Anda di halaman 1dari 14

Topik: Hipertensi Emergency

Tanggal (kasus): 27 febuari 2017 Persenter: dr. Alfi Sahrin


Tangal presentasi: 30 febuari 2017 Pendamping : dr. Agus Pranawa
Tempat presentasi: RSUD Basel
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan  □ Keterampilan □ Penyega □ Tinjauan pustaka
ran
□ Diagnostik  □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

□ Deskripsi: laki laki, usia 56 tahun
□ Tujuan: mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan hipertensi emergency.
Bahan bahasan: □ Tinjauan □ Riset □ Kasus  □ Audit
pustaka
Cara membahas: □ Diskusi □ Presentasi dan □ E-mail □ Pos
diskusi

Data pasien: Nama: Tn. Muslim No registrasi: 00-29-27


Nama wahana: RSUD Toboali, Bangka Telp: Terdaftar sejak:
Selatan 27 febuari 2017
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Anamnesis:
Pasien laki laki, usia 56 tahun, datang ke UGD RSUD Basel dengan keluhan
seluruh badan terasa lemas dan kepala terasa pusing sejak 1 hari yang lalu, dan kesadaran
os juga menurun tetapi masih bisa berkomunikasi. Sebelumnya os juga ngeluh muntah
sebanyak 3x dalam satu hari ini.
2. Riwayat Pengobatan: os sudah berobat ke puskesmas diberi obat darah tinggi dan
penurun kadar gula darah tetapi tidak ada perubahan
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit:
Riwayat darah tinggi (+)
Riwayat kencing manis (+)
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit paru disangkal
4. Riwayat Keluarga:
Riwayat darah tinggi + pada orang tua os yaitu ayahnya
Riwayat kencing manis disangkal
5. Riwayat Penyakit dahulu : sering merasakan keluhan yang sama karena mempunyai
riwayat hipertensi dan DM.
6. Riwayat Alergi : os tidak mempunyai riwayat alergi
7. Riwayat Psikososial : os mengaku sering mengkonsumsi makanan yang asin seperti ikan
asin dan makanan gorengan dan tidak suka mengkonsumsi buah dan sayur dan jarang
untuk berolahraga. Makan teratur sehari 3x, os mengaku mengkonsumsi rokok sehari
satu bungkus.

8. Riwayat pekerjaan: petani


9. Lain-lain:
 Pemeriksaan Fisik:
- Kesadaran : Somnolen
- Vital Sign: TD: 198/100 mmHg HR: 98x/mnt RR: 22x/mnt T: 36,7oC
- Wajah: dalam batas normal
- Mata: anemis (-), ikterik (-), reflex cahaya (+/+) normal. Pupil isokor
3mm/3mm, hiperlakrimasi (-)
- Mulut: hipersalivasi (-)
- Telinga/Hidung /Leher: dalam batas normal
- Thorax :
- Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan=kiri, retraksi (-),
ketinggalan gerak (-/-), pectus excavatum(-),pectus carinatum(-
),sikatriks (-),
Palpasi : Krepitasi(-), massa (-), fremitus taktil lapang paru kiri=kanan
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Rbh-/-, Rbk -/-, Wh-/-
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV 2 jari lateral linea midklavikularis kiri,
tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kiri atas di SIC II LPSS, kanan atas di SIC II LPSD,
kanan bawah di SIC IV LPSD, dan kiri bawah di SIC IV 2 jari
lateral LMCS, dan batas jantung kanan bawah di SIC IV LPSD
Auskultasi : S1>S2, regular, gallop (-), murmur (-)
- Abdomen
Inspeksi : Datar, jejas -
Auskultasi : Bising usus + normal, 4-6 kali/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Dinding abdomen supel, hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas:
o Akral: hangat, kering, CRT<2”
o Oedem: tidak dijumpai
o Sianosis: tidak dijumpai

Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis Hipertensi Emergency
2. Penatalaksaan Hipertensi Emergency
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:
1. Subyektif:
- Laki laki, 58 tahun,
- Seluruh badan terasa lemas
- Penurunan kesadaran
- Kepala terasa pusing
- Muntah sebanyak 3 kali

2. Objektif:
Kesadaran : somnolen
Vital Sign:
- TD: 198/100 mmHg
- HR: 98x/mnt
- RR: 22x/mnt
- T: 36,7oC

Wajah: dalam batas normal


Thorax: dalam batas normal
Abdomen: dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal
Hasil EKG : P wave enlargement, left atrial hypertrophy, left ventricular hypertrophy
LABORATORIUM ;
Leukosit : 25.800 TROMBOSIT : 251.000 GDS : 491
Eritrosit : 4 – 6 Basofil : 0 Cholestrol total : 192
Hemoglobin : 14 Eosinofil : 5 Asam urat : 7
Hematokrit : 39,8 Netrofil batang : 5 Ureum : 51
MCV : 87 Netrofil Segmen : 70 Creatinin : 1,4
MCH : 32 Limfosit : 9 SGOT : 21
MCHC : 37 Monosit : 1 SGPT : 21
”Assessment”:
-Hipertensi Emergency adalah kondisi peningkatan tekanan darah disertai adanya kerusakan
organ target. Tidak ada batas pengukuran tekanan darah biasa, tapi biasanya ditandai
dengan TD ≥ 220 mmhg/ ≥ 120 mmhg. Tujuan terapi menurunkan tekanan darah sebanyak
25% dalam 2 jam ; 160/100 mmhg dalam 6 jam dengan pengobatan via IV line.
- Hiperglikemi ec. DM tipe II.

”Plan”:
Diagnosis: Hipertensi Emergency
Management:
- O2 2liter
- IVFD RL 20 TPM
- INJ FUROSEMID / 12 JAM
- INJ CEFTRIAXONE 1 gr / 12 JAM
- INJ KETOROLAC 1 AMP / 8 JAM
- CAPTOPRIL 2 X 25 mg
- AMLODIPINE 2 X 10 mg
- NOVORAPID 6 IU
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI EMERGENCY

Definisi dan Klasifikasi Hipertensi

Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah.
Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan
tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah.
Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah (Ronny et al, 2010)
The seventh Report of the Joint National Commite on Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure (JNC-VII) 2003 dan World Health Organization-
International Society of Hypertension (WHO-ISH) 1999 telah memperbaharui klasifikasi,
definisi, serta stratifikasi risiko untuk menentukan prognosis jangka panjang.
Definisi dan Klasifikasi Tekanan Darah dari JNC-VII 2003
Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi
Derajat 1 140-159 atau 90-99
Derajat 2 atau
≥ 160 ≥ 100

Defenisi dan Klasifikasi Tekanan Darah dari WHO-ISH 1999


Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
(ringan) 140-149 90-94
Subgrup: borderline
Hipertensi Derajat 2 160-169 100-109
(sedang)
Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 ≥ 110
(berat) ≥140 < 90
Isolated Systolic 140-149 < 90

Hypertension
Subgrup : borderline

Penyebab Hipertensi
Sembilan puluh persen sampai 95% hipertensi bersifat idiopatik (hipertensi esensial),
yang memungkinkan umur panjang, kecuali apabila infark miokardium, kecelakaan
serebrovaskular, atau penyulit lainnya. Selain itu terdapat pula jenis hipertensi lainnya yang
disebut dengan hipertensi sekunder, yaitu hipertensi yang disebabkan oleh gangguan organ
lainya. Gangguan ginjal yang dapat menimbulkan hipertensi yaitu, glomerulonefritis akut,
penyakit ginjal kronis, penyakit polikistik, stenosis arteria renalis, vaskulitis ginjal, dan tumor
penghasil renin. Gangguan pada sistem endokrin juga dapat menyebabkan hipertensi,
dintaranya seperti hiperfungsi adrenokorteks (sindrom Cushing, aldosteronisme primer,
hiperplasia adrenal kongenital, ingesti licorice), hormon eksogen (glukokortikoid, estrogen,
makanan yang mengandung tiramin dan simpatomimetik, inhibitor monoamin oksidase),
feokromositoma, akromegali, hipotiroidisme, dan akibat kehamilan. Gangguan pada sistem
kardiovaskular seperti koarktasio aorta, poliarteritis nodosa, peningkatan volume
intravaskular, peningkatan curah jantung, dan rigiditas aorta juga dapat menyebabkan
hipertensi, begitu pula dengan gangguan neurologik seperti psikogenik, peningkatan
intrakranium, apnea tidur, dan stres akut (Cohen, 2008).

Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang bisa mengenai jantung, otak, ginjal, arteri perifer, dan mata. Beberapa
penelitian mengatakan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat
langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain
adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II, stres oksidatif, down regulation
dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet
tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ
target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming
growth factor-β (TGF-β) (Yogiantoro, 2006).
Faktor Risiko Kardiovaskular
Dapat Dimodifikasi Tidak dapat Dimodifikasi
Hipertensi Umur (pria > 55 tahun, wanita > 65
Merokok tahun)
Obesitas (BMI ≥ 30) Riwayat keluarga dengan penyakit
kardiovaskular prematur (pria < 55
Physical Inactivity
tahun, wanita < 65 tahun)
Dislipidemia
Diabetes mellitus
Mikroalbuminemia atau GFR < 60 ml/min

Diagnosis Hipertensi
Pemeriksaan pasien hipertensi memiliki tujuan, yaitu untuk menilai gaya hidup dan
faktor risiko kardiovaskular lainnya atau bersamaan gangguan yang mungkin mempengaruhi
prognosis dan pedoman pengobatan, untuk mengetahui penyebab tekanan darah tinggi, untuk
menilai ada atau tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskular (National
Institutes of Health, 2003).
Pemeriksaan pada hipertensi menurut PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia) (2003), terdiri atas:
1. Riwayat penyakit
a. Lama dan klasifikasi hipertensi
b. Pola hidup
c. Faktor-faktor risiko kelainan kardiovaskular (Tabel 2.3)
d. Riwayat penyakit kardiovaskular
e. Gejala-gejala yang menyertai hipertensi
f. Target organ yang rusak
g. Obat-obatan yang sedang atau pernah digunakan
2. Pemeriksaan fisik
a. Tekanan darah minimal 2 kali selang dua menit
b. Periksa tekanan darah lengan kontra lateral
c. Tinggi badan dan berat badan
d. Pemeriksaan funduskopi
e. Pemeriksaan leher, jantung, abdomen dan ekstemitas
f. Refleks saraf
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Urinalisa
b. Darah : platelet, fibrinogen
c. Biokimia : potassium, sodium, creatinin, GDS, lipid profil, asam urat
4. Pemeriksaan tambahan
a. Foto rontgen dada
b. EKG 12 lead
c. Mikroalbuminuria
d. Ekokardiografi
Tekanan darah setiap orang sangat bervariasi. Pengukuran tunggal yang akurat adalah
awal yang baik tetapi tidak cukup: ukur tekanan darah dua kali dan ambil rataratanya.
Hipertensi didiagnosis jika rata-rata sekurang-kurangnya 2 pembacaan per kunjungan
diperoleh dari masing-masing 3 kali pertemuan selama 2 sampai 4 minggu diperoleh tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg atau 90 mmHg untuk diastolik. Menurut JNC 7, tekanan darah
normal adalah 120/80 mmHg atau kurang. Prehipertensi bila tekanan darah 120/80 samapi
139/89 mmHg. Hipertensi stadium 1 bila tekanan darah sistolik 140 sampai 159 mmHg atau
tekanan darah diastolik 90 sampai 99 mmHg. Serta hipertensi stadium 2 bila tekanan darah
sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg (Cohen, 2008).

Penatalaksanaan Hipertensi

Target Tekanan Darah


Menurut Joint National Commission (JNC) 7, rekomendasi target tekanan darah yang
harus dicapai adalah < 140/90 mmHg dan target tekanan darah untuk pasien penyakit ginjal
kronik dan diabetes adalah ≤ 130/80 mmHg. American Heart Association (AHA)
merekomendasikan target tekanan darah yang harus dicapai, yaitu 140/90 mmHg, 130/80
mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik, penyakit arteri kronik atau ekuivalen
penyakit arteri kronik, dan ≤ 120/80 mmHg untuk pasien dengan gagal jantung. Sedangkan
menurut National Kidney Foundation (NKF), target tekanan darah yang harus dicapai adalah
130/80 mmHg untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik dan diabetes, dan < 125/75 mmHg
untuk pasien dengan > 1 g proteinuria (Cohen, 2008).
Algoritme Penanganan Hipertensi
Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 7 (2003), dijelaskan pada skema
dibawah ini:

Modifikasi Gaya Hidup

Tak mencapai sasaran TD (<140/90 mmHg atau <130/80


mmHg pada penderita DM atau penyakit ginjal kronik

Pilihan obat untuk terapi permulaan

Hipertensi tanpa Indikasi Khusus Hipertensi Indikasi Khusus

Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2 Obat-obatan untuk


indikasi khusus.
(TD sistolik 140-159 (TD sistolik ≥ 160
mmHg atau TD mmHg atau TD Obat anti hiipertensi
diastolik 90-99 mmHg)
diastolik ≥ 100 mmHg) lainnya (diuretik,
Umumnya diberikan penghambat EKA,
diuretik gol. Umumnya diberikan
kombinasi 2 macam ARB, penyekat β,
Thiazide.Bisa antagonis Ca) sesuai
dipertimbangkan obat (biasanya diuretik
pemberian penghambat gol. Thiazide dan yang diperlukan
EKA, ARB, penyekat β, penghambat EKA, atau
antagonis Ca atau
kombinasi ARB atau penyekat β,
atau antogonis Ca

Sasaran Tekanan Darah tak Tercapai

Optimalkan dosis atau penambahan jenis obat sampai target tekanan


darah tercapai. Pertimbangkan konsultasi dengan spesialis hipertensi

Terapi Farmakologi
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan
oleh JNC 7 adalah:
a. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosteron Antagonist
b. Beta Blocker (BB)
c. Calcium Chanel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)
e. Angiotensin II Receptor Blocker atau A receptor antagonist/blocker (ARB)
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah tercapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk
menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi
24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat
antihipertensi atau dengan kombinasi tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya
komplikasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian
tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis
obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensif lain dengan dosis rendah. Efek samping
umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi.
Sebagian besar pasien memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target
tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan
kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum bertambah (Yogiantoro, 2006).
Kombinasi obat yang telah terbukti efektif dan dapat ditoleransi pasien adalah:
a. CCB dan BB
b. CCB dan ACEI atau ARB
c. CCB dan diuretika
d. AB dan BB
e. Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat

Indikasi dan Kontraindikasi Kelas-kelas Utama Obat Antihipertensi Menurut ESH (European
Society of Hypertension) (2003).
Kelas Obat Indikasi Kontraindikasi
Mutlak Tidak Mutlak
Diuretika Gagal jantung kongestif, gout Kehamilan
(Thiazide) usia lanjut, isolated systolic
hypertension, ras Afrika
Diuretika (Loop) Insufisiensi ginjal, gagal
jantung kongestif

Diuretika Gagal jantung kongestif, Gagal ginjal,


(anti pasca infark miokardium hiperkalemia
aldosteron)
Penyekat β Angina pektoris, pasca Asma, penyakit Penyakit
paru obstruktif
infark miokardium, gagal pembuluh darah
menahun, A-V
jantung kongestif, block (derajat 2 perifer,
atau 3)
kehamilan, takiaritmia intoleransi
glukosa, atlit
atau pasien yang
aktif secara fisik

Calcium Usia lanjut, isolated systolic Takiaritmia,


Antagonist hypertension, angina gagal jantung
(dihydropiridine) pektoris, penyakit kongestif
pembuluh darah
perifer, aterosklerosis
karotis, kehamilan

Calcium Angina pektoris, A-V block


Antigonist aterosklerotis karotis, (derajat 2 atau
(verapamil, takikardia supraventrikuler 3), gagal jantung
diltiazem) kongestif

Pengahambat Gagal jantung kongestif, Kehamilan,


ACE disfungsi ventrikel kiri,
hiperkalemia,
pasca infark miokardium,
non-diabetik nefropati stenosis arteri
renalis bilateral

Angiotensin II Nefropati DM tipe 2, Kehamilan,


receptor mikroalbuminuria diabetik, hiperkalemia,
antagonist (AT1-
blocker) proteinuria, hipertropi stenosis arteri
renalis bilateral
ventrikel kiri, batuk karena
ACEI
Α-Blocker Hiperplasia prostat (BPH), Hipotensi Gagal jantung
hiperlipidemia ortostatis kongestif
Tatalaksana Hipertensi Menurut JNC 7
Klasifikasi TDS TDD Perbaikan Terapi Obat Awal
Tekanan (mmHg) (mmHg) Pola Hidup
Tanpa Dengan
Darah Indikasi yang Indikasi yang
Memaksa
Memaksa
Normal < 120 Dan < 80 Dianjurkan
ya

Prehipertensi 120-139 Atau 80- ya Tidak indikasi Obat-obatan


89 obat untuk indikasi
yang memaksa

Hipertensi 140-159 Atau 90- ya Diuretika jenis Obat-obatan


derajat 1 99 Thiazide untuk untuk indikasi
sebagian besar yang memaksa
kasus dapat obat
dipertimbangka antihipertensi
n ACEI, ARB,
lain
BB, CCB, atau
kombinasi (diuretik
a,
ACEI, ARB,
BB, CCB)
sesuai
kebutuhan
Hipertensi ≥ 160 Atau ≥ ya Kombinasi 2
derajat 2 100
obat untuk
sebagian besar
kasus
umumnya
diuretika jenis
Thiazide dan
ACEI atau
ARB atau BB
atau
CCB
Daftar Pustaka

1. Yogiontoro M. Hipertensi Esensial dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1 Edisi IV.
Jakarta: FK UI. 2006
2. Sharma S, et all. Hipertension. Last update aug 8, 2008 http//: www. Emedicine.com.
3. Sianturi G. cegah hipertensi dengan pola makan. Last update 27 februari 2003.

Toboali, 30 Februari 2017


Dokter Internsip Dokter Pembimbing

dr. Alfi Sahrin dr. Agus Pranawa

Anda mungkin juga menyukai