BAB III Dan Pembahasan
BAB III Dan Pembahasan
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
No.Medrec : 780379
2. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. W
Umur : 42 tahun
Agama : Islam
37
3.1.2. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
sehingga tidak sadarkan diri dua hari yang lalu klien masuk ruang
Pada saat dikaji tanggal 09 Juli 2017 pukul 08.00 WIB klien
apabila klien bergerak dan nyeri berkurang apabila klien tiduran. Nyeri
kondisi seperti ini sebelumnya dan klien tidak memiliki penyakit tidak
38
3.1.3. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Tanda-Tanda Vital
TD : 140/80 mmHg
P : 83x / menit
R : 27x / menit
S : 36,6º C
1) Sistem Integumen
Terdapat luka pada daerah dada sebelah kiri mid axila, nyeri terasa
2) Sistem penglihatan
Posisi mata simetris antara kiri dan kanan, sklera tidak ikterik,
39
3) Sistem pendengaran
Letak dan posisi kedua telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak
4) Sistem pernafasan
maksimal pada saat bernafas, terpasang CTT pada dada kiri di mid
5) Sistem pengecapan
tandai dengan dapat membedakan rasa pahit pada obat dan rasa
6) Sistem kardiovaskuler
midklavikula kiri.
40
7) Sistem perkemihan
Tidak ada distensi kandung kemih, tidak terdapat nyeri ketuk pada
kateter.
8) Sistem pencernaan
8 x/menit.
9) Sistem muskulokeletal
a) Ekstermitas atas
tidak terdapat kaku sendi, kekuatan otot baik 5/5, tangan kiri
terpasang infus.
b) Ekstermitas bawah
tidak terdapat kaku sendi, kekuatan otot baik 5/5, tangan kiri
terpasang infus.
41
4. Aspek psikososial dan spiritual
1) Aspek psikologis
2) Aspek sosial
kesehatan baik.
3) Aspek spiritual
42
b. BAK
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas urin Khas urin
Cara Mandiri Di bantu
3. Personal hygiene
a. Mandi
b. Gosok gigi 2x/hari 1x/hari
c. Cuci rambut 2x/hari -
d. Gunting kuku 2x/hari -
e. Ganti baju 1x/minggu -
f. Cara 2x/hari 1x/hari
mandiri Di bantu
4. Istirahat tidur
a. Tidur malam
Frekuensi 7-8 jam/hari 4-3 jam/hari
Kualitas Nyenyak Sering terbangun
b. Tidur siang 1-2 jam/hari
Frekuensi 1-2 jam/hari Sering terbangun
Kualitas nyenyak
1. Infus RL 20 tetes/menit
43
3. Ketorolak 3x1 30 mg IV
4. Ranitidine 2x1 25 mg IV
44
Bunyi nafas ronchi. menyebabkan infeksi,
Frekuensi nafas akumulasi secret,
27x/menit. bersihan jalan nafas
tidak efektif.
Masalah
jaringan.
45
3.4. Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi
Nama : Tn. K Diagnosa medis : Post op pemasangan CTT
Umur : 45 Tahun No RM. : 780379
Alamat : kp. Kadungora Rt.03 Rw.05, Garut
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman Dalam waktu Tanggal 10 juli 2015 Tanggal 10 juli 2017
nyeri berhubungan 1x24 jam nyeri 09:30 WIB 16.00
dengan terputusnya teratasi dengan 1. Observasi 1. Pengkajian yang 1. Mengobservasi S:
kontinuitas jaringan, di kriteria: tingkat nyeri optimal akan tingkat nyeri dan Klien mengeluh nyeri
tandai dengan : Nyeri teratasi dan respon memberikan respon motorik dada sebelah kiri
DS : Skala nyeri motorik klien, perawat data klien, 30 menit O :
Klien mengeluh nyeri berkurang dari 30 menit yang obyektif setelah pemberian Klien tampak
dada sebelah kiri. 3 menjadi 1 setelah untuk mencegah obat analgetik meringis kesakitan
DO : (0-5) pemberian kemungkinan setiap 1–2 jam. pada saat
Ekspresi wajah nampak obat analgetik komplikasi dan beraktivitas
meringis kesakitan setiap 1–2 melakukan Skala 3 (0-5)
ketika nyeri di rasa. jam ketorolac intervensi yang A:
Skala nyeri 3(0-5) 3x30 mg IV tepat. Masalah belum
09.45WIB teratasi
2. Mengetahui 2. Mengkaji P:
2. Kaji tingkat rasa nyeri perubahan Lanjutkan intervensi
perubahan pasien karakteristik nyeri Observasi tingkat
karakteristik nyeri dan respon
nyeri 10.00 WIB motorik klien, 30
3. Akan 3. Mengajarkan menit setelah
3. Ajarkan melancarkan relaksasi dan pemberian obat
relaksasi dan peredaran tehnik untuk
46
tehnik untuk darah, sehingga menurunkan analgetik setiap 1–
menurunkan kebutuhan O2 ketegangan otot 2 jam.
ketegangan oleh jaringan rangka, yang Kaji perubahan
otot rangka, akan terpenuhi, dapat menurunkan karakteristik nyeri
yang dapat sehingga akan intensitas nyeri. Ajarkan relaksasi
menurunkan mengurangi dan tehnik untuk
intensitas nyeri. 10.00 WIB menurunkan
nyeri. 4. Mengajarkan ketegangan otot
4. Ajarkan 4. Mengalihkan metode distraksi rangka, yang dapat
metode perhatian nyeri selama nyeri akut. menurunkan
distraksi ke hal-hal yang intensitas nyeri.
selama nyeri menyenangkan 10.10 WIB Ajarkan metode
akut. 5. Berkolaborasi distraksi selama
5. Kolaborasi 5. Analgetik dengan dokter nyeri akut.
dengan dokter memblok untuk pemberian Kolaborasi dengan
untuk lintasan nyeri, analgetik. dokter untuk
pemberian sehingga nyeri pemberian
analgetik akan berkurang. analgetik.
ketorolac
3x30 mg IV
2. Bersihan jalan nafas Dalam waktu Tanggal 10 juli 2017 Tanggal 10 juli 2017
tidak efektif 3x24 jam 10:30 WIB 16:15 WIB
berhubungan dengan bersihan jalan 1. Observasi 1.Obstruksi 1. Mengobservasi S:
akumulasi secret, di nafas teratasi bunyi napas disebabkan bunyi napas Klien mengeluh
tandai dengan : dengan kriteria: adanya akumulasi sesak
DS : Bunyi nafas sekret pada jalan 10.45 WIB O:
Klien mengeluh sesak. vesikuler 2. Evaluasi napas. 2. Mengevaluasi Terdapat sekret
DO : Frekuensi gerakan dada 2.Gerakan dada gerakan dada Bunyi nafas ronhi
47
Terdapat secret. nafas 16-20x / simetris dengan Frekuensi nafas
Bunyi nafas ronchi. menit bunyi nafas 27x / menit
Frekuensi nafas menunjukkan 11.00 WIB A : Masalah belum
27x/menit. 3. Lakukan letak selang tepat. 3. Melakukan teratasi
fisioterapi 3.Untuk fisioterapi dada P : lanjutkan
dada sesuai meningkatkan sesuai indikasi intervensi
indikasi ventilasi pada Observasi bunyi
semua segmen napas
paru dan untuk Evaluasi gerakan
4. Kolaborasi drainage sekret. 11.15 WIB dada
dalam 4.Untuk 4. Berkolaborasi Lakukan
pemberian br meningkatkan dalam fisioterapi dada
onkodilator 1x ventilasi dan pemberian bronko sesuai indikasi
perhari dengan mengencerkan dilator Kolaborasi dalam
combivent sekret dengan pemberian bronko
cara relaksasi otot dilator
polos bronkus
3. Resiko tinggi infeksi Dalam waktu Tanggal 10 juli 2017 Tanggal 10 juni 2017
berhubungan dengan 3x24 jam infeksi 08:00 WIB 16:30
adanya trauma di dada, tidak terjadi 1. Lakukan 1. Dengan 1. Melakukan S : klien mengeluh
di tandai dengan : dengan kriteria: perawatan melakukan perwatan luka terdapat luka di dada
DS : klien mengeluh luka kering luka dengan perawatan luka sebelah kiri
terdapat luka di dada leukosit turun teknik aseptik diharapkan O:
sebelah kiri. dan antiseptik kondisi luka terpasang CTT
DO : tetap bersih dan leukosit 17,980/m3
terpasang CTT. tidak terjadi cairan CTT
leukosit 17,980/m3 infeksi berwarna merah
cairan CTT berwarna 2. Kolaborasi 2. Dengan 08:20 WIB kental
48
merah kental. dengan dokter memberikan 2. Berkolaborasi A : masalah belum
dalam antibiotik dengan dokter teratasi
pemberian diharapkan dapat dalam pemberian P : lanjutkan
antibiotik membunuh antibiotik intervensi
bakteri ceftriaxon 1 gr IV
4. Gangguan personal Dalam waktu Tanggal 10 Juli 2017 Tanggal 10 Juli 2017
hygiene berhubungan 1 jam personal 08.30 16.45
dengan keterbatasan hygiene 1. Bantu pasien 1. Dengan Membantu S : klien mengatakan
aktivitas, di tandai terpenuhi membersihkan melakukan memandikan klien lebih nyaman dan
dengan : dengan kriteria: perawatan diri kebersihan diri segar setelah di
DS : klien mengeluh klien terlihat klien dapat mandikan
belum pernah mandi bersih meningkatkan O:
sejak masuk rumah sakit. klien tampak kebersihan diri. 09.00 Klien tampak bersih
DO : segar 2. Bantu klien 2. Dengan Membantu dan rapih
klien tampak kusam. menyisir merapihkan menyisir rambut A : Masalah teratasi
klien tampak kotor. rambut rambut klien klien P : Pertahankan
klien tampak bau diharapkan klien intervensi.
tampak lebih
segar.
49
3.5. Catatan Perkembangan
Tanggal DP Catatan Perkembangan Paraf
11 Juli 2017 I S : klien masih mengeluh nyeri dada Cep Dedi
09.00 sebelah kiri
O:
klien tampak meringis kesakitan pada
saat beraktivitas
skala 3 (0-5)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Observasi tingkat nyeri dan respon
motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
Kaji perubahan karakteristik nyeri
Ajarkan relaksasi dan tehnik untuk
menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
I:
Mengobservasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
Mengkaji perubahan karakteristik nyeri
Mengajarkan relaksasi dan tehnik
untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
Mengajarkan metode distraksi selama
nyeri akut.
Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
E : gangguan rasa nyaman nyeri belum
teratasi
13 Juli 2017 II S : klien mengeluh sesak Cep Dedi
09.30 O:
terdapat sekret
bunyi nafas ronhi
frekuensi nafas 27x / menit
A : masalah belum teratasi
50
P : lanjutkan intervensi
Observasi bunyi napas
Evaluasi gerakan dada
Lakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
I:
Mengobservasi bunyi napas
Mengevaluasi gerakan dada
Melakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
Berkolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
E : Bersihan jalan nafas belum teratasi
13 Juli 2017 III S : klien mengeluh terdapat luka di dada Cep Dedi
09.15 sebelah kiri
O:
terpasang CTT
leukosit 17,980/m3
cairan CTT berwarna merah kental
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
lakukan perawatan luka
kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
I:
melakukan perwatan luka
berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik ceftriaxon
E : Resiko tinggi infeksi belum teratasi
13 Juli 2017 I S : klien masih mengeluh nyeri dada Cep Dedi
09.00 sebelah kiri
O:
klien tampak meringis kesakitan pada
saat beraktivitas
skala 3 (0-5)
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Observasi tingkat nyeri dan respon
motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
Kaji perubahan karakteristik nyeri
Ajarkan relaksasi dan tehnik untuk
51
menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
I:
Mengobservasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
Mengkaji perubahan karakteristik nyeri
Mengajarkan relaksasi dan tehnik
untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
Mengajarkan metode distraksi selama
nyeri akut.
Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
E : gangguan rasa nyaman nyeri belum
teratasi
13 Juli 2017 II S : klien mengeluh sesak Cep Dedi
09.15 O:
terdapat sekret
bunyi nafas ronhi
frekuensi nafas 27x / menit
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Observasi bunyi napas
Evaluasi gerakan dada
Lakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
I:
Mengobservasi bunyi napas
Mengevaluasi gerakan dada
Melakukan fisioterapi dada sesuai
indikasi
Berkolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
E : Bersihan jalan nafas belum teratasi
13 Juli 2017 III S : klien mengeluh terdapat luka di dada Cep Dedi
52
09.30 sebelah kiri
O:
terpasang CTT
leukosit 17,980/m3
cairan CTT berwarna merah kental
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
lakukan perawatan luka
kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
I:
melakukan perwatan luka
berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik ceftriaxon
E : Resiko tinggi infeksi belum teratasi
30 Juni 2015 I S : klien mengatakan nyeri dada sebelah Cep Dedi
09.00 kiri berkurang
O:
skala 2 (0-5)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Observasi tingkat nyeri dan respon
motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
Kaji perubahan karakteristik nyeri
Ajarkan relaksasi dan tehnik untuk
menurunkan ketegangan otot rangka,
yang dapat menurunkan intensitas
nyeri.
Ajarkan metode distraksi selama nyeri
akut.
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
I:
Mengobservasi tingkat nyeri dan
respon motorik klien, 30 menit setelah
pemberian obat analgetik setiap 1–2
jam.
Mengkaji perubahan karakteristik nyeri
Mengajarkan relaksasi dan tehnik
untuk menurunkan ketegangan otot
rangka, yang dapat menurunkan
intensitas nyeri.
Mengajarkan metode distraksi selama
53
nyeri akut.
Berkolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
E : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian
30 Juni 2015 II S : klien mengatakan sesak berkurang Cep Dedi
09.15 O:
terdapat sekret
bunyi nafas ronhi
frekuensi nafas 25x / menit
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Observasi bunyi napas
Evaluasi gerakan dada
Kolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
I:
Mengobservasi bunyi napas
Mengevaluasi gerakan dada
Berkolaborasi dalam
pemberian bronkodilator
E : Bersihan jalan nafas teratasi sebagian
30 Juni 2015 III S : klien mengatakan terdapat luka di Cep Dedi
09.30 dada sebelah kiri
O:
terpasang CTT
leukosit 16.215/mm3
cairan CTT berwarna merah kental
A : masalah \teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
lakukan perawatan luka
kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
I:
melakukan perwatan luka
berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik ceftriaxon
E : Resiko tinggi infeksi teratasi sebagian
54
3.6. Pembahasan
Hemotoraks di Ruang Topaz Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut mulai
Berikut uraian hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kepada
1. Pengkajian
ada di ruangan. Data yang diperoleh merupakan data subjektif maupun data
keperawatan.
fisik dengan tehnik inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi, penulis juga
55
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 09 juni 2017 pasien mengeluh
nyeri pada dada sebelah kiri, ekspresi wajah meringis kesakitan, skala nyeri 3
(0-5), klien mengatakan belum mandi sejak masuk rumah sakit, klien tampak
kusam, klien tampak kotor, klien tampak bau. klien mengeluh sesak. Terdapat
Pada teori yang penulis temukan data-data yang muncul pada Tn. K
dengan hemotoraks terhadap apa yang ada dalam teori berdasarkan Muttaqin
2. Sistem Pernafasan
3. Sistem Kardiovaskuler
turun /normal.
4. Sistem Muskuloskeletal
56
5. Sistem Integumen.
6. Sistem Endokrin
3. Diagnosa keperawatan
jaringan.
57
Masalah-masalah keperawatan yang muncul dalam teori tidak
semuanya ada pada kasus ini. Hal ini dikarenakan masalah keperawatan
disesuaikan dengan kondisi dan manifestasi klinis yang muncul pada Tn.K
sehingga terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang tidak ada pada Tn. K.
4. Perencanaan
dihadapi klien berdasakan kondisi, respon, dan manifestasi klinis yang muncul
dengan keluarga serta dukungan dari perawat ruangan, saran dan bimbingan
dari pembimbing.
5. Implementasi
yang baik dengan klien, keluarga, perawat dan tim kesehatan lainnya.
6. Tahap evaluasi
keperawatan. Pada tahap ini penulis tidak mendapatkan hambatan yang berarti
58
karena kriteria evaluasi dapat dinilai jelas melalui observasi ataupun ungkapan
Semua masalah kesehatan yang muncul pada Tn. K sebagian dapat teratasi
59