Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Teoritis
1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) menunjuk pada kondisi fisiologis-

fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja

yang disediakan oleh perusahaan. Jika sebuah perusahaan melaksanakan tindakan-

tindakan keselamatan dan kesehatan yang lebih efektif, maka lebih sedikit pekerja

yang menderita cedera atau penyakit jangka pendek maupun jangka panjang

sebagai resiko dari pekerjaan mereka di perusahaan tersebut.

Menurut Mondy dan Noe (2005:360), Keselamatan kerja adalah sebuah

kondisi dimana para karyawan terlindung dari cedera yang disebabkan oleh

berbagai kecelakaan yang berhubungan dengan perkerjaan dan kesehatan kerja

adalah sebuah kondisi dimana karyawan terbebas dari berbagai penyakit fisik dan

emosional yang disebabkan oleh perkerjaan.

Menurut Mathis dan Jackson (2006:50), bahwa keselamatan adalah merujuk

pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang

terkait dengan perkerjaan. Kesehatan adalah kondisi umum fisik, mental, dan

emosional seseorang yang sehat untuk melakukan pekerjaan.

Menurut Mondy (2008:82), keselamatan (safety) mencakup perlindungan

karyawan dari cedera yang disebabkan oleh kecelakaan yang berkaitan dengan

pekerjaan. Yang mencakup definisi keselamatan tersebut adalah faktor-faktor yang


1
2

berhubungan cedera, stress berulang-ulang, serta kekerasan di tempat kerja dan

dalam rumah tangga. Dan Kesehatan (health) mengacu pada kebebasan dari

penyakit fisik maupun emosional. Masalah dalam hal ini bias secara serius

mempengaruhi produktivitas dan kwalitas kehidupan kerja karyawan. Hal-hal

tersebut bias secara dramatis menurunkan efektivitas perusahaan dan semangat

kerja karyawan.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), sangatlah diperlukan dan

semestinya menjadi suatu hal yang pokok dan mendasar dalam suatu perusahaan

industri. Hal yang menjadi focus dalam keselamatan adalah peniadaan keselakaan

(zero accident) di tempat kerja. Kesehatan mempunyai rangkuman yang lebih

luas misalanya memperhatikan kesehatan karyawan melalui program peningkatan

kesehatan dan program bantuan karyawan untuk mempertahankan karyawan yang

berkinerja baik dan memuaskan.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja

mempunyai arti penting dalam suatu perusahaan yang akan berdampak pada

produktivitas karyawan. K3 memberi suatu upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja yang akan berdampak pada

produktivitas dan kinerja karyawan.

1. Faktor Penyebab dan Pencegahan kecelakaan kerja

Perusahaan memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi

kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-
3

kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat

kecelakaan yang tinggi. Menurut Dessler (2007:278), ada tiga faktor dasar

terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang terdiri dari :

1. Kejadian karena ada kemungkinan


2. Kondisi yang tidak aman
3. Tindakan-tindakan yang tidak aman dari pihak karyawan

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:53) Penyebab kecelakaan kerja

dapat dikategorikan menjadi dua:

1. Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak melakukan

tindakan penyelamatan. Contohnya, tidak mengunakan Alat Perlindungan Diri

(APD).
2. Kecelakaan yang disebabkan oleh keadaan lingkungan kerja yang tidak

tidak aman. Contohnya, kurangnya penerangan, sirkulasi udara yang tidak

baik, tanda peringatan, sistem upah, jadwal kerja.

Sedangkan menurut Mondy (2008:85) faktor yang terkait dalam kecelakaan

kerja yang sering terjadi pada perusahaan adalah:

1. Faktor Manusia
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam

berkerja. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cendrung berfikir

lebih panjang atau dalam memandang suatu pekerjaan akan melihat dari

berbagai segi. Berikut ada empat faktor manusia yang dapat menimbulkan

kecelakaan:
a. Faktor Psikologis
4

Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam bekerja.

Bila konsentrasi sudah tergangu maka akan berpengaruh pada tindakan-

tindakan yang akan dilakukan ketika bekerja, sehingga kecelakaan kerja

sangat mungkin terjadi.


b. Faktor Ketrampilan, bisa diartikan sebagai pengalaman seseorang

dalam melakukan suatu perkerjaan.


c. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan perkerjaan untuk

menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan

kerja.
d. Foktor Fisik yaitu lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh

pada menurunnya tingkat konsentrasi dan motivasi dalam berkerja.


2. Faktor Alat
Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kwalitas sangat mempengaruhi

terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu

ada. Apabila alat itu sudah rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan.

Contohnya adalah : perpipaan yang sudah tua, Alat-alat Safety yang sudah

rusak.

Dari uraian teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja merupakan

merupakan kecelakaan yang bias disebabkan oleh beberapa faktor, yang terjadi

secara tiba-tiba, kelalaian, lingkungan, yang menimbulkan kerugian ringan sampai

berat, dan dapat menyebabkan kematian perkerja dan penghentian kegiatan

perusahaan.

Pencegahan kecelakaan kerja menurut Dessler (2007:282) hal yang bias

dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, sebagai berikut :


5

a. Mengurangi kondisi yang tidak aman


b. Mengurangi tindakan tidak aman yaitu dengan cara: mengurangi tindakan

tindakan aman dengan menekankan keamanan, mengurangi tindakan tidak

aman melalui penelitian.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006:55) program keselamatan kerja

terdiri atas :

1. Pemeriksaan kesejatan petugas (prakarya, berkala, dan khusus).


2. Penyedian alat perlindungan diri dan keselamatan kerja.
3. Penyiapan pedoman dan pencegahan dan penanggulangan keadaan

darurat.
4. Penempatan perkerjaan pada perkerjaan yang sesuai kondisi kesehatan.
5. Pengobatan perkerja yang menderita sakit.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang hygienis secara teratur.
7. Melaksanakan biological monitoring (pemantauan biologi).
8. Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja.

Dari uraian teori diatas bahwa penyebab kecelakaan kerja bisa di minimalisir

melalui pencegahan kecelakaan kerja. Pencegahan kecelakaan kerja yang

terpenting dari kesadaran karyawan tersebut. Dan cara untuk meningkatkan

keselamatan dan kesehatan karyawan dan menurunkan kecelakaan kerja.

2. Undang-undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dibuatnya undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja dalam praktik

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sesuatu sangat penting dan harus, karena

hal ini yang akan menjamin dilaksanakannya Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(K3) secara baik, benar dan menjamin seluruh perkerja.


6

Di Indonesia Undang-undang yang mengatur tetang Kesehatan dan

Keselamatan Kerja ada pada Undang-undang No. 1 Tahun 1970 yang diluluskan

oleh kongres tahun1970, untuk memastikan sejauh mungkin setiap pria dan

wanita yang bekerja di Indonesia aman dan berada dalam kondisi yang sehat.

Ruang lingkup undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja berada disemua

jenis dan tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam

air maupun udara, yang berada di dalam wilayah Kekuasaan Hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, dalam upaya pelaksanaan undang-

undang tersebut, harus dipahami mengenai dasar-dasar keselamatan kerja.

Struktur dan persyaratan dan kelembagaan yang mendukung pelaksanaan undang-

undang juga diuraikan secara jelas.

3. Komitmen Manajeman dan Keamanan

Menurut Dessler (2009:276), keamanan dimulai dengan komitmen manajeman

puncak. Semua orang harus melihat bukti yang meyakinkan atas komitmen

manajeman puncak yang secara pribadi terlibat dalam :

a. Aktivitas keamanan
b. Membuat masalah keamanan menjadi prioritas utama dalam pertemuan

dan penjadwalan produksi


c. Member pringkat dan status yang tinggi kepada petugas keamanan

perusahaan
d. Menyertakan pelatihan keamanan dalam pelatihan pekerja baru

Idealnya keamanan adalah sebuah bagian integral dari sistem, dirajut dalam

setiap kompetensi manajeman dan bagian dari tanggu jawab hari-kehari setiap
7

orang. Sebagai tambahan, menegakan komitmen manajeman dengan sebuah

kebijakan keamanan, dan mempublikasikannya. Hal ini harus ditekankan bahwa

perusahaan akan melakukan segala hal yang praktis untuk menghilangkan atau

mengurangi kecelakaan dan luka-luka. Menekankan bahwa pencegahan

kecelakaan dan luka-luka bukan hanya penting, tetapi yang paling penting. Dan

menganalisis jumlah kecelakaan dan kejadian keamanan, kemudian ditindak

lanjutin menetapkan dan mencapai keamanan spesifik yang dapat dicapai.

2. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu (Achmad

Sudiro,2009; Fatima Sukmawati,2008; Armanu Thoyib,2005; Toni Listianto dan

Bambang Setiaji,2005 dan Abubakar Watimena,2007).

Tabel 1

Penelitian Terdahulu

Nama Judul, Istansi, Tahun Variabel


No Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
1. Trisnaningsi Pengaruh Gaya Variabel Penelitian ini

h Kepemimpinan dan Bebas mengindikasikan

Budaya Organisasi Adalah bahwa gaya

Terhadap Kinerja Gaya kepemimpinan

Karyawan Pada PT. kepemimpi dalam kantor

Telkom Surabaya. nan (X1), akuntan publik

Komitmen sebagai faktor


8

Organisasi yang dominan

(X2). dalam

menentukan dan

Variabel pembentukan

Terikat karakter

adalah perusahaan.

Kinerja (Y) Selanjutnya

karakter

perusahaan akan

mempengaruhi

output dari

kinerja. Meskipun

mempunyai

komitmen yang

tinggi terhadap

organisasinya,

tetapi jika

pimpinan dalam

organisasi tidak

mempunyai

pengaruh

dominan maka

tidak akan
9

mempengaruhi

kinerja.
2. Agustiningr Pengaruh Gaya Variabel Berdasarkan hasil

um Kepemimpinan dan Bebas analisis data

Motivasi Kerja adalah dapat disimpulkan

terhadap Kinerja Gaya sebagai berikut:

Pegawai di Sekretariat Kepemimpi (1) Ada pengaruh

Daerah (SETDA) Kota nan (X1), yang signifikan

Magelang. 2012. Motivasi gaya

(X2). kepemimpinan

terhadap kinerja

Variabel pegawai di

Terikat Setda Kota

adalah Magelang tahun

Kinerja (Y) 2012. (2) Ada

pengaruh yang

signifikan

motivasi kerja

terhadap kinerja

pegawai di

Setda Kota

Magelang tahun

2012. (3) Ada


10

pengaruh yang

signifikan gaya

kepemimpinan

dan motivasi

kerja terhadap

kinerja pegawai

di Setda Kota

Magelang tahun

2012.
3. Regina Pengaruh Gaya Variabel Hasil penelitian

Kepemimpinan, Bebas menunjukan

Pengalaman Kerja, dan Gaya Variabel bebas

Motivasi, Terhadap Kepemimp berpengaruh

Kinerja Karyawan PT. inan (X1), terhadap kinerja

Sinar Sentosa Perkasa Pengalama dengan hasil

Banjarnegara. n Kerja regresi Y= 0,316

(X2), X1 + 0,343 X2 +

Motivasi 0,222 X3.

(X3).

Variabel

Terikat

adalah
11

Kinerja

Karyawan

(Y)
4. Durrotun Analisis Pengaruh Gaya Variabel Penelitian ini

Kepemimpinan Bebas menunjukkan

Terhadap Kinerja adalah bahwa lima faktor

Pegawai Dinas Gaya kepemimpinan

Pendapatan Kabupaten Kepemimp yaitu gaya

Banyumas. ina. partisipatif, gaya

orientasi

Variabel prestasi, gaya

Terikat direktif, gaya

adalah suportif dan

Kinerja gaya pengasuh

Pegawai. berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap Kinerja

Pegawai.
5. Wahyuni Pengaruh Pengalaman Variabel Hasil Penelitian di

Kerja Terhadap Kinerja Bebas peroleh

Pegawai PT. Yudhistira Pengalama pengalaman Kerja

Ghalia Indonesia Area n Kerja. seorang calon

Yogyakarta. 2009. pegawai


12

Variabel berpengaruh

Terikat positif terhadap

Kinerja. Kinerja Pegawai.


Sumber: Berbagai Karya Ilmiah.

C. Kerangka Pemikiran

Gaya kepemimpinan pada hakekatnya adalah salah satu aspek manajerial

dalam suatu perusahaan. Pada sisi implementasi manajerial, kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan suatu

tindakan pada diri seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu

pada situasi tertentu. Dalam kaitannya dengan menggerakkan orang lain maka

seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan dorongan atau rangsangan

agar yang dipimpin dapat bekerja utuk mencapai tujuan perusahaan. Perwujudan

dari hasil kerja para karyawan adalah peningkatan kinerja.

Selain gaya kepemimpinan, pengalaman kerja juga dapat mempengaruhi

kinerja karyawan. Seorang karyawan yang memilik pengalaman kerja lebih

banyak tentu akan lebih mengerti apa yang harus dilakukan ketika menghadapi

sebuah masalah yang muncul. Banyak perusahaan yang dalam proses rekruitmen

tenaga kerja dipilih tenaga kerja yang sudah mempunyai pengalaman kerja,

karena pengalaman kerja seseorang dianggap sebagai salah satu nilai lebih dari

seorang tenaga kerja. Dengan banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki

seseorang pekerja maka orang tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya,

sehingga dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Ini berarti orang

tersebut mempunyai efektifitas kerja yang baik. Oleh karena itu dengan
13

pengalaman kerja yang baik maka dapat meningkatkan kinerja seorang karyawan.

Kinerja seorang karyawan sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan

yang diterapkan oleh pemimpin organisasi dan juga dipengaruhi oleh banyaknya

pengalaman kerja yang dimiliki tenaga kerja tersebut. Sehingga apabila gaya

kepemimpinan yang diterapkan sesuai dengan kondisi organisasi serta karyawan

memiliki pengalaman kerja yang banyak maka kinerja karyawan akan meningkat.

Sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

Untuk mempermudah di dalam mamahami persoalan yang sedang diteliti serta

mengarahkan penelitian pada pemecahan masalah yang dihadapi. Maka penulis

membuat suatu kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran adalah berupa skema

atau gambar arah pemikiran yang menunjukkan hubungan antara masing-masing

variabel yang akan dibahas.

Gaya Kepemimpinan (X1)

1. Bakat (Indigenous Leadership)

2. Peternalistis (Paternalistic Leadership)

3. Demokrasi (Democrative Leadership)

4. Otoritas (Authoritarian Leadership) Kinerja(Y)

5. Non Pribadi (Non Personal Leadership) 1. Individu

6. Pribadi (Personal Leadership) (Griffin, 2006) 2. Lingkungan

Organisasi

3. Psikologis
14

4. Kuantitas

5. Kualitas

(Mangkunegara, 2005) 6. Ketepatan

Waktu

Pengalaman Kerja (X2) 7. Kehadiran

1. Suatu perkerjaan atau jabatan 8.

Kemampuan Kerja

yang pernah diduduki sebelumnya selama

kurun waktu tertentu.

2. Jangka waktu atau lamanya seseorang

berkerja pada suatu perusahaan.

Dilandasi Teori:

Gaya Kepemimpinan Pengalaman Kerja (X2) Kinerja (Y)

(X1)

Hariandja (2005) Mangkunegara (2005)

Terry (2004) Alwi (2004) Prawirosentono (2004)

Hasibuan (2005) Mathis (2006)

Arep dan Tanjung Hasibuan (2002)

(2006)

Heidjrachman dan
15

Husnan (2008)

Gambar 1

Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan:

1. Variabel terikat (dependen variabel) yaitu variabel yang dipengaruhi atau

sebagai akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini adalah Kinerja

yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut sebagai (Y).

2. Variabel bebas (independent variabel) yaitu variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam hal ini adalah

gaya kepemimpinan (X1) dan pengalaman kerja (X2).

D. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.Sc.Ed dalam Arikunto (2006:65)

anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang

kebenarannya diterima oleh penyidik, dimana setiap penyidik merumuskan

postulat yang berbeda. Seorang penyelidik yang mungkin meragukan suatu

anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaran. Menurut

Muhammad Ikram (2011:86) anggapan dasar ini merupakan landasan teori di

dalam pelaporan hasil penelitian nanti. Dikatakan juga anggapan dasar atau
16

postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh

penyidik. Adapun anggapan dasar penelitian ini adalah:

Gaya Kepemimpinan dan Pengalaman Kerja berpengaruh terhadap kinerja.

2. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pendapat atau jawaban sementara yang dianggap benar

agar dapat ditarik suatu konsekuensi yang logis yang akan dilakukan pengujian

tentang kebenarannya dengan mengadakan penelitian.

Adapun hipotesis yang diambil penulis adalah sebagai berikut:

a. Ho = 0: Gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.

Transcorp Bandung.
17

Ha ≠ 0: Gaya kepemimpinan dan pengalaman kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Transcorp Bandung.

Anda mungkin juga menyukai