2 PVD Vs Cermaton
2 PVD Vs Cermaton
ROHMAT ROMDHANI
ENGINEERING
DEPARTEMEN SIPIL UMUM 2
PT. WIJAYA KARYA Tbk (Persero)
1
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanah menurut Braja M. Das adalah sebagai material yang terdiri dari
agregat mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia)
satu sama lain dan dari bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat
cair dan gas yang mengisi ruang kosong di antara partikel padat.
Pada proyek fly over akses tol di Teluk Lamong Surabaya, dari hasil
Boring Log dilaporkan jenis tanah yang ada adalah tanah kohesif lunak.
Tanah kohesif lunak cenderung memiliki daya dukung yang lemah dan
kurang stabil sehingga berpotensi menimbulkan keruntuhan struktur. Oleh
karena itu, dilakukan suatu metode perbaikan (ground improvement) untuk
meningkatkan kualitas tanah yang lebih baik dan memenuhi syarat untuk
dilakukan sebuah konstruksi.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
4. Batasan Masalah
A. Pendahuluan
B. Parameter Tanah
Keterangan :
Nilai nilai faktor pengali kapasitas daya dukung tanah tersebut dapat
dihitung berdasarkan hubunganya terhadap nilai sudut geser dalam tanah
(internal friction) sesuai pada tabel dibawah ini :
5
Gambar 1. Hubungan nilai kohesi dan N-SPT pada tanah kohesif (terzaghi, 1943)
Gambar 2. Korelasi nilai Ф internal friction dan nilai N-SPT untuk tanah non
kohesif
7
Es = 2 qc ............................................................................(Pers. 3)
Tanah Pasir (non – kohesif) oleh Teng pada tahun 1962 dilaporkan
bahwa parameter berat volume tanah dapat dilakukan pendekatan dari
hasil N-SPT. Pendekatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Korelasi untuk N-SPT dengan berat volume tanah (Teng, 1962)
Angle of
Relative Unit Weight
N-SPT internal
Compactness Density
(blows.ft) friction Moist Submerged
(%)
(deg) (pcf) (pcf)
Very lose 0-15 0-4 <28 <100 <60
Loose 16-35 5-10 28-30 95-125 55-65
Medium 36-65 11-30 31-36 110-130 60-70
Dense 66-85 31-50 37-41 110-140 65-85
Very Dense 86-100 >51 >41 >130 >75
9
Tabel 5. Hubungan N-SPT dan kekuatan tanah kohesif (Terzaghi dan Peck, 1943)
Keterangan :
Si : Immediate settlement
q : Tegangan yang bekerja pada permukaan tanah
hi : Tebal lapisan tanah i
Ei’ : Modulus oedometrik pada lapisan i = σi/έ1 diperoleh dari
lapisan konsolidasi.
2𝑢2
E = E’(1- 1−𝑢) ............................….…….............................(Pers. 8)
Keterangan :
Keterangan :
𝑡2
Ss = 𝑐𝛼′ H log (𝑡1) ...............................…………….........(Pers. 12)
𝑐𝑎
𝑐𝛼′= (1+𝑒𝑝) ...............………................…………….........(Pers. 13)
Keterangan :
E. Konsolidasi (Consolidation)
𝑇𝑣.𝐻 2
Cv = ...............………................……………......….(Pers. 15)
𝑡
Keterangan :
Indek pemuaian selalu lebih kecil dari pada indek pemampatan dan
dapat ditentukan melalui persamaan empiris terhadap indek
pemampatan sesuai dengan nilai Cs = 1/5 Cc sampai Cs = 1/10 Cc.
Keterangan :
Untuk tanah kohesif, daya dukung tiang kritis pada jangka pendek
karena kekuatan tanah lempung akan meningkat dikarenakan konsolidasi.
Untuk tanah lempung Ф =0 dan terdapat nilai cu serta faktor daya dukung
Ny = 0 dan Nq = 1, maka persamaan untuk menghitung daya dukung ujung
dapat ditulis :
Keterangan :
1. Profil tanah.
18
Dari hasil investigasi tanah akan didapatkan data profil tanah serta muka
air tanah. Akan diperoleh juga parameter – parameter kekuatan tanah
berdasarkan data uji lapangan dan atau hasil test laboratorium
2. Dimensi tiang dan daya dukung izin
Pilih jenis tiang, panjang dan diameter, menghitung daya dukung izinnya
3. Menghitung jumlah tiang dan penusunya. Perkirakan jumlah tiang yang
dibutuhkan dengan membagi beban timbunan dengan daya dukung izin
dari satu tiang dan susun sehingga jarak antara tiang 3 – 4 kali dari
diameter tiang.
4. Menghitung matras dari beton
5. Menghitung settlement pada kelompok tiang. Terdapat dua macam
settlement pada tanah kohesif yaitu settlement jangka pendek dan jangka
panjang.
mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh karena, itu harus diperhatikan
dengan seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut,
apakah perlu adanya usaha perbaikan atau stabilisasi tanah untuk
mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kerusakan
konstruksi dapat dicegah, (Das,1995).
Pekerjaan timbunan tanah adalah pekerjaan yang penting dalam
pekerjaan teknik sipil, karena apabila terjadi kesalahan dan tidak
memenuhi pesyaratan daya dukung tanah maka akan berpengaruh pada
dimensi struktur dan perilaku struktur yang ada diatas tanah. Oleh karena
itu, diperlukan strategi dan perencanaan yang baik pada pekerjaan
timbunan tanah pada proyek fly over teluk lamong yang ditinjau dari
aspek biaya, mutu dan waktu dalam pekerjaan.