Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

AKTIFITAS DAN LATIHAN

OLEH :

KELOMPOK 1

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2016
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengertian
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya
kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Adapun
sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas antara lain: tulang, otot dan tendon,
ligamen, sistem saraf dan sendi.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup .
Latihan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk meningkatkan atau
memelihara kebugaran tubuh

B. Jenis Aktivitas dan Latihan


Jenis aktivitas antara lain:
1. Aktivitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
Aktivitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang.
2. Aktivitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan
jelas dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera
atau patah tulang dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami
aktivitas sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan
sensorik.

Aktivitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:


1. Aktivitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel
pada system musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
2. Aktivitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan
yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang
reversibel, contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera
tulang belakang, poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

Jenis latihan :
1. Latihan fleksibilitas seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.
2. Latihan aerobik seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan
kardiovaskular.
3. Latihan anaerobik seperti angkat besi menambah kekuatan otot jangka pendek.
Latihan bisa menjadi bagian penting terapi fisik, kehilangan berat badan atau
kemampuan olahraga. Latihan fisik yang sering dan teratur memperbaiki kinerja sistem
kekebalan tubuh, dan membantu mencegah penyakit kekayaan seperti jantung, penyakit
kardiovaskular, diabetes tipe 2 dan obesitas.

C. Faktor yang Mempengaruhi


1. Gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas
seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
2. Proses penyakit/cedera. Proses penyakit dapat mempengaruhi kemmapuan aktivitas
karena dapat mempengaruhi fungsi system tubuh.
3. Kebudayaan. Kemampuan melakukan aktivitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan,
contohnya orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan
aktivitas yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan aktivitas (sakit)
karena budaya dan adat dilarang beraktivitas.
4. Tingkat energi. Energi dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
5. Usia dan status perkembangan. Kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
dengan perkembangan usia. Intolerensi aktivitas/ penurunan kekuatan dan
stamina, Depresi mood dan cemas.
D. Nilai Aktivitas dan Latihan
1. Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Tingkat Kategori
Aktivitas/Aktivitas
0 Mampu merawat sendiri secara penuh
1 Memerlukan penggunaan alat
2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan
peralatan
4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan

2. Rentang gerak (range of motion-ROM)


Gerak Sendi Derajat Rentang
Normal
Bahu Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari 180
posisi sampiong ke atas kepala, telapak
tangan menghadap ke posisi yang
paling jauh.
Siku Fleksi: angkat lengan bawah ke arah 150
depan dan ke arah atas menuju bahu.
Pergelangan Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah 80-90
tangan bagian dalam lengan bawah.
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan 80-90
dari posisi fleksi
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke 70-90
arah belakang sejauh mungkin
Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke 0-20
sisi ibu jari ketika telapak tangan
menghadap ke atas.
Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke 30-50
arah kelingking telapak tangan
menghadap ke atas.
Tangan dan Fleksi: buat kepalan tangan 90
jari Ekstensi: luruskan jari 90
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke 30
belakang sejauh mungkin
Abduksi: kembangkan jari tangan 20
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari 20
posisi abduksi

3. Derajat kekuatan otot


Skala Persentase Kekuatan Karakteristik
Normal (%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot
dapat di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan
minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh
yang normal melawan gravitasi dan
tahanan penuh
E. Nilai-nilai normal tanda-tanda vital
1. Nadi: 60-100x/menit ( dewasa)
2. Tekanan darah: 120/80mmHg (dewasa)
3. Pernafasan: 16-24x/menit (dewasa)
4. Lama istirahat / tidur:
Remaja: 7,5 jam/hari
Dewasa muda: 7-9 jam/hari
Dewasa tengah: ± 7 jam/hari
Lansia: ± 6 jam/hari

HY (tindakan penanganan)
- Fisiotheraphy
- Latihan mobilisasi ringan seperti; miring kanan - miring kiri
KONSEP ASUHAN PERAWATAN PASIEN DENGAN
AKTIVITAS DAN LATIHAN

A. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan adalah sebagai
berikut:
1. Riwayat keperawatan sekarang
Pengkajian ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi gangguan kebutuhan
aktivitas dan latihan.
2. Riwayat keperawatan penyakit yang pernah diderita
Pengkajian ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas.
3. Kemampuan fungsi motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan dan kaki baik kanan dan kiri untuk
menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic.
4. Kemampuan aktivitas
Pengkajian ini untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri,
bangun, dan berpindah tanpa bantuan.
5. Kemampuan rentang gerak
Pengkajian ini dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul, dan kaki.
6. Perubahan intoleransi aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada system
pernafasan, antara lain: suara nafas, analisa gas darah, gerakan dinding thorak, adanya
mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Sedangkan yang
berhubungan dengan perubahan system kardiovaskuler, seperti nadi dan tekanan darah,
gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah
melakukan aktivitas atau perubahan posisi.
7. Kekuatan otot dan gangguan koordinasi
Kekuatan otot dapat dikaji secara bilateral atau tidak.
8. Perubahan fisiologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan aktivitas dan
iaktivitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam
mekanisme koping, dan lain-lain.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL MENURUT NANDA


1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur tulang
akibat fraktur, dan nyeri.
2. Nyeri akut berhubungan dengan cedera fisik (neglected fraktur tibia fibula dekstra)
3. Kurangnya perawatan diri (self care deficit) : toileting, bathing, dressing/grooming,
feeding berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal, dan kelemahan.

4. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1 Gangguan aktivitas NOC : NIC :
fisik v Mobility Level Exercise therapy : ambulation
Definisi : v Self care : ADLs § Monitoring vital sign
Keterbatasan dalam v Transfer performance sebelum/sesudah latihan dan
kebebasan untuk Kriteria Hasil : lihat respon pasien saat latihan
pergerakan fisik tertentu v Klien meningkat dalam § Ajarkan pasien atau tenaga
pada bagian tubuh atau aktivitas fisik kesehatan lain tentang teknik
satu atau lebih v Mengerti tujuan dari ambulasi
ekstremitas peningkatan aktivitas § Kaji kemampuan pasien dalam
Batasan karakteristik: v Memverbalisasikan mobilisasi
- Postur tubuh perasaan dalam meningkatkan § Latih pasien dalam
yang tidak stabil selama kekuatan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan ADLs
melakukan kegiatan berpindah secara mandiri sesuai
rutin harian v Memperagakan kemampuan
- Keterbatasan penggunaan alat Bantu untuk § Dampingi dan Bantu pasien
kemampuan untuk mobilisasi (walker) saat mobilisasi dan bantu penuhi
melakukan kebutuhan ADLs ps.
keterampilan motorik § Berikan alat Bantu jika klien
kasar memerlukan.
- Keterbatasan § Ajarkan pasien bagaimana
kemampuan untuk merubah posisi dan berikan
melakukan bantuan jika diperlukan
keterampilan motorik
halus
- Keterbatasan
ROM
- Usaha yang kuat
untuk perubahan gerak
Faktor yang
berhubungan :
- Kurang
pengetahuan tentang
kegunaan pergerakan
fisik
- Tidak nyaman,
nyeri
- Kerusakan
muskuloskeletal dan
neuromuskuler
- Intoleransi
aktivitas/penurunan
kekuatan dan stamina
2 Nyeri akut NOC : NIC :
v Pain Level, Pain Management
Definisi : v Pain control, § Lakukan pengkajian nyeri
Sensori yang tidak v Comfort level secara komprehensif termasuk
menyenangkan dan Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, durasi,
pengalaman emosional v Mampu mengontrol nyeri frekuensi, kualitas dan faktor
yang muncul secara (tahu penyebab nyeri, mampu presipitasi
aktual atau potensial menggunakan tehnik § Observasi reaksi nonverbal
kerusakan jaringan atau nonfarmakologi untuk dari ketidaknyamanan
menggambarkan adanya mengurangi nyeri, mencari § Gunakan teknik komunikasi
kerusakan (Asosiasi bantuan) terapeutik untuk mengetahui
Studi Nyeri v Melaporkan bahwa nyeri pengalaman nyeri pasien
Internasional): serangan berkurang dengan § Evaluasi pengalaman nyeri
mendadak atau pelan menggunakan manajemen masa lampau
intensitasnya dari ringan nyeri § Evaluasi bersama pasien dan
sampai berat yang dapat v Mampu mengenali nyeri tim kesehatan lain tentang
diantisipasi dengan (skala, intensitas, frekuensi ketidakefektifan kontrol nyeri
akhir yang dapat dan tanda nyeri) masa lampau
diprediksi dan dengan v Menyatakan rasa nyaman § Bantu pasien dan keluarga
durasi kurang dari 6 setelah nyeri berkurang untuk mencari dan menemukan
bulan. v Tanda vital dalam rentang dukungan
normal § Kurangi faktor presipitasi
Batasan karakteristik : nyeri
- Laporan secara § Ajarkan tentang teknik non
verbal atau non verbal farmakologi
- Fakta dari § Evaluasi keefektifan kontrol
observasi nyeri
- Gerakan § Tingkatkan istirahat
melindungi § Kolaborasikan dengan dokter
- Tingkah laku jika ada keluhan dan tindakan
berhati-hati nyeri tidak berhasil
- Gangguan tidur § Monitor penerimaan pasien
(mata sayu, tampak tentang manajemen nyeri
capek, sulit atau
gerakan kacau,
menyeringai)
- Fokus
menyempit (penurunan
persepsi waktu,
kerusakan proses
berpikir, penurunan
interaksi dengan orang
dan lingkungan)
- Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

Faktor yang
berhubungan :
Agen injuri (biologi,
kimia, fisik, psikologis)
3. Kurangnya perawatan NOC: NIC:
diri(self care deficit) Perawatan diri ADL Self-care assistance
Kriteria hasil: § Monitor kemampuan klien
v Klien secara mandiri dalam melakukan ADL secara
mampu makan, berganti mandiri.
pakaian, toileting, mandi, § Monitor kebutuhan klien akan
merawat diri, menjaga alat bantu dalam melakukan
kebersihan diri dan menjaga ADL.
kebersihan mulut § Sediakan peralatan-peralatan
pribadi yang dibutuhkan klien
(seperti deodoran, pasta gigi, dan
sabun mandi).
§ Bantu klien dalam melakukan
ADL sampai klien mampu
melakukannya dengan mandiri.
§ Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari sesuai
dengan tingkat kemampuannya.
§ Dorong klien untuk mandiri,
tetapi bantu klien bila klien tidak
bisa melakukannya sendiri.
§ Ajari keluarga untuk
mendorong kemandirian klien,
dan hanya membantu jika klien
tidak mampu melakukannya
sendiri.
§ Lakukan perawatan diri secara
rutin.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep & Proses
Keperawatan,buku 1. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 3. Jakarta: EGC.
Johnson, Marion, Maas, Meridean, and Moorhead, Sue. 2000. Nursing Outcomes Classification
(NOC) second edition. USA: Mosby.
McCloskey, Joanne and Bulecheck, Gloria M. 1996. Nursing Intervention Classification second
edition. USA: Mosby.
North American Nursing Diagnosis Association. NANDA nursing diagnoses: definitions and
classification 2007-2008. Philadelphia: The association.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi
4 volume 1. Jakarta: EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik edisi
4 volume 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai