Disusun Oleh :
PRECEPTOR CO-PRECEPTOR
1
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG MURAI C RSJKO SOEPRAPTO BENGKULU
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 37 Tahun
No. CM : 04 36 32
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP
Mk : RPK
IV. Fisik
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/m
2
P : 23 x/m
S : 36,5 0C
V. Psikososial
1. Genogram
36
Keterangan :
= Laki-laki = Menikah = PS
Sebelum sakit klien bekerja sebagai seorang petani. Sebelum sakit klien tidak
dilibatkan untuk mengatasi masalah dalam keluarga. Dalam keluarga yang sering
mengambil keputusan adalah ayahnya. Sifat ayahnya yang keras membuat klien selalu
bertentangan dan selalu melawan pada ayahnya. Klien juga mengatakan bahwa
dengan keadaannya yang sakit-sakitan ia tidak mampu membanggakan kedua orang
tuanya.
3
MK : ketidak efektifan koping keluarga : ketidak mampuan
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Pasien mengatakan kalau dia menyukai dan mensyukuri seluruh bagian
tubuhnya sebagai pemberian dan rahmat dari Allah SWT.
b. Identitas Diri
Pasien mengatakan kalau dirinya seorang laki-laki berusia 37 tahun , pasien
anak ketiga dari tujuh bersaudara dan pasien bekerja sebagai swasta. Semenjak ia
sakit-sakitan dia merasa malu karena tdak bisa membahagiakan kedua orang
tuanya namun hanya bisa menjadi beban kadua orang tuanya. Klien juga
mengatakan bahwa ia puas dengan statusnya sebagai laki-laki, dan berkeinginan
untuk menikah tetapi pacarnya tidak bisa menerima kondisi klien yang terganggu
jiwanya.
c. Peran
Pasien mengatakan sebelum dirawat di RSJ ini pasien adalah seorang anak dan
seorang petani. Pasien juga mengatakan sebelum sakit pasien sering membantu
pekerjaan orang tuannya namun semenjak pasien sakit tidak bisa membantu
pekerjaan orang tuannya.
d. Ideal Diri
Pasien berharap dapat sembuh dan dapat keluar dari RSJ ini sehingga bisa
berkumpul dengan keluarganya, klien berharap ingin menjadi kebanggaan dalam
keluarganya terutama kedua orang tuanya, klien juga berharap ia ingin dihargai di
lingkungan masyarakat sekelilingnya. Klien di berikan tanggung jawab dalam
keluarga, dan dapat memutuskan masalah dalam keluarga. Klien berkeinginan
untuk menikah tetapi pacarnya tidak bisa menerima kerena kondisi klien yang
terganggu jiwanya.
e. Harga Diri
Pasien mengatakan sangat menyangi orang tuannya karena baginya orang
tuanya adalah segalanya, namun pasien merasa minder karena tidak bisa
membahagiakan kedua orang tuanya. Klien mengatakan ia merasa malu untuk
berinteraksi dengan orang lain di sekeliling lingkungan rumah dan Rumah Sakit,
karena ia merasa tidak layak untuk berteman dengan mereka. Tapi, pesimis karena
tidak ada yang ingin menikah dengan dirinya.
3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan orang yang terdekat dengannya adalah kakak dan kalau
ada masalah dia selalu bercerita dengan kakaknya, kakaknya yang bisa mengerti
keadaan klien dan apa yang dibutuhkan klien. klien mengatakan jarang berinteraksi
4
dengan lingkungan, karena klien berbeda dengan temannya yang sudah sarjana. yang
menjadi hambatan klien untuk berinteraksi adalah klien merasa tidak percaya diri
karena hanya tamatan SMP.
MK : Menarik Diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : klien mengatakan tuhannya Allah SWT, tempat
ibadahnya masjid dan ia sering mengerjakan sholat 5 waktu di saat tiba
waktunya sholat.
b. Kegiatan ibadah : sebelum masuk RS klien sering mengerjakan sholat apa saja
termasuk sholat duha dan tahajud untuk menghindar dari halusinasinya,
selama d RS klien hanya mengerjakan sholat 5 waktu.
M.K : tidak ada masalah
M.K: DPD
B. Pembicaraan
Klien sering memulai membicaraan saat bertemu, nada yg biasa tapi terkadang
kurang jelas dalam pengucapannya (seperti bergumam) terutama bila sudah lama
berbincang – bincang.
C. Aktivitas Motorik
Klien mau di ajak untuk bekerja kalau di mintak ( di suruh perawat ) kalau
tidak klien hanya duduk dan berdiam diri.
D. Alam Perasaan
Pasein mengatakan kalau dirinya sedih karena jauh dari orang tuanya. Dan
pasien juga ingin pulang berkumpul dengan keluarganya
M.K : ketidakberdayaan
E. Afek
Pasien mengalami afek tumpul, pasien hanya bereaksi bila diberi stimulus
yang kuat.
5
F. Interaksi selama Wawancara
Klien cukup kooperatif saat di wawancarai mau diajak bicara, mau menjawab
pertanyaan yang diberikan dan terbuka menceritakan yang sedang di hadapinya.
G. Persepsi
Klien mengatakan sebelum ia masuk RS klien sering mendengar suara bisikan
yang menyuruh klien untuk minum-minuman keras dan klien meminta kepada
keluarga membeli minuman keras tetapi tidak mau mengikutinya sehingga klien
marah-marah bentak-bentak sampai berkelahi dengan keluarga. Sekarang saat klien
melamun/ berdiam diri/ saat dimana orang sudah tidur dan klien belum bisa tidur
klien mendengar suara perempuan memanggil namanya menyuruh untuk pulang
dengan frekuensi 5x dalam sehari, klien mengatakan merasa senang. Saat di kaji suara
itu masih ada tetapi tidak ia hiraukan lagi karena ia telah mendapat cara menghardik
halusinasinya dengan melakukan kegiatan apa saja seperi berkebun.
H. Proses Pikir
Klien mampu bercerita dengan teratur tapi lama kelamaan bercerita suaranya
seperti begumam.
I. Isi Pikir
Saat di kaji klien tidak ada gangguan isi piker seperti obsesi, fobia,
Hipokandria, Deporsonalisasi, ide yang terkait, pikiran magis dan waham.
J. Tingkatan Kesadaran
Klien mengatakan ia tahu bahwa ia d RSJ dan ia mengenal waktu kapn iaharus
makan, minum obat, mandi dan sholat.
K. Memori
Saat di kaji klien mampu mengingat masa lalunya dan pasien masih ingat
dengan apa yang barusan ia kerjakan.
6
M.K: tidak ada masalah
M. Kemampuan Penilaian
Pasien dapat menilai secara mudah, dan pasien dapat mengatakan seperti
makan dulu baru mandi langsung sholat Dzuhur.
2. Mandi
Klien mengatakan ia mandi 3x sehari menggunakan sabun, odol dan gosok
gigi, sabun sebagai pengganti shampo.
4. Berpakaian
Klien bisa menggunakan pakaian sendiri, berpakaian dengan sesuai (Baju dan
Celana) tetapi klien nampak tidak rapi.
M.K : DPD
7
M.K : Tidak ada masalah
6. Penggunaan Obat
Pasien mengatakan kalau dirinya selalu minum obat pagi, siang dan sore
dengan pengawasan perawat, klien minum obat sebelum makan dan klien tidak tahu
berapa dosis yg di berikan dan tidak tahu manfaat obat yang ia minum.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pesien mengatakan kalau ia sakit selalu berobat ke Puskesmas
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika ia ada masalah ia berusaha untuk menyelesaikannya
tetapi kalau tidak ia bisa marah-marah dan merusak barang.
X. Pengetahuan
Pasien mengatakan kurang pengetahuan mengenai penyakit yang ia derita dan apa
yang menggangunan jiwanya.
8
M.K : Kurang pengetahuan
a. Alprazolam 2x0.5 mg
b. Hallopridol (Haldol) 3x1,5 mg
c. TP 3x2 mg
Perubahan Persepsi
Difisit perawatan diri
Sensori : Halusinasi Pendengaran
Analisa Data
9
1 DS : dahulu sering mendengar suara bisikan yang menyuruh Halusinasi
klien untuk minum-minuman keras. Pendengaran
10
- kulit kering
XIV. INTERVENSI
- Masukan dalam
kegiatan terjadwal
SP II pasien
- Evalusi
SP I
- Kesukaan dalam
kegiatan harinya
11
SP III pasien
- Evaluasi SP I dan
SP II
- Bantu pasien
mengontrol
Halusinasi dengan
cara melakukan
aktivitas terjadwal
- Masukan dalam
jadwal harian
SP IV pasien
- Bantu pasien
mengontrol
Halusinasi dengan
cara menggunakan
obat secara teratur
- Masukan dalam
jadwal harian
SP 1 Keluarga
halusinasi :
-Mendiskusikan
masalah yang
dirasakan keluarga
dalam merawat
pasien.
-Menjelaskan
pengertian, tanda dan
gejala halusinasi dan
jennis halusinasi serta
proses terjadinya.
-Menjelaskan cara-
cara merawat pasien
dengan halusianasi.
12
SP 2 Keluarga
halusinasi :
-Melatih keluarga
mempraktekkan cara
merawat pasien
dengan halusianasi..
-Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada pasien
halusinasi.
SP 3 Keluarga
halusinasi :
-Membantu keluarga
membuat jadwal
aktivitas di rumah
termasuk minum obat
(discharge planning).
-Menjelaskan Follow
Up pasien setelah
pulang.
SP.I pasien
2 Setelah 3X pertemuan
klien mampu 1. Mengidentifikasi
Dx : Harga Diri Klien mampu menyebutkan aspek kemampuan dan
Rendah mengidentifikasi positif kemampuan aspek positif yang
aspek positif, yang dimiliki, aspek dimiliki klien.
menilai, keluaraga, aspek 2. Membantu klien
merencanakan lingkungan. menilai
kegiatan,
kemampuannya
melaksanakan klien
yang masih dapat
kegiatan sesuai
klien menyebutkan digunakan.
kemampuan yang
kemampuan yang 3. Membantu klien
dimiliki dan
dapat dilaksanakan, memilih kegiatan
memanfaatkan
klien membuat yang akan dilatih
system pendukung
rencana kegiatan sesuai
yang ada.
harian. kemampuannya.
4. Melatih klien
13
Klien melaksanakan sesuai kemampuan
sesuai jadwalyang di yang dipilih.
buat. 5. Memberikan pujian
yang wajar
Klien memanfaatkan terhadap
system pendukung keberhasilan klien.
yang ada di keluarga. 6.Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian
SP.II pasien
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Melatih
kemampuan kedua.
3.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
3.
SP.I pasien
1. Mengidentifikasi
Setelah 3x pertemuan penyebab isolasi
Dx : isolasi social pasien mampu sosial.
menyebutkan 2. Berdiskusi dengan
Klien mampu
penyebab menarik diri pasien tentang
berinteraksi dengan
dari diri sendiri, orang keuntungan
oranglain. Membina
lain, dan lingkunagan. berinteraksi dengan
hubungan saling
percaya, Mampu menyebutkan orang lain.
menyebutkan keuntungan hubungan 3. Berdiskusi dengan
penyebab, social. pasien tentang
keuntungan dan kerugian tidak
kerugian Mampu melaksanakan berinteraksi dengan
berhubungan social, hubungan social. orang lain.
melaksanakan 4. Mengajarkan
Mampu menjelaskan
hubungan social, pasien cara
perasaan setelah
menjelaskan persaan berhubungan social berkenalan dengan
setelah berhubungan dengan orang lain satu orang.
sosaial, 5.Menganjurkan
ataupun kelompok.
mendapatkan pasien memasukkan
14
dukungan dari Keluarga mampu kegiatan latihan
keluarga dan menjelaskan tentang berbincang-bincang
memanfaatkan obat pengertian menarik dengan orang lain
dengan baik. diri, tanda dan gelaja, dalam jadwal kegiatan
penyebab akibat, cara harian.
merawat pasien
manarik diri. SP.II pasien
SP.III pasien
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Memberikan
kesempatan pada
pasien berkenalan
dengan dua orang
atau lebih.
3.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.I pasien
1. Menjelaskan
pentingnya
kebersihan diri.
2. Menjelaskan cara
15
menjaga
kebersihan diri.
3. Membantu pasien
mempraktekkan
cara menjaga
kebersihan diri.
4.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.II pasien
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Menjelaskan cara
makan yang baik.
3. Membantu pasien
mempraktekkan
cara makan yang
baik.
4.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.III pasien
16
perawan secara perawatandiri. 1. Mengevaluasi
mandiri. jadwal kegiatan
Mendapatkan harian pasien.
dukungan keluarga 2. Menjelaskan cara
untukmeningkatkan berdandan.
perawatandiri. 3. Membantu pasien
mempraktekkan
cara berdandan.
4.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.I pasien
1.Mengidentifikas
i penyebab PK.
1. Mengidentifikasi
tanda dan gejala
PK.
2. Mengidentifikasi
PK yang dilakukan.
3. Mengidentifikasi
akibat PK.
4. Menyebutkan cara
mengontrol PK.
5. Membantu pasien
mempraktekan cara
mengontrol fisik I.
7.Menganjurkan
pasien memasukkan
cara mengontrol I
dalam kegiatan
harian.
SP.II pasien
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Melatih pasien
mengontrol PK
dengan cara fisik
ke II.
17
3.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.III pasien
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Melatih pasien
mengontrol PK
dengan cara verbal.
3.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.IVpasien
1.Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2.Melatih pasien
mengontrol PK
dengan cara spiritual.
3.Menganjurkan
pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan
harian.
SP.Vpasien
1. Mengevaluasi
jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Melatih pasien
mengontrol PK
dengan cara patuh
minum obat.
3. Menganjurkan
pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
18
harian.
No. RM : 04 36 32
SP ke- : 1 (satu)
Pertemuan ke : 1 (satu)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : klien mengatakan ia sering mendengar suara perempuan yang memanggil dan
menyuruh pulang tetapi tidak ia hiraukan
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.
3. Tujuan keperawatan
SP 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Membantu klien mengenal halusinasi.
Menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi.
Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara pertama : menghardik
4. Tindakan keperawatan
a. Mengidentifikasi jenis hausinasi klien.
b. Mengdentifikasi isi halusinasi klien.
c. Mengidentifikasi waktu dan frekuensi halusianasi klien.
d. Menidentifikasi situasi dan respon klien terhadap halusinasi.
e. Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan cara menghardik.
f. Menganjurkan klien untuk selalu melatih cara yang telah diajarkan.
19
Assalamu’alaikum perkenalkan pak, nama saya Leo Candra. bapak dapat
memanggil saya dengan panggilan Leo, saya Mahasisiwa CO Ners Universitas
Muhammadiyah Bengkulu yang dalam 1 minggu kedepan akan merawat klien
disini.
nama bapak siapa???? Senang di panggil apa???
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan bapak saat ini???
c. Kontrak
Topik : baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya dan kita lanjutkan dengan
cara- cara mengontrol halusinasi, yang kita pelajari menghardik
halusinasi.
Waktu : berapa lama kita ngobrolnya?? Bagaimana kalau 15 menit?
Tempat : dimana kita ngobrolnya pak???? Bagaimana kalau di sini saja.
2. Fase kerja
Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?? Apa yang dikatakan suara
itu?? Apakah terus menerus terdengar atau sewaktu-waktu?? Kapan yang paling
bapak dengar suara?? Berapa kali sehari dialami?? Pada keadaan apa suara itu sering
terdengar, apakah pada waktu sendiri?? Apakah bapak juga melihat wujud-wujud???
Apa yang bapak rasakan pada saat suara itu?? Bagaimana wujudnya?? Apa yang
bapak lakukan saat mendengar suara itu?? Apakah dengan cara itu suara-suara itu
hilang?? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul??
Bapak, ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan keempat minum obat dengan
teratur. Bagaiman kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik,
caranya sebagai berikut :
Saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang. Pergi kamu, pergi..... saya tidak
mau dengar. Kamu suara palsu,,,, pergi !!!! begitu, diulang-ulang sampai suara itu tak
terdengar lagi. Sambil memejamkan mata dan menutup telinga. Coba bapak
peragakan !!! nah,,, begitu, bagus..... coba lagi ! yaaa bapak sudah bisa.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol-ngobrol tadi???
b. Evaluasi objektif
Coba bapak peragakan cara mengontrol yang telah kita pelajari tadi!!
20
Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut. Bagaimana kalau
kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya??? (perawat
memasukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi kedalam jadwal kegiatan
harian klien).
Baiklah pak, latihan kita hari ini cukup sampai disini dulu, nanti sore berjumpa lagi
dengan perawat lidya, sampai jumpa. Assalamu’alaikum.
21
Apa yang dikatakannya?? S: suara perempuan yg memanggil
dan suruh saya pulang
22
tak terdengar lagi. menghardik
No. RM : 04 36 32
23
SP ke / pertemuan ke : 2/2
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds : klien mengatakan ia sering mendengar suara-suara tetapi tidak ada wujudnya.
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.
3. Tujuan keperawatan
SP 2 : Melatih klien mengontrol halusinasi dengan ngobrol-ngobrol dengan teman.
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan teman.
c. Menganjurkan klien memasukkan ke jadwal kegiatan hariannya.
b. Evaluasi/validasi
Apakah sudah dipakai cara yang telah di latih saya tadi? Coba bapak peragakan
ulang cara yang bapak pelajari tadi!!
c. Kontrak
Topik : bapak, sesuai dengan janji dengan saya tadi, sore ini kita akan belajar
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan teman.
Waktu : berapa lama kita ngobrolnya pak??
Tempat : disini saja ya, sesuai dengan kesepakatan dengan saya tadi.
2. Fase kerja
Cara kedua untuk mengontrol halusinasi ialah dengan bercakap-cakap dengan
teman/orang lain. Jadi, kalau suara-suara itu sedang datang, langsung saja bapak cari
teman untuk menemani bapak ngobrol-ngobrol. Ngobrolnya bebas bisa tentang apa
saja, misal : tentang hobi, keluarga, sekolah, dan lain-lain.
Saya akan memperagakannya : begini ; tolong, saya mulai dengar suara-suara, ayo
ngobrol dengan saya !!! sekarang coba bapak lakukan seperti yang saya lakukan tadi
!! ya bagus, latih terus pak.
24
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol-ngobrol tadi??
b. Evaluasi objektif
Coba bapak peragakan kembali apa yang saya ajarkan tadi!!!
Bapak, ngobrolnya kita cukup dulu sampai disini ya, besok bapak akan berjumpa
dengan lilis dengan mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal.
Assalamu’alaikum
25
berapa lama kita ngobrolnaya pak?
26
tempat yang enaknya dimana O : klien tampak bersemangat
bapak?? Kalau di taman
bagaimana?? S : ya pak jam 10. Terserah
dengan ibu berapa menit
bapak, ngobrolnya kita cukup dulu
sampai disini ya, besok akan
berjumpa lagi dengan lilis cara
mengontrol halusianasi dengan
melakukan aktivitas terjadwal. S : cukup di runagan ini saja.
Assalamu’alaikum
S : ya pak, wa’alaikumsalam
A:
P:
Melanjutkan mengontrol
halusianasi dengan melakukan
aktivitas terjadwal.
No. RM : 04 36 32
Ruangan : Murai C
Umur : 37 tahun
SP ke- : 3 (tiga)
Pertemuan ke : 3 (tiga)
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
Ds :
27
klien mengatakan sesekali ia mendengar suara-suara yang tidak ada
wujudnya.
Do :
2. Diagnosa keperawatan
Gangguan sensori persepsi : halusinasi pendengaran.
3. Tujuan keperawatan
SP 3 :
4. Tindakan keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
b. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas yang telah
terjadwal.
c. Menganjurkan klien memasukkan ke jadwal kegiatan hariannya.
b. Evaluasi/validasi
Apakah sudah dipakai cara yang telah leo dan lidya latih kemaren? Coba bapak
peragakan ulang cara yang pelajari kemaren!!
c. Kontrak
Topik : bapak, sesuai janji dengan lidya kemaren, hari ini kita akan belajar
mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas yang terjadwal.
Waktu : berapa lama kita ngobrolnya pak??
Tempat : di ruangan sesuai dengan kesepakatan bapak dengan lidya kemaren.
2. Fase kerja
Apa yang bisa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus
ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya.
Mari kita latih dua kegiatan hari ini, yaitu menyapu dan mengepel lantai. Ayo bapak
lakukan kegiatan tersebut!!. Bagus sekali bapak bisa melakukannya dengan benar.
28
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan
yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam bapak ada kegiatan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita ngobrol-ngobrol tadi??
b. Evaluasi objektif
Coba bapak peragakan kembali apa yang saya ajarkan tadi!!!
bapak, ngobrolnya kita cukup dulu sampai disini ya, nanti bapak akan berjumpa lagi
dengan saya cara mengontrol halusianasi dengan menggunakan obat secara teratur.
Assalamu’alaikum
S : sudah pak.
Apakah sudah dipakai cara yang
telah leo,lidya, latih kemaren?
29
S : ya pak, saya masih ingat.
Apa yang saja bisa bapak lakukan di S : sholat, mandi, minum obat,
RS ini? makan, menyapu lantai, ngepel,
Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam istirahat, makan siang, sholat,
berikutnya?? mandi sore, makan sore pak.
30
Bagaimana perasaan bapak setelah S : senang bu
kita berlatih menyapu dan mengepel
tadi?? O : klien tersenyum
S; ya pak
31
menggunukan obat secara teratur. A : Tujuan SP-3 tercapai
Assalamu’alaikum (melakukan aktivitas terjadwal).
P : Melanjutkan mengontrol
halusianasi dengan
menggunakan obat secara
teratur.
32