Anda di halaman 1dari 4

PERHITUNGAN SUSUT TEGANGAN

Proyek
Lokasi
Contoh Perhitungan

: Universitas Islam Al-Azhar


: Jl. Sisingamaharaja
: Trafo dan PP - Lift.

1. DROP TEGANGAN DARI TRAFO KE LVMDP.


TEGANGAN PADA TERMINAL TRAFO
: 400 Volt
Z Kabel dari trafo ke LVMDP Z6
= 0,024 m
Z Rel LVMDP Z7
= 0,362 m
In Trafo ke LVMDP
= 1.890 A
V LVMDP

= 1890 (0,56 + 0,25)/1000 V

= 1890 (0,024 + 0,362)/1000


= 0,73 V

2. DROP TEGANGAN DARI LVMDP KE SDP PP. LIFT.


V

LxP
AxxV

L : Panjang Kabel

: 36 meter

P :

: 27,5 VA

A : Luas Penampang kabel/fasa

: 35 mm2

: 56 (tembaga)

: 56

V : Tegangan kirim

: 399,27 Volt

:1, 265

Perhitungan drop tegangan dengan persentase ditentukan berdasarkan rumus


sebagai berikut:
V = ( VT / V ) x 100 %
Bila ternyata ada tempat (terutama titik terjauh), susut tegangannya terlalu besar
sehingga tegangan pada beban tidak memenuhi persyaratan, maka ukuran kabel
dipilih kembali sehingga drop tegangan berada pada batas-batas yang diijinkan.
Contoh perhitungan arus beban, pemilihan kabel dan susut tegangan terlampir.

3.

PERHITUNGAN
CORRECTION.

BESAR

KAPASITAS

UNTUK

POWER

FACTOR

Rumus: Qc = P ( tan 1 tan 2 )


P

: Daya Aktif (kW)

Q1

: Posisi Awal (Cos 1)

Q2

: Posisi yang akan dicapai dari improvement power factor ini (Cos 1)

Qc

: Besarnya Kapasitor. (kVAR)

Asumsi Cos 1 awal = 0,7 dan Cos 1 akhir yang akan dicapai = 0,9
Untuk satu transfprmator melayani beban:
P = 1250 Cos 1 = 1250 x 0,7 = 875 kW
Cos 1 = 0,7

tan 1 = 1, 02

Cos 2 = 0,9

tan 1 = 0, 48

Qc = 875 (1,02 0,48) = 475 kVAR


Untuk itu pada setiap transformator, dipasangkan Power Factor Corrector
Controller dengan kapasitas sebesar 500 kVAR dengan 10 step unit 50 kVAR
per setiap banknya.
Setiap kapasitor unit dilengkapi dengan filter Harmonisa dan Resistance
Discharge.
4.

PERHITUNGAN KUAT PENERANGAN.


1. Dasar perhitungan
Penentuan jumlah dan pemilihan jenis titik lampu penerangan didasarkan
pada beberapa hal sebagai berikut:
a. Pertimbangkan factor kenyamanan visual baik dari segi kualitas dan
kuantitas penchayaannya sesuai dengan tingkat kebutuhan yang
digariskan oleh standard yang dikeluarkan DPMB DKI Jakarta.
b. Armatur dan jenis lampu dipilih dari tipe yang hemat dalam penggunaan
energi dan dapat mendukung unsure dekoratif ruang.
c. Untuk ruang-ruang kerja yang memerlukan pencahayaan merata
(general lighting), jumlah titik lampu ditentukan berdasarkan metode
lumen.
Dalam hal ini kuat penerangan yang direncanakan merupakan kuat
penerangan rata-rata pada bidang kerja dalam ruang.

Jumlah Fluks Cahaya yang Dibutuhkan:

= E x A / CU x LLF

Jumlah Titik Lampu :


N

= / Flux cahaya lampu

= Kuat penerangan rata-rata pada bidang kerja yang


Direncanakan.

= Luas Lantai

LLF

= merupakan light loss Factor ditentukan oleh depresiasi


luminaer lampu, kondisi tegangan, temperatur ruang dan
pemeliharaan lampu.

CU

= Coeficient of Utilization.

PERHITUNGAN KUAT PENERANGAN


Lantai Dasar/ R. Perpustakaan
Panjang (L)
Lebar (W)
Luas
(A)
Tinggi ruang (H)
Ratio

=
=
=
=

23,4 m
12,3 m
288
m
3
m
L x W
288
= = = 2,68
H (L + W )
3 (23,4 + 12,3)

Index : F
Coeficient Utilisation (CU)
Maintenance Factor (MF)
TL Type TKI/ Recessed Mounting
Kuat Cahaya ()
Standar kuat penerangan (E)

= 0,57
= 0,80
= 2 x 36 Watt
=. 6900 Lm
=
300 Lux

Banyaknya lampu yang dibutuhkan :


A x E
288 x 400
N = = = 36,6 lampu 36 lampu
x MF x CU
6.900 x 0,8 x 0,57

Anda mungkin juga menyukai