BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR “PEMANFAATAN KERTAS BEKAS GUNA MENGATASI KELANGKAAN KERTAS”
A. LATAR BELAKANG
Saat ini kondisi yang dirasakan sebagian orang, mengurus pelayanan publik
ibaratnya memasuki hutan belantara yang penuh dengan ketidakpastian. Waktu dan
biaya tidak pernah jelas bagi para pengguna pelayanan. Sebagai konsekuaensi
logisnya, dewasa ini kinerja pemerintah sebagai pelayan publik banyak menjadi
sorotan, terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan.
Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang
dilakukan oleh instansi pemerintah. Kondisi ideal yang diharapkan tentunya
sebaliknya masyarakat memerlukan pelayanan publik yang faster, newer, cheper, more
than, yang kesemuanya mencerminkan service excelent. Dengan demikian
permasalahan pelayanan publik cukup kompleks. Upaya memperbaiki birokrasi
sebagai pelayan publik (public service), memerlukan waktu yang panjang dan diikuti
dengan kemauan aparat untuk merubah sikap dan orientasi perilakunya ke arah
yang lebih mementingkan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
PKP2A II LAN selaku aparat birokrasi dalam bidang pelatihan bagi aparatur
negeri sipil /ASN mencoba melakukan upaya perbaikan terus menerus. Salah satu
kegiatan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan Diklat Revolusi Mental guna
membangun budaya kerja pelayanan diunit organisasi, untuk itulah Balai Diklat
Keagamaan Makassar sebagai UPT Kediklatan ikut berpartisipasi mensukseskan
Gerakan Nasional Revolusi Mental dengan menugaskan Aparatnya untuk mengikuti
Diklat Revolusi Mental yang dilaksanakan oleh PKP2A II LAN Makassar.
Adapun Rancangan Revolusi Kerja (RRK) yang lahir dari penulis setelah
mengikuti Diklat Revmen bagi Staff Angkatan II yaitu Pemanfaatan Kertas Bekas
guna mengatasi kelangkaan Kertas yang selanjutnya di singkat oleh penulis dengan
akronim “PKB GUS LANGKE”. RRK tersebut berangkat dari sebuah kegelisahan
dimana kerap sekali terjadi kelangkaan kertas pada saat pembuatan laporan
kediklatan yang dimana Balai Diklat Keagamaan merupakan organisasi kediklatan
yang volume penggunanaan kertas sangat tinggi. Analisa dari penulis kelangkaan
kertas terjadi karena beberapa hal :
Ket Gambar :
Bio Data Peserta yang telah di koreksi menggunakan kertas Baru sedangkan Biodata
peserta yang telah dikoreksi akan di cetak lagi untuk masuk dalam laporan
Ket Gambar :
Catatan konsep masih menggunakan kertas baru
C. TAHAPAN KEGIATAN
Adapun Tahapan Kegiatan pada RRK yang telah penulis susun maka penulis
mengurai dalam 7 Tahap dan di sertai dengan dokumen pendukung :
1. Melakukan Audiens dengan Pimpinan
Penulis berperan sebagai inisiator melakukan audiens dengan Kepala Balai
Diklat Keagamaan Makassar (Hj. Musyarrafah Amin, S.Sos., M.Si) dan
mendapatkan respon positif diantaranya beliau menginginkan RRK ini menjadi
program institusi sehingga sasarannya lebih luas lagi bukan hanya pada seksi
Diklat Tenaga Administrasi hal ini di buktikan dengan surat dukungan dari
pimpinan.
Ket Gambar :
Audiens dengan Kepala Balai Diklat Keagamaan Makassar (Hj. Musyarrafah Amin)
pada tanggal 8 Juni 2017 bertempat di ruang kerja pimpinan
Ket Gambar :
Sosialisasi PKB GUS LANGKE disela-sela Rapat persiapan Diklat Penyuluh Non PNS,
Rapat tersebut dipimpin oleh Kepala Seksi Diklat Teknis Pendidikan (Drs.Ilham, M.Si.)
dan Kasubbag TU (Juhrah, Sos.,M.A.P.)
Ket Gambar :
Tim yang akan menjemput Kertas Bekas pada seksi Diklat Tenaga Administrasi,
penulis akan bekerjasama dengan saudara HARIS
4. Membuat Tempat Penyimpanan Kertas Bekas (KB) / BANK Kertas Bekas (KB)
Tahap ini merupakan gabungan dari Tahap membuat tabungan KB dan BANK
KB Pada tahap ini penulis bertindak sebagai insiator dan pelaksana dalam
pembuatan tempat penyimpanan kertas bekas. Adapun bahan yang digunakan
sebagai tempat penyimpanan KB, sebagai berikut :
a. Tempat penyimpanan sementara sebelum di masukkan kedalam BANK KB
di buat dari bekas dos kertas yang diberi label “Tabungan KB”
b. Sedangkan untuk penyimpanan kertas bekas kami memanfaatkan
filingcabinet yang sudah tidak terpakai yang di beri label “BANK KB”.
Ket Gambar :
Penyimpanan KB sementara dengan memanfaatkan Bekas Dos Kertas
Ket Gambar :
Tempat Penyimpanan dengan memanfaatkan fillingcabinet yang tidak
terpakai
Ket Gambar :
Proses pembuatan label, penulis memanfaatkan kertas bekas pada pembuatan
label
Ket Gambar :
Proses pelabelan tempat penyimpanan KB sementara dengan label “Tabungan KB”
Tempat penitipan sementara yang telah selesai akan di simpan diarea meja kerja
masing-masing pegawai dan apabila telah melewati batas ambang tabungan
maka selebihnya akan di simpan di tempat penyimpanan Kertas Bekas atau yang
kami sebut dengan BANK KB.
Ket Gambar :
Proses pelabelan tempat penyimpanan kertas bekas dengan label “BANK KB”
dan “MARI MENABUNG!!!”
Ket Gambar :
Pemantauan proses penjemputan oleh cleaning service (HARIS)
Ket Gambar :
Aplikasi Camscanner pada handphone memudahkan proses scaning pada
dokumen
Penulis menyusun LRK dalam kurun waktu 4 hari sebelum batas waktu yang
diberikan oleh penyelenggara Diklat Revmen Angkatan II, adapun hal yang
menjadi tantangan pada penyusunan LRK ini yaitu proses pengumpulan
dokumen agak terlambat karena dilaksanakan pada bulan puasa Ramadhan 1438
H karena penulis juga melaksanakan kegiatan amaliah ramadhan dan terhambat
karena cuti bersama dalam rangka Hari Raya Iedul Fitri 1438H.
Mengetahui,
Penyusun LRK, Kepala Balai Pendidikan dan
Pelatiha Keagamaan Makassar,
7. LAMPIRAN-LAMPIRAN :