Anda di halaman 1dari 43

PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO

DAN BONEKA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUNAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
PADA SISWA SEKOLAH DASAR ISLAM
DIPONEGORO SEMARANG

Proposal Skripsi

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Keperawatan Gigi

Oleh :
FASTABIQUL HANIF
P1337425217072

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEPERAWATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018
LEMBARAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: PENGARUH PENYULUHAN MENGGUNAKAN


MEDIA VIDEO DAN BONEKA TANGAN TERHADAP PENINGKATAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SEKOLAH DASAR
ISLAM DIPONEGORO SEMARANG Oleh Fastabiqul hanif
NIM.P1337425217080

Telah disetujui untuk diuji dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi
Diploma IV keperawatan Gigi Poltekkes Semarang

Semarang, 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Prasko, S.SiT,M.H drg. Iman Supardan, M.Kes


NIP. 19810823 200501 1 005 NIP.19560516 198703 1 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi yang dikeluhkan

oleh masyarakat di Indonesia (Pontonuw et al., 2013). Penyakit gigi dan

mulut paling sering terjadi adalah karies gigi dan gingivitis yaitu sebanyak

60-90% pada anak di seluruh dunia (Petersen dan Jurgensen, 2013).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS tahun 2013),

prevalensi karies di Indonesia mencapai 25,9 % dan di wilayah Jawa tengah

mencapai 25,4%. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI), sebanyak 89% anak Indonesia di bawah usia 12 tahun

menderita karies gigi.

Pengetahuan yang kurang mengenai kebersihan gigi dan mulut

merupakan salah satu penyebab anak mengabaikan masalah kesehatan gigi

dan mulut (Gede, 2013). Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak

kelompok sekolah perlu mendapatkan perhatian khusus sebab pada usia ini

anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya

akan berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa

nanti. oleh sebab itu diperlukan adanya tindakan pendidikan kesehatan gigi

dan mulut sejak dini. Salah satu upaya pemeliharaan kesehatan gigi yang

cukup efektif yaitu dengan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut terutama

bagi anak (Herijulianti et al., 2011).

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dapat menurunkan populasi

tingkat karies yang terjadi pada anak-anak (Macnab, 2015). Kegiatan

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dapat meningkatkan kesadaran


seseorang untuk menggunakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut

sehingga dapat mengurangi terjadinya keparahan penyakit gigi dan mulut

(Felton, 2009). Media penyampaian yang sesuai dengan tahap

perkembangan kognitifnya akan lebih mudah diterima dengan baik oleh

anak, agar pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dapat ditingkatkan serta

pemanfaatan indra dapat berguna secara maksimal, maka diperlukan

penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan alat bantu atau media yang

dapat menarik minat anak (Pertiwi, 2013). Penyuluhan kesehatan gigi yang

akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan media

video dan boneka tangan.

Penggunaan video sebagai sarana penyuluhan kesehatan kini mulai

dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi saat ini. Penyuluhan

kesehatan melalui media video semkin popolar dalam masyarakat. Media

video memiliki kelebihan bisa mengamati lebih dekat yang lagi bergerak,

menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang, sehingga

memudahkan proses penyerapan pengetahuan.Video termasuk dalam

media audio visual karena melibatkan indera pendengaran sekaligus indera

penglihatan. Media audio visual ini mampu membuahkan hasil belajar

yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali,

mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep

(Mubarak, 2012).

Boneka tangan merupakan alat peraga untuk promosi kesehatan

yang ditampilkan dalam sebuah pertunjukan dan lebih cenderung kearah

bermain sambil belajar agar anak lebih mudah memahami materi yang
disampaikan dan tidak mudah merasa jenuh (Pratiwi, 2013). Konsep dari

penyuluhan dengan menggunakan boneka tangan adalah dengan

mendongeng atau bercerita yang didukung dengan berbagai macam warna

dari boneka tangan yang membuat anak tertarik untuk memperhatikan

materi yang di sampaikan penyuluh (Aulia dan Suraida, 2011). Kelebihan

media boneka tangan menurut Juliandari, (2015), boneka dibuat sesuai

dengan tokoh cerita, menarik bagi anak dan mudah dimainkan karena

hanyamemasukan tangan kedalam kantung bagian belakang boneka

sehingga tidak perlu keahlian khusus untuk memainkannya, serta tidak

memerlukan tempat dan persiapan yang terlalu rumit.

Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti dengan bertanya

kepada kepala sekolah didapatkan informasi bahwa belum pernah diadakan

penyuluhan kesehatan gigi dengan mengunakan video dan boneka tangan

pada siswa SDI Diponegoro Semarang.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian

tentang Pengaruh Penyuluhan Mengunakan Media Video Dan Boneka

Tangan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa SDI Diponegoro Semarang

Tahun 2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan didapat rumusan

masalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh penyuluhan

menggunakan media video dan boneka tangan terhadap peningkatan

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDI Diponegoro Semarang.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

menggunakan media video dan boneka tangan terhadap peningkatan

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDI Diponegoro Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan Siswa SDI Diponegoro Semarang

tentang kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan penyuluhan

mengunakan media video.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan Siswa SDI Diponegoro Semarang

tentang kesehatan gigi dan mulut setelah penyuluhan menggunakan

media video.

c. Mengetahui pengetahuan Siswa SDI Diponegoro Semarang tentang

kesehatan gigi dan mulut sebelum diberikan penyuluhan mengunakan

media boneka tangan.

d. Mengetahui pengetahuan Siswa SDI Diponegoro Semarang tentang

kesehatan gigi setelah diberikan penyuluhan mengunakan media boneka

tangan.

e. Mengetahui efektifitas penyuluhan menggunakan media video dan

boneka tangan dalam peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut Siswa SDI Diponegoro Semarang.

D. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dari proposal skripsi ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan gigi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi

Dapat menambah referensi di perpustakaan Poltekkes Kemenkes

Semarang Jurusan Keperawatan Gigi dan dapat sebagai tambahan

informasi bagi mahasiswa.

b. Bagi peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah pengalaman dalam hal

berfikir ilmiah, tentang pengaruh penyuluhan menggunakan media video

dan boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut anak SDI Diponegoro Semarang.

c. Bagi sekolah yang diteliti

Data yang dihasilkan dapat digunakan untuk program pencegahan

terhadap masalah kesehatan gigi serta sebagai salah satu metode

alternatif penyuluhan bagi pengembangan program UKGS disekolah

dasar.
E. Keaslian Penelitian

No Nama dan Judul Variabel Metode Subyek Hasil


Penelitian
1 Istiqomah Perbandingan efektivitas - Penyuluhan Quasi Anak pra Didapatkan pengaruh
aprilaz 2016 antara metode vieo dan mengunakan experimental sekolah TK signifikan pendidikan
cerita boneka dalam media video dan Pre-test and Nurul amal seksual dengan video
pendidikan seksual boneka tangan post- test maupun cerita boneka
terhadap pengetahuan anak - Pengetahuan dengan terhadap pengetahuan
prasekolah tentang personal tentang pesonal kelompok tetapi tidak didapat
safety skill safety skill kontrol perbedaan signifikan
antara kelompok media
video dan cerita boneka
2. Siti Rahma Hubungan antara - Penyuluhan Quasi Siswa SD Terdapat peningkatan
Desmarleni penggunakan media mengunakan experimental ngebel nilai pengetahuan
2012 penyuluhan jenis audiovisual dan Pre-test and taman tirto, kesehatan gigi dan
audiovisual dan boneka boneka karakter post- test kasihan, mulut namun tidak
karakter dengan tingkat - Pengetahuan dengan 2 bantul terjadi penurunan skor
pengetahuan kesehatan gigi tentang kelompok plak sebelum dan
dan mulut dan perubahan kesehatan gigi sesudah penyuluhan
skor plak pada siswa dan mulut dan
sekolah dasar skor plak

3 Dewi Pengaruh Penyuluhan - Penyuluhan Quasi Siswa Usia Hasil penelitian ini
2017 Menggunakan Media mengunakan experimental 9-10 Tahun adalah terdapat
Boneka Tangan Terhadap media boneka Pre-test and Di Sdn perbedaan tingkat
Peningkatan Pengetahuan tangan post- test Ngebel pengetahuan sebelum
Kesehatan Gigi Dan Mulut - Pengetahuan dengan 2 Gede Ii dan sesudah dilakukan
Siswa Usia 9-10 Tahun Di kesehatan gigi kelompok Sleman penyuluhan kesehatan
Sdn Ngebel Gede Ii Sleman Yogyakarta gigi dan mulut dengan
Yogyakarta media boneka tangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-Teori

1. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Pengertian

Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang

dilakukan dengan cara menyebarkan pesan dan menanamkan

keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan

mengerti tetapi juga bersedia untuk melakukan suatu anjuran yang

berhubungan dengan suatu bidang, yaitu bidang kesehatan.

(Maulana, 2007). Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan

suatu proses belajar yang ditujukan kepada individu dan kelompok

masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan gigi yang setinggi-

tingginya (Herijulianti, 2011).

b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan gigi dan Mulut

Menurut Noor 1972 (dalam Herijulianti, 2011) tujuan penyuluhan

kesehatan gigi adalah:

1) Meningkatkan pengertian dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

2) Menghilangkan atau paling sedikit mengurangi penyakit gigi dan

mulut serta gangguan lainnya pada gigi dan mulut.

3) Memperkenalkan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi.

4) Mengingatkan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut.


5) Menjabarkan akibat yang akan timbul dari kelalaian menjaga

kebersihan gigi dan mulut.

6) Menanamkan perilaku sehat sejak dini melalui kunjungan

kesekolah.

c. Prinsip-prinsip Penyuluhan

Penyuluhan merupakan upaya pendidikan yang memiliki prinsip-

prinsip tertentu, yang harus diperhatikan agar penyuluhan berhasil

sesuai dengan programnya (Herijulianti, 2011) antara lain:

Seorang penyuluh hendaknya mempunyai keahlian dan kejujuran.

1) Antara penyuluh dengan sasaran harus terjalin hubungan yang baik.

2) Materi atau bahan penyuluhan hendaknya mudah diterima dan

bertahap dari sulit ke mudah dan sebaiknya disesuaikan dengan

tingkat pendidikan sasaran.

3) Materi penyuluhan harus berdasarkan kebutuhan kelompok sasaran.

Pelaksanaan penyuluhan tidak hanya sekali. Media yang digunakan

untuk penyuluhan baik media massa maupun media manusia

hendaklah yang tepat guna dan berdaya guna.

d. Komponen Penyuluhan

Komponen penyuluhan adalah sebagai berikut (Herijulianti, 2011) :

1) Penyuluh adalah pihak yang memberikan pesan dan informasi

kepada sasaran. Penyuluh bisa terdiri dari seseorang, beberapa orang,

lembaga dan lain-lain.


2) Sasaran adalah pihak yang menerima pesan dan informasi dari pihak

penyuluh. Sasaran penyuluhan program pendidikan luar sekolah bisa

terdiri dari masyarakat yang diajak mengikuti kegiatan-kegiatan

belajar pendidikan luar sekolah serta warga masyarakat yang

diharapkan sebagai pelaksana kegiatan.

3) Pesan adalah materi atau informasi yang disampaikan oleh penyuluh

kepada sasaran (yang disuluh). Pesan ini bisa bermacam-macam,

biasa dalam bentuk tulisan maupun lisan. Bentuk tertulis misalnya

berupa tulisan yang dituangkan dalam bentuk buletin, selebaran,

surat kabar, leaflet dan lain-lain. Sedangkan lisan dapat berupa

ucapan langsung dari penyuluh. Isi pesan itu bermacam-macam

sesuai dengan tahap-tahap kegiatan.

4) Media adalah saluran melalui nama pesanitu disampaikan oleh

penyuluh.

e. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo 2012 metode penyuluhan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara

optimal. Metode yang dikemukakan antara lain:

1) Metode penyuluhan perorangan (Individual)

Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk

membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik

pada suatu perubahan perilaku atau inovasi dasar digunakan

pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah


atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan

atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain:

a) Bimbang dan penyuluhan

Dengan cara ini kontrak antara klien dengan petugas lebih intensif

setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan

dibantu penyelesaiannya. Akhrinya klien akan dengan sukarela,

berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima

perilaku tersebut.

b) Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien

untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk

mempengruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila

belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

2) Metode penyuluhan kelompok

Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat

besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada

sasaran, untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda

dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung

pula pada besarnya sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup:


a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15

orang. Metode yang baik untuk kelompok ini cermah dan

seminar.

b) Kelompok kecil, Yaitu jika peserta penyuluhan kurang dari 15

orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi

kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan,

permainan simulasi.

3) Metode penyuluhan massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditunjukan kepada

masyarakat yang bersifatnya massa atau publik. Oleh karena sasaran

bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis

kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya,

maka pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada

umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya

menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah

ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara

pasien dan tugas kesehatanm sinetron, tulisan dimajalah atau koran,

bilbpard yang dipasang dipinggir jalan.


2. Media Penyuluhan

a. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education

Association/ NEA) bahwa Media adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. (Susilana, 2009).

Media penyuluhan kesehatan adalah semua sarana atau upaya

menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh

komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronika (TV, radio,

komputer, dan sebagainya) dan media luar ruangan, yang digunakan

oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan atau

menyampaikan informasi tentang kesehatan yang berfungsi untuk

membantu dan memperagakan sesuatu, sehingga sasaran dapat

meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat

mengubah perilakunya kearah positif terhadap kesehatan.

b. Manfaat media

Media penyuluhan digunakan dalam rangka upaya peningkatan

atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar, oleh karena

itu perlu diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya (Mubarak, 2012).

Menurut aqib (2017) dan notoadmojo (2012) manfaat media secara

umum yaitu:

1) Menyeragamkan penyampaian pesan.

2) Pembelajaran/penyuluhan lebih jelas dan menarik.


3) Menimbukan minat sasaran pendidikan.

4) Mencapai sasaran yang lebih banyak.

5) Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dan Pemahaman.

6) Meningkatkan kualitas hasil belajar.

7) Menstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan

pesan-pesan yang diterima kepada orang lain.

8) Mempermudah penerimaan informasi.

9) Mendorong keinginan untuk mengetahui, kemudian

mendalami dan akhirnya mendapatkan pengertian yang

lebih baik .

c. Macam-macam media

Alat penyalur pesan (Media) kesehatan berdasarkan fungsinya dibagi

menjadi tiga, yaitu media cetak, media elektronik dan media papan.

1) Media cetak adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan dengan berbagai variasi (Notoatmodjo, 2012) diantaranya:

a) Booklet adalah suatu media yang menyampaikan pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

b) Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat berupa kalimat

maupun gambar atau kombinasi dari keduanya.

c) Flip Chart (lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau

informasi dalam bentuk lembar yang timbal balik. Biasanya dalam

bentuk buku dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan


dan lembar baliknya berisi kalimat sebagai pesan atau informasi

yang berkaitan dengan gambar tersebut.

d) Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan atau

informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok atau

di tempat tempat umum atau di kendaraan umum.

2) Media elektronik sebagai sasaran informasi untuk menyampaikan pesan-

pesan kesehatan yang terdiri dari: televisi, radio, video, slide, dan film-

strip.

3) Media luar ruangan media penyampaian pesannya diluar ruang, bisa

melalui media cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk,

pameran, banner, dan televisi layar lebar.

d. Prinsip Umum pembuatan media

1) Visible : Mudah dilihat

2) Intersting : Menarik

3) Simple : Sederhana

4) Useful :bermanfaat

5) Accurate: benar dan tepat sasaran

6) Legitimate : Sah dan masuk akal

7) Strutured : Tersusun secara baik, runtut. aqib(2017)

e. Pertimbangan dalam memilih media

Ketika kita memilih media saat melakukan penyuluhan kita harus

mempertimbangkannya terlebih dahulu menurut aqib 2017

pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:


1) Karakteristik sasaran didik.

2) Karakteristik media yang bersangkutan.

3) Waktu yang tersedia.

4) Biaya yang diperlukan.

5) Ketersedian fasilitas/peralatan.

6) Konteks penggunaan.

7) Mutu teknis media.

3. Media Video Dan Boneka Tangan

Media atau alat peraga yang di gunakan pada penelitian ini adalah

media video dan boneka tangan:

a. Media Video

Gambar 2.1 Media video

Kata Video berasal dari kata latin, yang berarti saya Lihat. Media video

merupakan media visual yang semakin popolar dalam masyarakat. Pesan

disajikan bisa bersifat fakta maupun fiktif yang bisa bersifat informatif,

edukatif maupun instruksional mubarak (2012).


Saat ini ada dua kategori video, yaitu video analog dan video digital. Video

analog pengkodean informasi gambar dengan memvariasikan volte atau

frekuensi dari sinyal video analog mempunyai format elektrik dan format

kaset, sedangkan video digital dapat disebut array 3 dimensi dari piksel

bewarna, melayani arah spasial dari gambar bergerak(horizonal dan

vertikal) tersusun atas sebuah format untuk mengodekan dan memainkan

kembali file video dengan komputer dan menyertakan sebuah pemutaran

(player) yang mengali dan membuka file yang dibuat untuk format tersebut

Binanto (2010).

Setiap media memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri begitu juga

dengan media video. kelebihan dalam kelemahan video yaitu:

Kelebihan media video:

1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari

rangsangan luar lainnya.

2) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang.

3) Bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek

yang berbahaya.

4) Keras lemahnya suara bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi

komentar yang akan didengar.

5) Bisa diatur di mana akan menghentikan gerakan gambar yang akan

diperjelas informasinya. Sadiman( 2014)

Kelemahan Media video:

1) Fine details, tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil

kecilnya.
2) Size information, tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran

yang sebenarnya.

3) Third dimention, gambar yang ditampilkan dengan video umumnya

berbentuk dua dimensi.

4) Opposition, artinya pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan

timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat.

5) Material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk

menampilkannya.

6) Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Daryanto (2017).

Dalam penelitian ini peneliti membuat video menggunakan aplikasi

video scribe (Sparkol), menurut wirahadie 2016 langkah-langkah

membuat video dengan menggunakan aplikasi video scribe(sparkol)

yaitu:

1) sebelum membuat video ada baiknya Membuat skrip (alur cerita)

terstruktur, menarik, dan mudah dipahami secara singkat supaya

apa yang ingin kita sampaikan bisa tersampaikan secara berurutan.

2) Buka aplikasi video scribe (sparkol)

Gambar 2.2 lembaran kerja baru aplikasi video scribe (Sparkol)


3) Maka akan muncul lembaran kerja baru yang, kemudian masukkan

gambar atau tulisan serta pilihlah karakter sesuai dengan naskah

cerita yang telah kita buat sebelumnnya.

4) Pertama masukan tulisan sebagai judul dari video tersebut caranya

klik menu T lalu ketik tulisan yang akan kita buat dan atur sesuai

keinginan. Dalam gambar dibawah ini menjelakan cara untuk

memasukan tulisan angka 1 menu T untuk memasukan tulisan.

angka 2 untuk tempat menulis kalimat yang akan dimasukkan ke

dalam video. angka 3 untuk jenis font atau tulisan, tanda plus

minus untuk mencari jenis tulisan lain. Angka 4 untuk memasukan

jenis font atau tulisan model baru secara default jenis font yang

tersedia hanya satu yaitu BASIC. Angka 5 untuk memilih warna

font, angka 6 untuk menyelesaaikan pengeditan klik menu ini jika

semua ssudah ok. Angka 7 untuk membatalkan tulisan yang dibua

Gambar 2.3 Menu memasukan tulisan pada Media videoscribe(sparkol)

Sumber: Wirahadie 2016


5) Langkah selanjutnya memasukkan gambar ada 3 langkah:

Pilih menu nomer satu untuk memasukkan gambar, nomor dua

merupakan tampilan gambar atau ikon yang akan dimasukkan, jika

belum ada gambar yang tersedia, silakan klik menu nomer 3 untuk

menginput gambar dan pilih sesuai keinginan.

Gambar 2.4 Menu memasukkan gambar pada media video scribe (sparkol)

Sumber: Wirahadie 2016

6) Ulangi langkah-langkah diatas sesuai dengan alur cerita.

7) Jika Semua gambar telah tersusun saatnya untuk mengatur waktu

slide pada setiap item gambar atau tulisan. Kolom 1 untuk

pengeditan secara singkat, sedangkan bagian 2 untuk pengeditan

secara detail. Animate untuk mengatur waktu tampilan setiap

schene, pause untuk mengatur waktu berhenti pada tampilan setiap

schene, transition untuk mengatur waktu transisi tiap slide. Jika

semuanya sudah sesuai, klik tanda centang pada aplikasi.


Gambar 2.4 Menu untuk mengatur waktu pada aplikasi video scribe (sparkol)

Sumber: Wirahadie 2016

8) Selanjutnya untuk mengatur schene atau tampilan disetiap layar.

Untuk menampilkan 2 gambar dalam satu layar an tidak terjadi zoom saat

munculnya gambar, silahkan klik ikon proyektor yang bertanda centang

untuk mengunci tampilan layar tersebut.

Gambar 2.5 Menu untuk mengatur tamipilan pada aplikasi video scribe
(sparkol) Sumber: Wirahadie 2016

9) Jika ingin menambahkan backsound/musik agar video lebih

menarik, pilih ikon berlambang nada pada menu bagian kiri atas,

kemudian pilih menu folder pada gambar dibawah yang ditunjukan


pada nomor 1, kemudian pilih lagu yang akan anda gunakan dan klik

open.

Gambar 2.6 Menu untuk menambahkan musik pada aplikasi video


scribe (sparkol) Sumber: Wirahadie 2016

10) Setelah semua selesai saatnya menyimpan dilaptop untuk

dipergunakan pada saat penyuluhan cara menyimpan klik menu yang

berlikaran merah seperti gambar dibawah ini pada aplikasi video

scribe.

Gambar 2.7 Menu untuk menyimpan file.


Sumber: Wirahadie 2016
a. Media Boneka Tangan

Gambar 2.2 Media boneka tangan

Boneka merupakan benda tiruan dari bentuk manusia

dan atau binatang. Daryanto (2013) mengklasifikasikan boneka

menjadi lima jenis sebagai berikut:

1) Boneka jari

Boneka ini dibuat dengan alat, sesuai dengan namanya boneka ini

dimainkan dengan menggunakan jari tangan. Kepala boneka

diletakkan pada ujung jari kita/ dalam.

2) Boneka tangan

Disebut boneka tangan, karena boneka ini hanya terdiri dari kepala dan

dua tangan saja, sedangkan bagian badan dan kakinya hanya merupakan

baju yang akan menutup lengan orang yang memainkannya.


3) Boneka tongkat

Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media

pendidikan/ pembelajaran di sekolah, maka tokoh-tokohnya dibuat

sesuai dengan keadaan sekarang.

4) Boneka tali (marionet)

Boneka tali atau Marionet banyak dipakai dinegara barat. Boneka

tali bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan menurut

kehendak kita/dalangnya

5) Boneka bayang-bayang (shadow puppet),

Boneka bayang-bayang (Sadhow Puppet) adalah jenis boneka yang

cara memainkannya dengan mempertontonkan gerak bayang-bayang

dari boneka tersebut. Namun untuk keperluan sekolah, wayang

semacam ini dirasakan kurang efektif, karena untuk memainkan

boneka ini diperlukan ruangan gelap/tertutup. lagi pula diperlukan

lampu untuk membuat bayang-bayang layar.

Kelebihan menggunakan media boneka sebagai media pembelajaran

menurut Daryanto (2013) adalah sebagai berikut.

1) Tidak memerlukan,banyak tempat, waktu yang banyak, biaya dan

persiapan yang terlalu rumit.

2) Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan

memainkannya.

3) Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan

dan menambah suasana gembira.


Kelemahan menggunakan media boneka tangan:

Guru/penyuluh harus hapal isi cerita jika tidak akan terjadi penerimaan

materi yang salah oleh siswa dan Jika boneka tampilanya tidak menarik,

siswa jadi bosan dan tidak memperhatikan dengan baik.

Langkah-langkah membuat boneka tangan dari kain planel:

1) Pertama persiapkan alat alat yang diperlukan, seperti kain flanel

dengan berbagai warna sesuai dengan karakter yang akan kita buat,

jarum, benang sesuai dengan kain flanel, kertas untuk membuat pola,

bulpoin.

2) Buat pola karakter yang ingin kita buat.

3) Setelah selesai membuat pola, lalu buat pola yang sama diatas kain

flanel dengan cara mengunting pola diatas kain flanel.

4) Gabungkan pola-pola tersebut menjadi satu dengan

menjahitnya.pastikan kedua kain telah ditumpuk sejajar serta

pastikan meninggalkan lubang dibagian bawahnya supaya dapat

memasukkan tangan kedalamnya.

4. Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut

a. Pengertian

Pengetahuan yaitu mengetahui situasi atau rangsangan dari luar.

Pengetahuan diperoleh setelah seseorang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahun merupakan pendorong

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoadmodjo, 2012). Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut


mempunyai hubungan terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang tentang kesehatan

gigi dan mulut, maka semakin baik seseorang tersebut memelihara

kesehatan gigi dan mulutnya.(Sukmana, 2016).

b. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan menanyakan kepada

seseorang agar ia mengungkapkan apa yang diketahui dalam bentuk

jawaban. Jawaban tersebut yang merupakan reaksi dari stimulus yang

diberikan baik dalam bentuk pertanyaan langsung maupun tertulis.

Pengetahuan pengukuran dapat berupa kuisioner maupun wawancara

(Notoatmodjo, 2012).

c. Tingkat Pengetahuan

Menurut Budiharto 2013 Pengetahuan yang tercakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tahu

diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan. Contohnya,

Mengingat kembali fungsi gigi selain untuk mengunyah adalah

untuk bicara dan estetika.


2) Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Contohnya, Mampu menjelaskan tanda-

tanda radang gusi

3) Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Contohnya, memilih sikat gigi yang benar untuk mengosok gigi dari

sejumlah model sikat gigi yang ada, setelah diberi penjelasan dengan

contoh.

4) Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Contohnya, mampu menjabarkan struktur jaringan periodontal

dengan masing-masing fungsinya

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Contohnya, Individu mampu mengabungkan diet

makanan yang sehat untuk gigi, menggosok gigi tepat waktu, serta

mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi, untuk usaha

mencegah penyakit gigi.


6) Evaluasi (evaluation).

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Contohnya, Mampu

menilai konsisi kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu.

d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Mubarak

(2012) antara lain:

1) Pendidikan.

Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka

menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya sebaiknya jika seseorang tingkat

pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru

diperkenalkan.

2) Pekerjaan.

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis (mental) . Pada aspek psikologis atau

mental taraf bepikir seseorang semakin matang dan dewasa.


4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam.

5) Pengalaman

Adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman

yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun

jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka

secara psikologi aka timbul kesan yang sangat mendalam dan

membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula

membentuk sikap positif dalam kehidupanya.

6) Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang

karena apa yang sampai kepada dirinya, biasanya terlebih dahulu

disaring berdasarkan kebudayaan yang mengikatnya.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.


B. Kerangka Teori

Penyuluhan merupakan bagian dari program kesehatan.

Penyuluhan dapat diklasifikasi berdasarkan media dan audience atau

peserta penyuluhan. Pada garis besarnya ada 3 macam media yang dapat

digunakan dalam penyuluhan, diantaranya adalah media cetak, media

elektronik, contohnya media video dan boneka yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Untuk klasifikasi penyuluhan berdasarkan audiensi

diantranya adalag individu, massa, dan kelompok. Output dan tujuan

dilakukannya penyuluhan dengan media video dan boneka tangan yaitu

untuk mengetahui adanya pengaruh penyuluhan menggunakan media

video dan boneka tangan terhadap pengetahuan anak SD.

Penyuluhan

Media audience

Cetak Elektronik Alat peraga Individu Massa Kelompok


(Video)
(Boneka)

ANAK SD

Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan
Pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
Umur, Pengalaman,
Budaya, Informasi
Bagan 1 kerangka teori sumber : Notoatmodjo 2012 dan mubarak 2012.
C. Hipotesis
Ha : Ada perbedaan pengaruh penyuluhan mengunakan media video dan

boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut pada anak sekolah dasar

H : Tidak Ada perbedaan pengaruh penyuluhan mengunakan media video

dan boneka tangan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi

dan mulut pada anak sekolah dasar


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari Variabel X1 yaitu

penyuluhan dengan menggunakan mediaVideo dan Variabel X2 yaitu

penyuluhan dengan menggunakan Boneka Tangan sebagai variabel yang

mempengaruhi Variabel bebas, sedangkan Y yaitu pengetahuan kesehatan

gigi dan mulut sebagai Variabel yang dipengaruhi. Indikator untuk

pengetahuan yang akan diteliti pada penelitian ini meliputi tahu,

memahami dan aplikasi.

Penyuluhan
X1 menggunakan Y

media video
pengetahuan
kesehatan gigi
Penyuluhan dan mulut
menggunakan
media boneka
X2 tangan

Pendidikan,
Materi
pekerjaan,
Penyuluhan Umur,
Durasi Pengalaman,
Penyuluhan Budaya,
Informasi
Variabel Terkendali
Variabel tak terkendali

Keterangan :
X1,X2 : Variabel Independent (bebas)

Y : Variabel Dependent (terikat)

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Bagan 2 Kerangka konsep

B. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi

experiment) dengan rancangan penelitian one group pretest-posttest design.

Disebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-

ciri rancangan eksperimen sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya

dikontrol atau dimanipulasi tidak dapat atau sulit dilakukan. (Notoatmodjo, 2012).

Rancangan penelitian ini dengan melihat tingkat pengetahuan sebelum dan

sesudah penyuluhan menggunakan media video dan boneka. Bentuk rancangan

penelitian sebagai berikut :

Pre Test Perlakuan Post Test


01 X 02
03 X 04

Keterangan :

01 : Pengukuran tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDI

ponegoro sebelum penyuluhan menggunakan media video.


X : Perlakuan berupa penyuluhan dengan menggunakan media video.

02 :Pengukuran tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDI

ponegoro sesudah penyuluhan menggunakan media video.

03 : Pengukuran tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDI

Ponegoro sebelum penyuluhan menggunakan boneka.

X : Perlakuan berupa penyuluhan dengan menggunakan boneka.

04 : Pengukuran tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut siswa SDI

Ponegoro sesudah penyuluhan menggunakan boneka.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Menurut Notoatmodjo (2012) populasi adalah keseluruhan objek

penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan siswa SDI Diponegoro Semarang

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2012) sampel adalah objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi. Pengambilan sampel menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pada situasi

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. Sampel dalam penelitian

ini adalah siswa kelas IV- V SDI Diponegoro Semarang.

Dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Hadir pada saat penelitian dilaksanakan.

2) Kooperatif saat penelitian dilaksanakan.


3) Bersedia berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilaksanakan.

4) Siswa Kelas IV dan V yang berusia 10-12 tahun

b. Kriteria Ekslusi

1) Tidak kooperatif saat penelitian dilaksanakan.

2) Tidak hadir saat penelitian dilaksanakan.

D. Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Adapun Variable Penelitian adalah sebagai berikut:

a) Variabel Pengaruh (Bebas) dalam penelitian ini adalah

1) Penyuluhan dengan menggunakan media Video adalah penggunaan

media menggunakan aplikasi video scribe (sparkol) yang digunakan

untuk penyampaian informasi pengetahuan kesehatan gigi dan

mulut. Perlakuan media video dengan durasi 30 menit.

2) Penyuluhan dengan boneka tangan adalah penggunaan media

berupa boneka Tangan yang dibuat dari kain flannel bisa dimasukan

kedalam tangan yang digunakan untuk penyampaian informasi

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Perlakuan media Boneka

Tangan dengan durasi 20 menit.

b) Variabel Dipengaruhi (Terikat) dalam penelitian ini adalah Tingkat

pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

Pengukuran pengetahuan dapat diukur dengan memberikan kuisioner

sebelum dan sesudah penyuluhan selanjutnya dilakukan penghitungan

skor. Jika jawaban benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi

skor 0. Penghitungan skor dilakukan dengan cara :



N = X 100

Keterangan

N : Skor yang di dapat

A : Jumlah soal yang terjawab benar

B : Jumlah soal

Selanjutnya nilai yang didapat diinterprestasikan dengan kategori

kualitatif sebagai berikut :

Kategori Baik : 76-100

Kategori Sedang : 56-75

Kategori Buruk : 0-55

c) Variabel Terkendali dalam penelitian ini adalah:

1) Materi Penyuluhan: Tentang kesehatan gigi dan mulut.

2) Durasi Penyuluhan: 30 menit setiap masing-masing media.

d) Variabel Tak terkendali dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor

yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seperti Pendidikan,

pekerjaan, Umur, Pengalaman, Budaya, Informasi


E. Sumber Data Penelitian

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu

data primer dan data sekunder

1. Data Primer

Data yang berasal dari penulis melalui observasi atau pengamatan langsung

dari SDI Diponerogo Semarang berupa demografi, jumlah siswa dan

keadaan di lokasi.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung dalam menyusun

yang bersumber dari jurnal, artikel dan buku kesehatan gigi.

F. Instrument Penelitian

Instrument Penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data agar kegiatan dalam

penelitian lebih terstruktur sehingga kegiatan bisa dilakukan dengan mudah dan

jelas.

No Variabel Penelitian Metode Instrument


Pengambilan Data Penelitian
1 Variabel Pengaruh: Pemutaran viddeo
Penyuluhan metode Perlakuan menggunakan
video dan boneka tangan Komputer/Laptop
LCD
Dan boneka Tangan
2 Variabel Terpengaruh:
Tingkat pengetahuan Penilaian Kuosioner
kesehatan gigi dan mulut
G. Prosedur Pengumpulan Data

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Persiapan

a. Melakukan Perijinan kepada Kepala Sekolah SDI Diponegoro

b. Mengadakan Pendekatan langsung kelokasi penelitian

c. Menyiapkan video yang akan digunakan.

d. Menyiapkan Boneka tangan yang akan digunakan.

e. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama penelitian.

f. Menentukan subjek Penelitian

g. Memberikan pengarahan kepada pihak- pihak yang akan membantu

penelitian.

2. Pelaksanaan

a. Sebelum melakukan Penyuluhan, peneliti melakukan pre test dengan

memberikan kuosioner pada siswa yang dijadikan sampel.

b. Memberikan penyuluhan pada anak dengan metode ceramah

menggunakan media alat bantu video dan boneka tangan pada kelas IV

dan kelas V yang berusia 10-12 tahun.

c. Setelah melakukan penyuluhan metode ceramah dengan menggunakan

alat bantu video dan boneka tangan pada kelas IV dan V yang berusia

10-12 tahun, Peneliti selanjutnya melakukan post test dengan

memberikan kuosioner tentang kesehatan gigi pada siswa yang

dijadikan sampel.
d. Setelah itu peneliti membandingkan efektifitas dari kedua metode

dengan memperhatikan hasil pre-post test .

Alur Penelitian:

Anak SDI Diponegoro

Pre Test Pre Test

Penyuluhan dengan Penyuluhan dengan


menggunakan menggunakan boneka
media video tangan

Post Test Post Test

Hasil

Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi


An Mulut
3. Pengolahan Data

a. Editing

Proses mengedit data jumlah sampel dan hasil pre-post test

pengetahuan

b. Coding

Merubah data kategorik tingkat pengetahuan dengan memberikan

pengkodean untuk hasil pengetahuan agar lebih mudah memahami

distribusi hasil peningkatan pengetahuan, seperti:

1) Baik =1

2) Sedang =2

3) Buruk =3

c. Data Entry

Memasukkan data yang telah di coding kedalam tabel induk yang berisi

nomor, nama responden, jenis metode video dan boneka tangan

kategori tingkat pengetahuan pre and post test

d. Tabulating

Memasukkan data dalam bentuk tabel distribusi dalam kategori tingkat

pengetahuan dengan pre and post test

H. Analisis Data

Data hasil penelitian ini bersifat data primer dan akan di sajikan dalam bentuk

data. Hasil penelitian akan diolah dengan menggunakan analisis bivariat dengan

uji statistik paired sample t-test dan independent sample t-test. Dan akan diolah

menggunakan SPSS 22.


I. Jadwal Penelitian

Adapun rencana pelaksanaan penelitian yang tertuang dalam jadwal penelitian

tentang Pengaruh penyuluhan menggunakan media video dan boneka tangan

terhadap tinngkat pengetahuan kesehatan gigi an mulut pada siswa SDI

diponegoro Semarang akan terlampir pada Daftar Lampiran

Anda mungkin juga menyukai