Acquired Immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mengakibatkan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Pada tahun 2015, berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) Global summary of the AIDS epidemic terdapat sekitar 36 juta jiwa yang terinfeksi HIV. United Nation Programme on HIV and AIDS (UNAIDS) memperkirakan bahwa akan ada peningkatan kasus baru AIDS yaitu sekitar 2,3 juta kasus. Hal ini menyebabkan HIV/AIDS menjadi masalah serius bagi dunia, termasuk di Indonesia. 1 Jumlah kumulatif infeksi HIV di Indonesia sampai dengan Maret 2016 dilaporkan berjumlah 191.073, sementara jumlah kumulatif AIDS yang dilaporkan sampai dengan Maret 2016 sebanyak 77.940 orang. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan beban penyakit HIV-AIDS yang tinggi. Jumlah penderita HIV di Kalimantan Barat pada tahun 2014 adalah 4.923, sementara penderita AIDS berjumlah 2.458.3 Selain itu, masalah gizi terkait dengan infeksi HIV juga perlu mendapat perhatian. Menurut hasil penelitian pada tahun 2012 di RS Cipto Mangunkusumo, proporsi pasien HIV/AIDS yang memiliki status gizi baik sebanyak 74%, sedangkan yang memiliki status gizi kurang sebanyak 26%. Berkaitan dengan hal tersebut, maka seseorang dengan status gizi yang buruk dapat mempercepat masuknya seseorang yang terjangkit HIV kedalam fase AIDS. Seseorang yang telah terjangkit HIV dapat dilihat dari gejala klinis yaitu berupa penurunan berat badan, diare dan demam yang berkepanjangan, penurunan kesadaran, dan lain-lain. Dari segi laboratorium dapat juga dilihat dari penurunan kadar Limfosit CD4+. Terapi yang dapat dilakukan pada pasien HIV/AIDS adalah dengan pemberian ARV (Anti Retroviral) yang mana berfungsi untuk meningkatkan kadar dari Limfosit CD4+. Status gizi juga berperan penting dalam penatalaksanaan dari HIV. Selain pemberian ARV (Anti Retroviral), gizi berperan dalam menjaga kondisi tubuh agar tidak lebih mudah terjangkit infeksi oportunistik. Status gizi yang buruk, dapat disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat, adanya perubahan laju metabolisme tubuh, serta interaksi obat dengan zat gizi. Sehingga apabila terjadi malnutrisi akan mempercepat progresivitas HIV menjadi AIDS, peningkatan mortalitas, dan penurun angka harapan hidup. Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah terdapat hubungan antara status gizi dan jumlah kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong yang mana harapannya dapat memberitahukan lebih lanjut tentang penatalaksanaan HIV/AIDS.
1.2 Rumusan masalah
Apakah terdapat hubungan antara status gizi dan jumlah kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak?
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui pakah terdapat hubungan antara status gizi dan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui status gizi pasien HIV/AIDS. 2. Untuk mengetahui kadar Limfosit CD4+ HIV/AIDS. 3. Untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan jumlah kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS.
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang status gizi, kadar Limfosit CD4+, dan hubungan antara status gizi dan kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS. 1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Rumah Sakit 1. Memberi informasi mengenai status gizi pasien HIV/AIDS. 2. Memberi informasi mengenai kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS. 3. Memberi informasi mengenai ada tidaknya hubungan antara status gizi dan kadar Limfosit CD4+ pasien HIV/AIDS. 1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Memberikan data dasar untuk kepustakaan dan sebagai acuan dalam upaya penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan hubungan status gizi dengan kualitas hidup ODHA. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Hubungan Antara Status Gizi dan Kadar Limfosit CD4+ Pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Jiwa Sungai Bangkong Pontianak belum pernah dilakukan. Adapun penelitian terkait dengan penelitian saya: Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul Sumber/Pen Variabel Penelitian Metode eliti Penelitian 1 Jumlah Limfosit T- Sharon Variabel penelitian ini Jumlah Cross CD4+, Limfosit T- Sandra, 2009 Limfosit T-CD4+, Limfosit T- Sectional CD8+, dan Rasio CD8+, dan Rasio Limfosit T- yang Limfosit T- CD4+/T-CD8+ dan status gizi bersifat CD4+/T-CD8+ dan pasien HIV/AIDS yang belum analitik Hubungannya menjalani terapi ARV. dengan Status Gizi ODHA. 2 Hubungan Antara Dian Variabel dalam penelitian Observasi Perubahan Status Fitriani, jumlah kadar CD4 dengan onal- Gizi dengan 2013 status gizi yang diukur dalam deskriptif Jumlah CD4 Pada waktu 6 bulan, 12 bulan, dan dengan Pasien HIV/AIDS 18 bulan. rancangan Cross Sectional