Anda di halaman 1dari 4

Maulid Nabi – Cijeruk

Cibalung Happy Land / (H. Rico / Hj Ida Alka), Kampung Cihideung – Cipaok. Kec. Cijeruk.

Maulid Nabi:
Masa tabi'it-tabi'in atau generasi ketiga umat Islam. Pertama kali, pada abad IV Hijriah di
Kairo, Mesir, oleh para khalifah dari dinasti Bani Fatimiyah. Ada 6 maulid yang dirayakan
waktu itu.

I. Jamaahnya Nenek-nenek
Alkisah nenek tua itu bertanya kepada Nabi, “Adakah orang sepertiku ini akan masuk
surga?”, Nabi pun menjawab, “Di surga tidak akan ada nenek-nenek tua seperti anda”.
Segeralah nenek tua itu menangis. Tapi segera pula Nabi menyusuli ucapannya, “wahai
nenek, yang benar di surga itu memang tidak ada nenek-nenek, karena anda yang saat
inipun sudah nenek-nenek ketika di surga nanti akan berubah menjadi remaja putri yang
sangat cantik.” Seketika itu juga nenek tadi tertawa saking gembiranya, dan Rasul pun
mengimbangi dengan senyuman bahagia kerena kegembiraan si nenek. [HR. at-Tirmidzi dan
al-Baihaqi].

II. Iqra’ bismi Rabbi-kaladi Kholaq (Perintah pertama saat menjadi Rasul) Al-Alaaq 1-5.
Di gua Hira inilah wahyu Allah SWT pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw,
yaitu firman Allah yang mengawali kitab suci Alquran, di awali dengan perintah untuk
membaca (iqra’ = bacalah).

III. Membaca & Menulis


Sesanti (ungkapan) dari Dr Abdullah bin Razaq,” Kejayaan umat Islam itu dikarenakan dua hal yaitu
merah darah para syuhada dan hitam tinta para ulama.”
Dengan sedikit modifikasi sesanti itu saya ubah menjadi,” Kejayaan sebuah bangsa itu ditegakkan
oleh dua hal yakni merah darah para pejuang dan hitam kelam tinta para cendekia.”

Salim A. Fillah, menulis itu memiliki manfaat:


 Mengikat ilmu,
 merekam jejak pemahaman,
 mewakili kita berbicara dengan sesama,
 menulis dapat menembus ruang dan waktu,
 menulis merupakan sarana untuk berbagi.

IV. Pentingnya tulis menulis dalam AlQur’an


“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,” (QS. Al-Qalam (68):1).
Kalam terambil dari bahasa Arab “qolam” yang berarti pena. Pena dalam pemahaman
budaya mana pun terkait dengan kegiatan tulis menulis.

Bagaimana kita tahu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Mesjid Agung Demak,
tanpa mengetahui siapa yang membangun. Kita semua mengetahui karena
adanya catatan-catatan yang menyertainya.
Nah, tulisan harus di baca.

1
a. Tujuan dan Manfaat Maulid Nabi:
1. Menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah.
2. Menghadirkan kembali nilai keteladanan melalui pembacaan dan perenungan
terhadap sirah Nabi.
3. Meneladani Akhlakul Karimah Rosululloh.
4. Mengikis pengaruh gaya hidup konsumtif, hidonis dan materialistik.
5. Memupuk rasa kebersamaan, solidaritas dan kesatuan umat
6. Meningkatkan semangat toleransi dan daya juang umat.

b. Membaca kebesaran Muhammad


1. Phophet & Statesman, William Montgomery Watt (Skotlandia)
a. Mampu melihat sebelum kejadian.
b. Kearifannya sebagai negarawan.
c. Ketrampilan dan kebijaksanaannya sebagai administrator dan kearifannya
dalam memilih orang yang diberi kepercayaan untuk melaksanakan tugas-tugas
administrasi.
Ketika Nabi Muhammad wafat, negara yang didirikannya sudah seperti
perusahaan yang sedang jalan dan mampu menahan kejutan kepergiannya.

2. Karen Armstrong, seorang biarawati


Nabi Muhammad sebagai seorang pemimpin yang serba bisa yang berhasil
melakukan transformasi budaya, sosial, dan politik di tanah arab.

c. Bahasa Lisan & Bahasa Tubuh Rasulullah


1. Setulus Hati, Penuh Empati
 Jujur / “as-Shiddiiq” atau “orang paling jujur”.
 Dimulut dan di hati, sama
 Setulus hati: bicara, mendengar, tersenyum,
 Mmerasakan dan memahami apa yang dirasakan dan dialami orang lain.
 Intinya, beliau adalah manusia berakhlak mulia yang paling pandai
“memanusiakan” manusia lainnya.
2. Tepat Ramuan, Tepat Sasaran
 Berbicara, jelas tujuan dan manfaatnya.
 Menyikapi dengan cara yang tepat, waktu yang tepat, kondisi yang tepat,
dan orang yang tepat pula.
 Selalu dapat dipercaya, “al-Amiin” atau “yang terpercaya”.
 Saat marah dan tidak setuju, secara wajar, santun dan tidak berlebihan.
 Allah menyebutnya: “Ra’uuf” atau “yang banyak berbelas kasih”, dan
“rahiim” atau “si penyayang”.
3. Gaya Sederhana, Penuh Makna
 Tutur kata dan sikap-sikap beliau selalu tampak sederhana dan sewajarnya.
 Simpel dan tak pernah bertele-tele dalam berbicara
4. Transparan, Penuh Perhatian
 Berkomunikasi selalu terbuka dan ‘blak-blakan’, santun dan pantas
 Pujian yang jujur, membangun dan memotivasi.
 Kritikan disertai penghargaan.
 “shaadiq al-wa’d” atau “orang yang kuat memegang komitmen dan
memenuhi janji” serta “al-wafiy” atau “orang yang sangat setia”.
2
5. Rendah Hati, Tiada Menyakiti
 Rendah hati dan sangat tidak suka menyakiti orang lain.
 Tidak pendendam
 Memaafkan tanpa bermaksud merendahkan.
6. Romantis, Tetap Etis
 Sikap penuh cinta, hangat dan romantis dengan siapapun juga. Bahkan,
terhadap seorang nenek-nenek tua yang jarang bertegur sapa dengan orang
pun beliau sempat bergurau yang haqq (berdasarkan fakta) untuk
memberikan kejutan yang membahagiakan.

Alkisah nenek tua itu bertanya kepada Nabi, “Adakah orang sepertiku ini akan
masuk surga?”, Nabi pun menjawab, “Di surga tidak akan ada nenek-nenek tua
seperti anda”. Segeralah nenek tua itu menangis. Tapi segera pula Nabi menyusuli
ucapannya, “wahai nenek, yang benar di surga itu memang tidak ada nenek-nenek,
karena anda yang saat inipun sudah nenek-nenek ketika di surga nanti akan
berubah menjadi remaja putri yang sangat cantik.” Seketika itu juga nenek tadi
tertawa saking gembiranya, dan Rasul pun mengimbangi dengan senyuman bahagia
kerena kegembiraan si nenek. [HR. at-Tirmidzi dan al-Baihaqi].
Bayangkan, betapa romantisnya Rasulullah, bahkan terhadap nenek tua seperti
dalam kisah tadi itu-pun beliau mengajaknya bercanda dalam suasana yang sangat
romantis, meskipun tentunya keromantisan itu selalu dibingkainya dengan nilai-nilai
kebenaran dan tata krama yang sungguh elok dan etis.

7. Gerak-gerik Penuh Pesona


a. Wajah selalu berseri dan dihiasi senyum
b. Tidak memalingkan muka dan cemberut ketika berhadapan dengan siapapun
c. Berjabat tangan dengan erat dan berangkulan hangat secara tulus ketika
bertemu dengan para sahabat
d. Mata selalu tertunduk, tapi sangat fakus dan ‘berdaya pengaruh’ sangat kuat
ketika memandang
e. Berjalan perlahan-lahan tapi tampak tegap, berwibawa dan jatmika
f. Sederhana dalam berbusana dan berpenampilan, tapi selalu tampak rapi,
bersih, indah, selaras, dan pantas
g. Selalu hadir dengan aroma wangi yang lembut menyegarkan
h. Suka bercengkrama dengan isteri dan anak-anak
i. Berbicara seperlunya dengan suara pelan, alias tidak terlalu lirih tapi juga
tidak keras
j. Bicaranya sangat fasih, jelas, singkat dan padat
k. Selalu sopan, banyak malu dan bersikap sungkan sehingga membuat
orang segan
l. Memulai salam sewaktu pertemuan dengan orang
m. Menyalami orang dengan segenap raga dan jiwanya
n. Suka memberi hadiah dan membawakan oleh-oleh kepada keluarga dan
sahabat-sahabatnya
o. Sangat peka, sigap dan tanggap
p. Bertubuh tegap tapi luwes
q. Lebih banyak mendengar daripada berbicara
r. Selalu dekat dengan kaum miskin, lemah dan papa
3
s. Dan masih banyak lagi sifat-sifat Rasulullah lainnya yang semuanya tampak
begitu natural dan tidak dipaksakan, sederhana tapi penuh pesona. Dialah
sosok manusia terpilih (musthafa) yang akhlak dan gerak-geriknya
merupakan terjemahan visual dari nilai-nilaiyang diajarkan Alquran.

Anda mungkin juga menyukai