wawancara mengenai waktu dan frekuensi menggosok gigi

14
yaitu 76,7 % responden menjawab salah dan juga didukung oleh hasil wawancara
mengenai cara menggosok gigi yang menjawab salah yaitu 56,7% responden.
Untuk hasil wawancara mengenai pola makan sekitar 70% responden salah
dalam mengkonsumsi makanan yang sehat atau tidak untuk kesehatan gigi serta
dalam hasil wawancara mengenai penggunaan air bersih sekitar 60% responden
tidak menggunakan air bersih dengan benar untuk menggosok gigi. Dan untuk
hasil wawancara mengenai kunjungan ke pelayanan kesehatan gigi, sekitar 50%
responden belum pernah melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan gigi.
b. Data Hasil Kuesioner
Tabel 2.2 Data Hasil Kuesioner Warga RT 1 RW 1 Kelurahan
Pesantren Kecamatan Mijen
Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Gigi Pengetahuan Akibat Tidak
No Nama Menggosok Gigi Pola Makan (7 Berlubang Menjaga Kesgilut
(6 Soal) Soal) (5 Soal) (10 Soal)
1 ASA 66,67 28,57 80 80
2 ADMR 50 71,43 100 30
3 DWA 33,33 57,14 80 70
4 DAS 33,33 57,14 100 80
5 FR 33,33 28,57 100 70
6 FGPA 50 71,43 60 80
7 LR 50 71,43 80 80
8 MS 33,33 42,86 80 60
9 N 33,33 14,29 100 70
10 NMA 33,33 57,14 100 70
11 NM 50 57,14 100 70
12 PA 33,33 71,43 60 60
13 RDJ 83,33 71,43 80 60
14 RDS 33,33 57,14 80 70
15 SF 50 57,14 100 70
16 STW 16,67 71,43 40 70
17 FN 16,67 28,57 80 70
18 VFM 66,67 57,14 80 80
19 MMK 33,33 85,71 60 60
20 MZ 16,67 57,14 100 70
21 MSLK 16,67 57,14 100 70
22 NASA 50 85,71 100 80
23 OF 33,33 85,71 100 80
24 PR 50 71,43 100 90
25 RPAS 66,67 28,54 100 70
26 RA 50 71,43 100 70
27 SAA 66,67 71,43 60 90
28 VDIA 16,67 42,86 100 70
29 YT 50 71,43 40 90
30 YM 16,67 57,14 80 70
Jumlah 450 1658,66 2540 2150
Rata-Rata 50 84,67 71,67 56,19

15
Keterangan Kriteria Pengetahuan menurut Nursalam (2013) :
Baik : 76%-100%
Cukup : 56%-75%
Kurang : 0%-56%

Hasil Kuesioner:
Sebagian besar warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen
yang menjadi responden memiliki pengetahuan tentang menggosok gigi yang
kurang yaitu dengan nilai rata-rata 50, dan memiliki pengetahuan yang cukup
akan akibat jika tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan nilai rata-rata
yaitu 56,19.

c. Data Hasil Pemeriksaan


Tabel 2.3 Data Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen
DMF-T OHI-S
No. Nama
D M F Total DI CI Total Kategori
1 ASA 3 1 0 4 2 1,67 3,67 Buruk
2 ADMR 7 0 0 7 2,33 1,67 4 Buruk
3 DWA 1 1 0 2 1,67 1,83 3,5 Buruk
4 DAS 6 0 0 6 2 1,33 3,33 Buruk
5 FR 0 0 0 0 1 0,83 1,83 Sedang
6 FGPA 0 0 0 0 0,83 0,16 0,99 Baik
7 LR 6 0 0 6 2 1,67 3,67 Buruk
8 MS 2 0 0 2 1,83 1,67 3,5 Buruk
9 N 3 1 0 4 1,33 0,33 1,66 Sedang
10 NMA 4 1 0 5 2 1,16 3,16 Buruk
11 NM 4 1 0 5 0,16 0 0,16 Baik
12 PA 2 1 0 3 1 0,5 1,5 Sedang
13 RDJ 0 0 0 0 0,83 0 0,83 Baik
14 RDS 4 0 0 4 2,16 1,33 3,49 Buruk
15 SF 3 0 0 3 1,5 1 2,5 Sedang
16 STW 0 0 0 0 0,16 0 0,16 Baik
17 FN 1 0 0 1 0,5 0 0,5 Baik
18 VFM 2 0 0 2 1 0,33 1,33 Sedang
19 MMK 0 0 0 0 0,16 0 0,16 Baik
20 MZ 0 0 0 0 0,83 0 0,83 Baik
21 MSLK 0 0 0 0 0,5 0 0,5 Baik
22 NASA 2 0 0 2 0,33 0 0,33 Baik
23 OF 0 0 0 0 0,67 0 0,67 Baik
24 PR 4 1 0 5 1 0,83 1,83 Sedang
25 RPAS 2 2 0 4 1 0.67 1,67 Sedang
26 RA 3 0 0 3 1,67 1,5 3,17 Buruk

16
27 SAA 1 0 0 1 1 1,33 2,33 Sedang
28 VDIA 4 0 0 4 0,83 0,5 1,33 Sedang
29 YT 11 0 0 11 1,33 0,17 1,49 Baik
30 YM 1 2 0 3 2 1,16 3,16 Buruk
Rata-Rata 2,53 0,37 0 2,9 1,45 0,15 4 Buruk

Hasil Pemeriksaan Gigi dan Mulut:


Sebagian besar warga RT 1 RW 1 Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen
yang menjadi responden memiliki status angka DMF-T sebesar 2,53 yang
merupakan kategori Rendah, dan memiliki rata-rata nilai OHI-S sebesar 4 yang
juga merupakan kategori Buruk.

2.4 Prioritas Masalah


Tabel 2.4 Skoring USG
Prioritas
No. KASUS U S G Total
Masalah
1 DMFT 9 8 9 26 Prioritas III
2 OHIS 10 9 9 28 Prioritas II
3 Pengetahuan Menggosok Gigi 8 7 8 23
4 Pengetahuan Pola Makan 7 6 7 20
5 Pengetahuan Gigi Berlubang 7 6 8 21
6 Pengetahuan Akibat Tidak
6 8 8 22
Menjaga Kesgilut
7 Perilaku Menggosok Gigi 9 10 10 29 Prioritas I
8 Perilaku Pola Makan 6 5 7 18
9 Perilaku Penggunaan Air Bersih 5 5 7 17
10 Perilaku Kunjungan Ke Pelayanan
6 5 8 19
Kesehatan Gigi

2.5 Masalah
Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada warga RT 1 RW 1
Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen yaitu masalah perilaku menggosok gigi
masyarakat yang masih kurang tepat dan harus segera ditindak lanjuti, serta

17
tingginya angka OHI-S dengan kategori buruk dan angka DMF-T dengan
kategori rendah.

2.6 Penentuan Prioritas Jalan Keluar

Untuk dapat menyusun alternatif jalan keluar yang nantinya dapat


mengatasi masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada warga RT
1 RW 1 Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen, maka diperlukan adanya
penetapan prioritas jalan keluar.

A B
1.1
2.1
2.

1. 2.2
Masalah

1.

2.

C
Bagan 3.1 Diagram Tulang Ikan (Fish Bone)

Berdasarkan diagram tulang ikan diatas terlihat bahwa masalah


kesehatan gigi dan mulut disebabkan oleh 4 faktor utama yaitu faktor
perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan.

Tabel 2.5 Kegiatan Alternatif Jalan Keluar

No. Faktor penyebab Solusi (kegiatan)


A. PERILAKU
1. Kurangnya pengetahuan dan Memberikan penyuluhan tentang
keterampilan tentang kesgilut kesgilut
2. Kurang termanfaatkannya sarana Menggunakan sarana dan
dan prasarana prasarana yang tersedia

18
B. LINGKUNGAN
1. Keluarga
1.1 Kurangnya perhatian anggota Memberikan penyuluhan terhadap
keluarga terhadap masalah masyarakat terutama terhadap
kesehatan gigi dan mulut orang tua tentang peningkatan
pola asuh kesgilut terhadap
anaknya
2. Sekolah
2.1 Kurangnya perhatian Guru Memberikan pelatihan kader guru
terhadap pengetahuan dan tentang pemeliharaan kesgilut
pemeliharaan kesgilut peserta
didiknya
2.2 Kurangnya himbauan Memberikan himbauan
penggunaan sarana prasana penggunaan sarana prasana
Sekolah sebagai penunjang Sekolah sebagai penunjang
kesehatan gigi dan mulut kesehatan gigi dan mulut
C. PELAYANAAN KESEHATAN GIGI
1. Tidak terlaksananya intervensi Intervensi perawatan kesehatn
perawatan kesehatan gigi dan gigi dan mulut (Pembersihan
mulut (Pembersihan Karang Gigi Karang Gigi dan penambalan)
dan penambalan)
2. Tidak adanya program penunjang Melaksanakan Program
kesgilut (Gosok gigi masal) penunjang kesgilut (gosok gigi
masal)

 Pemilihan prioritas jalan keluar yang digunakan yakni sebagai berikut :

Tabel. 2.6 Penentuan Prioritas Jalan Keluar

Efektifitas jumlah
efisiensi
No. Daftar MxIxV
M I V C
C
1. Memberikan penyuluhan tentang
5 4 4 3 26,67
kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut
2. Memberikan himbauan untuk
menggunakan sarana dan prasarana yang 3 3 4 5 7,2
tersedia di pelayanan kesehatan gigi dan
mulut
3. Memberikan penyuluhan kepada warga 3 5 4 3 60
tentang cara menggosok gigi yang benar
4. Memberikan pelatihan kader tentang 3 3 3 4 6,75
pemeliharaan kesgilut
5. Intervensi perawatan kesehatan gigi dan
mulut setelah dilakukan pemeriksaan
4 4 5 2 40
(Pembersihan Karang Gigi dan
Penambalan)

19
6. Melaksanakan Program penunjang
3 3 3 1 9
kesgilut (gosok gigi masal)

Jalan Keluar = M x I x V
C

Keterangan :
M : Magnitude – Besarnya masalah yang dapat diatasi dengan cepat
I : Importancy – Pentingnya jalan keluar yang paling cepat
V : Vunerablity – Sensitifitas jalan keluar, semakin cepat dilakukan
pemecahan masalah
C : Cost – Harga yang lebih ekonomis untuk dilakukan pemecahan
masalah
Keterangan Prioritas:
Prioritas 1: Memberikan penyuluhan kepada warga tentang cara menggosok gigi
yang benar
Prioritas 2: Intervensi perawatan kesehatan gigi dan mulut setelah dilakukan
pemeriksaan (Pembersihan Karang Gigi dan Penambalan)
Prioritas 3: Memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan gigi dan
mulut
2.7 Alternatif Jalan Keluar

Maka Alternatif Jalan Keluar yang dipilih untuk dapat mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada warga RT 1 RW 1 Kelurahan
Pesantren Kecamatan Mijen sebagai berikut:
 Promotif:
Prioritas 1 : Memberikan penyuluhan kepada warga tentang cara
menggosok gigi yang benar
Prioritas 3 : Memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan
gigi dan mulut
 Preventif :
Prioritas 2: Intervensi perawatan kesehatan gigi dan mulut setelah dilakukan
pemeriksaan (Pemebersihan Karang Gigi dan Penambalan)

20
Untuk kegiatan promotifnya melakukan penyuluhab berdasarkan
penggalian informasi yang didapatkan melalui lembar kuisioner. Metode
penyuluhan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Dengan ini
diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang terjadi pada pada warga RT 1
RW 1 Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen.

BAB III
KESIMPULAN

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada warga RT 1 RW 1


Kelurahan Pesantren Kecamatan Mijen yaitu masalah perilaku menggosok gigi
masyarakat yang masih kurang tepat dan harus segera ditindak lanjuti, serta
tingginya angka OHI-S dengan kategori buruk dan angka DMF-T dengan
kategori rendah.
Maka Alternatif Jalan Keluar yang dipilih untuk dapat mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut yang terjadi pada warga RT 1 RW 1 Kelurahan
Pesantren Kecamatan Mijen sebagai berikut:
1. Memberikan penyuluhan kepada warga tentang cara menggosok gigi
yang benar
2. Memberikan Intervensi perawatan kesehatan gigi dan mulut setelah
dilakukan pemeriksaan (Pembersihan Karang Gigi dan Penambalan)
3. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan kebersihan gigi dan
mulut

21

Anda mungkin juga menyukai