Anda di halaman 1dari 58

· Pembenihan

Ska I a Rum ah Tangga


Kerapu, lkan Karang
yang Potensial

Persyaratan Lokasi
Pernb enihan
Mengulturkan Sendiri
Pakan Alami
Teknik Perbanyakan
Larva Kerapu

Penyakit dan
Penanggulangannya
Analisis Usaha

Ir. Slamet Subyakto, M.Si • Sri Cahyaningsih, B.Sc



l'f\101 '\Jll,\', -.J RAf'L' �I<, ",l.'\ RIJ\1 \H T \/\(;(; ..)..LRll.!'l <;)..f\l, Rl,.\!,\H TAt\GG.11.
P[\l!l�'dHAI\

• •
;;J· �· .

MENGENAL KERAPU

A. Taksonomi dan Morfologi

istematika kerapu bebek menurut Randall (1987)


sebagai berikut.
Fil um Chordata
Subfilum Vertebrata
Kelas •
• Osteichtyes
Subkelas . Actinopterigi

Ordo •.
Percomorphi

Subordo . Percoidea


Famili • Serranidae

Subfamili • Epinephelinae

Genus • Cromileptes
Spesies . Cromileptes a/live/is

Sisik dan sirip kerapu bebek berbentuk bulat. Bagian


punggungnya meninggi dan cembung. Tebal tubuh ikan
l'f\101 '\Jll,\', -.J RAf'L' �I<, ",l.'\ RIJ\1 \H T \/\(;(; ..)..LRll.!'l <;)..f\l, Rl,.\!,\H TAt\GG.11.
P[\l!l�'dHAI\

AC.OM[OIA ,usrA�A
Bat I der,gan hak mpta
l'f\101 '\Jll,\', -.J RAf'L' �I<, ",l.'\ RIJ\1 \H T \/\(;(; ..)..LRll.!'l <;)..f\l, Rl,.\!,\H TAt\GG.11.
P[\l!l�'dHAI\

,
-

"•
<
',
,-c yang habitat aslinya di sela-sela karang laut ini 2,6--3,0 inci

-c Standar lenght (SL). Ciri-ciri lainnya adalah tidak

-e mempunyai gigi taring (canine); lubang hidung besar
• berbentuk bulan sabit vertikal; warna kulit abu-abu terang
'-
� kehijauan dengan bintik-bintik hitam di seluruh kepala,
..
� badan, dan sirip. Karena bentuk moncongnya mirip kepala
bebek, kerapu ini sering disebut dengan kerapu bebek .

Sistematika kerapu macan atau kerapu h'ger menurut


Randall, (1987) sebagai berikut.
Filum · Chordata
Subfilum Vertebrata
Kelas .• Osteichtyes

Subkelas • Actinopterigi
Ordo Percomorphi

Subordo . Percoidea

Family •
• Serranidae
Genus . Epinephelus

Spesies •
• Epinephelus fuscoguttatus

Bentuk badan kerapu macan memanjang dan gepeng


(compressedJ, tetapi kadang-kadang ada juga yang agak
bulat. Mulutnya lebar serong ke atas dan bibir bawahnya
menonjol ke atas. Rahang bawah dan atas dilengkapi gigi•
gigi geratan yang berderet dua baris, ujungnya lancip, dan
kuat. Sementara itu, ujung luar bagian depan dari gigi baris
Juar adalah gigi-gigi yang besar. Sadan kerapu macan ditutupi
oleh sisik kecil yang mengilap dan bercak loreng mirip bulu
macan.

Kerapu bebek dan kerapu macan adalah jenis kerapu


yang benihnya sangat laku di pasaran. Tidak demikian
dengan kerapu lumpur dan kerapu malabar, sampai saat ini
benihnya belum diminati oleh para penangkar karena
ACIOMEOIA PU5TAiA
Bahan der,gan hak cpta
l'f\1111,IH.\, kfR,111 �k \I Kl \1\11 \\,.1, II l\1\llltl\L\,\

harganya murah. Sementara itu, pembenihan kerapu sunu.


kerapu kertang, dan napoleon masih terbatas untuk uji coba.

-,
• K.,-apu bebek.
Worno tubuhnyo
obu-obu terong
keh,;ouon dengon
bmhk-binllk h1tom
d1 kepalo,
bodon, don sirip

• Kerapu macan.
Tubuhnyo ditulupi
sisik kecil yang
meng1/op don
berbecok loreng,
m,rip bulu mocon

B, Penyebaran dan Habitat

Daerah penyebaran kerapu bebek dari Afrika Timur


hingga Pasifik Barat Daya (Randall, 1987). Sa!ah satu
indikator keberadaan kerapu bebek adaleh perairan karang.
Indonesia memiliki perairan karang yang cukup luas
sehingga potensi sumber daya dan pengembangan kerapu

AG!O\ll[)IA rLolAl-A
Bahan dengan hak cipta
l'f\1111,IH.\, kfR,111 �k \I Kl \1\11 \\,.1, II l\1\llltl\L\,\

•<
"•
/

-,
<
sangat besar. Sementara itu, daerah penyebaran kerapu
-c
macan adalah Afrika Timur, kepulauan Ryukyu (Jepang
, Selatan), Australia, Taiwan, Mikronesia, dan Polinesia.
Menurut Weber dan Beaufort, (1931), perairan di Indonesia
-,, yang populasi kerapunya cukup banyak adalah perairan
-
,
,
»
Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, dan Ambon.
Kerapu muda biasanya hid up di perairan karang pantai
-, dengan kedalaman 0,5-3 meter. Setelah menginjak
-c dewasa (buraya) berpindah ke perairan yang lebih dalam,
" yakni di kedalaman 7-40 meter. Biasanya perpindahan ini
berlangsung pada siang dan sore hari. Telur dan larva
kerapu bersifat pelagis (berada di kolom air). Sementara
itu, kerapu muda hingga dewasa bersifat demersal atau
berdiam di dasar kolam (Tampubolon dan Mutyadi, 1989).
Habitat favorit larva kerapu bebek muda adalah perairan
• Habitat faW>til pantai yang dasar pasirnya berkarang dan banyak
larva keropu ditumbuhi padang lamun (padang terumbu karang). Habi•
bebekmuda tat favorit larva kerapu macan ada\ah perairan pantai di
adalah pe1-airan
panfai yang dekat muara sungai.
dasor pa$imya Pada siang hari, larva kerapu biasanya tidak muncul ke
be,icarang don
banyak
permukaan air. Sebaliknya, pada malam hari, larva kerapu
ditumbuhi banyak muncul ke permukaan air. Hal ini sesuai dengan sifat
podang lamun kerapu sebagai organisme noctumal, yakni pada siang hari
(padang rerumbu
karang}, \ebih banyak bersembunyi di liang-liang karang dan pada
malam hari aktif bergerak di kolom air unluk mencari
makanan.

C. Reproduksi

Kerapu bersifat hermaprod.it protogini, yakni pada tahap


perkembangan mencapai dewasa (matang gonad) berjenis
kelamin betina kemudian berubah menjadi jantan setelah
tumbuh besar atau ketika umurnya bertambah tua.
Menentukan jenis kelamin kerapu jantan dan betina dapat
ACIO\lfOIA rLSlA�•
Bahan der,gan hak mpta
l'!-\\I; '\Ill\'\ )..! � \l'l �f.. \I I �l \I Ill \'\(,l, I

dengan dua cara, yakni menggunakan selang mikro


/
-
(kanulasi) yang mampu mengisap telur atau sperma dan , -
menggunakan metode pengurutan. Kerapu betina akan
",
mengeluarkan telur jika diurut, sementara kerapu jantan akan
mengetuarkan sperma.
--'
Fenomena perubahan jenis kelamin pada kerapu sangat
erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur, indeks / -
kelamin, dan ukuran (Smith, 1982). Bobot kerapu bebek betina
berdasarkan pengamatan di lapangan 1,3-2,4 kg dan bobot
T
-
-
kerapu bebek jantan 2,5--3,0 kg ke atas. Sementara itu, bobot '
kerapu macan betina 3,0---4,5 kg dan bobot kerapu macan
jantan 5,0----6,0 kg ke atas atau ketika kerapu macan jantan
sudah mampu menghasilkan sperma untuk membuahi telur
ikan betina. Di habitat aslinya, kerapu melakukan pemijahan
pada malam hari, yakni antara pukul 8 malam hingga pukul
3 pagi. Biasanya, kerapu jantan akan berenang berputar-putar
mengikuli kerapu betina. Setelah kerapu betina
mengeluarkan telumya, kerapu jantan akan mengeluarkan
spermanya, kemudian telur akan dibuahi oleh sperma
tersebut.

• lnduk keropu
bebek. Bersifot
hermoprod,1
protog,n,,
beruboh menjad1
;onion ketika
umurnya
bertombah rua

AC•o,irDIA r�<IAKA
Bahan dengan hak c1pta
'
"'

/

-<
< D. Perkembangan Larva
-'
,•'
< Ciri-ciri telur yang telah dibuahi adalah transparan,
melayang di air atau mengapung di pemukaan air,
- berdiameter SS0-----950 mikron, dan mempunyai gelembung
'
--
/
-
minyak yang bcrdiameter 170-220 mikron dan terletak di
bagian belakang (posterior) sehingga posisi embrio larvanya

' rnenungging. Telur yang dibuahi tersebut akan mengalami


-<
"
- perkembangan lebih lanjut rnenjadt embrio dan menetas
menjadi larva sekitar 19 jam setelah dibuahi. Sementara itu,
wama telur yang tidak dibuahi segera berubah menjadi keruh
atau putih dan mengendap di dasar bak.

• Perlcembanzan
telur i an
lcempu bebelc. (I}
Stad,a pembelahan I 2 3
2 sel; (2} Stadia
pembelahan 48-96
sel, (3} Stadia awal
marulla ; {4} s,adia
awal blastula; /5)
Stadia perlen7'ahan 4 5
blas/u a, /6)
Pembentukan
embrio, (7)

••...
Blaslpare; (8) Saal
sebelum mentas; /9)
Larva baru menetas
7 8

Berdasarkan pengamatan mikroskopis, telur kerapu


berbentuk bulat tanpa kerutan, cenderung bergerombol pada
kondisi tanpa aerasi, dan kuning telumya tersebar merata.
Perkembangan embrio telur sejak pembuahan sampai
penetasan membutuhkan waktu sekitar 19 jam. Pembelahan
sel pertama kali terjadi sekitar 40 menit setelah pembuahan
dan pembelahan sci berikutnya berlangsung setiap 15--30

Bahan de igan hak cipta


'I \l!ll ,Ill\' Id fl \T'L �1-. \l ,\ Ill \l.\ll ! 1,1,1,

,
-
menit hingga mencapai tahap multisel selama 2 jam 25 menit ,
-,,
sejak penetasan. Setelah tahap multisel, tahapan berikutnya -
adalah fase blastula, gastrula, neurula, dan embrio.
Gerakan pertama embrio terjadi kira-kira 16 jam setelah
pembuahan. Selanjutnya, tiga jam setelah gerakan pertama
,
embrio, telur menetas menjadi larva. Penetasan telur menjadi -
larva ini tetjadi pada suhu 20--29"C. Total panjang tubuh
larva yang baru menetas 1,69-1,79 mm. Pada tahap ini, mate
larva belum berpigrnen dan mulut serta anusnya belum
terbuka. Perkembangan selanjutnya adalah tubuh larva
semakin memanjang dan kantung telur serta gelembung
minyaknya semakin kecil. Pembentukan sirip punggung
mulai tetjadi pad a hari pertama Pada hari kedua, sirip dada
mulai terbentuk dan jaringan ususnya telah berkembang
sampai ke anus. Selanjutnya, pada hari ketiga mulai tetjadi
pigmentasi saluran pencernaan bagian atas dan mulutnya
mulai membuka dengan ukuran sekrtar 75 mikron.
Panjang tubuh total larva kerapu bebek hampir sama
dengan jenis kerapu lainnya, yakni 1,287-1,393 mm {Kohno
et. al, 1990). Ketika larva berumur satu hari (01), saluran
pencernaannya sudah mulai terlihat, tetapi mulut dan
anusnya masih tertutup. dan ca!on malanya yang transparan
sudah terbentuk. Larva berumur dua hari (02) bersifat
planktonis, bergerak mengikuti arus, sistem penglihatannya
belum berfungsi, dan masih memiliki kuning telur (yolksac).
Pigmen melanofor bcrupa bintik hitam mulai terbentuk • Pembentvkan
s1•n•p punggung
pad a larva berumur tiga hari {03) dan terkonsentrasi di sekitar muloi te,jodi
!ambung. Melanofor mulai menyebar ke bagian ventral patla hori
lambung dan pangkal ekor ketika larva berumur enam hari perlomo. Potla
hori keduo, sirip
(06). Ketika larva berumur tujuh hari (07) pigmentasi yang dado muloi
tetjadi lebih banyak, diawali dari bagian pangkal ekor. Calon terbentvk don
1•an•ngan
duri sirip dada terlihat pada umur sembilan hari {D9) dan ususnya telah
sirip punggung pada umur sepuluh hari (010) dengan ii erlcembong
sampai Ice anus.
paniang total badan rata-rata 4,30 mm. Perkembangan bintik

AGIOM[Dl_;I fLS!A�A
'I \l!ll ,Ill\' Id fl \T'L �1-. \l ,\ Ill \l.\ll ! 1,1,1,

1:1ahan der,gan hak cjpta


l'F\trlr\lH \ \ !sf R,\l'l '>f..Al ,\ Rl \\ \H \ \i .t , .\

,
-
,<
"/
<
-, hitam yang semakin menebal di bagian lambung
menandakan ikan cukup sehat. Sebaliknya, jika wama bintik
,
- hitam semakin memudar, ikan tidak mau makan dan
akhimya mati. Duri pada sirip punggung tampak semakin
" panjang pada ikan berumur 11 hari (011) (Slamet dkk., 1996) .
0 ... 200\


/

-c

• A • 8

c D



G
• Pfmcembangan
meromorphosis lorvo
lcuopu bebek. A. 0
·---.
hari, B. 4 hon, C 10
hori, D 19 hon, E. 28
hon, F. 37 hon hon, don
G 45 hori

ACJO��DIA PUS!A�A
Bahan dengan hak ctpta
J'F.\IBE:,.,.11\,\N I..FR,\PL <,l,,Al .. Rl\11\.H r .. '\C.GI\

Pertambahan panjang spina (duri panjang calon sirip)


yang bentuknya menyerupai layang-layang terus >
-•"
berlangsung hingga larva berumur 20-21 hari dengan • "
panjang total larva rata-rata 6,15 mm. Spina ini selanjutnya
mereduksi menjadi sirip keras pertama pada sirip punggung
>--•
•>
>
dan sirip dada. Reduksi spina mulai terlihat ketika larva
berumur 22-25 hari hingga berumur 30 hari. Selain proses
"-
hilangnya spina, juga terjadi pigmentasi pada bagian tubuh "•'

>
ikan, berupa munculnya bintik-bintik hitam yang merata. "••
Bintik-bintik hitam ini mulai terlihat ketika larva berumur
25-28 hari. Jumlah bintik-bintik hi tam semakin banyak dan
merata di seluruh tubuh hingga benih berumu,45 hari. Ketika
berumur 40 hari, panjang total benih 1,S-2,5 cm.
J'F.\IBE:,.,.11\,\N I..FR,\PL <,l,,Al .. Rl\11\.H r .. '\C.GI\
,
<

"<"
<

"-c
•c,

Dua

PERSYARATAN LOKASI DAN


SARANA PEMBENIHAN

A. Persyaratan Teknis
dan Sosial Ekonomi

aktor teknis adalah segala persyaratan yang harus


dipenuhi dalam kegiatan pembenihan kerapu
yang berhubungan langsung dengan aspek teknis
dalam memproduksi benih. Beberapa aspek teknis yang
penting dan harus dipenuhi sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) sebagai berikut.
l. Letak unit pembenihan di tepi pantai untuk memu•
dahkan perolehan sumber air taut. Pantai tidak terlalu
landai dengan kondisi dasar laut yang tidak berlumpur
dan mudah dijangkau agar transportasi lancer.
2. Salinitas air laut 2S--35 ppt dan kondisinya harus bersih
dan tidak tercemar.
3. Sumber air lautdapat dipompa minim.um 20jam per hari.
4. Sumber air tawar tersedia dengan salinitas maksimum 5
ppt.

AGIOMEDIA ruSTA{A
Bahan der,gan hak mpta


rEM8E,1H�, t,.tR-\PL �I,. \I \ RL ...l,\!I TA,l,(,,\

•-e
-c

0

,<
2
<


'
G 5
I
••
< I 2

0

•e-< �

<
u
2
w
8
a 9 3
� 4
e
-
"
G �

Keterangan:
1. Bak larva di daJam ruangan (indoo!), enam buah (4 x 2,5
x 1,25 m).
2. Ruang panen.
3. Bak Chlorellasp. di luar ruangan (outdoo!), empat buah
(5x2xl,25m).
4. Bak rotifera di luar ruangan (outdoo!), empat buah (4 x 2
x 1,25 m).
5. Kantor dan ruang pakan atau obat-obatan
6. Gan.set.
7. Pompa air laut 2 dim.
8. Filter gravitasi 8 ml.
9. Bak penampungan air (n5ervoi!) air laut 20 ml.
10. Menara (tower) air laut 2 m3.
11. Menara(towe,1airtawar2m1 •

b. Sarana Pembenihan
Sarana pembenihan untuk skala rumah tangga tidak
selengkap sarana pembenihan untuk skala lengkap (besar).
Agar seluruh kegiatan tersebut terlaksana diperlukan
sejumlah bak pemeliharaan larva, bak kultur pakan alami,
bak filter, dan bak penampungan air (reseivoi!).
ACIOMEOIA PUSTA(A
Bahan der,gan hak mpta
























'l\llll,111·, 1,,1 ... IL �t,,11 \ RL\l\!I T\,l,l \

• T

pemeliharaan. Kepadatan ikan yang ditebar 200-300 ekor


.,
per buah untuk tudung saji berdiameter 30 cm. •

- - ,
,
,•
,
/
.
"•
T

,

4 • Hosil grading
benih ,kon
kerapu mocon.
Ditampvng d,
do/am rudvng sa11
dengan
kepadalan tebor
200-300 ekar

D.Tahap Panen

Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar ikan tidak


stres. Sehari sebelum pemanenan, ikan dipuasakan terlebih
dahulu untuk mengurangi kotoran (feces) dan mencegah
muntah dalam kantung plastik pada saat transportasi.
Tahapan dalam panen sebagai berikut.
Air di dalam bak dikurangi sampai setinggi 40 cm.
Ikan dipanen dengan krikit.
lkan diseser dan dimasukkan ke dalam ember yang
aerasinya telah disiapkan.
Ikan-ikan yang berukuran sama dikumpulkan dan
dihitung dalam satu wadah, misalnya baskom plastik
dengan air mengalir. Ikan yang cacat dipisahkan dan
tidak dipilih untuk dijual.
'l\llll,111·, 1,,1 ... IL �t,,11 \ RL\l\!I T\,l,l \


lkan yang telah dipilih kemudian dikemas (packaging}
di dalam kantung plastik berukuran 40 x 30 x 0,7 cm

�GIO�!Dl.,\ fLST�l�
t:lahan deigan hak mpta
'l\llll,111·, 1,,1 ... IL �t,,11 \ RL\l\!I T\,l,l \



IT\lfll;\,IHA' t,.�K,\PL �/,,AL·\ KL\lo\H lo\\GGA


IT\lfll;\,IHA' t,.�K,\PL �/,,AL·\ KL\lo\H lo\\GGA

r
;

s:
-

dekat anus. Sambil menyuntik, lakukan pengurutan perut
secara perlahan-lahan sampai gelembung udaranya keluar
dan perut ikan kempes. Luka bekas jarum suntik segera
diolesi obat merah atau bahan antiseptik lainnya. Sementara
itu, jika kerapu terserang penyakit pop-eye, upaya
,
penyembuhan yang bisa dilakukan adalah memisahkan -
,
ikan yang sakit dengan yang sehat (karantina) sambil /

memperbaiki kualitas air.


IT\lfll;\,IHA' t,.�K,\PL �/,,AL·\ KL\lo\H lo\\GGA

AClOM[Dl_A PIISTAKA
Bahan der,gan hak cipta


IT\lfll;\,IHA' t,.�K,\PL �/,,AL·\ KL\lo\H lo\\GGA




B. Pemasaran

Pemasaran merupakan rantai terakhir usaha pembenih•
an kerapu sehingga aspek ini dianggap penting. Sebelum
melakukan usaha pembenihan kerapu terlebih dahulu harus
diketahui jenis kerapu yang sedang diminati konsumen,
termasuk informasi harganya. Kisaran harga benih kerapu
cukup fluktuatif. Tahun 2002, harga di tingkat produsen di
Jawa Timur (Situbondo), Bali (Condo!), dan Lampung untuk
kerapu bebek RpB00-2.000/cm dan untuk kerapu macan
RpS00--1.000/ cm.
Sejauh ini pemasaran benih kerapu tikus dan kerapu
macan untuk segala ukuran (3-10 cm) tidak terlampau sulil
karena usaha pembesaran kerapu, baik di keramba jaring • s,,,h.im
apung (KJA), bak lerkontrol, maupun di tambak. sudah 11111:l:vkon
banyak dilakukan. Daerah pemasaran kerapu di Indonesia . . . ...
p :n.ll 1rtilNN1
antara lainSumalera Baral, Kepulauan Riau (Batam),Sumalera .. +.,., Nrl1hih
Utara, Kepulauan Bangka dan Belitung, Surnalera Selalan,
Lampung, Jawa Baral, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, ""'"""""""
•••alzui;.,.;.
ka,,...., yang
Kalimantan Selatan, Kalimantan Baral, Kalimantan Timur, FE rf1 i
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, 4ouaina11
le:a,uusn1n,
Sulawesi Utara, NTB, NIT, dan lrian Jaya. Sementara itu, rfM
daerah pemasaran kerapu di luar negeri antara lain Malay• .'
IL Iii '
lh%iiiil?Fi
h 171)1,
.
sia (kerapu macan), Singapura (kerapu macan), Taiwan
(kerapu macan), dan Cina (kerapu macan).
Saal ini, pemerintah telah mengeluarkan ketetapan
tentang pelarangan ekspor benih kerapu bebek, tetapi ekspor
kerapu jenis lainnya masih diizinkan. Hal ini bukan berarti
daerah pemasaran benih kerapu bebek lebih sempit. Tujuan
pelarangan ekspor tersebut untuk meningkatkan nilai devisa
negara dan meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir
melalui ekspor kerapu bebek ukuran konsumsi.
AC�OMEDtA JPJ,1-it�,fhakcrpta





rl\1llF\'lHA, ldRAl'l �K,\1.1\ Rl\1.\H T.\\'GCf\

TENTANG PENULIS


-•

c
z
ilahirkan di Banjamegara, ..,. ,
>

Jawa Tengah pada • • "


>
tanggal 22 Mei 1961.
Pendidikan Sekolah Dasar
",
diselesaikannya tahun 1973 dari
SON I Klampok. Tiga tahun
kemudian tamat dari SMPN I ' ,.,,
;_: '
Il\

Purworejo Klampok. Pendidikan


Sekolah Menengah A tas
diselesaikannya pada tahun 1980
.....-.,.�
-. . . : ; /,

dari SMAN I Purwokerto. Tahun 1984 menamatkan


pendidi.kan 51 dari FakuJtas Perikanan IPB. Pria yang menjadi
anggota Riset Unggulan Terpadu (Rusnas) kerapu di BPPT
ini berkesempatan memperdalam ilmunya di Program
Pascasarjana (52) IPB, Program Studi Ilmu Perairan
(Akuakultur) yang diselesaikannya pada tahun 2000.

Ir. Slamet subvakto, M.Si


Saat ini, ia menjabat sebagai Kepala Seksi Pelayanan
Teknik di Balai Budi Daya Air Payau, Situbondo. Selain itu,
juga menjadi konsuJtan pembenihan ikan laut dan payau. Di
sela-sela kesibukannya itu, ia berkesempatan mengikuti
berbagai pelatihan, di an ta ranya Training Course on Manne
Shrimp Reproduction and L,rvalRearing di Jamandre Hatch•
ery, Ilo-ilo, Filipina clan di Oceanic Institute, Hawaii. Pelatihan
Jain yang juga diikutinya adalah Intemational Training
Course on Fish Nutrition, di SEAFDEC, llo-ilo, Filipina.
AC:JOIIEDIA PUSIAlA
Ballan der,gan hak Cljl!a


Kiat Mengatasi Permasalahan Prakti

Pembeniha

Ska I a Rum ah Tangga


Kerapu merupakan komoditas perdagangan yang harganya
mahal dan permintaannya tinggi. Namun, sebagian besar
produksi ikan kerapu dari Indonesia ada!ah hasil tangkapan
alam. Seiring dengan kebutuhan pasar. saat ini usaha budi
daya ikan kerapu di Indonesia tumbuh semakm pesat. Namun,
pasokan benihnya masih terbatas. Faktor yang sering menjadi
kendala dalam usaha pembenihan adalah modal kerja
sehingga perlu dmpayekan jalan keluarnya agar pembenihan
kerapu dapat dikerjakan oleh berbagai lapisan masyarakat.
A!ternatif sistem pengelolaan yang murah dan mudah adalah
pernbenihan (hatchery) kerapu skala rumah tangga (HSRT).
Sistem HSRT mempunyai beberapa kelebihan, antara lain
ndak memerlukan induk dan laboratorium pakan a!ami, bibit
pakan alami diperoleh dari pembenihan skala besar, jumlah
tenaga kerja sedikit, pemakaian listrik hemat, dan pompa air
laut tidak terlalu besar sehingga investasi dan modal kerjanya
juga tidak besar. Buku ini membeberkan usaha pembemhen
kerapu skala rumah tangga secara ptaktis dan sistematis
sehingga mudah dipahami. Di dalamnya antara lain diulas
mengenai persyaratan lokasi, fasilitas dan peralatan pem•
benihan, teknlk kultur pakan alami, penanggulangan penyakit,
dan analisis usaha.

ISBN 979-3064-97-9
11111111111111111111111111
9 789793 084978 >

Bahan dar,gan hak cipta

Anda mungkin juga menyukai