CONSOLIDATION
BAB I PENDAHULUAN
1.
PENDAHULUAN1.1.
1.2.
1.3.
dengan :
CE=Compactive Effort(lb/ft2)
W= berathammer(lb)
H= tinggi jatuh (inch)
L= jumlahlayer
B= jumlah pukulan per-layer
V= volume tanah (ft3)
Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada umumnya terdiridari dua macam,
yaitu:1.
Standard Proctor
- AASHTO T 99 (ASTM D 698)2.
Modified Proctor
- AASHTO T 180 (ASTM D 1557)Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada
tabel di bawahini:Tabel Perbandingan metode Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D
698)dengan Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)
Pada pemadatan, yang dapat berkurang hanya udara. Makin basah tanah,makin
mudah dipadatkan karena air berfungsi sebagai pelumas agar butir-butirair mudah merapat,
tetapi kadar air yang berlebihan akan mengurangi hasil pemadatan yang dapat dicapai. Tanah
yang kenyang air tidak dapat dipadatkan.Pemadatan pada tanah granuler atau pasir
penanganannya paling mudah.Sifat tanah pasir adalah kuat geser dan permeabilitasnya tinggi.
Perubahan volumesedikit setelah dipadatkan.Tanah lanau bersifat cukup stabil dan kuat geser
cukup tinggi. Lanausangat sulit dipadatkan bila basah karena permeabilitasnya rendah.
Perubahanvolume sedikit setelah dipadatkan. Tanah lempung padat mempunyai
permeabilitasrendah sehingga air sulit mengalir keluar dari rongga lempung. Butiran sulit
merapatsatu sama lain. Tanah lempung tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktusangat
basah/jenuh
Pada pemadatan, yang dapat berkurang hanya udara. Makin basah tanah,makin mudah
dipadatkan karena air berfungsi sebagai pelumas agar butir-butirair mudah merapat, tetapi
kadar air yang berlebihan akan mengurangi hasil pemadatan yang dapat dicapai. Tanah yang
kenyang air tidak dapat dipadatkan.Pemadatan pada tanah granuler atau pasir penanganannya
paling mudah.Sifat tanah pasir adalah kuat geser dan permeabilitasnya tinggi. Perubahan
volumesedikit setelah dipadatkan.Tanah lanau bersifat cukup stabil dan kuat geser cukup
tinggi. Lanausangat sulit dipadatkan bila basah karena permeabilitasnya rendah.
Perubahanvolume sedikit setelah dipadatkan. Tanah lempung padat mempunyai
permeabilitasrendah sehingga air sulit mengalir keluar dari rongga lempung. Butiran sulit
merapatsatu sama lain. Tanah lempung tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktusangat
basah/jenuh.
Menentukan Kadar Air
rumus
dengan:
W = kadar air
Wwater = berat air (gram)
Wdry = berat tanah kering (gram)
Wwet = berat tanah basah (gram)
dengan:
Menentukan Nilai
γwet
dan γ
dry
dengan:
wet = berat isi tanah dalam keadaan basah (gram/cm3)
Wwet = berat tanah basah (gram)
V = volume sampel tanah yang telah dipadatkan (cm3)
dry = berat isi tanah dalam keadaan kering (gram/cm3)
Wdry = berat tanah kering (gram)
W = kadar air
dengan:
Gs = nilai specific gravity
water = berat jenis air (1 gran/cm3)
W = kadar air
Sr = derajat kejenuhan
dengan :
CE=Compactive Effort(lb/ft2)
W= berathammer(lb)
H= tinggi jatuh (inch)
L= jumlahlayer
B= jumlah pukulan per-layer
V= volume tanah (ft3)
2.PRAKTIKUM
2.1.PersiapanPraktikum
a)Menyiapkan 4 kantong sampel tanah masing-masing 2 kg, lolos saringan No. 4ASTM
b)Mencampur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah, nilaikadar air
awal dalam hal ini dianggap sama
c) Mengambil sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya,
danmencari nilai kadar air sampel tersebut
d) Mengembalikan sampel ke kantongnya masing-masing
e)Sehari kemudian setelah kadar air diketahui, menambahkan air ke dalam masing-masing
kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda
f)Memasukkan contoh tanah ke dalam kantong plastik dan dibiarkan selama 18-24
jam(diperam) agar campuran air merata
2.2.Jalannya Percobaan
3.HASIL PRAKTIKUM
3.2. Perhitungan
Menentukan Hubungan W - dry
Dimensimould:
39% & 43%
D = 10,18 cm
Tinggi = 11,625 cm
Berat = 1,392 kg = 1392 gram
Volume = 946,19 cm2
D = 10,21 cm
Tinggi = 11,851 cm
Berat = 1,692 kg = 1692 gram
Volume = 970,28 cm2
Sample 1 2 3 4
W (%) 35,95 39,63 43,7 47,54
Gs 2,79 2,79 2,79 2,79
Zav 1,39 1,32 1,25 1,19
4.ANALISA
4.1.Analisa Praktikum
Praktikum kali ini bertujuan untuk mencari nilai kerapatan kering (γdry)maksimum pada
kadar air optimum (Wopt ) dari suatu sampel tanah yang dipadatkan.Praktikum compaction
ini dilakukan dengan menggunakan tanah lolos saringan No. 4ASTM sebanyak 4 kantong
dengan berat masing-masing 2 kg sebagai bahan praktikum.Alat-alat yang digunakan pada
praktikum ini antara lain: Mould , lengkap dengan collardan base plate, hammer seberat 10
lbs (dengan tinggi jatuh 18 inch), hydraulic xtruder, pelat baja pemotong, gelas ukur,
wadah untuk mencampur tanah dengan air, pelat besi/penggaris untuk mengukur
tinggu tanah, timbangan, oven, sampel tanah lolossaringan no. 4 ASTM sebanyak 4 kantong
@ 2kg, dan jangka sorong
Persiapan dilakukan sehari sebelum praktikum dilakukan. Sampel tanah lolossaringan
No. 4 ASTM sebanyak 4 kantong dengan berat masing-masing 2 kg disiapkan.Kemudian
dicari kadar air dari sampel-sampel tanah tersebut dengan menggabungkantanah dari tiap-tiap
kantong menjadi satu dan mengambil sebagian tanah untuk menjadisampel untuk mencari
kadar air keseluruhan tanah. Sebagian tanah tersebut diletakkan kedalam can dan ditimbang.
Kemudian sampel tanah dikembalikan ke dalam kantongmasing-masing. Sehari setelahnya,
can beserta sampel tanah diangkat dari oven danditimbang kembali. Dari data-data yang ada,
maka didapat kadar air sampel tanah sebesar33%.
Persiapan berikutnya adalah membuat variasi kadar air dari keempat sampel tanahdi
plastik yang disiapkan tadi dengan menambahkan sejumlah air. Kadar air yangdiinginkan
adalah 35%, 39%, 43%, dan 47%. Jumlah air yang ditambahkan dapatdiketahui dengan
menggunakan rumus yang ada pada modul. Setelah sejumlah airditambahkan kepada setiap
sampel, masing-masing sampel diperam selama 18-24 jamagar kandungan air merata.
Pada hari praktikum dilaksanakan, masing-masing kantong berisi sampel
tanahdisiapkan untuk dipadatkan secara bergantian. Langkah pertama adalah
mengukurdiameter dan tinggimould yang akan digunakan untuk mengetahui volume mould
.Kemudianmould juga ditimbang. Dalam pemadatan, tanah dipadatkan dalam 3 layer.Tanah
diletakkan ke dalammould sampai 1/3 dari mould . Untuk mengetahui tinggi darilayer,
digunakan pelat besi untuk mengukur. Setelah itu dilakukan tumbukan dengan hammer
sebanyak 25 kali, tumbukan dilakukan merata ke seluruh permukaan sampeltanah didalam
mould . Langkah yang sama dilakukan pada layer kedua dan ketiga.Kemudian, permukaan
tanah diratakan dengan pelat baja pemotong. Mould beserta tanahyang telah dipadatkan
kemudian ditimbang sehingga dapat dicari berat tanah untukmendapatkan berat isi tanah
dalam keadaan basah.
Setelah mould dan tanah yang telah dipadatkan ditimbang, sampel tanahdikeluarkan
dengan menggunakan alatn hydraulic extruder . Tanah tersebut dibagi menjaditiga bagian
dengan mengasumsikan ketiga bagian tersebut adalah bagian dari masing- masing layer pada
tanah yang dipadatkan. Kemudian diambil sebagian tanah dari masing-masing layer tersebut
dan diletakkan di atas can yang telah ditimbang terlebih dahulu,kemudian tanah beserta
can ditimbang dengan minimal berat 300 gr. Kemudian tanah beserta can dimasukkan ke
dalam oven dan didiamkan selama ±18 jam.Keesokan harinya, tanah beserta can dikeluarkan
dari oven dan ditimbangsehingga didapat berat tanah + can dari tanah yang dipadatkan. Dari
data tersebut dapatdicari kadar air dari tanah yang sebenarnya dari kadar air asumsi semula.
Kemudian dapatdicari berat isi kering dari masing-masing sampel tanah.
4.3.Analisa Kesalahan
Kesalahan pada praktikum ini lebih banyak dilakukan oleh praktikan. Hal
inidisebabkan oleh ketidaksanggupan praktikan dalam menggunakan alat-alat dengan benar.
Beberapa kesalahan dalam praktikum ini antara lain:
Nilai kerapatan kering (dry) maksimum pada praktikum ini adalah 1196 gram/cm3
6.Referensi