Analisis Melda
Analisis Melda
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ternak sapi perah merupakan salah satu usaha yang sangat potensial. Selain
pemasaran dan perawatan yang mudah, secara ekonomis budidaya sapi perah
ciri khusus yang berhubungan langsung dengan produksi susu. Susu merupakan
bahan makanan yang bernilai gizi tinggi karena mengandung hampir semua zat-
sistem reproduksi, pemberian pakan dan proses pemerahan pada sapi perah.
intensif.
hasil produksi. Serangkaian proses tersebut menjadi syarat utama yang sangat
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan tugas ini mengenai analisa usaha sapi perah
yaitu untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha sapi perah CV. Suka Maju di
daerah Enrekang kota Makassar, aspek pemasaran, aspek produksi, dan aspek
A. Profil Usaha
CV. Suka Maju merupakan nama suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang usaha sapi perah. Alasan diberikan atau digunakan nama CV. Suka Maju
karena jenis sapi yang digunakan atau diperihara yaitu sapi Friesien Holstein/Fries
Holland. Pemilihan sapi Fries Holland karena jenis sapi ini memilik banyak
lebih tinggi dibandingkan sapi perah lainnya. Memilik kadar lemak yang rendah,
dan sapi FH ini mudah beradaptasi dengan lingkungan. Jumlah sapi yang
dipelihara sebanyak 25 ekor yang terdiri dari 12 sapi dewasa betina, 4 sapi dara,
dan 9 pedet.
B. Pola Pembiayaan.
tani/koperasi dengan perusahaan mitra, dapat dibuat menurut dua pola yaitu :
Dengan bentuk kerja sama seperti ini, pemberian kredit yang berupa
dapat dilaksanakan oleh pihak Perusahaan Mitra, akan menjadi tanggung jawab
koperasi.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
A. Permintaan
kesenjangan yang cukup besar. Kebutuhan atau permintaan jauh lebih besar dari
pada ketersediaan susu yang ada. Berdasarkan kondisi tersebut, usaha sapi perah
sangat perlu untuk ditingkatkan. Adapun data tahun 2003 menunjukkan bahwa
produksi susu nasional baru dapat memenuhi sekitar 29,46% dari permintaan
konsumen susu. Permintaan ataupun pasar yang masih terbuka luas baru
merupakan salah satu faktor yang perlu dikaji untuk mengembangkan usaha sapi
B. Penawaran
memang relative masih biasa-biasa saja. Hal tersebut disebabkan karena sektor
usaha ini belum dibidik dan dikelola secara serius. Oleh karena itu, agar usaha
susu sapi menjadi lebih baik maka perlu peningkatan penawaran yang
Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha penjualan susu sapi
pada masa yang akan datang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
lebih dan manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif
informasi yang memberikan kemudahan bagi bagi penjual maupun pembeli dalam
melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi pelaku
usaha di sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk
menarik pasar.
C. Harga
Harga produksi tiap satuan adalah harga produk tiap satuan yang
liter perhari. Satu liter susu segar dihargai Rp. 9.000/liter. Jumlah sapi betina
laktasi yaitu 12 ekor, sehingga pendapatan perhari dari seekor sapi laktasi Rp.
peternakan berupa feses, yaitu: Rp. 10.000/Kg. Jumlah sapi yang dipelihara yaitu
D. Pemasaran
segar impor lebih murah dibandingkan harga susu segar dalam negeri, dan
berbagai produk susu impor membanjiri pasar dalam negeri.
sehingga masyarakat yang konsumsi susu hanya orang tertentu saja. Dan susu
segar memiliki sifat yang mudah busuk sehingga hal seperti inilah yang menjadi
A. Lokasi Usaha
Peternakan atau usaha sapi perah CV. Suka Maju terdapat di daerah
pengembangan sapi perah yaitu iklim tropis. Yang secara geografis kabupaten
kondisi daerah rata-rata berbukit. Sehingga hal inilah, yang mendukung untuk
B. Fasilitas Produksi
kandang, perlengkapan, vaksin dan obat-obatan, instalasi air, dan listrik. dengan
C. Luas Lahan
Luas lahan usaha peternakan sapi perah yaitu 1.000 m2, luas area
perkandangan, yaitu 300 m2. Luas lahan ataupun kandang ini termasuk kategori
Kandang seekor sapi dewasa luas lahan yang digunakan yaitu 450 x 160
cm = 7,2 m². luas lahan ini sekaligus termasuk selokan, jalan kandang dan tempat
pakan.
Selokan: Beton
sikat lantai kandang, gerobak dorong, ember untuk memberikan susu pada pedet.
E. Perkandangan
kandang ganda, karena jumlah sapi yang di perihara 14 ekor dewasa betina, 1 ekor
dara dan 1 ekor pedet dengan jumlah keseluruhan 16 ekor. Pada kandang tipe
ganda, penempatan ternak sapi dilakukan dengan dua baris yang sejajar dengan
Pada model gang ditengah pandangan sapi luas, terbuka, serta mudah
sekandang.
F. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan ada 2 orang yang terdiri dari 1 orang
bertugas untuk keperluan kandang baik dari segi pemberian pakan, pembersihan
kandang, maupun pemerahan susu sapi. Sedangkan untuk 1 orang bertugas untuk
mengolah susu sapi yang sudah diperah menjadi produk yang digemari
G. Teknologi
H. Proses Produksi
utama, dan pruduksi tambahan itu limbah dari kotoran sapi yang di olah menjadi
ambing/puting dan pemasarannya masi butu bantuan dari segi pembiaayan. Selain
Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga
yang tidak dapat menutupi biaya akan mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila
suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi,
perubahan jumlah hasil. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-ubah
(konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang diproduksi. Biaya total adalah
merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata
lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap (Swastha
biaya adalah sebagai berikut. Pertama biaya tetap yang diperhitungkan adalah
biaya yang dikeluarkan secara menetap tanpa perubahan untuk 20 tahun yang
variabel adalah biaya yang dikeluarkan yang meliputi biaya hijauan maupun
konsentrat, obat-obatan gaji tenaga kerja dan biaya listrik dan air. Setiap unsur
biaya adalah biaya persentasi terhadap biaya total (Nurasa dan Andreng, 2012).
menyeluruh sebagai dasar persetujuan layak tidaknya suatu usaha ditinjau dari
Tabel 1. Analisis Keuangan dan Kelayakan Usaha pada Peternakan Sapi Perah.
No Uraian Satuan Nilai (Rp)
A Biaya
a.biaya investasi
Tanah m2 Rp. 50.000.000,-
2
Kandang m Rp. 30.000.000,-
Peralatan unit Rp. 15.000.000,-
Total Rp. 95.000.000,-
b.Biaya Variabel
1. Pakan
*Hijauan Kg Rp. 131.912.500,-
*Konsentrat Kg Rp. 448.502.500,-
2. biaya kesehatan Unit Rp. 1.250.000,-
3. Tenaga Kerja Orang Rp. 30.000.000,-
4. Listrik dan BBM Unit Rp. 1.000.000,-
Total Biaya Variabel Rp. 906.725.000,-
b. Biaya Tetap
Penyusutan Kandang Rp. 3.760.237,97,-
Penyusutan Peralatan Rp. 3.342.465,75,-
Total Biaya Tetap Rp. 7.102.703,72,-
Total Biaya Produksi Rp. 760.867.703,72,-
B PRODUKSI
1. Susu Liter Rp. 896.700.000,-
2. Kompos Kg Rp. 2.249.375.000,-
3. pedet ekor Rp. 1.500.000
Total Penerimaan Rp. 3.147.575.000,-
C Pendapatan Rp. 2.386.707.296,28,-
Pajak 10 % Rp. 238.670.729,628
Benefit Rp. 2.148.036.566,652,-
D Laba Rp. 2.386.707.296,28,-
E R/C 4,13
B/C 3,13
F BEP Harga Produksi
* Susu Rp. 12.727,796,-
* Kompos Rp. 3.382,57,-
G BEP Volume Produksi
* Susu Rp. 50.724,51,-
* Kompos Rp. 76.086,77,-
Sumber: Hasil Perhitungan Analisis Sapi Perah, 2015.
ANALISA USAHA
a. Laba/Rugi
keuntungan adalah tujuan setiap usaha. Keuntungan dapat dicapai jika jumlah
pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut lebih besar daripada jumlah
memperoleh angka yang pasti mengenai keuntungan atau kerugian, yang harus
dengan biaya produksi. Dimana, pada usaha ini diperoleh R/C yaitu 2,86. Nilai
ini berarti bahwa setiap Rp. 1 modal yang dikeluarkan maka keuntungan yang
memperoleh keuntungan. Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (2003), bahwa jika
R/C < 1 maka usaha tersebut dikatakan rugi, jika R/C > 1 maka usaha tersebut
Dari hasil analisis B/C rasio dapat diperoleh nilai 1,86 artinya bahwa
setiap Rp. 1.000,00 biaya yang dikeluarkan, maka usaha peternakan sapi perah
bahwa usaha ini memperoleh manfaat atau keuntungan. Hal ini sesuai dengan
keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha
dikatakan layak dan memberikan manfaat apabilanilai B/C>0. Semakin besar nilai
B/C semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh dari usaha tersebut.
Hasil penjualan susu 1 liter dengan harga Rp. 9000. Dengan produksi susu
per harinya 10 liter dengan masa laktasi 300 hari. Sedangkan hasil penjualan
kompos 1 kg dengan harga Rp. 1.500 dengan produksi kompos per harinya 20 kg
liter atau harga susu Rp. 4912,24. Sedangkan kompos yang diusahakan sebanyak
117.893,83 Kg atau harga kompos hanya Rp. Rp. 18.13,75. Berdasarkan Break
Event Point adalah sebagai patokan bagi peternak dalam berusaha untuk
mengetahui pada jumlah produksi atau penerimaan berapa usaha peternakan yang
menjadi target produksi minimal peternak dalam berusaha agar dapat menjalankan
usaha dengan optimal. Seperti yang diungkapkan oleh Kurniasih (2013) bahwa
Break Even Point (BEP) secara umum dapat diartikan sebagai suatu kondisi
dimana keuntungan dan kerugian berada dtitik yang sama.BEP pada suatu
penjualan dapat dihitung melalui tiga komponen, yaitu : fixed cost (biaya tetap),
A. Kesimpulan
usaha ternak sapi perah ini layak untuk diusahakan. Keuntungan yang diperoleh
selama masa laktasi 300 hari Rp 329.409.246,569 Peranan koperasi sangat besar
B. Saran
menganalisis usaha yang dilakukan maka kita dapat mengetahui atau menghitung
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniasih, N. 2013. Analisis Break Even Point Materi perkuliahan ke-9. Fakultas
Ilmu Komunikasi. Universitas Padjadjaran.