Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS MULTIPLE RESOURCE PADA PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN METODE JUMLAH KUADRAT TERKECIL


(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gudang Barang Inventaris, Gedung
Penunjang 3 lt, Pagar, Gapura dan Jembatan Penghubung di Jakarta)

Gde Agus Yudha P. A. , Alwafi Pujiraharjo, Saifoe El Unas

Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang


JL. MT. Haryono No. 167, Malang 65145, Indonesia
E-mail: adista13@yahoo.com

ABSTRAK

Pada proyek konstruksi sering dijumpai adanya fluktuasi pemakaian tenaga kerja yang disebabkan karena
volume pekerjaan yang tidak merata sepanjang periode pelaksanaan proyek. Selain itu pada penjadualan banyak
terjadi overlap antara aktivitas satu dengan aktivitas yang lainnya, sehingga menyebabkan kebutuhan puncak
tenaga harian menjadi tinggi. Pada penelitian ini, dilakukan pemerataan terhadap tenaga kerja (resource
leveling), dengan asumsi waktu penyelesaian proyek dibatasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh leveling suatu tenaga kerja terhadap tenaga kerja lainnya, leveling tenaga kerja yang memberikan
optimasi biaya yang paling baik dan besarnya optimasi biaya yang dihasilkan. Leveling dilakukan dengan
metode jumlah kuadrat terkecil. Tenaga kerja yang di-leveling yaitu pekerja, tukang batu dan tukang kayu. Hasil
leveling kemudian dibandingkan dengan hasil leveling program software Primavera Project Planner (P3) yang
digunakan sekaligus sebagai alat bantu pemrosesan dan visualisasi hasil leveling. Hasil analisis menunjukkan
bahwa hasil leveling metode jumlah kuadrat terkecil dan software P3 keduanya memberikan solusi penggunaan
tenaga kerja yang lebih baik pada leveling tukang batu dibandingkan pada leveling pekerja dan tukang kayu.
Besarnya optimasi biaya yang dihasilkan pada kasus penelitian ini adalah 4,9 % dibandingkan dengan biaya
pada schedule awal, sedangkan software P3 mampu melakukan leveling secara simultan (multiple resource)
dengan hasil efisiensi biaya sebesar 9,3 %. Jadi leveling yang dilakukan pada schedule awal dapat memberikan
penghematan biaya tenaga kerja.

Kata kunci: fluktuasi, leveling, optimasi biaya.

PENDAHULUAN kerja pada periode yang paling maksimal,


Keberhasilan dalam mencapai tujuan jumlah tenaga kerja tetap dan tidak tetap,
dan sasaran proyek sangat ditentukan oleh biaya yang dimiliki, dan jenis pekerjaan
sumber daya manusia atau tenaga kerja (Husen, 2009).
yang harus memiliki kualifikasi, Karakteristik volume pekerjaan yang
ketrampilan dan keahlian yang sesuai tersedia pada proyek konstruksi yang
dengan kebutuhan proyek. Beberapa hal bersifat tidak stabil menyebabkan
yang perlu mendapat perhatian dalam berfluktuasinya kebutuhan terhadap tenaga
perencanaan tenaga kerja dalam suatu kerja. Selain itu, pada penjadwalan banyak
proyek antara lain jenis, waktu dan lokasi terjadi overlap antara aktivitas satu dengan
proyek, baik secara kualitas maupun aktivitas yang lainnya, sehingga
kuantitas. Proyek yang secara geografis menyebabkan kebutuhan puncak tenaga
berbeda biasanya membutuhkan harian menjadi tinggi.
pengelolaan dan ketersediaan tenaga kerja Pemerataan sumber daya manusia
yang juga berbeda.Pertimbangan- (resource leveling) merupakan salah satu
pertimbangan yang perlu diambil dalam usaha yang dilakukan untuk menghindari
merencanakan tenaga kerja yaitu fluktuasi yang tajam tersebut. Tujuan
produktifitas tenaga kerja, jumlah tenaga dilakukannya pemerataan adalah untuk

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 188
memperoleh pemanfaatan yang merata dari gambaran dari lingkaran/segiempat yang
sumber daya manusia dan untuk berarti kejadian (event). Event di awal anak
menghindari saat dimana kebutuhan tenaga panah disebut “I”, sedangkan event di
menjadi sangat tinggi atau sangat rendah akhir anak panah disebut node “J”.
(Raja and Kumanan, 2007). Penelitian ini Setiap activity on arrow merupakan
dilakukan dengan tujuan untuk: satu kesatuan dari seluruh kegiatan
1. Mengetahui pengaruh perataan suatu sehingga event “J” kegiatan sebelumnya
tenaga kerja terhadap tenaga kerja juga merupakan event “I” kegiatan
yang lainnya. berikutnya. Sehingga diagram ini disebut I
2. Mengetahui perataan tenaga kerja – J diagram. Pengertian lebih jelas tentang
yang memberikan optimasi biaya yang metode activity On Arrow dapat diperoleh
paling baik bila dikombinasikan dengan memperhatikan Gambar 1.
dengan tenaga kerja lainnya.
3. Mengetahui besarnya optimasi biaya FLOAT
yang diperoleh dari leveling tenaga Float adalah sejumlah waktu yang
kerja yang ditinjau. tersedia dalam suatu kegiatan sehingga
4. Mengetahui pengaruh perataan tenaga memungkinkan penundaan atau
kerja yang memberikan optimasi biaya perlambatan kegiatan tersebut secara
yang paling baik terhadap schedule sengaja atau tidak sengaja, tetapi
awal penundaan tersebut tidak menyebabkan
5. Mengetahui perbandingan hasil proyek menjadi terlambat dalam
metode jumlah kuadrat terkecil penyelesaiannya.
dengan software primavera project Jenis – jenis float antara lain :
planner. • Float Total (TF)
Untuk memperjelas lingkup yaitu waktu tenggang maksimum
pembahasan pada penelitian ini maka dimana suatu kegiatan boleh terlambat
batasan masalah penelitian adalah sebagai tanpa menunda waktu penyelesaian
berikut: proyek. Dengan memiliki float total,
1. Penelitian ini dilakukan terhadap maka pelaksanaan kegiatan dalam jalur
proyek Pembangunan Gudang Barang yang bersangkutan dapat ditunda atau
Inventaris, Gedung Penunjang 3 LT, diperpanjang sampai batas tertentu,
Pagar, Gapura dan Jembatan yaitu sampai float total = 0.
Penghubung di Jakarta. activity oriented
2. Penelitian ini terbatas pada TF = LF – EF = LS – ES (1)
pengelolaan tenaga kerja konstruksi event oriented
pada saat pelaksanaan konstruksi. LETj – EETi – Durasi (2)
3. Durasi proyek adalah tetap (time • Free Float (FF)
constrained). Gambar 2. menunjukkan, skema untuk
4. Tenaga kerja yang tersedia bersifat menghitung nilai free float suatu
tidak terbatas (Unlimited Resources). aktivitas. Free float dapat definisikan
5. Tenaga kerja yang ditinjau adalah sebagai waktu tenggang maksimum
tukang batu, tukang besi, dan tukang dimana suatu kegiatan boleh terlambat
kayu. tanpa menunda penyelesaian suatu
kegiatan.
Metode Activity On Arrow (AOA) FF12 = ES12 – EF12 (3)
Activity on arrow atau arrow
diagram adalah gambaran dari anak panah
yang berarti kegiatan/aktivitas, dan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 189
• Float Interferen (IF) NO. KEG DURASI
yaitu bila suatu kegiatan menggunakan
sebagian dari IF sehingga kegiatan Atau
nonkritis berikutnya pada jalur tersebut
perlu dijadwalkan lagi (digeser) DURASI FLOAT
meskipun tidak sampai mempengaruhi ES NO. KEG EF
penyelesaian proyek secara JENIS KEGIATAN
keseluruhan.
Gambar 3. Precedence Diagram Method
Metode Preseden Diagram (PDM)
Metode PDM dikenal juga sebagai SD SD
time limit
metode activity on node (AON)
dikarenakan letak kegiatan pada metode ini 10 10

berada pada bagian node seperti terlihat 7


pada Gambar 3. 5

2
Waktu Waktu
0 1 2 0 1 2

ETi
S F
ETj
a). Sebelum leveling b). Sesudah leveling
SD2 = 102 + 22 = 104 SD2 = 72 +522 = 74

ETj
Gambar 4. Skema Resource Leveling
ETi
S F dengan Metode Jumlah
Kuadrat Terkecil

Metode Jumlah Kuadrat Terkecil


Keterangan: Metode jumlah kuadrat terkecil,
EETi = waktu paling cepat pada even i memiliki konsep perhitungan yang
LETi = waktu paling lambat pada even I
EETj = waktu paling cepat pada even j sederhana, namun cukup efektif untuk
LETj = waktu paling lambat pada even j dipakai sebagai indikator dalam
ES = saat mulai paling awal suatu aktivitas
LS = saat mulai paling lambat suatu aktivitas melakukan pemerataan sumber daya
EF = saat berakhir paling awal suatu aktivitas manusia.
LF = saat berakhir paling lambat suatu aktivitas

SD = r
Gambar 1. Diagram AOA
Prinsip resource leveling dengan
metode jumlah kuadrat terkecil
ditunjukkan pada Gambar 4. Selama
iterasi dilakukan apabila jumlah SD2
sesudah leveling lebih kecil dari SD2
sebelum leveling, berarti penggunaan
sumber daya sesudah leveling lebih efisien
Gambar 2. Free Float dibandingkan sebelum leveling. Jadi
semakin kecil nilai kuadrat tenaga kerja
yang diproleh, maka akan sebaik pula
alokasi tenaga kerja yang dilakukan.
ES JENIS EF
LS KEGIATAN LF

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 190
Penelitian-penelitian terdahulu digunakan yaitu metode Ranked Positional
Jun (2009) melakukan suatu studi Weight Method (RPM) dan Presedence
dengan melakukan inovasi terhadap Diagram Method (PDM) yang
ukuran pemerataan tenaga kerja. Tujuan diaplikasikan pada Proyek Pembangunan
penelitian yaitu untuk dapat mengukur Pasar Mumbul di Kabupaten Buleleng.
secara langsung dan meminimalkan Kesimpulan yang diambil yaitu bahwa
dampak negatif fluktuasi sumber daya penjadwalan dengan metode RPWM
dalam produktivitas dan biaya konstruksi. menghasilkan durasi yang lebih pendek
Penelitian ini dilakukan dengan 3 tahapan dari metode PDM. Dari segi biaya metode
modul yaitu modul inisialisasi, algoritma RPWM juga lebih menguntungkan.
genetika dan perataan tenaga kerja. Penjadwalan dengan metode PDM dan
Keunggulan penelitian yang RPWM dengan membatasi jumlah tenaga
dilakukan oleh Jun (2009) ini yaitu kerja, menghasilkan biaya dan durasi yang
digunakannya teknik algoritma genetika lebih besar daripada penjadwalan awal.
yang dapat mencari solusi dari populasi Keunggulan penelitian ini yaitu
solusi yang luas. Sedangkan digunakannya objek penelitian berupa
kekurangannya yaitu objek penelitian yang sebuah proyek konstruksi. Selain itu
digunakan masih berupa simulasi. Jadi digunakannya software yaitu microsoft
metode yang diterapkan pada simulasi project juga merupakan sebuah kelebihan.
yang menyerupai proyek konstruksi masih Kelemahan penelitian ini yaitu pembatasan
perlu diterapkan pada proyek konstruksi jumlah tenaga kerja menghasilkan biaya
yang sebenarnya. dan durasi yang lebih besar dari
Fathi (2008) melakukan penelitian penjadualan awal, sehingga perlu
untuk menyediakan sebuah manajemen dilakukan penelitian dengan menerapkan
pendukung bagi perencana konstruksi kedua metode yang dipakai dengan asumsi
untuk memilih metode pelaksanaan yang tenaga kerja yang tersedia adalah tidak
paling optimal dari tiap-tiap aktivitas terbatas.
dalam sebuah proyek. Asumsi dasar yang Kurniyawan (2007) melakukan
digunakan pada penelitian ini adalah penelitian terhadap Analisis Anggaran
bahwa tiap aktivitas memiliki metode Biaya dan Resource Levelling untuk
eksekusi (pelaksanaan) yang berbeda Efisiensi Pekerja pada Proyek
sehingga penggunaan waktu, biaya dan Pembangunan Gedung Sekolah Menengah
variasi tenaga kerja yang berbeda pula. Umum AL-Azhar di Bumi Serpong
Penelitian ini menggunakan metode Damai. Metode BOW digunakan sebagai
weighted sum method dengan konsep pengolah data dalam penelitian ini. Hasil
dobel momen yang diajukan oleh Hegazy yang diperoleh yaitu anggaran biaya yang
(1999) untuk mencapai tujuannya. lebih besar daripada penawaran kontraktor,
Keunggulan penelitian ini yaitu tetapi dengan durasi proyek yang lebih
diterapkannya rekayasa nilai pada teknik pendek.
pelaksanaan masing-masing aktivitas dapat Keunggulan penelitian yaitu
memberikan solusi dengan penghematan dilakukannya perbandingan terhadap
biaya pelaksanaan. Sedangkan kelemahan penawaran yang diberikan oleh kontraktor,
penelitian ini yaitu pada proyek konstruksi memberikan gambaran bahwa penelitian
akan sulit sekali mendapat variasi metode sudah ditempatkan pada kondisi nyata
eksekusi pada semua aktivitas-aktivitas seperti di lapangan. Kekurangan penelitian
yang ada.. yaitu penelitian hanya dilakukan pada
penelitiannya tentang analisis pekerja, sehingga peran jenis tenaga kerja
penjadwalan proyek. Metode yang yang lain terabaikan.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 191
Laksito (2005) melakukan METODE PENELITIAN
penelitian dengan membandingkan Penelitian dimulai dalam 3 tahapan
penjadwalan proyek konstruksi repetitif yaitu tahap identifikasi, tahap penyusunan
antara metode penjadwalan berulang metode analisis dan tahap analisis.
(RSM) dengan metode metode diagram Masing-masing tahapan terdiri dari
preseden (PDM). Dari hasil penelitian beberapa rangkaian kegiatan. Pada tahap
ditemukan bahwa Meskipun waktu penyusunan model analisis menerangkan
penyelesaian proyek dengan metode RSM langkah-langkah analisis yang akan
lebih lama dibandingkan dengan metode ditempuh pada metode pemerataan yang
PDM, tetapi pengaturan tenaga kerja relatif digunakan pada penelitian, kemudian
lebih mudah dibandingkan metode PDM. diaplikasikan pada suatu studi kasus dari
Kelebihan penelitian ini yaitu proyek konstruksi pembangunan Gudang
penggunaan objek penelitian berupa Barang Inventaris, Gedung Penunjang 3
pembangunan 6 unit rumah tipe 65/104, LT, Pagar, Gapura dan Jembatan
sehingga sudah diterapkan pada proyek di Penghubung di Jakarta. Data yang dipakai
lapangan. Sedangkan kelemahan berupa jadwal pelaksanaan seperti
penelitian yaitu metode yang dipakai perlu Gambar 5, beserta dengan alokasi
juga diterapkan pada proyek konstruksi pemakaian tenaga kerja masing-masing
yang lebih kompleks. pekerjaan.
Sriprasert and Dawood (2003)
melakukan penelitian dengan membuat HASIL DAN PEMBAHASAN
tiga pemodelan yaitu pemodelan time-cost Berdasarkan pada nilai float, maka
trade-off, pemodelan masalah alokasi terdapat 13 aktivitas kritis dan 28 aktivitas
sumber daya dan perataan tenaga kerja, non-kritis.
pemodelan masalah konflik antara ruang
dan waktu, dan pemodelan terhadap Karakteristik histogram tenaga kerja
masalah kesiapan sumber daya dan pada schedule awal
informasinya. Dari hasil penelitian Pada Gambar 6, terlihat bahwa
diketahui bahwa dimasukkannya beberapa pemakaian pekerja berfluktuasi dari awal
batasan (constrain) pada penjadualan dapat sampai akhir pelaksanaan proyek.
membantu perencana proyek untuk Fluktuasi yang jelas terlihat yaitu
menghasilkan rencana proyek yang dapat kebutuhan pekerja yang semula 21 orang
dipercaya. perhari, turun menjadi 11 orang perhari.
Kelebihan penelitian ini adalah Setelah itu kebutuhan pekerja perlahan-
selain kendala-kendala dalam masalah lahan meningkat lagi sampai pada
penjadualan dimasukkan secara lengkap, puncaknya yaitu sebanyak 34 orang
penerapan teknik algoritma genetika perhari.
sebagai metode pencarian membuat ruang Pada Gambar 7, menunjukkan
solusi yang mungkin menjadi sangat luas. fluktuasi pemakaian tenaga tukang batu
Kelemahan penelitian ini adalah yang signifikan selama jangka waktu
dibutuhkan pembuatan program yang pelaksanaan proyek. Jumlah maksimum
rumit dan komplek agar bisa mencakup tukang batu yang digunakan (maksimum
metode algoritma genetika dan batasan- resource demand) terjadi pada hari ke-103
batasan penjadualan yang dipakai ke dalam dan ke-104 yaitu sebesar 17 orang.
masalah penjadualan. Pada Gambar 8, terlihat fluktuasi
ekstrim pemakaian tukang kayu terjadi
tahap akhir pelaksanaan proyek yaitu pada
hari ke-116 yang semula hanya memakai

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 192
Gambar 5. Barchat pada Schedule Awal

8 tenaga tukang kayu tetapi pada hari ke- ada. Kondisi ini disebabkan karena selama
117 meningkat tajam menjadi 20 orang iterasi dilakukan pada leveling pekerja,
tenaga tukang kayu. aktivitas yang bergeser adalah aktivitas
yang tidak membutuhkan tenaga tukang
Leveling tenaga kerja dengan batu. Sedangkan pengaruhnya terhadap
metode jumlah kuadrat terkecil tukang kayu yaitu nilai kuadrat (∑SD2)
tukang kayu naik dari 13747 menjadi
1. Pekerja
13835. MRD tukang kayu turun dari 20
Nilai kuadrat (∑SD2) pekerja paling
menjadi 18 orang perhari, seperti
minimum yaitu 49921, Kebutuhan
ditunjukkan pada Gambar 10. Biaya
maksimum perhari (MRD) pekerja turun
paling minimum yang dihasilkan dari
dari 34 menjadi 33 orang perhari
kombinasi ketiga sumber daya yang
ditunjukkan pada Gambar 9, dan biaya
ditinjau adalah sebesar Rp. 430.500.000,-.
tenaga kerja pekerja yang paling minimum
Selisih biaya kombinasi sebelum dan
yaitu Rp. 173.250.000,-. Pengaruh leveling
sesudah leveling adalah Rp. 19.950.000,-.
pekerja terhadap tukang batu adalah tidak

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 193
2. Tukang batu 51035 menjadi 50711. MRD pekerja
Nilai kuadrat tukang batu (∑SD2) adalah tetap sebanyak 34 orang per hari
yaitu 11031 dan biaya tukang batu yang seperti ditunjukkan pada Gambar 15.
paling minimum dan Rp. 102.900.000,-. Biaya paling minimum yang dihasilkan
MRD yang dihasilkan adalah menurun dari dari kombinasi ketiga tenaga kerja yang
17 menjadi 14 orang perhari, seperti ditinjau adalah sebesar Rp. 430.500.000,-
ditunjukkan pada Gambar 11. Pengaruh
leveling tenaga tukang batu terhadap
pekerja adalah pada saat dimana tukang
batu berada pada kondisi yang ideal, biaya
yang dikeluarkan untuk pekerja adalah
tetap seperti sebelum leveling, tetapi nilai
kuadrat sumber daya (∑SD2) menjadi lebih
kecil dari 51035 menjadi 50413 yang
berarti pemakaian tenaga pekerja menjadi
lebih merata. MRD pekerja tetap 34 orang
perhari, seperti ditunnjukkan pada
Gambar 12. Sedangkan pengaruhnya Gambar 6. Histogram Pekerja Pada Schedule
Awal
terhadap tukang kayu yaitu biaya yang
dikeluarkan adalah tetap seperti sebelum
leveling, namun demikian nilai kuadrat
sumber daya (∑SD2) menjadi lebih besar
dari 13747 menjadi 13763 dibandingkan
sebelum leveling yang mengindikasikan
pemakaian tenaga tukang kayu menjadi
lebih tidak merata. MRD tukang kayu juga
tetap 17 orang perhari, seperti ditunjukkan
pada Gambar 13. Biaya paling minimum
yang dihasilkan dari kombinasi ketiga
sumber daya yang ditinjau adalah sebesar
Rp. 428.400.000,-.
Gambar 7. Histogram Tukang Batu Pada
3. Tukang Kayu Schedule Awal
Nilai kuadrat tukang kayu (∑SD2)
Pe

paling minimum yaitu 13891. Biaya


tukang kayu paling minimum adalah Rp.
132.300.000,-. MRD tukang kayu dapat
direduksi dari 20 orang/hari menjadi 18
orang/hari, seperti ditunjukkan pada
Gambar 14. Pengaruh leveling tenaga
tukang kayu terhadap tenaga tukang batu
adalah tidak ada. Kondisi ini disebabkan
karena selama iterasi dilakukan pada
leveling tukang kayu, aktivitas yang
bergeser adalah aktivitas yang tidak
membutuhkan tenaga tukang batu. Gambar 8. Histogram Tukang Kayu Pada
Sedangkan pengaruhnya terhadap pekerja Schedule awal
yaitu jumlah kuadrat pekerja menurun dari

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 194
Gambar 9. Histogram Pekerja Hasil Leveling Gambar 12. Histogram Pekerja Akibat
Leveling Tukang Batu

Gambar 10. Histogram Tukang Kayu Akibat Gambar 13. Histogram Tukang Kayu
Leveling Pekerja Akibat Leveling Tukang
Batu

Gambar 11. Histogram Tukang batu Hasil


Leveling Gambar 14. Histogram Tukang Kayu Hasil
Leveling

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 195
Gambar 18. Histogram Tukang Kayu Hasil
Gambar 15. Histogram Pekerja Akibat Multiple Resource Leveling
Leveling Tukang Kayu
dengan Software P3

Multiple Resource Leveling


Primavera mampu melakukan
leveling secara simultan terhadap ketiga
tenaga kerja yang ditinjau. Dengan hasil
leveling seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 16, Gambar 17 dan Gambar 18.
Kebutuhan maksimum pekerja, tukang
batu, dan tukang kayu masing-masing
dapat direduksi sebesar 33, 14 dan 18
orang perhari. Jadi biaya tenaga kerja
dapat dihemat sebesar 9,3 %. Barchat hasil
Gambar 16. Histogram Pekerja Hasil Multiple leveling ditunjukkan pada Gambar 19.
Resource Leveling dengan
Software P3 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil analisis yaitu:
1. Pengaruh leveling suatu tenaga kerja
terhadap tenaga kerja yang lain pada objek
proyek yang ditinjau penelitian ini yaitu:
a. Leveling Pekerja
Pengaruh terhadap tenaga tukang batu
adalah tidak ada. Kondisi ini disebabkan
karena pada waktu leveling dilakukan,
aktivitas yang bergeser adalah aktivitas
yang tidak membutuhkan tenaga tukang
batu. Sedangkan pengaruhnya terhadap
tukang kayu yaitu terjadi penurunan dan
Gambar 17. Histogram Tukang Batu Hasil peningkatan jumlah kuadrat tukang kayu.
Multiple Resource Leveling Jumlah kuadrat terkecil tukang kayu akibat
dengan Software P3 leveling pekerja yaitu sebesar 13675.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 196
Gambar 19. Barchat Hasil Leveling

b. Leveling Tukang batu sebesar 50655. Sedangkan


Pengaruh terhadap pekerja pengaruhnya pada tukang batu
yaitu terjadi penurunan dan tidak ada dikarenakan selama
peningkatan jumlah kuadrat proses leveling, aktivitas yang
pekerja. Jumlah kuadrat terkecil bergeser adalah aktivitas yang
pekerja yang dihasilkan yaitu tidak membutuhkan tenaga
sebesar 50413. Sedangkan tukang batu.
pengaruhnya terhadap tukang 2. Optimasi biaya tenaga kerja diperoleh
kayu yaitu terjadi penurunan dan pada saat dilakukan leveling terhadap
peningkatan jumlah kuadrat tenaga tukang batu.
tukang kayu. Jumlah kuadrat 3. Besarnya optimasi biaya tenaga kerja
terkecil tukang kayu yang yang diperoleh dari hasil leveling yaitu
dihasilkan yaitu sebesar 13619. sebesar 4,9 %
4. Schedule awal mengalami perubahan
c. Leveling Tukang kayu jumlah aktivitas yang berada pada
Pengaruh terhadap pekerja lintasan kritis dari 13 menjadi 17
yaitu terjadi penurunan jumlah aktivitas apabila menggunakan metode
kuadrat pekerja. Jumlah kuadrat jumlah kuadrat terkecil. Sedangkan
terkecil yang dihasilkan yaitu pada multiple resource leveling dengan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 197
primavera project planner lintasan DAFTAR PUSTAKA
kritis bertambah menjadi 14 buah Diah. P. D. 2007. Analisa Penjadwalan Proyek
aktivitas. Menggunakan Ranked Positional Weight
Method dan Presedence Diagram Method
5. Metode jumlah kuadrat terkecil dan (studi kasus : Proyek Pembangunan Pasar
software primavera project planner Mumbul di Kabupaten Buleleng) : Jurnal
menghasilkan jumlah kebutuhan Ilmiah Teknik Sipil, Vol 11, No. 2, Juli
maksimum tenaga kerja yang sama, 2007.
tetapi pada primavera leveling dapat Fathi. H 2008. Multiple Resource Constraint Time-
Cost-Resource Optimization Using Genetic
dilakukan secara simultan yang Algorithm : International journal of
menghasilkan jumlah kebutuhan Construction Engineering and Management
maksimum perhari (MRD) yang lebih Husen, A.. 2009. Manajemen Proyek:
kecil pada ketiga jenis tenaga kerja Perencanaan, Penjadwalan, Dan
yang ditinjau. Efisiensi biaya yang Pengendalian Proyek. Yogyakarta: Andi.
Hegazy, T. _1999_. Optimization of resource
dihasilkan dari multiple resource allocation and leveling using genetic
leveling dengan software primavera algorithms. J. Constr. Eng. Manage.,
adalah sebesar 9,3 %. 125_3_, 167–175.
Jun. D. H. 2009. Optimizing Resource Leveling in
SARAN – SARAN Construction Projects. ASCE: International
1. Para perencana konsrtruksi Journal of Construction Engineering and
sebaiknya membuat network Management.
Kurniyawan. D. 2007. Analisis Anggaran Biaya
diagram dalam penjadwalan dan Resource Levelling untuk Efisiensi
proyek sehingga dapat diketahui Pekerja pada Proyek Pembangunan Gedung
dengan jelas bahwa suatu Sekolah Menengah Umum AL-Azhar di
pekerjaan berada pada lintasan Bumi Serpong Damai. : Jurnal Ilmiah
kritis atau non-kritis. Teknik Sipil, Universitas Gunadarma. 2007.
Laksito, B. 2005. Studi Komparatif Penjadwalan
2. Para pelaksana konstruksi Proyek Konstruksi Repetitif Menggunakan
disarankan untuk melakukan Metode Penjadwalan Berulang (RSM) dan
leveling terhadap tenaga kerja yang Metode Diagram Preseden (PDM) : Jurnal
digunakan, karena dengan leveling Ilmiah Teknik Sipil, UNS Surakarta, Juli
dapat mengurangi jumlah 2005.
Raja. K dan Kumanan. S 2007. Resource Leveling
kebutuhan maksimum perhari Using Petrinet and Memetic Approach.
tenaga kerja sehingga dapat American Journal of Applied Sciences 4 (5):
menghasilkan optimasi biaya 317-322, ISSN 1546-9239, Science
tenaga kerja. Publications.
3. Untuk proyek-proyek konstruksi Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek: Dari
Konseptual Sampai Operasional. Jakarta:
yang sangat kompleks, penggunaan Erlangga.
software yang bisa melakukan Sriprasert. E. and Dawood. N. 2003. Genetic
leveling tenaga kerja seperti Algorithms for Multi-Constraint Scheduling:
primavera sangat dianjurkan karena an Application for the Construction Industry
dapat memberi efisiensi waktu : International journal of Construction
Engineering and Management.
dalam melakukan leveling.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 198

Anda mungkin juga menyukai