Anda di halaman 1dari 53
STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI 03 - 3424 - 1994 TATA CARA PERENCANAAN DRAINASE PERMUKAAN JALAN DEWAN STANDARISASI NASIONAL - DSN DAFTAR RUJUKAN Dewan Standarisasi Nasional, 1989 Perencanaan Hydrologi dan Hydrolika untuk Bangunan di Sungai, Nomor SNI 1724-1989-F. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Berdasarkan usulan dari Departemen Pekerjaan Umum standar ini disetujui oleh Dewan Standarisasi Nasional menjadi Standar Nasional Indonesia dengan nomor : SNI 03-3424-1994 DAFTAR IST Halaman Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 475/KPTS/1991 (Tau ©) coucouosupupuubDUuDoudGoaoDGeGuGedcoGaodeD BAB a BAB OIL BAB OIII BAB OIV LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPTRAN DESKRIPS Lee eee cet ce eal i at) we Maksud dan Tujuan......--+-.eee005 1 1.1.1 Maksud.. 4.1.2 Tujuan Ruang Lingkup.. Pengertian .. PERSYARATAN-PERSYARATAN ....-.eeeeee0000+ 3 KETENTUAN-KETENTUAN «. 22-000 0eeeeeeeeeees 4 ow wows oare CARA PENGERJAAN ........ io Umum oo. eee ee Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan..... Selokan Samping Jalan Gorong-gorong Pembuang Air Menentukan Debit Aliran... Penampang Basah Selokan Samping dan Gorong-gorong . Tinggi Jagaan Selokar Bentuk Trapesium, Segi Empat, Setengah Lingkaran........ Bebe hr 2o) Kemiringan Selokan Samping dan Gorong-gorong Pembuang Air .. Kemiringan Tanah. ar Perhitungan Debit Aliran (Q) Perhitungan Dimensi dan Kemi Selokan dan Gorong-gorong Bagan Alir Perhitungan .. DAFTAR ISTILAH ... LAIN-LAIN vee... eee DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA ........... 48 SNI03 - 3424 - 1994 BAB I DESKRIPSI Maksud dan Tujuan Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan Pegangan dalam merencanakan struktur drainase Permukaan jalan. Tujuan Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan ‘keseragaman dalam cara ‘merencanakan drainase permukaan jalan yang sesuai dengan persyaratan teknis. Ruang Lingkup Tata cara ini meliputi persyaratan-persyaratan, kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan serta dimensi, kemiringan, jenis bahan, tipe, selokan samping jalan dan gorong-gorong. Pengertian Yang dimaksud dengan 1) drainase permukaan adalah sistim drainase yang berkaitan dengan pengendalian air Permukaan; 2) intensitas hujan (1) adalah besarnya curah hujan maksimum yang akan diperhitungkan. dalam desain drainase; 3) waktu_ konsentrasi (T.C) adalah waktu yang diperJukan oleh butiran air untuk bergerak dari “titik terjauh pada daerah pengaliran sampai ke titik pembuangan; 4) debit (@) adalah volume air yang mengalir melewati .suatu penampang melintang saluran atau jalur air persatuan waktu; 5) koefisien pengaliran (C) adalah suatu koefisien . yang menunjukkan — perbandingan antara besarnya jumlah air yang dialirkan oleh suatu jenis permukaan terhadap jumlah air yang ada; SNI 03 - 3424 - 1994 6) gorong-gorong adalah saluran tertutup yang berfungsi mengalirkan air, dan biasanya melintang jalan; 7) selokan samping jalan adalah selokan yang dibuat di sisi kiri dan kanan badan jalan. SNI 03 - 3424 - 1994 BAB IT PERSYARATAN-PERSYARATAN Ihwal yang dipersyaratkan, sebagai berikut : 1) perencanaan drainase harus sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai penampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil ‘guna; pemilihan dimensi dari fasilitas drainase harus mempertimbangkan faktor ekonomi dan faktor keamanan; Perencanaan drainase harus dipertimbangkan pula segi_ kemudahan dan nilai ekonomis terhadap pemeliharaan sistim drainase tersebut; sebagai bagian sistim drainase yang lebih besar atau sungai-sungai pengumpul drainase; perencanaan drainase ini tidak termasuk untuk sistim drainase areal, tetapi harus diperhatikan dalam perencanaan terutama untuk tempat air keluar. SNI 03 - 3424 - 1994 BAB IIT KETENTUAN-KETENTUAN 3.1 Umum Sistim drainase permukaan jalan terdiri dari kemiringan melintang perkerasan dan bahu jalan, selokan samping, gorong-gorong dan saluran penangkap (lihat Gambar 1). saluron_penangkap bahu, perkerasan jalan _ bahy, halan 1 fralan od EEE LLL ae, "gorong gorong yemitingan perkerasan jalan emiringan bahu yolan GAMBAR 1 SISTIM DRAINASE PERMUKAAN e ib Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan Kemiringan melintang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut 1) daerah jalan yang datar dan lurus; (1) kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun /melandai ke arah selokan samping (Lihat. Gambar 2); (2) besarnya kemiringan bahu jalan diambil 2% lebih besar dari pada = kemiringan permukaan jalan; SNI_03 - 3424 - 1994 (3) besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan, dapat dilihat seperti tercantum pada Tabel 1. TABEL 1 KEMIRINGAN MELINTANG PERKERASAN DAN BAHU JALAN Jenis lapis Kemiringan permukaan jalan | melintang normal i (%) Beraspal, beton 2% - 3% Japat 4x - 6x Kerikil 3% - 6% Tanah 4% - 6% BAHU PERKERASAN JALAN BAHU JALAN 1 JALAN (earn SELOKAN GAMBAR 2 KEMIRINGAN MELINTANG NORMAL PADA DAERAH DATAR DAN -LURUS 2) daerah jalan yang lurus pada tanjakan/ turunan; (1) berlu mempertimbangkan besarnya kemiring- an alinyemen vertikal jalan yang berupa tanjakan dan turunan, agar aliran air secepatnya bisa mengalir — keselokan samping; untuk menentukan kemiringan perkerasan Jalan gunakan nilai-nilai maksimum dari Tabel 1. 3.3 SNI 03 - 3424 - 1994 3) pada daerah tikungan; (1) harus mempertimbangkan kebutuhan kemi- ringan jalan menurut. Persyaratan alinyemen horizontal jalan = (menurut ketentuan yang berlaku); kemiringan perkerasan jalan harus dimulai dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi dalam tikungan; besarnya kemiringan daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum kebutuhan kemiringan menurut keperluan drainase; besarnya kemiringan bahu jalan ditentukan dengan kaidah-kaidah seperti pada butir 3.1 (lihat Gambar 3), RKERASAN JALAN. GAMBAR 3 KEMIRINGAN MELINTANG PADA DAERAH: TIKUNGAN Selokan Samping Jalan Ihwal yang ditentukan, sebagai berikut : 1) bahan bangunan selokan samping jalan ditentu- kan oleh besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati selokan samping jalan (lihat Tabel 2). SNI_03 - 3424 - 1994 TABEL 2 KECEPATAN ALIRAN AIR YANG DIIZINKAN BERDASARKAN JENIS MATERIAL kKecepatan aliran Jenis Bahan air yang diizin- kan (m/detik) Pasir halus 0,45 Lempung kepasiran 0,60 Lanau aluvial 0,60 Kerikil halus 0,75 Lempung kokoh 0,75 Lempung padat 1,10 Kerikil kasar 1,20 Batu-batu besar 1,50 Pasangan batu 1,50 Beton 1,507 Beton bertulang 1,50 2) kemiringan selokan samping ditentukan ber- dasarkan bahan yang digunakan; —hubungan antara bahan yang digunakan dengan kemiringan selokan samping arah memanjang yang dikaitkan dengan erosi aliran (Tabel 3). TABEL 3 HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING JALAN (i) DAN JENIS MATERIAL Kemiringan Jenis material selokan samping i (%) Tanah Asli o-5 Kerikil 5 - 7,5 Pasangan 7,8 pematah arus untuk mengurangi _kecepatan aliran diperlukan bagi selokan samping jalan yang panjang dan mempunyai kemiringan cukup besar, (lihat Gambar 4); pemasangan jarak pematah arus (L) harus sesuai Tabel 4; SNI 03 - 3424 - 1994 GAMBAR 4 PEMATAH ARUS TABEL 4 HUBUNGAN KEMIRINGAN SELOKAN SAMPING JALAN (i) DAN JARAK PEMATAH ARUS (L). i (~)} 6x | 7% | a% | 9x | 10% Lom) em | 7™ 6M 4) tipe dan jenis bahan selokan samping didasar- kan atas kondisi tanah dasar, kedudukan muka air tanah dan kecepatan abrasi air (lihat Gambar 5); 5) penampang minimum selokan samping 0,50 m*. SNI 03 - 3424 - 1994 Tipe selokan | Potongan Bahan yang samping melintang dipakai Bentuk tra~ Tanah asli pesium Bentuk segi Pasangan batu tiga kali atau tanah asli Bentuk tra- Pasangan batu pesium kali Bentuk Pasangan batu segi empat kali Bentuk segi Beton bertulang empat 4 “| pada bagian dasar diberi lapisan pasir + 10 cm Bentuk ségi —— Beton bertulang empat pada bagian dasar diberi lapisan pasir £10 cm pada bagian atas ditu- tup dengan plat beton bertulang Bentuk ségi i Pasangan batu empat, ip kali pada bagian dasar diberi lapisan pasir + 10 cm pada bagian atas — ditutup dengan plat beton bertulang. Bentuk pasangan batu setengah kali atau beton Vingkaran bertulang GAMBAR 5 TIPE PENAMPANG SELOKAN SAMPING JALAN SNI 03 - 3424 - 1994 Gorong-gorong Pembuang Air Gorong-gorong pembuang air meliputi hal-hal sebagai berikut : 1) ditempatkan melintang jalan yang berfungsi untuk menampung air dari selokan samping dan membuangnya; harus cukup besar untuk melewatkan debit air maksimum dari daerah pengaliran secara efisien; harus dibuat dengan tipe yang permanen (lihat Gambar 6); bagian gorong-gorong terdiri dari tiga bagian konstruksi utama, yaitu : (1) pipa kanal air utama yang berfungsi untuk mengalirkan air dari bagian udik ke bagian hilir secara langsung; (2) tembok kepala yang menopang ujung dan ‘lereng jalan; tembok penahan yang dipasang bersudut dengan tembok kepala, untuk menahan bahu dan kemiringan jalan. apron (dasar) dibuat pada tempat masuk untuk mencegah terjadinya erosi dan dapat berfungsi sebagai dinding penyekat Jumpur} bentuk gorong-gorong tergantung pada ‘tempat yang ada dan tingginya timbunan. bak penampung diperlukan pada kondisi @. pertemuan antara gorong-gorong dan saluran tepi b. pertemuan lebih dari dua arah aliran. 3) kemiringan gorong-gorong 0,5 ~ 2x. tembok_Kepala pipa_kanal air utama ‘Apron (dasar) cen GAMBAR 6 BAGIAN GORONG-GORONG SNI 03 - 3424 - 1994 jarak gorong-gorong pada daerah datar maksimum 100 meter, di. daerah pegunungan dua kali lebih banyak; kemiringan_gorong-gorong _antara _0,60-2x dengan pertimbangan faktor-faktor lain’ yang dapat mengakibatkan terjadinya pengendapan erosi di tempat air masuk dan pada bagian pengeluaran; tipe dan bahan gorong-gorong yang permanen (Mihat Gambar 7) dengan desain umur rencana : (1) jalan tol : 25 tahun; (2) jalan arteri : 10 tahun; (3) jalan lokal : 5 tahun. untuk — daerah-daerah yang berpasir, bak pengontrol dibuat/direncanakan sesuai dengan kondisi setempat; dimensi gorong-gorong minimum dengan diameter 80. cm; kedalaman gorong-gorong yang aman terhadap permukaan jalan, tergantung tipe : No.| Tipe gorong-| Potongan | Material gorong melintang | yang dipakai Pipa tunggal Metal gelon- atau lebih OOO bang, beton bertulang atau beton tumbuk, besi cor dil. Pipa lengkung| (~)(_)(_) | meta? tunggal atau gelombang Jebih Gorong-gorong qo Beton poreegi toon: | WOOO | oer et ang culvert) GAMBAR 7 TIPE PENAMPANG GORONG~GORONG SNI 03 - 3424 - 1994 Menentukan Debit Aliran Faktor-faktor untuk menentukan debit aliran, yaitu : 1) intensitas curah hujan (1) dihitung berdasar- kan data-data sebagai berikut : (1) data curah hujan; merupakan data curah hujan_—harian maksimum dalam setahun dinyatakan dalam mm/hari; data curah hujan ini diperoleh dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, untuk stasiun curah hujan yang terdekat dengan lokasi sistim drainase; jumlah data curah hujan paling sedikit dalam Jangka 10 tahun, periode ulang; karakteristik hujan menunjukkan — bahwa hujan yang- besar tertentu mempunyai periode ulang tertentu, periode ulang rencana untuk selokan samping dan ditentukan 5 tahun; Jamanya waktu curah hujan; ditentukan berdasarkan hasil penyelidikan Van Breen, bahwa hujan harian terkonsen- trasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah hujan selama 24 Jam; rumus menghitung intensitas curah hujan (1) menggunakan analisa distribusi frek- wensi menurut rumus sebagai berikut : (%p - Yp)e 12 SNI 03 - 3424 - 1994 Keterangan : besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)/24 jam nilai rata-rata aritmatik hujan kumulatip standar deviasi variasi yang merupakan fungsi periode ulang (lihat Tabel 5). nilai yang tergantung pada n (lihat Tabel 6) standar deviasi_merupakan fungsi dari n (lihat Tabel 7) intensitas curah hujan mm/jam (5) kurva basis. untuk menentukan kurva lamanya intensitas hujan rencana, yang dapat diturunkan dari kurva basis (lengkung intensitas standar) seperti pada Gambar 8. 13 SNI 03 - 3424 - 1994 Keterangan besarnya curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm)/24 jam nilai rata-rata aritmatik hujan kumulatip standar deviasi variasi_yang merupakan fungsi periode ulang (lihat Tabel 5). Yn = nilai yang tergantung pada n (lihat Tabel 6) * 8, = standar deviasi merupakan fungsi dari n (lihat Tabel 7) I = intensitas curah hujan mm/jam (5) kurva basis. untuk menentukan kurva lamanya intensitas hujan rencana, yang dapat diturunkan dari kurva basis (jengkung intensitas standar) seperti pada Gambar 8. 13 SNI 03 - 3424 - 1994 SIsva vAuny 8 uVvaHVD (ywaw) ssonuasiol_ni4om (re OFZ 02 OZ COR OG! OBI OU O91 OS OM OF OI OOO OG OF OL 9 OS OF OF OF HO {wor paw) woing soyuDIUF SNI 03 - 3424 - 1994 SISva vAuny 6 uvenvo (quaw) sosquasuey mM, (O72 Oz OL O12 OZ O6I OBI O11 O91 OSI Om OF OZ ON OO O06 OF OL OF OS OY OF Oo Tui pwu) woing sous SNI03 - 3424 - 1994 TABEL 5 VARIASI Y i Periode ulang (tahun) Variasi yang berkurang 2 0,3665 5 17,4999 10 2,2502 35 3, 1985 50 3,9019 4,6001 oy rfat at at sit str |e 0,4952|0,4996|0 8038 |0,8070/0,5100/0, 12a}0,5187|0,$181]0,5202| 0, 5226/0, 5252/0, 5266|0,5283]0,5296)0,5309]0,5320|0,5332|0,5343} 1, 5362/0,5371|0, 5380/0, 5208 /0,5402 10,5402] 0,5410]0, 5418/0, 5424 0 5436} 0,5¢72}0,5448)0, 5483 0, 54580, 54630, 5469 0 547310, 6477 0 5485 |0,5¢88]0, 5488 0, 5497 0,5501 0, 8804 |0,8808\0 8611/0, 5519 }0,5521}0, 5534] 0 8527 }0,5880)0, $8330, 6595)0, 8838 0, $540 0,543 0, $546 0, 5582|0, 88550, 5585] 0, 8557 0,5859)0, 55610, $5630, 5565} 0, $868 |0 8670) 0,872] 0,$574]0, 8576|0,5578/0, 55600, 5581 |0,8593| 0, 5566|0, 8687 |0, 893] 0, 55910, 8592/0,5594 0,868 [0, 68860, 6598 0 le é 8 0,9¢96]0,9676|0,9833}0,9971|1 0098) 1,0208| 10318 0498) 0, 0626] t, 063610686) 1,0811| 0864) 1,0915| 10961 1047 Jo, 1124) 1,1159]1, 1989) 1, 1226], 1258) 1, 1288], 1313 1363] 01443) 1, 1436] 1, 1436] 1, 1480) 1.14931, 1519] 1, 1838 11874 0, 607) 1, 1628] 1, 18231, 1658), 16671, 1681], 1696 1 A721 0, 1747] 1, 1759], 1759] 1, 1742| 1, 1799], ra03|t, 1814 11834 6, r689|t, 18631, 863] 1, 188111080] 1, 1698], 1908 41,1928 0, 1998] 1, 1945] 1945] 1, 1958], 19671, 1973] 1, 1980 11384 0,2007|1, 20181, 2020) 12026], 2082], 20982044 1, 208 16 SNI 03 - 3424 - 1994 (6) waktu konsentrasi (T,), dihitung dengan rumus =: T, Bty tty eeeeeeseeeeeee neces ee e(3) ° nd 0,167 (2/3 X 3,28 X Lo. Ys ) see elA) +25) Keterangan waktu konsentrasi (menit) waktu inlet (menit) waktu aliran (menit) jarak dari titik terjauh ke fasilitas drainase (m) panjang saluran (m) koefisien hambatan (Tabel 8) kemiringan daerah pengaliran kecepatan air rata-rata diselokan (m/dt) TABEL 8 HUBUNGAN KONDISI PERMUKAAN DENGAN KOEFISIEN HAMBATAN Kondisi Lapis Permukaan Lapisan semen dan aspal beton Permukaan licin dan kedap air Permukaan icin dan kokoh Tanah dengan rumput tipis dan gundu1_— dengan permukaan sedikit kasar Padang rumput dan rerumputan © Hutan gundut Hutan rimbun dan hutan gundul rapat dengan hamparan rumput jarang sampai rapat 7 SNI 03 - 3424 - 1994 2) luas daerah pengaliran batas-batasnya ter- gantung dari daerah pembebasan dan daerah se- kelilingnya ditetapkan seperti pada Gambar 10. E ! | GAMBAR 10 L = BATAS DAERAH PENGALIRAN YANG DIPERHITUNGKAN (Ly + Lp + Lg) Keterangan : Ly = ditetapkan dari as jalan sampai bagian tepi perkerasan ditetapkan dari tepi perkerasan yang ada sampai tepi bahu jalan tergantung dari keadaan daerah setempat dan panjang maksimum 100 meter harga koefisien pengaliran (C) untuk berbagai kondisi ditentukan berdasarkan Tabel 9. 18 SNI 03 - 3424 - 1994 TABEL 9 HUBUNGAN KONDISI PERMUKAAN TANAH DAN KOEFISIEN PENGALIRAN (C) Kondisi Permukaan | Koefisien Tanah }Pengaliran (Cc Jalan beton dan jalan aspal Jalan kerikil & jalan tanah Bahu jalan - Tanah berbutir halus - Tanah berbutir kasar - Batuan masif keras - Batuan masif lunak 4, Daerah perkotaan 5. Daerah pinggir kota 6. Daerah industri! 7. Pemukiman padat 8. Pemukiman tidak padat 9. Taman dan kebun 0. Persawahan Perbukitan Pegunungan Keterangan : *) = untuk daerah datar diambil nilai C yang terkecil dan untuk daerah lereng diambil nilai C yang besar. bila daerah pengaliran terdiri dari _beberapa tipe kondisi permukaan yang mempunyai nilai C yang berbeda, harga C rata-rata ditentukan dengan persamaan Cy.Ay + Cy-Ag + CgiAg + Ay t Ag + Ag t eee Keterangan : Cy,Cp,Cg = koefisien pengaliran yang sesuai 1902103, dengan tipe kondisi permukaan. AysAgiAg = luas daerah pengaliran yang diper- hitungkan sesuai dengan kondisi permukaan. 19 SNI 03 - 3424 - 1994 4) untuk» menghitung debit air (Q) menggunakan rumus yaitu : Keterangan debit air (m9/detik) koefisien pengaliran intensitas hujan (mm/jam) juas daerah pengaliran (km?) Penampang Basah Selokan Samping Dan Gorong - Gorong Penampang basah selokan samping dan gorong - gorong dihitung berdasarkan = 1) penampang basah yang paling ekonomis, untuk menampung debit maksimum (Fe) yaitu : (1) selokan bentuk trapesium : ee GAMBAR 14 SELOKAN BENTUK TRAPESIUM b.+ 2 md 5 a nea teen eee ee (BD) kemiringan talud tergantung dari besarnya debit (lihat Tabel 10). 20 SNI 03 - 3424 - 1994 TABEL 10 Debif, air Kemiringan (m*/detik) Talud Keterangan : Jebar saluran (m) dalamnya saluran tergenang air (m) perbandingan kemiringan talud jari-jari hidrolis (m) (2) selokan bentuk segi empat GAMBAR 12 SELOKAN BENTUK SEGI EMPAT Keterangan = Jebar saturan (m) dalam saluran tergenang air (m) jari-jari hidrolis (m) SNI 03 - 3424 - 1994 3) selokan bentuk segi tiga GAMBAR 13 SELOKAN BENTUK SEGI TIGA ween eee eee (12) ete eee eee eee eee ee (13) feet e eee eee (14) poouubpGDcoDGDne0D0 (UL) Keterangan : luas_penampang basah (m@) keliling basah (m) jari-jari hidrolik (m) Jebar atas selokan yang tergenang air (m) tinggi selokan yang tergenang air (m) 4) selokan bentuk setengah lingkaran GAMBAR 44 SELOKAN BENTUK SETENGAH LINGKARAN 22 SNI 03 - 3424 - 1994 Tipe saluran Aliran pelan, banyak tumbuh-tumbuhan dan ber- Jubang Banyak tumbuh-tumbuhan SALURAN BUATAN, BETON, ATAU BATU KALI. Saluran pasangan batu, tanpa penyelesaian Seperti No. 16, tapi dengan penyelesaian Saluran beton Saluran beton halus dan rata Saluran beton pracetak dengan acuan baja Saluran beton pracetak dengan acuan kayu at SNI 03 - 3424 - 1994 BAB - IV CARA PENGERJAAN Perhitungan Debit Aliran (Q) Hitung debit aliran (@) dengan langkah - langkah berikut : 1) cari data curah hujan di Lembaga Meteorologi dan Geofisika, sesuai pasal 3.5 butir 1; 2) tentukan periode ulang rencana untuk selokan samping, yaitu 5 tahun; 3) tentukan lamanya waktu hujan yang terkonsen- trasi selama 4 jam dengan hujan efektif sebesar 90% dari jumlah hujan selama 24 jam; hitung jintensitas curah hujan dengan rumus no.1 dan no.2, yaitu : Xq ~ (Ye = Yq) (mm) 90%. X_ (mm / jam) buat garis Tengkung intensitas hujan rencana dengan cara memplotkan harga intensitas hujan (mm/jam), pada waktu konsentrasi 240 menit dan kemudian tarik garis lengkung yang searah dengan lengkung basis; tentukan panjang daerah pengaliran, Ly, Ly, dan Lg, kemudian tentukan kondisi |permukaan k berikut koefisien hambatan nd (Tabel 8); tentukan kecepatan aliran v, sesuai dengan Tabel 2, serta panjang saluran (L); hitung waktu konsentrasi (T,) dengan rumus no. 3, no. 4 dan no. 5, yaita : nd ty = (2/3.3,28.Lg. ------ ) 01187 v L te ---- 28 SNI 03 - 3424 - 1994 + ty. tentukan intensitas hujan rencana (1), dengan cara memplotkan harga Tg ° pada waktu konsentrasi di kurva basis” kemudian tarik garis lurus ke atas sampai memotong aris. Tengkung intensitas hujan rencana, dan tarik garis lurus sampai memotong garis intensitas hujan (mm/jam); tentukan panjang daerah pengaliran; identifikasi jenis bahan permukaan daerah aliran; tentukan luas daerah pengaliran sesuai dengan Bab 3.5 butir 2; tentukan koefisien aliran (c) sesuai dengan kondisi permukaan, sesuai Tabel 5; hitung koefisien aliran rata-rata dengan rumus.no. 6, yaitu : Ay t+ Ap tAgt.. hitung debit air (Q) dengan menggunakan rumus no. 7, yaitu : sC.T.A. (m3/detik) 3,6. Perhitungan Dimensi dan Kemiringan Selokan dan Gorong-gorong Hitung dimensi dan kemiringan selokan dan gorong -gorong dengan langkah langkah berikut : 1) tentukan kecepatan aliran air (V) yang akan melewati selokan/gorong-gorong; berdasarkan jenis bahan selokan, sesuai Tabel 2; 2) hitung luas penampang basah selokan/gorong- gorong (Fd) berdasarkan debit aliran yang akan ditampung dengan menggunakan rumus no. 25, yaitu 29 SNI 03 - 3424 - 1994 hitung luas penampang basah yang paling ekonomis yang dapat menampung debit maksimum, disesuaikan dengan bentuk — selokan/gorong- gorong sesuai dengan pasal 3.6 butir 1; hjtung dimensi selokan dengan menggunakan rumus no. 26, yaitu : Fe = Fd sehingga mendapatkan tinggi selokan/ gorong- gorong = d (m) lebar dasar selokan/gorong-gorong = b (m) hitung tinggi jagaan (W) selokan samping dengan rumus no. 27, yaitu w= V¥0,5 d (m) hitung kemiringan selokan samping dengan menggunakan rumus no. 29, yaitu : periksa kemiringan tanah pada lokasi yang akan dibuat selokan dengan rumus no. 30, yaitu bandingkan kemiringan selokan samping hasil perhitungan (i perhitungan) dengan kemiringan tanah yang diukur di lapangan (+ lapangan); (L_lapangan) < (i perhitungan) : kemiringan selokan direncanakan sesuai dengan i perhi- tungan. (L lapangan) > (i perhitungan) = selokan harus dibuatkan pematah arus (Tabel 4); bandingkan kemiringan gorong-gorong dengan kemiringan gorong-gorong yang _—diijinkan seperti tercantum pada Bab III, butir 3.4. 30 SNI 03 - 3424 - 1994 Keterangan : luas_penampang basah (m2) keliling basah (m) jari-jari hidrolik (m) lebar atas selokan yang tergenang air (m) tinggi selokan yang tergenang air (m) won 5) selokan bentuk 1ingkaran/gorong-gorong; GAMBAR 15 GORONG-GORONG BENTUK LINGKARAN as radial +(20) 0,80 D we... eee Goecopopcca (Ah) 1/8 (@- sin @) DF ............ (22) Pur. § Pee ences) F pete e eee eeeeee (24) Keterangan : @ = -besarnya sudut dalam radial 4 = tingg! selokan yang tergenang air (im) F Juas penampang basah (m?) D garis tengah selokan bentuk ling- karan (m) P keliling basah (m) r Jari - Jari lingkaran (m) R = Jari - Jari hidrolik 23 SNI 03 - 3424 - 1994 2) penampang. basah berdasarkan debit air dan kecepatan (V) rumus = (25) Keterangan : Fd = Luas penampagg m? Q = Debit air (m*)/detik = Kecepatan aliran (m/detik) (Tabel 2). dimensi selokan ditentukan atas dasar : Fe = Fd ..... ++ (26) Keterangan Fe = "TW&s: periampang ekonomis (m#) Fd = luas\penamgang berdasarkan debit gir yang” ada’ (m*)g untuk gorong-gorong yang berbentuk metal gelombang, hanya diperhitungkan debit air dan Penentuan penampang basah disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinggi . Jagaan Selokan Samping Bentuk Trapesium Segi Empat, Setengah Lingkaran Tinggi jagaan (W) untuk selokan samping bentuk trapesium dan segi empat ditentukan berdasarkan rumus : GAMBAR 16 = YO veeccececene eee eeee eases sees (27) Keterangan : d= .tinggi selokan yang terendam air 24 SNI 03 - 3424 - 1994 Kemiringan Selokan Samping dan Gorong-gorong Pembuang Air Untuk menghitung kemiringan selokan samping dan gorong - gorong pembuang air digunakan rumus, yaitu : 1/n eee (ee)) Keterangan : kecepatan aliran (m/detik) koefisien kekasaran Manning (Tabel 11) F/p = jari-jari hidrol ik Juas_penampang basah (m*) keliling basah (m) kemiringan saluran yang diizinkan Kemiringan Tanah Kemiringan tanah di tempat dibuatnya fasilitas selokan gorong-gorong ditentukan dari hasil Pengukuran di lapangan, dihitung dengan rumus : GAMBAR 17 KEMIRINGAN TANAH -t Keterangan : tinggi tanah di bagian tertingsi (m) tinggi tanah di bagian terendah (m) 25 SNI 03 - 3424 - 1994 TABEL 11 HARGA n UNTUK RUMUS MANNING Baik se- No. Tipe saluran seka-|Baik | dang|Jelek Vi SALURAN BUATAN . 01 |Saluran tanah, lurus 0,017]0,020]0,023]0,025 teratyr 02 |Saluran tanah yang di 0,023]0,028]0,030]0,040 buat dengan excavator 03 |Saluran pada dinding 0,020/0,030]0,033]0,035 batuan, lurus, teratur 04 |Saluran pada dinding 0,035]0,040/0,045|0,045 batuan, tidak lurus, tidak teratur 05 |Saluran batuan yang di |0,025]0,030]0,035/0,040 Jedakkan, ada tumbuh- ‘tumbuhan. 06 |Dasar saluran dari tanah,|0,028/0,030/0,033/0,035 sisi saluran berbatu 07 |Saluran lengkung, dengan |0,020]0,025]0,028/0,030 kecepatan aliran rendah SALURAN ALAM 08 |Bersih, lurus,, tidak 0,025}0,028}0,030/0,033 berpasir, tidak berlubang 09 |Seperti no. 8, tetapi adalo,o30/0,033]0,035|0,040 timbunan atau kerikil 10 |Melengkung, bersih, ber- |0,033/0,035]0,040/0,045 Jubang dan berdinding pasir 11 |Seperti No. 10, dangkal, |0,040/0,045/0,050/0,055 tidak teratur 12 |Seperti No. 10, berbatu |0,035]0,040/0,045/0,050 dan ada tumbuh-tumbuhan 13 |Seperti No. 11, sebagian |0,045]0,050/0,055|0,060 berbatu 26 SNI 03 - 3424 - 1994 Bagan Alir Perhitungan Lihat bagan alir perhitungan debit aliran (a) dan bagan alir perhitungan dimensi. dan kemiringan selokan. 31 SNI 03 - 3424 - 1994 BAGAN ALIR PERHITUNGAN DEBIT ALIRAN puozuader (21) sonuasu0y] nM ua eee yosaop uooanw| | uosjo6uad Jad uoypg siual| | yos90p Bul ued >] ec J uosp6uad yosaop| Suctued uoxmuay us OnrLAye oe six xs! x Waquing smuny Jyusivoys sawn unBurp| wountuay as oun huss stung woxdoiay Ugot = wowsura fnyotsad row wouoy uotnybyosns 0109p 32 SNI 03 - 3424 - 1994 BAGAN ALIR PERHITUNGAN DIMENSI SELOKAN DAN KEMIRINGAN SELOKAN Pehitungan Jenrs jebit aliran tanah selokan (a) Tapel.2 Rumus penampang ehonomis. Luas penam- pang ekonomis (re) Rumus Manning an i) lapangan ‘selovan dengan [Kemirmgan seickan pematah arus Ci) tabel-« tanpa pematah arus SNI 03 - 3424 - 1994 Keterangan. = Lebar selokan Iebar bak penampung ‘cinggt bai penampung Lebar tenbok kepala tinggi dari daar bak penanpung sampai kedasar selokan tebal dinding bak pe ampung tinggi selokan tebal dinding gorong gorong POTONGAN 1 = 1 debit aliran @ianeter gorong- gorong «| GAMBAR 17 GORONG-GORONG PENAMPUNG TIGA ALIRAN Q= 0.140.243 34 SNI 03 - 3424 - 1994 Keterangan. b = lebar selokan A = Lebar bak penampung B= tinggi bak penampang = Lebar tenbok kepala N= tinggi dari dasar bak penampung sampai keda~ Sar selokan 1B = tebal dinding bak pe nampung Ml = tinggi setokan ‘t= tebal gorong-gorong Q.= debit aliran D = dianeter gorong-gorong POTONGAN GAMBAR 18 GORONG-GORONG PENAMPUNG DUA ALIRAN Q@=Q.1+Q.2 SNI 03 - 3424.- 1994 CANTO ENTE PANDANGAN ATAS Ii TTT = Ol Pod POTONGAN B - B POTONGAN A - A Keterangan. lebar selokan samping lebar bak penampung tinggi letak gorong-gorong diameter gorong-gorong tinggi bak penampung tebal gorong-gorong GAMBAR 19 GORONG-GORONG PENAMPUNG SATU ALIRAN Q=Q1 SNI 03 - 3424 - 1994 PANDANGAN ATAS POTONGAN A - A POTONGAN C - C 1 aaa &. HI POTONGAN B - B tee POTONGAN D - D GAMBAR 20 BANGUNAN PEMATAH ARUS SNI 03 - 3424 - 1994 CONTOH PERHITUNGAN 1) data kondisi jalan; 100 m ‘selokan sampin bagian luar jalan terdiri dari tanaman dan kebun, kemiringan 0,06% - selokan dari Tempung padat. 2) data curah hujan dari 2 buah pos pengamatan sebagai berikut ; Jumlah terbesar curah hujan (mm) TAHUN Pos 223 b Pos 223 ¢ 1958 122 116 1959 163 119 1960 144 170 1961 78 96 1962 125 97 1963 50 45 1964 aise) 123 1965 151 137 1966 114 103 1967 103 93 1968 105 190 1969 132 173 1870 104 114 1971 88 80 1972 192 174, SNI_03 - 3424 - 1994 Su - 8? Standar Deviasi Sy = 3) menghitung intensitas curah hujan; perhitungan analisa frekuensi curah hujan untuk menentukan besarnya intensitas curah hujan (I), secara analisis: Pos 223 +b, | Hujan harian max (mm) $ _ : xq Lo xy ® 71,53 42,63 30,53 23,53 18,53 11,53 4,53 1,53 - 6,47 17489,72 Sx 15 SNI 03 - 3424 - 1994 Hujan harian Deviasi max (mm) x Periode ulang (T) n Dari Tabel 7 Tabel 8 - Tabel 9 -- 40 ‘SNI 03 - 3424 - 1994 34,15 (41,4999 - 0,5128) = 153,50 mm 1,0206 Untuk Pos 223 C : 34,98 XT = 120,47 + - -- (1,4999 - 0,5128) = 158,15 mm 1,0206 4) bila curah hujan efektip dianggap mempunyai penyebaran seragam 4 jam. 90% x 153,50 I (223 b) = - 34,54 mm/jam 4 90% x 158,15 I (223,c) 35,58. mm/jam 4 34,54 + 35,58 I (gabungan) 35,06 mm/jam Intensitas curah hujan (I) = 35,06 mm/jam harga I = 35,06 mm/jam diplotkan pada waktu intensitas t = 240 menit di kurva basis dan tarik garis lengkung searah dengan garis Jengkung kurva basis, kurva ini merupakan garis lengkung intensitas hujan rencana; nn 6) 7) 8) SNI 03 - 3424 - 1994 hitung waktu konsentrasi (T,); t aspal = (2/3x3, 28% 0,10 t bahu = (2/3x3,28x1,5 x =a=-- = 1,09 menit 0,04 t tanah = (2/3x3,28x100 x 300 ty ea = = 4,54 menit 60 x 1,10 = 4,00 + 4,54 = 8,54 menit tentukan intensitas hujan maksimum (mm/jam) dengan cara memplotkan harga T, = 8,54 menit, kemudian tarik garis ke atas sampai memotong | intensitas hujan kurva rencana dan intensitas hujan maksimum dapat ditentukan I maks = 190 mm/jam keadaan Kondisi permukaan seperti pada gambar yang terdiri ; Panjang saluran drainase 300 meter Ly permukaan jalan aspal, lebar 3,50 m Lg bahu jalan 1,5 m tanah berbutir kasar 13 bagian luar jalan, tanaman dan kebun = 100 m & le tm Lain) } Lam) = 42 SNI 03 - 3424 - 1994 menentukan besarnya koefigien C: (1) permukgan jalan beraspal Ly koefisien c = 0,70 (2) bahu jalan tanah berbutir lL, : koefisien C = 0,65 (3) bagian luar jalan Lg koefisien c = 0,40 menentukan luas daerah pengairan diambil per meter Panjang. 1050 m2 2 450 me (1) jalan aspat 3,50 x 300 m2 (2) bahu jalan 1,50 x 300 m2 2 (3) bagian, luar jalan = 100 x 200 m? = 3000 m' Cy+Ay_ + CysAg + Og.Ag Ay + Ag + Ag 0,70.1050 + 0,65. 450 + 0,40.3000 1050 + 450 + 3000 0,41 9) menghitung besarnya debit (Q); (1050 + 450 +3000) = 4500 m? = 0,0045 km? 0,41 190 mm/jam 1/3,6 . C.I.A 1/3,6 . 0,41 . 190 . 0,0045 = 0,097 m3/detik. saluran direncanakan terdiri dari lempung padat dengan kecepatan diijinkan 1,10 m/detik. penampang basah selokan samping dihitung mengguna- kan rumus 5 : 0,097 m3/detik = 1,10 m/detik SNI 03 - 3424 - 1994 0,097 - ; diambil penampang 1,10 12. menghitung dimensi selokan samping dan gorong- gorong; (1) selokan samping bentuk trapesium : Q =s m/det, dari Tabel 6 kemiringan talud 1: 1 Syarat b+ 2d 2 0,828 d 2 d (b + nd) = d (0,828 d + d) = 0,52 x 0,828 = 0,43 m. 7 = |/0,6 x 0,43 = 0,46 meter 44 SNI 03 - 3424 - 1994 Ukuran selokan samping 13. menghitung kemiringan saluran yang diijinkan dengan menggunakan rumus : v= t/n (R)?/3 (4) 1/2 saluran dari tanah lurus teratur dalam kondisi baik, dari Tabel 7 harga n = 0,020; kecepatan air = 1,10 m/detik = 0,50 m@ b+ed |/ + = 0,46 + 2. 0,52 |/ +1 1,93 mR i kemiringan yang diijinkan ---> i = 0,0029 &* 0,29% 45 SNI 03 - 3424 - 1994 14. periksa kemiringan tanah di lapangan (i lapangan). 2 0.300 sta. $700 Sta : 5 + 700 ; ty = 8,950 Sta : 6 + 350 ; tg = 8,300 ty - ty i lapangan 8,950 - 8,300 <==-- x 100% = 0,22% i lapangan 300 i diinginkan = 0,29% i lapangan = 0,22% tidak diperlukan bangunan pematah arus, (lihat Tabel 4) 15. menghitung gorong-gorong untuk membuang air dari selokan samping : |] zs '@} | { F = 1/8 (4,5 - sin 4,5) D® Fe 0,685 D' Fg = 0,088 m= 2 YB xY,5 cookers, Fo = Fg 46 SNI 03 - 3424 - 1994 0,685 D? = 0,088 m /o, 128 0,35 m , min @ 80 cm 0,8 D; ‘d =.0,8 x 80 = 64 cm 0,64 meter Te GAMBAR UKURAN GORONG-GORONG 16. perhitungan kemiringan gorong-gorong untuk membuang air: P=290 7 S 0,50. 4,5 4,5 meter F) = 0,14 meter (1) gorong-gorong dari beton n = 0,014; (2) kecepatan diijinkan V = 1,50 meter/detik e 1,50 x 0,014 ) = 0,006 0,6% Kemiringan gorong-gorong memenuhi syarat kemiringan yang diijinkan 0,5 -, 2% aT LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH Jalan agregat padat tahan cuaca > Japat Tempat air masuk : In Let Tempat air keluar > Out Let Gorong-gorong : Box Culvert 48 LAMPIRAN B DAFTAR NAMA DAN 1) Pemrakarsa LEMBAGA Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Badan Penelitian dan Pengembangan PU. 2) Penyusun” NAMA LEMBAGA Ir. Iriansyah AS Ir. A, Purwadi, M.Sc Ir. Irwin AR.,M.Eng Sc Ir. Adinus Saleh Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Pusat Litbang Jalan Direktorat BIPRAN 3) Susunan Panitia Tetap STANDARDISASI Departemen PU JABATAN EX-OFFICIO NAMA Ketua Kepala Badan Ir. Soenarjono Litbang PU Danoedjo Sekretaris | Sekretaris Badan | Ir. sunaryo Litbang PU Sumadji Anggota Kepala Pusat Ir. Soedarmanto Litbang Jalan Darmonegoro Anggota Kepala Pusat Dr.Ir.Badruddin Litbang Pengairan Mahbub Anggota Kepala Pusat Ir. SM, Ritonga Litbang Pemukiman Anggota Sekretaris Ditjen| Ir. Djoko Asmoro Bina Marga Anggota Sekretaris Ditjen| Ir. Soeratmo Cipta Karya Notodipoero Anggota Sekretaris Ditjen| Ir. M. Hardjono Pengairan Anggota Kepala Biro Bina | Drs. Endang Sarana Perusahaan Sasmita Anggota Kepala Biro Hukum| Ali Muhammad, S.H 49

Anda mungkin juga menyukai