Anda di halaman 1dari 10

Laporan Perhitungan Struktur

RUMAH TINGGAL PERMANEN

KONSTRUKTOR
NAMA PARAF

HENDRY ZACHARIAS, ST

Laporan Disain Struktur - 0


LEMBARAN PENGESAHAN STRUKTUR

NAMA PEMOHON : ....................


ALAMAT PEMOHON : ....................
LOKASI BANGUNAN : ....................
FUNGSI BANGUNAN : RUMAH TINGGAL

Kupang, Januari 2018


PEMOHON DIHITUNG OLEH;

.......................................... HENDRY ZACHARIAS, ST

Mengesahkan
Kepala Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Kupang

VICTOR F. MAUBANA, ST
NIP. 19670212 199803 1 012

Laporan Disain Struktur - 1


RESUME PERHITUNGAN STRUKTUR

Pondasi Footplat
1. Dimensi :

a. Type F1 = BxH = 1.50 x 1.50 m


t = 0.40 m

2. Tulangan :

a. Type F1
 Tulangan Atas D16 – 150 mm
 Tulangan Bawah D16 – 150 mm

Sloof Struktur

1. Dimensi :
a. S = BxH = 0.20 x 0.30 m

2. Tulangan :
a. S

POSISI P TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN


Tulangan Atas Ta 2D16 2D16 2D16
Tulangan Bawah Tb 2D16 2D16 2D16
Sengkang S Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150
Tul. Pinggang Tp

Balok Struktur

1. Dimensi :
a. B = BxH = 0.25 x 0.40 m
b. BR = BxH = 0.20 x 0.30 m

2. Tulangan :
a. B
POSISI P TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
Tulangan Atas Ta 3D16 3D16 3D16
Tulangan Bawah Tb 3D16 3D16 3D16
Sengkang S Ø10-100 Ø10-200 Ø10-100
Tul. Pinggang Tp

b. BR
POSISI P TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN
Tulangan Atas Ta 2D16 2D16 2D16
Tulangan Bawah Tb 2D16 2D16 2D16
Sengkang S Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150
Tul. Pinggang Tp

Kolom Struktur

Laporan Disain Struktur - 2


I. Kolom Beton
a. Dimensi :
K : BxH = 0.25 x 0.30 m

b. Tulangan :
K
POSISI P TUMPUAN LAPANGAN
Tulangan Pokok Tp 8D16 8D16
Sengkang S Ø10-150 Ø10-150

Plat

Dimensi :
o t = 12 cm
Tulangan :
o t = 12 cm
 Tulangan Atas Ø10 – 150 mm
 Tulangan Bawah Ø10 – 150 mm

Laporan Disain Struktur - 3


1. UMUM

1.1. Lingkup Proyek

Tujuan dari projek ini adalah membangun gedung dengan fungsi rumah tinggal,
dengan konstruksi beton bertulang. Bangunan terletak di kota Kupang.

1.2. Standar dan peraturan yang digunakan

a. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983;


b. Beban Minimum untuk Perencanaan Banggunan Gedung dan Struktur Lain SNI
1727;2013 tahun 2013;
c. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847;2013 tahun
2013;
d. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung SNI 1726;2012 tahun 2012.

2. MATERIAL UTAMA

2.1. Beton

2.1.1. Semen
Ordinary Portland Cement ASTM C150 Type I or S110013-81 or equivalent

2.1.2. Aggregate
ASTM C 33 or equivalent

2.1.3. Kuat Tekan dalam 28 hari :

Cylinder Test :

K-nnn fc’ fc’ fc’


sbk’ psi Mpa Kg/cm2
K-225 320 22.08 225
0

Cube Test : (Multiply by 0.83)

K-nnn fc’ fc’ Fc’


sbk’ psi Mpa Kg/cm2
K-225 265 18.33 187
6

2.1.4. Modulus Elastisitas

- Untuk nilai Wc diantara 1500 dan 2500 kg/m3

Ec = (Wc)1.5 x 0.043 sqrt(fc’) Mpa

- Untuk Cube Test and Unit weight = 2400 kg/m3


K- fc’ Ec Ec Ec
Kg/cm Mpa Psi Kg/cm2
2

K-225 187 2164 313719 220506


5 7

- Untuk analisis gempa, Ec dapat diambil sebesar 3.0 x E5 kg/cm2

Laporan Disain Struktur - 4


2.2. Baja Tulangan

Tulangan Utama (Axial/Flexural/Torsional) :

dmin = 12 mm
d < 12 mm : U-24, fy = 2400 kg/cm2
d ≥ 13 mm : U-39, fy = 3900 kg/cm2

Tulangan Sengkang :
dmin = 10 mm, U-24, fy = 2400 kg/cm2

Modulus Elastisitas :
Es = 2.1E6 kg/cm2

3. BEBAN DESAIN DAN GAYA-GAYA LUAR

3.1. Umum

Beban disain dihitung dari berat sendiri struktur, beban hidup akibat fungsi struktur,
beban lateral akibat gempa.

Kode pembebanan adalah sebagai berikut :


 Beban Mati : DL
 Beban Hidup : LL
 Beban Gempa : Eq

3.2. Beban Mati

Beban mati struktur terdiri dari berat sendiri struktur dan equipment beserta isinya
yang secara permanen ditaruh pada struktur.

Unit weigth dari material konstruksi utama diambil :


Beton Bertulang 2.4 t/m3
Cement mortar 2.0 t/m3
Pasangan batu merah 2.2 t/m3
Kayu 1.0 t/m3

Beban mati berupa berat sendiri elemen struktur seperti balok, kolom dan plat
dihitung secara otomatis oleh program SANS kecuali beban mati akibat berat
tembok, penutup atap (seng) dan gording dihitung secara manual dan dimasukan
sebagai beban mati tambahan. Beban ini disederhanakan menjadi beban
terdistribusi pada elemen balok.

Penentuan beban berdasarkan PPIUG'83 yakni,

- Beban plafond tripleks 4 mm + rangka = 18 Kg/M2


- Spesie setebal 5 mm = 100 Kg/M2
- Tegel keramik = 15 Kg/M2
- Dinding penuh (bata 1/2 bt) = 150 Kg/M2
- Beton bertulang = 2400 Kg/M3
- Kayu = 1000 Kg/M3

(A) PEMBEBANAN PLAT

Laporan Disain Struktur - 5


1
) PLAT LANTAI
(Plafond+Rangka) + (Spesie) + (Tegel Keramik) + Kg/Cm
2
(Pemeliharaan) = 0,0183

(B) PEMBEBANAN BALOK


1
) BEBAN MATI
- Dinding 3.00 m = 7.50 Kg/Cm
- Dinding 1 m (balkon) = 2,50 Kg/Cm
- Beban dari tangga = 16,09 Kg/Cm

3.3. Beban Hidup

Beban hidup adalah beban diam/bergerak yang dipikul oleh struktur, lantai, tangga,
dalam keadaan operasi maupun pemeliharaan struktur.

Besarnya beban hidup berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk


Gedung Tahun 1983 untuk rumah tinggal dimana lantai atasnya dimanfaatkan
sebagai tempat tinggal sehingga beban hidup diambil sebesar :

- Beban hidup pada plat lantai (r. tidur) = 200 Kg/M2

(A
) PEMBEBANAN PLAT
1
) PLAT LANTAI
BEBAN HIDUP (r. tidur) = 0,020 Kg/Cm2

(B
) PEMBEBANAN BALOK
2
) BEBAN HIDUP
- Beban terdistribusi dari plat = (SANS distribusi)

3.4. Beban Gempa

Besar beban gempa berhubungan dengan percepatan gempa rencana dan total
massa struktur. Total massa struktur adalah merupakan jumlah dari berat sendiri
struktur dan beban hidup struktur yang telah dikalikan dengan faktor reduksi untuk
gempa.

Sesuai Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung pulau Timor masuk dalam kawasan dengan nilai parameter
percepatan batuan dasar pada periode pendek (Ss) sebesar 1.0-1.2g dan nilai S1
(percepatan batuan dasar pada periode 1 detik) sebesar 0.3-0.4g. Karena itu faktor
gaya gempa menjadi salah satu faktor penentu didalam mendisain elemen-elemen
bangunan.

Laporan Disain Struktur - 6


4. KOMBINASI BEBAN

Semua komponen struktur dan fondasi akan didisain untuk memiliki kekuatan
minimal sebesar kekuatan yang dihitung berdasarkan kombinasi beban. Untuk disain
ini karena struktur yang dipilih adalah struktur beton bertulang maka kombinasi
beban untuk disain beton adalah :

a. U = 1.2 D + 1.6 L
b. U = 1.4352 D + 1.196 Lr  1.0 E

5. PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

5.1. Umum

Pemodelan dan analisis struktur dikerjakan dengan bantuan program komputer


berbasis finite element.

5.2. Asumsi-asumsi

Dalam proses disain struktur dengan pemilihan type struktur beton bertulang
menggunakan program komputer berbasis finite element, beberapa asumsi yang
diambil adalah :

Pemodelan Struktur :
1. Balok dan Kolom bertemu pada garis sumbu utamanya masing-masing.
2. Pelat Lantai dapat dianggap sebagai diafragma lantai kaku tak terhingga pada
bidangnya.
3. Besar dan arah beban statik konstan.
4. Untuk balok dan kolom digunakan Frame Element
5. Pemodelan struktur dapat digunakan secara 2D/3D.

Analisis Struktur :
1. Persentase tulangan dalam penampang kolom beton bertulang diambil ± 2 %
2. Tegangan baja untuk kombinasi beban gravitasi harus lebih rendah dari tegangan
ijin atau rasio tegangan kerja per tegangan ijin diambil < 1.0
3. Tegangan baja untuk kombinasi beban gempa boleh melampai tegan ijin dengan
rasio antara tegangan kerja per tegangan ijin
≤ 1.2.
4. Deformasi lateral dibatasi tidak melampaui 0.5 %.

5.3. Pemilihan Model Struktur

Untuk pekerjaan disain struktur gedung dimodel dengan gedung 3D dengan model
lantai kaku, baik untuk analsis statik/dinamik. Elemen pembentuk struktur seperti
diuraikan dibawah ini :

a. Balok : Beton Bertulang


b. Kolom : Beton Bertulang
c. Plat : Beton Bertulang
d. Atap : Beton Bertulang
e. Pondasi : Digunakan pondasi footplat dengan asumsi jepit

5.4. Program Komputer

Laporan Disain Struktur - 7


Komputer Program yang digunakan untuk proses analisis dan disain struktur adalah
SANS FOR WINDOWS V5.10. Permodelan struktur dilakukan secara visual dan
menghasilkan file *.dat (Lampiran 1)

5.5. Metode Analisis

Proses analisis struktur menggunakan metode Analisis Dinamik Spectrum Respons.


Proses analisis adalah proses perhitungan mekanika dari elemen-elemen pembantuk
struktur berdasarkan dimensi elmen-elemen pembentuk struktur dan beban-beban
yang bekerja. Hasil analisis berupa gaya-gaya dalam (momen, gaya lintang dan gaya
normal) yang terjadi pada elemen-elemen pembentuk struktur. Proses perhitungan
mekanika dari elemen-elemen pembantuk struktur ini dilakukan dengan bantuan
Program Analisis dan Disain Struktur Sans For Windows V.5.10. (Lampiran 2).

6. METODE DISAIN BETON BERTULANG

6.1. Luas Tulangan Utama Minimum dan Maksimum

Jikalau tidak diatur secara khusus, semua penampang beton bertulang harus
memenuhi persyaratan tulangan minimum dan maximum berikut ini
Type of R.C. Member Extreme value of ρ
Balok ρmin = 14.1/fy
ρmax = 0.75 ρb

Plat ρmin = 0.0025

Kolom ρmin = 0.01


ρmax = 0.08

6.2. Luas Tulangan Geser Minimum

Tulangan geser minimum dari suatu penampang adalah :


1. Luas Tulangan Minimum (Avmin) = 3,5*bw*s/fy
2. Jarak Tulangan Minimum (s min) = 20 cm

6.3. Selimut Beton Minimum

Selimut beton minimum harus disediakan sebagai berikut :


Items Minimum Cover
1. Concreate Exposed to Earth or Weather
(not cast againts earth) 5 cm
2. Concreate not exposed to Weather or
contact with Ground
2.1. Slabs, walls, joists (db=28mm) 2 cm
2.2. Beams 4 cm
2.3. Columns 5 cm
2.4. Concreate in Liquid Retaining 7.5 cm
Struct.

6.4. Disain Plat

Disain pelat beton dilakukan seperti disain balok persegi dengan tulangan dobel
untuk lebar 1 meter. Kontribusi tulangan atas dan bawah, dan pengaruh leleh atau
tidaknya tulangan stress tulangan turut diperhitungkan.

6.5. Disain Balok Beton

Laporan Disain Struktur - 8


Disain balok dilakukan dengan asumsi balok T, dengan tulangan dobel atas/bawah.
Kapasitas momen uniaksial dihitung dengan cara kompatibilitas strain dengan
constraint :
1. Jumlah gaya horisontal = P = gaya aksial atau nol
2. Momen Kapasitas > Momen Ultimit
Tulangan samping, tulangan atas/bawah, dan keadaaan leleh tulangan turut
diperhitungkan secara otomatis. Pencarian garis netral dilakukan dengan cara iterasi
yang dihentikan bila step < 0.00001 cm. Hasil perhitungan dan disain dapat dilihat
pada Lampiran 2.

6.6. Disain Kolom Beton

Kolom didisain secara biaksial dimana kapasitas momen uniaksial dihitung dengan
cara kompatibilitas starin dengan constraint :
1. Jumlah gaya horisontal = P = aksial force
2. Momen kapasitas > Mu
Tulangan samping, tulangan atas/bawah, dan keadaan leleh tulangan turut
diperhitungkan secara otomatis. Pencarian garis netral dilakukan dengan cara iterasi
yang dihentikan bila step < 0.00001 cm. Hasil perhitungan dan disain dapat dilihat
pada Lampiran 2.

7. DISAIN PONDASI

Pemilihan tipe fondasi dipengaruhi oleh :


1. Kedalaman tanah keras
2. Daya dukung tanah dangkal
3. Jenis tanah
4. Konsolidasi tanah
5. Muka air tanah

Pada proyek ini tipe pondasi yang dipilih adalah pondasi telapak karena beban
vertikal kecil dan daya dukung tanah dangkal cukup baik.

Disain pondasi dilakukan dengan menggunakan prorgam komputer Spread Footing


Design For Windows 1.0 yang merupakan salah satu program pelengkap dari
Sans For Windows V.5.10. Data gaya pondasi diperoleh dari analisis gaya yang
dihasilkan oleh program Sans For Windows V.5.10 (lampiran 3) dan beberapa data-
data tambahan yaitu :

 Mutu beton (fc’) : 20 Mpa


 Mutu baja (fy) : 2400
 Kedalaman pondasi dari muka tanah : 2,00 m
 Daya dukung tanah : 5.00 kg/cm2

Desain pondasi dilakukan berdasarkan besaran beban yang dipikul oleh pondasi.
Besaran beban merupakan output dari program Sans. Secara terperinci dapat dilihat
pada lampiran 3, sedangkan posisi dan type pondasi dapat dilihat pada gambar kerja.

8. GAMBAR-GAMBAR HASIL DISAIN

Hasil disain struktur divisualisasikan dalam bentuk gambar kerja yang dijilid dalam
buku tersendiri namun tidak terpisahkan dari Buku Laporan Disain Struktur ini.

Laporan Disain Struktur - 9

Anda mungkin juga menyukai