Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
penyakit yang muncul akibat terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang
mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Pada tahun 2015, berdasarkan data
dari World Health Organization (WHO) Global summary of the AIDS epidemic terdapat
sekitar 36 juta jiwa yang terinfeksi HIV. United Nation Programme on HIV and AIDS
(UNAIDS) memperkirakan bahwa akan ada peningkatan kasus baru AIDS yaitu sekitar
2,3 juta kasus. Hal ini menyebabkan HIV/AIDS menjadi masalah serius bagi dunia,
termasuk di Indonesia. 1
Jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia sampai dengan Maret 2016 dilaporkan
berjumlah 191.073, sementara jumlah kumulatif AIDS yang dilaporkan sampai dengan
Maret 2016 sebanyak 77.940 orang. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di
Indonesia dengan beban penyakit HIV-AIDS yang tinggi. Jumlah penderita HIV di
Kalimantan Barat pada tahun 2014 adalah 4.923, sementara penderita AIDS berjumlah
2.458.3
Selain itu, masalah gizi terkait dengan infeksi HIV juga perlu mendapat perhatian.
Menurut hasil penelitian pada tahun 2012 di RS Cipto Mangunkusumo, proporsi pasien
HIV/AIDS yang memiliki status gizi baik sebanyak 74%, sedangkan yang memiliki
status gizi kurang sebanyak 26%. Berkaitan dengan hal tersebut, maka seseorang dengan
status gizi yang buruk dapat mempercepat masuknya seseorang yang terjangkit HIV
kedalam fase AIDS.
Seseorang yang telah terjangkit HIV dapat dilihat dari gejala klinis yaitu berupa
penurunan berat badan, diare dan demam yang berkepanjangan, penurunan kesadaran,
dan lain-lain. Dari segi laboratorium dapat juga dilihat dari penurunan kadar Limfosit
CD4+. Terapi yang dapat dilakukan pada pasien HIV/AIDS adalah dengan pemberian
ARV (Anti Retroviral) yang mana berfungsi untuk meningkatkan kadar dari Limfosit
CD4+.
Status gizi juga berperan penting dalam penatalaksanaan dari HIV. Selain
pemberian ARV (Anti Retroviral), gizi berperan dalam menjaga kondisi tubuh agar tidak
lebih mudah terjangkit infeksi oportunistik. Status gizi yang buruk, dapat disebabkan oleh
asupan gizi yang tidak adekuat, adanya perubahan laju metabolisme tubuh, serta interaksi
obat dengan zat gizi. Sehingga apabila terjadi malnutrisi akan mempercepat progresivitas
HIV menjadi AIDS, peningkatan mortalitas, dan penurun angka harapan hidup.
Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah
terdapat hubungan antara status gizi dan jumlah kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS
di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong yang mana harapannya dapat memberitahukan
lebih lanjut tentang penatalaksanaan HIV/AIDS.

1.2 Rumusan masalah


Apakah terdapat hubungan antara status gizi dan jumlah kadar Limfosit CD4+ pasien
HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak?

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pakah terdapat hubungan antara status gizi dan kualitas hidup pasien
HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui status gizi pasien HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui kadar Limfosit CD4+ HIV/AIDS.
3. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan jumlah kadar Limfosit CD4+
pasien HIV/AIDS.

1.4 Manfaat penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang status gizi, kadar
Limfosit CD4+, dan hubungan antara status gizi dan kadar Limfosit CD4+ pasien
HIV/AIDS.
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Rumah Sakit
1. Memberi informasi mengenai status gizi pasien HIV/AIDS.
2. Memberi informasi mengenai kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS.
3. Memberi informasi mengenai ada tidaknya hubungan antara status gizi dan kadar
Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS.
1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan data dasar untuk kepustakaan dan sebagai acuan dalam upaya penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan status gizi dengan kualitas hidup ODHA.
1.5 Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai Hubungan Antara Status Gizi dan Kadar Limfosit CD4+ Pasien
HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak belum pernah dilakukan.
Adapun penelitian terkait dengan penelitian saya:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul Sumber/Pen Variabel Penelitian Metode
eliti Penelitian
1 Jumlah Limfosit T- Sharon Variabel penelitian ini Jumlah Cross
CD4+, Limfosit T- Sandra, 2009 Limfosit T-CD4+, Limfosit T- Sectional
CD8+, dan Rasio CD8+, dan Rasio Limfosit T- yang
Limfosit T- CD4+/T-CD8+ dan status gizi bersifat
CD4+/T-CD8+ dan pasien HIV/AIDS yang belum analitik
Hubungannya menjalani terapi ARV.
dengan Status Gizi
ODHA.
2 Hubungan Antara Dian Variabel dalam penelitian Observasi
Perubahan Status Fitriani, jumlah kadar CD4 dengan onal-
Gizi dengan 2013 status gizi yang diukur dalam deskriptif
Jumlah CD4 Pada waktu 6 bulan, 12 bulan, dan dengan
Pasien HIV/AIDS 18 bulan. rancangan
Cross
Sectional

Anda mungkin juga menyukai