Anda di halaman 1dari 3

Stop Film Perusak Aqidah

Kaum muslimin rahimakumullah,

Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
(QS. Ali Imran 102).

Dalam ayat tersebut Allah SWT berpesan agar umat Islam menjaga keimanan dan
keislaman mereka, agar tetap dipegang sampai akhir hayat. Khusnul khatimah!

Allah SWT meminta kewaspadaan kaum muslimin akan adanya perang yang dilancarkan
oleh orang-orang kafir kepada kaum muslimin dengan target yang jelas, yaitu agar kaum
muslimin murtad dari agama mereka. Allah SWT berfirman:

“…sampai mereka mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya


mereka sanggup...”.(QS. Al Baqarah 217),
`
Kaum muslimin rahimakumullah,

Menjaga aqidah Islam dalam diri kita tentunya dengan cara berpegang teguh kepada tali
agama, yakni agama Allah (QS. Ali Imran 103).

Allah SWT juga meminta kepada umat Islam untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah.
Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang
nyata bagimu. (QS. Al Baqarah 208).

Imam Jalalain menyatakan bahwa makna “udkhulu fis silmi kaffah” (masuklah ke dalam
Islam secara kaffah) adalah masuklah ke dalam Islam dengan seluruh syariatnya.

Dan syariat Islam adalah syariat Allah berupa hukum-hukum yang diturunkan Allah SWT
kepada Nabi Muhammad saw. untuk mengatur hubungan manusia dengan Sang Khalik,
dengan dirinya sendiri, maupun dengan manusia lainnya. Dalam konteks ini, di dalam
kitab Amkamu As Sulthaniyah diterangkan bahwa salah satu tugas dari kepala negara
adalah menjaga agama (hirasatud diin).

Kaum muslimin rahimakumullah

Oleh karena itu, kewajiban negara adalah melindungi aqidah umat agar tidak meyimpang
dari aqidah Islam. Dalam hal ini negara bisa menugaskan para ulama untuk selalu
mengajarkan aqidah dan syariah Islam sebagai pandangan hidup dan pengetahuan utama
di tengah-tengah masyarakat Islam. Juga negara menugaskan ulama yang berkompeten
untuk menilai apakah buku-buku dan produk informasi lainnya yang beredar agar tidak
menyerang, menyimpangkan, dan merusak bahkan melecehkan aqidah Islam sebagai
kepercayaan dan keyakinan mayoritas rakyat.

Kaum muslimin rahimakumullah

Tidak henti-hentinya perang dilakukan oleh kaum kafir kepada Islam dan umatnya, baik
perang fisik, perang ekonomi, perang politik, perang budaya dan pemikiran. Tujuannya
satu, sebagaimana disebut dalam firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah 217 di atas,
adalah memurtadkan umat Islam.

Perang model terakhir inilah kiranya yang terjadi pada film Hanung Bramantyo yang kini
baru diedarkan. Film yang berjudul “?”, tanda tanya, ini diawali dengan penusukan
seorang pendeta yang mengingatkan kita kepada kasus Ciketing yang menjadi berita yang
sangat menghebohkan saat lebaran Iedul Fitri tahun lalu. Opini dibentuk sedemikian rupa
bahwa umat Islam adalah umat yang tidak toleran, yang jahat! Padahal kasus Ciketing,
sebagaimana ditulis dalam laporan ICG adalah bagian dari persoalan agresivitas
pemurtadan di Bekasi!

Lalu Hanung sang sutradara film mengajari toleransi dengan seorang wanita muslimah
berjilbab bekerja di restoran Cina dimana dia bisa melaksanakan solat berdampingan
dengan nyonya rumah yang sembahyang menurut Kong Hucu. Dan wanita muslimah
tersebut tidak merasa risih bekerja di restoran yang menjual makanan dengan menu babi
dan ayam tersebut. Juga toleransi diajarkan oleh Hanung bahwa tidak masalah seorang
yang yang tidurnya di masjid dan mendapatkan bimbingan serta doa restu dari imam
masjid untuk menjadi tokoh Yesus dalam drama Paskah di geraja Katolik! Lalu membaca
Qul Huwallahu Ahad …setelah pementasan. Segala toleransi yang diberikan oleh
berbagai pelaku cerita Hanung didasarkan pada berbagai referensi agama, di antaranya
adalah firman Allah:

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang
yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
…”. (QS. Al Mumtahanah 8).

Pertanyaannya, betulkah ayat tersebut membolehkan perilaku apa yang dinamakan


toleransi di atas?

Kaum muslimin rahimakumullah,

Hanung juga mengajarkan bahwa semua agama itu sama, berbeda jalan tetapi satu tujuan.
Itu didapat dari kata-kata sebuah buku yang dibacakan seorang wanita muslimah yang
murtad dan mengubah agama Islamnya menjadi Katolik. Dan wanita aktivis gereja yang
digambarkan sangat baik itu tadinya adalah seorang wanita muslimah berjilbab yang
kecewa dengan suaminya yang berpoligami. Wanita muslimah itu rela menanggalkan
statusnya sebagai istri lantaran suaminya tidak mau menceraikan madunya. Bahkan dia
kemudian rela melepaskan jilbab bahkan agama Islamnya untuk pindah menjadi
penyembah Yesus. Dan setelah menjadi Katolik dia tampak baik dan toleran. Bahkan
anaknya yang mengaji di masjid yang semula memprotes perubahan agama ibunya,
akhirnya menerima. Demikian juga kedua orang tua wanita murtad itu menerima
keadaannya, sekalipun ibunya adalah seorang ibu yang berjilbab.

Jelas sekali dalam film tersebut, murtad dan pemurtadan sesuatu yang harus ditolerir
adanya. Bahkan dianggap bagian dari realitas hidup yang harus dihormati. Padahal Allah
SWT tidak mengajarkan demikian. Allah SWT berfirman:

”Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran,
Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS 2:217).

Kaum muslimin rahimakumullah

Jelas bahwa film Hanung berjudul “?” merusak aqidah umat Islam. Oleh karena itu sudah
selayaknya distop dan ditarik dari peredaran. Bagi orang yang tidak memperhatikan
agamanya, atau melebihkan masalah kerukunan bangsa dan rasa nasionalisme melebihi
nilai-nilai agamanya akan memandang baik film tersebut. Namun sejatinya film seperti
itu adalah tipuan setan yang menyesatkan. Wal’iyaadzubillah. Allah SWT berfirman:

"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari
jenis) manusia dan setan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian
lainnya perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu."(QS 6:112).

Baarakallahu lii walakum!

Anda mungkin juga menyukai