Anda di halaman 1dari 23

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1. Pengkajian

3.1.1. Identitas

1. Identitas Klien

Nama : Tn. K

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal Masuk : 05 Juli 2017

Tanggal Pengkajian : 09 Juli 2017

No.Medrec : 780379

Alamat : Kp. Kadungora Rt.03 Rw.05, Garut

2. Identitas Penanggungjawab

Nama : Ny. W

Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Hubungan dengan Klien : Istri

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kp. Kadungora Rt. 03 Rw.05,Garut

37
3.1.2. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri pada luka dada sebelah kiri.

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


Menurut penuturan klien sebelum masuk rumah sakit klien

berkendara sepeda motor dan mengalami kecelakaan di jalan raya

sehingga tidak sadarkan diri dua hari yang lalu klien masuk ruang

operasi dan mendapatkan tindakan pemasangan CTT.

Pada saat dikaji tanggal 09 Juli 2017 pukul 08.00 WIB klien

mengeluh nyeri pada luka di dada sebelah kiri, nyeri bertambah

apabila klien bergerak dan nyeri berkurang apabila klien tiduran. Nyeri

di rasakan seperti di tusuk-tusuk pisau dengan skala nyeri 3 (0-5).

Nyeri dirasakan hilang timbul namun tidak menyebar ke daerah lain.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Menurut penuturan klien, klien belum pernah mengalami

kondisi seperti ini sebelumnya dan klien tidak memiliki penyakit tidak

menular ataupun keturunan.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut pengakuan klien dan keluarga, diantara keluarganya

tidak ada mengalami penyakit menular ataupun keturunan.

38
3.1.3. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

1) Tingkat kesadaran : kompos mentis

2) GCS : E4M5V6 (15)

2. Tanda-Tanda Vital

TD : 140/80 mmHg

P : 83x / menit

R : 27x / menit

S : 36,6º C

3. Pemeriksaan Fisik Persistem

1) Sistem Integumen

Terdapat luka pada daerah dada sebelah kiri mid axila, nyeri terasa

apabila bergerak, adanya lesi pada kulit, klien nampak kesakitan,

skala nyeri 3 (0-5). Terpasang CTT, cairan berwarna merah kental.

Ada luka bekas tusukan benda tajam. Terdapat kelemahan.Kulit

pucat, sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.

2) Sistem penglihatan

Posisi mata simetris antara kiri dan kanan, sklera tidak ikterik,

konjungtiva anemis, reaksi pupil (++) ditandai dengan ketika di

beri rangsangan cahaya reaksi pupil mengecil.

39
3) Sistem pendengaran

Letak dan posisi kedua telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak

terdapat serumen, fungsi pendengaran baik terbukti ketika di

berikan rangsangan suara klien langsung merespon.

4) Sistem pernafasan

Frekuensi nafas 27x/menit, bunyi nafas whezing, pada saat di

palpasi terdapat nyeri di dada sebelah kiri, ekspansi dada tidak

maksimal pada saat bernafas, terpasang CTT pada dada kiri di mid

axial dengan output cairan lancar dan berwarna kemerahan. Pada

saat di perkusi ada suara dullnes pada dada sebelah kiri.

5) Sistem pengecapan

Bibir tampak kering dengan warna kecoklatan, kemampuan

berbicara baik, warna gigi kuning, fungsi pengecapan baik di

tandai dengan dapat membedakan rasa pahit pada obat dan rasa

manis pada teh manis.

6) Sistem kardiovaskuler

Tekanan darah klien : 140/80 mmHg, frekuensi denyut nadi

83 x/menit, irama jantung reguler, bunyi jantung S1 dan S2 murni

reguler, denyut nadi kuat, ictus cordis pada interkosta IV

midklavikula kiri.

40
7) Sistem perkemihan

Tidak ada distensi kandung kemih, tidak terdapat nyeri ketuk pada

kedua pinggang (costo vertebra angel), klien tidak terpasang

kateter.

8) Sistem pencernaan

a) Mulut dan kerongkongan : bibir kering dan pecah-pecah, tidak

ada masalah dalam menelan makanan atau minuman.

b) Abdomen : bentuk abdomen normal, tidak terdapat distensi

abdomen, tidak terapat nyeri tekan pada seluruh kuadran

abdomen, tidak ada tanda-tanda konstipasi bising usus klien

8 x/menit.

9) Sistem muskulokeletal

a) Ekstermitas atas

Tidak terdapat deformitas tulang dan sendi, tidak terdapat

edema, ekstrimitas tampak kotor pada kedua ekstrimitas atas,

tidak terdapat kaku sendi, kekuatan otot baik 5/5, tangan kiri

terpasang infus.

b) Ekstermitas bawah

Tidak terdapat deformitas tulang dan sendi, tidak terdapat

edema, ekstrimitas tampak kotor pada kedua ekstrimitas atas,

tidak terdapat kaku sendi, kekuatan otot baik 5/5, tangan kiri

terpasang infus.

41
4. Aspek psikososial dan spiritual

1) Aspek psikologis

Klien tampak khawatir dengan kondisinya sekarang, wajah klien

tampak tegang dan banyak bertanya tentang keadaannya.

2) Aspek sosial

Hubungan interaksi dengan keluarga klien baik, klien suka

berinteraksi dengan pasien lain di ruangan dan dengan tim

kesehatan baik.

3) Aspek spiritual

Klien beragama islam dan yakin akan keberadaan Alloh SWT,

selama sakit klien suka melakukan sholat walaupun sambil tidur,

klien merasa optimis bahwa sakitya bisa sembuh, klien selalu

berdo’a untuk kesembuhan penyakitnya.

3.1.4. Pola Aktifitas Sehari-hari


No Jenis Kegiatan Di rumah Di Rumah Sakit
1. Pola nutrisi
a. Makan
Frekuensi 3x/hari 3x/hari
Porsi 1 porsi ½ porsi
Jenis Nasi+lauk pauk Bubur nasi
Cara Mandiri Di bantu
b. Minum
Frekuensi 5-6 gelas/hari 4-5 gelas/hari
Jenis Air putih Air putih
Cara Mandiri Di bantu
2. Eliminasi :
a. BAB
Frekuensi 1x/hari -
Warna Kuning feses Kuning feses
Konsistensi Padat -
Bau Khas feses -
Cara Mandiri Di bantu

42
b. BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas urin Khas urin
Cara Mandiri Di bantu
3. Personal hygiene
a. Mandi
b. Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
c. Cuci rambut 2x/hari -
d. Gunting kuku 2x/hari -
e. Ganti baju 1x/minggu -
f. Cara 2x/hari 1x/hari
mandiri Di bantu
4. Istirahat tidur
a. Tidur malam
Frekuensi 7-8 jam/hari 4-3 jam/hari
Kualitas Nyenyak Sering terbangun
b. Tidur siang 1-2 jam/hari
Frekuensi 1-2 jam/hari Sering terbangun
Kualitas nyenyak

3.1.5. Data penunjang


a. Laboratorium
Nama : Tn. K
Tanggal : 09 Juli 2017
No Pemeriksaan Hasil Nilai normal
1. Hemoglobin 14,6 13-18 gr/dl
2. Hematokrit 44 40-52 %
3. Leukosit 12,980 3,800-10,800/mm3
4. Trombosit 187,000 150,000-400,000/mm3
5. Eritrosit 4,83 3,5-6,5 juta/mm3
6. AST (SGOT) 33 < 41U/L
7. ACT (SGPT) 14 < 40U/L
8. Ureum 22 15-50 mg/dl
9. Kreatinin 11 0,7-1,2 mg/dl
10. Gula darah sewaktu 125 110-150

3.1.6. Terapi medis

1. Infus RL 20 tetes/menit

2. Ceftriaxone 1x1 500 mg IV

43
3. Ketorolak 3x1 30 mg IV

4. Ranitidine 2x1 25 mg IV

5. Nebulizer 1x perhari dengan combivent

6. Ambroxol 3x1 peroral

3.2. Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. DS : Akumulasi cairan Gangguan rasa
klien mengeluh nyeri dada dalam rongga pleura, nyaman nyeri.
sebelah kiri. menyebabkn tekanan
DO : pada pleura pariental,
 Ekspresi wajah merangsang reseptor
meringis kesakitan. serabut syaraf sekitar
 Skala nyeri 3 (0-5) untuk mengeluarkan
bradikinin dan serotin,
influs dihantarkan ke
thalamus korteks
serebri nyeri.
2. DS : Adanya trauma, Resiko infeksi
klien mengeluh terdapat menyebabkan adanya
luka di dada sebelah kiri. perdarahan pada rongga
DO : pleura, tindakan invasif
 Terpasang CTT. (CTT) untuk
 Leukosit 17,980/mm3 mengeluarkan cairan,
 Cairan CTT berwarna terputusnya kontinuitas
merah kental. jaringan, modiator
bakteri (luka terbuka),
resiko infeksi.
3. DS : Terbatasnya aktivitas Gangguan
klien mengatakan belum karena kondisi personal
mandi sejak masuk rumah penyakitnya, klien tidak hygiene.
sakit. dapat beraktivitas
DO : sehari-hari
 klien tampak kusam. (membersihkan diri),
 klien tampak kotor. gangguan personal
 klien tampak bau. hygiene.
4. DS : Adanya trauma di dada Bersihan jalan
klien mengeluh sesak. menyebabkan nafas tidak
DO : akumulasi cairan pada efektif.
 Terdapat secret. rongga pleura,

44
 Bunyi nafas ronchi. menyebabkan infeksi,
 Frekuensi nafas akumulasi secret,
27x/menit. bersihan jalan nafas
tidak efektif.

3.3. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul Berdasarkan Prioritas

Masalah

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan.

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya trauma di dada.

4. Gangguan personal hygiene berhubungan dengan keterbatasan aktivitas.

45
3.4. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi
Nama : Tn. K Diagnosa medis : Post op pemasangan CTT
Umur : 45 Tahun No RM. : 780379
Alamat : kp. Kadungora Rt.03 Rw.05, Garut
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Dalam waktu Tanggal 10 juli 2015 Tanggal 10 juli 2017
nyeri berhubungan 1x24 jam nyeri 09:30 WIB 16.00
dengan terputusnya teratasi dengan 1. Observasi 1. Pengkajian yang 1. Mengobservasi S:
kontinuitas jaringan, di kriteria: tingkat nyeri optimal akan tingkat nyeri dan Klien mengeluh nyeri
tandai dengan :  Nyeri teratasi dan respon memberikan respon motorik dada sebelah kiri
DS :  Skala nyeri motorik klien, perawat data klien, 30 menit O :
Klien mengeluh nyeri berkurang dari 30 menit yang obyektif setelah pemberian  Klien tampak
dada sebelah kiri. 3 menjadi 1 setelah untuk mencegah obat analgetik meringis kesakitan
DO : (0-5) pemberian kemungkinan setiap 1–2 jam. pada saat
 Ekspresi wajah nampak obat analgetik komplikasi dan beraktivitas
meringis kesakitan setiap 1–2 melakukan  Skala 3 (0-5)
ketika nyeri di rasa. jam ketorolac intervensi yang A:
 Skala nyeri 3(0-5) 3x30 mg IV tepat. Masalah belum
09.45WIB teratasi
2. Mengetahui 2. Mengkaji P:
2. Kaji tingkat rasa nyeri perubahan Lanjutkan intervensi
perubahan pasien karakteristik nyeri  Observasi tingkat
karakteristik nyeri dan respon
nyeri 10.00 WIB motorik klien, 30
3. Akan 3. Mengajarkan menit setelah
3. Ajarkan melancarkan relaksasi dan pemberian obat
relaksasi dan peredaran tehnik untuk

46
tehnik untuk darah, sehingga menurunkan analgetik setiap 1–
menurunkan kebutuhan O2 ketegangan otot 2 jam.
ketegangan oleh jaringan rangka, yang  Kaji perubahan
otot rangka, akan terpenuhi, dapat menurunkan karakteristik nyeri
yang dapat sehingga akan intensitas nyeri.  Ajarkan relaksasi
menurunkan mengurangi dan tehnik untuk
intensitas nyeri. 10.00 WIB menurunkan
nyeri. 4. Mengajarkan ketegangan otot
4. Ajarkan 4. Mengalihkan metode distraksi rangka, yang dapat
metode perhatian nyeri selama nyeri akut. menurunkan
distraksi ke hal-hal yang intensitas nyeri.
selama nyeri menyenangkan 10.10 WIB  Ajarkan metode
akut. 5. Berkolaborasi distraksi selama
5. Kolaborasi 5. Analgetik dengan dokter nyeri akut.
dengan dokter memblok untuk pemberian  Kolaborasi dengan
untuk lintasan nyeri, analgetik. dokter untuk
pemberian sehingga nyeri pemberian
analgetik akan berkurang. analgetik.
ketorolac
3x30 mg IV
2. Bersihan jalan nafas Dalam waktu Tanggal 10 juli 2017 Tanggal 10 juli 2017
tidak efektif 3x24 jam 10:30 WIB 16:15 WIB
berhubungan dengan bersihan jalan 1. Observasi 1.Obstruksi 1. Mengobservasi S:
akumulasi secret, di nafas teratasi bunyi napas disebabkan bunyi napas Klien mengeluh
tandai dengan : dengan kriteria: adanya akumulasi sesak
DS :  Bunyi nafas sekret pada jalan 10.45 WIB O:
Klien mengeluh sesak. vesikuler 2. Evaluasi napas. 2. Mengevaluasi  Terdapat sekret
DO :  Frekuensi gerakan dada 2.Gerakan dada gerakan dada  Bunyi nafas ronhi

47
 Terdapat secret. nafas 16-20x / simetris dengan  Frekuensi nafas
 Bunyi nafas ronchi. menit bunyi nafas 27x / menit
 Frekuensi nafas menunjukkan 11.00 WIB A : Masalah belum
27x/menit. 3. Lakukan letak selang tepat. 3. Melakukan teratasi
fisioterapi 3.Untuk fisioterapi dada P : lanjutkan
dada sesuai meningkatkan sesuai indikasi intervensi
indikasi ventilasi pada  Observasi bunyi
semua segmen napas
paru dan untuk  Evaluasi gerakan
4. Kolaborasi drainage sekret. 11.15 WIB dada
dalam 4.Untuk 4. Berkolaborasi  Lakukan
pemberian br meningkatkan dalam fisioterapi dada
onkodilator 1x ventilasi dan pemberian bronko sesuai indikasi
perhari dengan mengencerkan dilator  Kolaborasi dalam
combivent sekret dengan pemberian bronko
cara relaksasi otot dilator
polos bronkus
3. Resiko tinggi infeksi Dalam waktu Tanggal 10 juli 2017 Tanggal 10 juni 2017
berhubungan dengan 3x24 jam infeksi 08:00 WIB 16:30
adanya trauma di dada, tidak terjadi 1. Lakukan 1. Dengan 1. Melakukan S : klien mengeluh
di tandai dengan : dengan kriteria: perawatan melakukan perwatan luka terdapat luka di dada
DS : klien mengeluh  luka kering luka dengan perawatan luka sebelah kiri
terdapat luka di dada  leukosit turun teknik aseptik diharapkan O:
sebelah kiri. dan antiseptik kondisi luka  terpasang CTT
DO : tetap bersih dan  leukosit 17,980/m3
 terpasang CTT. tidak terjadi  cairan CTT
 leukosit 17,980/m3 infeksi berwarna merah
 cairan CTT berwarna 2. Kolaborasi 2. Dengan 08:20 WIB kental

48
merah kental. dengan dokter memberikan 2. Berkolaborasi A : masalah belum
dalam antibiotik dengan dokter teratasi
pemberian diharapkan dapat dalam pemberian P : lanjutkan
antibiotik membunuh antibiotik intervensi
bakteri ceftriaxon 1 gr IV
4. Gangguan personal Dalam waktu Tanggal 10 Juli 2017 Tanggal 10 Juli 2017
hygiene berhubungan 1 jam personal 08.30 16.45
dengan keterbatasan hygiene 1. Bantu pasien 1. Dengan  Membantu S : klien mengatakan
aktivitas, di tandai terpenuhi membersihkan melakukan memandikan klien lebih nyaman dan
dengan : dengan kriteria: perawatan diri kebersihan diri segar setelah di
DS : klien mengeluh  klien terlihat klien dapat mandikan
belum pernah mandi bersih meningkatkan O:
sejak masuk rumah sakit.  klien tampak kebersihan diri. 09.00 Klien tampak bersih
DO : segar 2. Bantu klien 2. Dengan  Membantu dan rapih
 klien tampak kusam. menyisir merapihkan menyisir rambut A : Masalah teratasi
 klien tampak kotor. rambut rambut klien klien P : Pertahankan
 klien tampak bau diharapkan klien intervensi.
tampak lebih
segar.

49
3.5. Catatan Perkembangan
Tanggal DP Catatan Perkembangan Paraf
11 Juli 2017 I S : klien masih mengeluh nyeri dada Cep Dedi
09.00 sebelah kiri
O:
 klien tampak meringis kesakitan pada
saat beraktivitas
 skala 3 (0-5)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Observasi tingkat nyeri dan respon
motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
 Kaji perubahan karakteristik nyeri
 Ajarkan relaksasi dan tehnik untuk
menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
 Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
 Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
I:
 Mengobservasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
 Mengkaji perubahan karakteristik nyeri
 Mengajarkan relaksasi dan tehnik
untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
 Mengajarkan metode distraksi selama
nyeri akut.
 Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
E : gangguan rasa nyaman nyeri belum
teratasi
13 Juli 2017 II S : klien mengeluh sesak Cep Dedi
09.30 O:
 terdapat sekret
 bunyi nafas ronhi
 frekuensi nafas 27x / menit
A : masalah belum teratasi

50
P : lanjutkan intervensi
 Observasi bunyi napas
 Evaluasi gerakan dada
 Lakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
 Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
I:
 Mengobservasi bunyi napas
 Mengevaluasi gerakan dada
 Melakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
 Berkolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
E : Bersihan jalan nafas belum teratasi
13 Juli 2017 III S : klien mengeluh terdapat luka di dada Cep Dedi
09.15 sebelah kiri
O:
 terpasang CTT
 leukosit 17,980/m3
 cairan CTT berwarna merah kental
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 lakukan perawatan luka
 kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
I:
 melakukan perwatan luka
 berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik ceftriaxon
E : Resiko tinggi infeksi belum teratasi
13 Juli 2017 I S : klien masih mengeluh nyeri dada Cep Dedi
09.00 sebelah kiri
O:
 klien tampak meringis kesakitan pada
saat beraktivitas
 skala 3 (0-5)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Observasi tingkat nyeri dan respon
motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
 Kaji perubahan karakteristik nyeri
 Ajarkan relaksasi dan tehnik untuk

51
menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
 Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
 Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
I:
 Mengobservasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
 Mengkaji perubahan karakteristik nyeri
 Mengajarkan relaksasi dan tehnik
untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
 Mengajarkan metode distraksi selama
nyeri akut.
 Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
E : gangguan rasa nyaman nyeri belum
teratasi
13 Juli 2017 II S : klien mengeluh sesak Cep Dedi
09.15 O:
 terdapat sekret
 bunyi nafas ronhi
 frekuensi nafas 27x / menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 Observasi bunyi napas
 Evaluasi gerakan dada
 Lakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
 Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
I:
 Mengobservasi bunyi napas
 Mengevaluasi gerakan dada
 Melakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
 Berkolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
E : Bersihan jalan nafas belum teratasi
13 Juli 2017 III S : klien mengeluh terdapat luka di dada Cep Dedi

52
09.30 sebelah kiri
O:
 terpasang CTT
 leukosit 17,980/m3
 cairan CTT berwarna merah kental
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
 lakukan perawatan luka
 kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
I:
 melakukan perwatan luka
 berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik ceftriaxon
E : Resiko tinggi infeksi belum teratasi
30 Juni 2015 I S : klien mengatakan nyeri dada sebelah Cep Dedi
09.00 kiri berkurang
O:
 skala 2 (0-5)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
 Observasi tingkat nyeri dan respon
motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
 Kaji perubahan karakteristik nyeri
 Ajarkan relaksasi dan tehnik untuk
menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
 Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
 Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
I:
 Mengobservasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
 Mengkaji perubahan karakteristik nyeri
 Mengajarkan relaksasi dan tehnik
untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
 Mengajarkan metode distraksi selama

53
nyeri akut.
 Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
E : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian
30 Juni 2015 II S : klien mengatakan sesak berkurang Cep Dedi
09.15 O:
 terdapat sekret
 bunyi nafas ronhi
 frekuensi nafas 25x / menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
 Observasi bunyi napas
 Evaluasi gerakan dada
 Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
I:
 Mengobservasi bunyi napas
 Mengevaluasi gerakan dada
 Berkolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
E : Bersihan jalan nafas teratasi sebagian
30 Juni 2015 III S : klien mengatakan terdapat luka di Cep Dedi
09.30 dada sebelah kiri
O:
 terpasang CTT
 leukosit 16.215/mm3
 cairan CTT berwarna merah kental
A : masalah \teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
 lakukan perawatan luka
 kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
I:
 melakukan perwatan luka
 berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik ceftriaxon
E : Resiko tinggi infeksi teratasi sebagian

54
3.6. Pembahasan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. K dengan Gangguan

Sistem Pernafasan : “ Post Operasi Chest Torakostomi Tube Atas Indikasi

Hemotoraks di Ruang Topaz Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut mulai

tanggal 09 Juni 2017 sampai 14 Juni 2017, penulis melaksanakan tahap-tahap

proses keperawatan dan membandingkan dengan kasus di lapangan.

Penulis melakukan proses keperawatan melalui tahap, pengkajian,

penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Berikut uraian hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kepada

Tn. K mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan pada

tahap ini digunakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan data-

data dari klien, keluarga, petugas kesehatan, maupun pendokumentasian yang

ada di ruangan. Data yang diperoleh merupakan data subjektif maupun data

objektif yang kemudian dianalisa dan dirumuskan menjadi diagnosa

keperawatan.

Sebelum melakukan pengkajian, terlebih dahulu penulis membina

hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga. Dalam melakukan

tahapan ini penulis tidak menemukan hambatan. Saat melakukan pemeriksaan

fisik dengan tehnik inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi, penulis juga

tidak mengalami hambatan.

55
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 09 juni 2017 pasien mengeluh

nyeri pada dada sebelah kiri, ekspresi wajah meringis kesakitan, skala nyeri 3

(0-5), klien mengatakan belum mandi sejak masuk rumah sakit, klien tampak

kusam, klien tampak kotor, klien tampak bau. klien mengeluh sesak. Terdapat

secret, bunyi nafas ronchi, frekuensi nafas 27x/menit.

Pada teori yang penulis temukan data-data yang muncul pada Tn. K

dengan hemotoraks terhadap apa yang ada dalam teori berdasarkan Muttaqin

tahun 2013, yaitu:

2. Sistem Pernafasan

Sesak napas, nyeri, batuk-batuk, terdapat retraksi, klavikula/dada.

Pengambangan paru tidak simetris. Fremitus menurun dibandingkan dengan

sisi yang lain. Pada perkusi ditemukan Adanya suara

sonor/hipersonor/timpani, hematotraks (redup). Pada asukultasi suara nafas,

menurun, bising napas yang berkurang/menghilang. Pekak dengan batas

seperti, garis miring/tidak jelas. Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.

Gerakan dada tidak sama waktu bernapas.

3. Sistem Kardiovaskuler

Nyeri dada meningkat karena pernapasan dan batuk, takhikardia,

lemah, pucat, Hb turun / normal, hipotensi, takhikardia, lemah, pucat, Hb

turun /normal.

4. Sistem Muskuloskeletal

Kemampuan sendi terbatas

56
5. Sistem Integumen.

Ada luka bekas tusukan benda tajam. Terdapat kelemahan.Kulit pucat,

sianosis, berkeringat, atau adanya kripitasi sub kutan.

6. Sistem Endokrin

Terjadi peningkatan metabolisme.

3. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul menurut teori pada pasien

hemotoraks antara lain:

1) Ketidak efektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru

yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.

2) Inefektif bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan sekresi

sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.

3) Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan

dan reflek spasme otot sekunder.

4) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan pengobatan berhubungan

dengan kurang terpapar dengan informasi.

Pada kenyataannya hanya terdapat empat diagnosa keperawatan yang

muncul pada kasus Tn. K dengan hemotoraks, yaitu:

1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas

jaringan.

2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret.

3) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya trauma di dada.

4) Gangguan personal hygiene berhubungan dengan keterbatasan aktivitas.

57
Masalah-masalah keperawatan yang muncul dalam teori tidak

semuanya ada pada kasus ini. Hal ini dikarenakan masalah keperawatan

disesuaikan dengan kondisi dan manifestasi klinis yang muncul pada Tn.K

sehingga terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang tidak ada pada Tn. K.

4. Perencanaan

Pada tahap ini penulis menyusun rencana tindakan masalah yang

dihadapi klien berdasakan kondisi, respon, dan manifestasi klinis yang muncul

pada Tn. K akibat hemoothoraks. Faktor yang mendukung dalam kelancaran

penyusunan rencana keperawatan ini yaitu sumber pustaka, kerjasama klien

dengan keluarga serta dukungan dari perawat ruangan, saran dan bimbingan

dari pembimbing.

5. Implementasi

Pada tahap ini penulis berusaha melaksanakan asuhan

keperawatandengan rencana yang telah dibuat dan ditetapkan sesuai situasi,

kondisi, serta sarana dan prasaran yang tersedia di ruangan. Dalam

mengaplikasikan setiap rencana tindakan diperlukan pengetahuan dan

keterampilan dalam melakukan tindakan serta tidak terlepas dari kolaborasi

yang baik dengan klien, keluarga, perawat dan tim kesehatan lainnya.

6. Tahap evaluasi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang

berguna untuk menilai perkembangan klien setelah diberikan asuhan

keperawatan. Pada tahap ini penulis tidak mendapatkan hambatan yang berarti

58
karena kriteria evaluasi dapat dinilai jelas melalui observasi ataupun ungkapan

secara verbal dari klien.

Setelah melakukan tindakan keperawatan selama 5 hari, penulis secara

langsung melakukan observasi terhadap perkembangan kesehatan klien.

Semua masalah kesehatan yang muncul pada Tn. K sebagian dapat teratasi

dan masalah keperawatan yang belum teratasi dioperalihkan kepada perawat

ruangan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

59

Anda mungkin juga menyukai