Anda di halaman 1dari 8

ModulPraktikum : Consolidation

Kelompok / tahun : 2/2017


TanggalPraktikum : 13 Agustus 2017
Lokasi : KampusInstitutTeknologi Indonesia, Tangerang, Serpong
PenanggungJawabModul : Erich B.
AsistenPraktikum : DwiBrahmantyo B.M, ST

CONSOLIDATION
BAB I PENDAHULUAN
1.

PENDAHULUAN1.1.

Maksud dan Tujuan Percobaan


Mencari nilai kerapatan kering (γdry) maksimum pada kadar air optimum(Wopt) dari suatu
sampel tanah yang dipadatkan

1.2.

Alat dan Bahan :


a. Mould , lengkap dengan collar dan base plate
b.Hammer seberat 10 lbs, dengan tinggi jatuh 18 inch
c.Hydraulic extruder
d.Pelat baja pemotong
e.Gelas ukur
f.Wadah untuk mencampur tanah dengan air
g.Pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggu tanah
h.Timbangan
i.Oven
j.Sampel tanah lolos saringan no. 4 ASTM sebanyak 4 kantong @ 2kg
k.Jangka sorong

1.3.

Teori dan Rumus yang Dipakai


Compaction
(pemadatantanah) adalah suatu proses dimana pori-pori tanahdiperkecil dan kandungan udara
dikeluarkan secara mekanis. Suatu pemadatan tanahadalah juga merupakan usaha(energi)
yang dilakukan pada massa tanah. Suatu pemadatan
(Compactive Effort=CE)
yang dilakukan tersebut adalah fungsi darivariabel-variabel berikut:
CE=\

dengan :

CE=Compactive Effort(lb/ft2)
W= berathammer(lb)
H= tinggi jatuh (inch)
L= jumlahlayer
B= jumlah pukulan per-layer
V= volume tanah (ft3)

Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada umumnya terdiridari dua macam,
yaitu:1.

Standard Proctor
- AASHTO T 99 (ASTM D 698)2.

Modified Proctor
- AASHTO T 180 (ASTM D 1557)Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada
tabel di bawahini:Tabel Perbandingan metode Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D
698)dengan Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)

Kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat suatuhubungan


tersebut dibuat beberapa contoh tanah minimal empat contoh dengan kadarair yang berbeda-
beda, dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiap sampel. Dari percobaan tersebut
kemudian dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antarakepadatan dan kadar air,
sehingga dari grafik tersebut diperolehγdrymaksimum pada kadar air optimumnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa suatu tanah yangdipadatkan dengan kadar air tanah lebih
dariWopt akan diperoleh nilai kepadatanyang lebih kecil dariγdry maksimum.
Dalam pengaplikasiannya dalam dunia teknik sipil,dynamic compaction
digunakan untuk meningkatkan kepadatan tanah ketika keadaan di bawah permukaantanah
membuat metode lainnya tidak bisa digunakan. Proses pemadatan ini adalahdengan
menjatuhkan beban berat berulang kali ke tanah dengan jarak jatuh yangsama. Berat beban
yang digunakan dan tinggi jatuh menentukan jumlah pemadatanyang terjadi. Pemadatan
dilakukan untuk memperbaiki beberapa sifat tanah, antaralain:
1.Menaikkan kuat geser = menaikkan nilai dan c yang bertujuan untukmemperkuat tanah.
2.Mengurangi kompresibilitas = mengurangi penurunan oleh beban.
3.Mengurangi permeabilitas = mengurangi nilai k.
4.Mengurangi sifat kembang=susut tanah.

Pada pemadatan, yang dapat berkurang hanya udara. Makin basah tanah,makin
mudah dipadatkan karena air berfungsi sebagai pelumas agar butir-butirair mudah merapat,
tetapi kadar air yang berlebihan akan mengurangi hasil pemadatan yang dapat dicapai. Tanah
yang kenyang air tidak dapat dipadatkan.Pemadatan pada tanah granuler atau pasir
penanganannya paling mudah.Sifat tanah pasir adalah kuat geser dan permeabilitasnya tinggi.
Perubahan volumesedikit setelah dipadatkan.Tanah lanau bersifat cukup stabil dan kuat geser
cukup tinggi. Lanausangat sulit dipadatkan bila basah karena permeabilitasnya rendah.
Perubahanvolume sedikit setelah dipadatkan. Tanah lempung padat mempunyai
permeabilitasrendah sehingga air sulit mengalir keluar dari rongga lempung. Butiran sulit
merapatsatu sama lain. Tanah lempung tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktusangat
basah/jenuh
Pada pemadatan, yang dapat berkurang hanya udara. Makin basah tanah,makin mudah
dipadatkan karena air berfungsi sebagai pelumas agar butir-butirair mudah merapat, tetapi
kadar air yang berlebihan akan mengurangi hasil pemadatan yang dapat dicapai. Tanah yang
kenyang air tidak dapat dipadatkan.Pemadatan pada tanah granuler atau pasir penanganannya
paling mudah.Sifat tanah pasir adalah kuat geser dan permeabilitasnya tinggi. Perubahan
volumesedikit setelah dipadatkan.Tanah lanau bersifat cukup stabil dan kuat geser cukup
tinggi. Lanausangat sulit dipadatkan bila basah karena permeabilitasnya rendah.
Perubahanvolume sedikit setelah dipadatkan. Tanah lempung padat mempunyai
permeabilitasrendah sehingga air sulit mengalir keluar dari rongga lempung. Butiran sulit
merapatsatu sama lain. Tanah lempung tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktusangat
basah/jenuh.
Menentukan Kadar Air

rumus
dengan:

W = kadar air
Wwater = berat air (gram)
Wdry = berat tanah kering (gram)
Wwet = berat tanah basah (gram)

Menentukan Penambahan Volume Air

dengan:

Vadd = volume air yang akan ditambahkan


Wx = kadar air yang akan dibuat
W0 = kadar air awal
W = berat sampel tanah (gram)

Menentukan Nilai
γwet
dan γ
dry

dengan:
wet = berat isi tanah dalam keadaan basah (gram/cm3)
Wwet = berat tanah basah (gram)
V = volume sampel tanah yang telah dipadatkan (cm3)
dry = berat isi tanah dalam keadaan kering (gram/cm3)
Wdry = berat tanah kering (gram)
W = kadar air

Menghitung Nilai Zero Air Void Line (ZAV-Line)


ZAV-line
adalah garis yang menggambarkan hubungan antara berat isi keringdengan kadar air dalam
kondisi derajat kejenuhan (Sr ) 100%.

dengan:
Gs = nilai specific gravity
water = berat jenis air (1 gran/cm3)
W = kadar air
Sr = derajat kejenuhan

Menghitung Nilai Compaction Effort (CE)


CE=

dengan :

CE=Compactive Effort(lb/ft2)
W= berathammer(lb)
H= tinggi jatuh (inch)
L= jumlahlayer
B= jumlah pukulan per-layer
V= volume tanah (ft3)

2.PRAKTIKUM

2.1.PersiapanPraktikum

a)Menyiapkan 4 kantong sampel tanah masing-masing 2 kg, lolos saringan No. 4ASTM
b)Mencampur seluruh sampel dalam kantong dengan rata dalam satu wadah, nilaikadar air
awal dalam hal ini dianggap sama
c) Mengambil sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya,
danmencari nilai kadar air sampel tersebut
d) Mengembalikan sampel ke kantongnya masing-masing
e)Sehari kemudian setelah kadar air diketahui, menambahkan air ke dalam masing-masing
kantong agar mencapai kadar air yang berbeda-beda
f)Memasukkan contoh tanah ke dalam kantong plastik dan dibiarkan selama 18-24
jam(diperam) agar campuran air merata

2.2.Jalannya Percobaan

a) Menyiapkanmould, collar,danbase plate


b) Menimbang dan mengukur dimensimould untuk mengetahui volume tanah hasil pemadatan
c) Memasukkan tanah ke dalammould , perkirakan jumlahnya sedemikian rupasehingga
setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3 tinggi mould (karena totallapisan pemadatan
sebanyak 3 lapis)
d) Menumbuk setiap lapisan 56 kali secara merata dengan hammer seberat 5.5 lb dantinggi
jatuh 12 inch(Standard AASHTO)
e) Membuka collarsetelah pemadatan lapis ketiga selesai – meratakan kelebihan tanah pada
moulddengan pelat pemotong
f) Menimbang tanah beserta mould
g)Mengeluarkan contoh tanah dari mould dengan bantuan extruder
h)Mengambil bagian atas, tengah, bawah dari contoh tanah tersebut untuk diperiksakadar
airnya dengan demikian akan diperoleh kadar air rata-rata dari contoh tanahsetelah
dipadatkan

2.3.Perbandingan dengan ASTM

Percobaan ini dilakukan sesuaiStandard Proctor- AASHTO T 99 (ASTM D 698)

3.HASIL PRAKTIKUM

3.1.Data Hasil Praktikum ( terlampir )

3.2. Perhitungan
Menentukan Hubungan W - dry

Dimensimould:
39% & 43%

D = 10,18 cm
Tinggi = 11,625 cm
Berat = 1,392 kg = 1392 gram
Volume = 946,19 cm2

35% & 47%

D = 10,21 cm
Tinggi = 11,851 cm
Berat = 1,692 kg = 1692 gram
Volume = 970,28 cm2

Menentukan kadar air


Sampel Wcan W(c+w) W(c+d) Wwater Wdry Wo
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)

1 19,66 355,57 266,74 88,83 247,08 35,95%


2 16,79 357,17 260,55 96,62 243,76 39,63%
3 17,91 416,18 295,05 121,13 277,14 43,7%
4 19,72 428,42 296,72 131,7 277 47,54%

Menentukan kerapatan kering


Sampel 1 2 3 4
Assumed 35 39 43 47
watercontent (%)
Water content(%) 35,95 39,63 43,7 47,54

Wt. of soil +mould 3104 2936 3018 3336


(gram)

Wt. of mould(gram) 1692 1392 1392 1692

Wt. of soil inmould 1412 1544 1626 1644


(gram)

Wet density(gr/cm3) 1455 1631 1718 1694

Dry density(gr/cm3) 1070 1168 1194 1148

Menghitung Garis ’Zero Air Void’

Sample 1 2 3 4
W (%) 35,95 39,63 43,7 47,54
Gs 2,79 2,79 2,79 2,79
Zav 1,39 1,32 1,25 1,19

4.ANALISA

4.1.Analisa Praktikum

Praktikum kali ini bertujuan untuk mencari nilai kerapatan kering (γdry)maksimum pada
kadar air optimum (Wopt ) dari suatu sampel tanah yang dipadatkan.Praktikum compaction
ini dilakukan dengan menggunakan tanah lolos saringan No. 4ASTM sebanyak 4 kantong
dengan berat masing-masing 2 kg sebagai bahan praktikum.Alat-alat yang digunakan pada
praktikum ini antara lain: Mould , lengkap dengan collardan base plate, hammer seberat 10
lbs (dengan tinggi jatuh 18 inch), hydraulic xtruder, pelat baja pemotong, gelas ukur,
wadah untuk mencampur tanah dengan air, pelat besi/penggaris untuk mengukur
tinggu tanah, timbangan, oven, sampel tanah lolossaringan no. 4 ASTM sebanyak 4 kantong
@ 2kg, dan jangka sorong
Persiapan dilakukan sehari sebelum praktikum dilakukan. Sampel tanah lolossaringan
No. 4 ASTM sebanyak 4 kantong dengan berat masing-masing 2 kg disiapkan.Kemudian
dicari kadar air dari sampel-sampel tanah tersebut dengan menggabungkantanah dari tiap-tiap
kantong menjadi satu dan mengambil sebagian tanah untuk menjadisampel untuk mencari
kadar air keseluruhan tanah. Sebagian tanah tersebut diletakkan kedalam can dan ditimbang.
Kemudian sampel tanah dikembalikan ke dalam kantongmasing-masing. Sehari setelahnya,
can beserta sampel tanah diangkat dari oven danditimbang kembali. Dari data-data yang ada,
maka didapat kadar air sampel tanah sebesar33%.
Persiapan berikutnya adalah membuat variasi kadar air dari keempat sampel tanahdi
plastik yang disiapkan tadi dengan menambahkan sejumlah air. Kadar air yangdiinginkan
adalah 35%, 39%, 43%, dan 47%. Jumlah air yang ditambahkan dapatdiketahui dengan
menggunakan rumus yang ada pada modul. Setelah sejumlah airditambahkan kepada setiap
sampel, masing-masing sampel diperam selama 18-24 jamagar kandungan air merata.
Pada hari praktikum dilaksanakan, masing-masing kantong berisi sampel
tanahdisiapkan untuk dipadatkan secara bergantian. Langkah pertama adalah
mengukurdiameter dan tinggimould yang akan digunakan untuk mengetahui volume mould
.Kemudianmould juga ditimbang. Dalam pemadatan, tanah dipadatkan dalam 3 layer.Tanah
diletakkan ke dalammould sampai 1/3 dari mould . Untuk mengetahui tinggi darilayer,
digunakan pelat besi untuk mengukur. Setelah itu dilakukan tumbukan dengan hammer
sebanyak 25 kali, tumbukan dilakukan merata ke seluruh permukaan sampeltanah didalam
mould . Langkah yang sama dilakukan pada layer kedua dan ketiga.Kemudian, permukaan
tanah diratakan dengan pelat baja pemotong. Mould beserta tanahyang telah dipadatkan
kemudian ditimbang sehingga dapat dicari berat tanah untukmendapatkan berat isi tanah
dalam keadaan basah.
Setelah mould dan tanah yang telah dipadatkan ditimbang, sampel tanahdikeluarkan
dengan menggunakan alatn hydraulic extruder . Tanah tersebut dibagi menjaditiga bagian
dengan mengasumsikan ketiga bagian tersebut adalah bagian dari masing- masing layer pada
tanah yang dipadatkan. Kemudian diambil sebagian tanah dari masing-masing layer tersebut
dan diletakkan di atas can yang telah ditimbang terlebih dahulu,kemudian tanah beserta
can ditimbang dengan minimal berat 300 gr. Kemudian tanah beserta can dimasukkan ke
dalam oven dan didiamkan selama ±18 jam.Keesokan harinya, tanah beserta can dikeluarkan
dari oven dan ditimbangsehingga didapat berat tanah + can dari tanah yang dipadatkan. Dari
data tersebut dapatdicari kadar air dari tanah yang sebenarnya dari kadar air asumsi semula.
Kemudian dapatdicari berat isi kering dari masing-masing sampel tanah.

4.2. Analisa Hasil

Keempat sampel tanah dihubungkan berdasarkan kadar air tanah setelahdipadatkan


dan berat isi kering tanah masing-masing sampel tanah sehingga didapatgrafik. Dari grafik
tersebut diperoleh dry maksimum = 1196 gram/cm3 dan W optimum= 43%. Kemudian
dilakukan perhitungan nilai Zero Air Void Line ( ZAV ) dan dibuatgrafik hubungannya dengan
kadar air 4 sampel tanah. Kemudian, kedua buah grafikdibandingkan. Dari grafik, kurva yang
dihasilkan oleh kedua buah grafik tidak bersinggungan. Hal ini berarti
kerapatan kering yang digambarkan grafik sampel tanahdengan kadar air optimum tidak
melebihi kerapatan kering dari tanah dengan kadar airdalam kondisi derajat kejenuhan (Sr )
100%. Selain itu dicari pula nilai
Compactive Effort=CE sebesar

4.3.Analisa Kesalahan
Kesalahan pada praktikum ini lebih banyak dilakukan oleh praktikan. Hal
inidisebabkan oleh ketidaksanggupan praktikan dalam menggunakan alat-alat dengan benar.
Beberapa kesalahan dalam praktikum ini antara lain:

 Kemampuan praktikan yang berbeda-beda dalam melakukan praktikum.Praktikum ini


dilakukan dengan jumlah praktikan yang banyak, tidak hanyasatu, sedangkan
kemampuan satu praktikan dan yang lainnya berbeda-bedasehingga hasil praktikum
juga berbeda-beda.
 Saat memasukkan atau mengeluarkan sampel beserta can ke dalam atau keluar oven,
ada beberapa butir tanah yang terjatuh sehingga mempengaruhi pada saat
penimbangan dan perhitungan.
 Kondisi alat dan bahan yang kurang baik, sehingga ketika
pengambilan bahan praktikum dapat tidak tepat, misalnya ketika mengambil sampelta
nah,can yang digunakan bolong-bolong sehingga ada beberapa butir tanahyang
terjatuh.
 Saat menghitung berat can + tanah yang telah di oven, ditakutkan beratkering dari
alumunium pada can ikut berkurang juga sehingga mengurangi berat sampel tanah
kering
 Saat pemadatan, permukaan tanah yang telah ditumbuk menggunakan hammer tidak
sepenuhnya rata sehingga volume tanah pada mould tidaksama dengan volume mould
.
5.Kesimpulan

 Pemadatan (compaction) dilakukan untuk menentukan nilai kerapatan kering (dry)


dankadar air optimum (Woptimum) dari suatu sampel tanah.

 Nilai kadar air optimum (Woptimum) pada praktikum ini adalah 43 %

 Nilai kerapatan kering (dry) maksimum pada praktikum ini adalah 1196 gram/cm3

6.Referensi

Lambe T.W.”Soil Testing For Engineers”,John


Willey and Sons, New York,1951.
Punmia B.C. “Soil Mechanic and Foundation” Standard Book House, Delhie, 1981.

Wesley L. D. “Mekanika Tanah”, Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1977.

Anda mungkin juga menyukai