Anda di halaman 1dari 3

KRITERIA PASIEN MASUK & KELUAR PERAWATAN

PELAYANAN INTENSIVE

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


10. 03. 16 A 1/3

RSUD PROF. Dr. H. M. DITETAPKAN OLEH :


ANWAR MAKKATUTU DIREKTUR,
BANTAENG
TANGGAL TERBIT :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL (SPO) dr. H. SULTAN, M.Kes
NIP 197102062003121011
Suatu proses penerimaan atau transfer pasien ke dan dari unit
pelayanan intensif yang ditentukan dengan kriteria yang telah
PENGERTIAN ditetapkan oleh Dokter pengirim

Sebagai acuan agar pasien tetap mendapatkan pelayanan


sesuai dengan kebutuhan perawatan dan tindakan lanjutan
TUJUAN sesuai dengan prosedur yang ada

SK Direktur Nomor 13/RSU-BTG/05/VII/2017 Tentang


KEBIJAKAN ksinambungan pelayanan di RSUD Prof. Dr. H. M. Anwar
Makkatutu Bantaeng

1. Kriteria masuk
Dalam keadaan yang terbatas, pasien yang memerlukan
terapi intensif (Prioritas 1) lebih didahulukan dibandingkan
dengan pasien yang hanya memerlukan pemantauan
intensif (Prioritas 3). Penilaian obyektif atas berat dan
prognosis penyakit hendaknya digunakan sebagai dasar
pertimbangan dalam menentukan prioritas masuk ke ICU.
a. Golongan pasien Prioritas 1 (satu)
Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak
stabil, yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi,
seperti dukungan/bantuan ventilasi, alat penudang fungsi
PROSEDUR organ/sistem yann lain, infus obat-
obat vasoaktif/inotropik, obat antiaritmia, serta
pengobatan lainlainnya secara kontinu dan tertitrasi.
Sebagai contoh antara lain pasien pasca bedah
kardiotorasik, sepsis berat, gangguan keseimbangan
asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa.
Institusi setempat dapat juga membuat kriteria spesifik
yang lain seperti derajat hipoksemia, hipotensi di bawah
tekanan darah tertentu. Golongan pasien prioritas 1
(satu) demikian, umumnya tidak mempunyai batas
ditinjau dari macam terapi yang diterimanya
KRITERIA PASIEN MASUK & KELUAR PERAWATAN
PELAYANAN INTENSIVE

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


10. 03. 16 A 2/3

b. Golongan pasien Prioritas 2 (dua)


Golongan pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan
canggih di ICU, sebab sangat beresiko bila tidak
mendapatkan terapi intensif segera, misalnya
pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial
catheter.
Sebagai contoh antara lain pasien yang menderita
penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut dan berat
atau pasien yang telah mengalami pembedahan
mayor. Terapi pada golongan pasien prioritas 2 tidak
mempunyai batas karena kondisi mediknya
senantiasa berubah.
c. Golongan pasien Prioritas 3 (Tiga)
Pasien golongan ini adalah pasien sangat kritis, yang tidak
stabil status kesehatan sebelumnya, yang disebabkan oleh
penyakit yang mendasarinya atau penyakit akutnya. Secara
sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau
manfaat terapi di ICU pada golongan ini sangat kecil.
Sebagai contoh antara lain pasien dengan keganasan
metastatic disertai penyuli tinfeksi, pericardial temponade,
sumbatan jalan nafas, atau pasien penyakit jantung, penyakit
paru terminal disertai komplikasi penyakit berat. Pengelolaan
pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan
akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai
melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
2. Pengecualian
Dengan pertimbangan luar biasa dan atas persetujuan Kepala ICU,
indikasi masuk pada beberapa golongan pasien bisa di kecualikan,
dengan catatan bahwa pasien-pasien golongan demikian sewaktu-
waktu harus bisa dikeluarkan dari ICU agar fasilias ICU yang
terbatas tersebut dapat digunakan untuk pasien prioritas 1 (satu), 2
(dua), dan 3 (tiga)
Pasien yang tergolong demikian antaralain :
a. Pasien yang memenuhi criteria masuk tetapi menolak terapi
tunjangan hidup yang agresif dan hanya demi “perawatan
yang nyaman” saja. Ini tidak menyingkirkan pasien dengan
perintah “DNR” (Do Not Resucitate). Sebenarnya pasien-
pasien ini mungkin akan mendapatkan manfaat dari tunjangan
canggih yang tersedia di ICU untuk meningkatkan
kemungkinan survivalnya
b. Pasien dalam keadaan vegetative permanen
c. Pasien yang telah dipastikan mengalami mati batang otak
namun hanya karena kepentingan donor organ pasien dapat
dirawat di ICU. Tujuan perawatan di ICU hanya untuk
menunjang fungsi organ sebelum dilakukan pengambilan
organ untuk donasi
d. Pasien yang secara fisiologis stabil yang secara statistic
resikonya rendah untuk memerlukan terapi ICU
KRITERIA PASIEN MASUK & KELUAR PERAWATAN
PELAYANAN INTENSIVE

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


10. 03. 16 A 3/3

3. Kriteria keluar
Prioritas pasien dipindahkan dari ICU berdasarkan
pertimbangan medis oleh kepala ICU dan atau tim yang
merawat pasien, antara lain :
a. Prioritas 1
Kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, atau bila
terapi telah gagal dan prognosis jangka pendek jelek dengan
kemungkinan kesembuhan atau manfaat dari terapi intensif
kontinu kecil. Contoh hal terakhir adalah pasien dengan tiga
atau lebih gagal system organ yang tidak berespon terhadap
pengelolaan agresif
b. Prioritas 2
Kemungkinan untuk mendadak memerlukan terapi intensif telah
berkurang
c. Prioritas 3.
Kebutuhan untuk terapi intensif telah tidak ada lagi, tetapi
mereka mungkin dikeluarkan lebih dini bila kemungkinan
kesembuhannya atau manfaat dari terapi intensif kontinu kecil.
Contoh dari hal terakhir antara lain adalah pasien dengan
penyakit lanjut (penyakit paru kronis, penyakit jantung atau liver
terminal, karsinoma yang telah menyebar luas dan lain-lainya
yang telah tidak berespon terhadap terapi ICU untuk penyakit
akutnya, yang prognosis jangka pendeknya secara statistic
rendah, dan yang tidak ada terapi yang potensial untuk
memperbaiki prognosisnya)
4. End of Life Care (Perawatan Terminal Kehidupan)
Disediakan ruanagn khusus bagi pasien diakhir kehidupann
1. Reka medik
2. Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
3. Instalasi Gawat Darurat
4. ICU

Anda mungkin juga menyukai