Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma Keperawatan Konsep Sehat Sakit memandang bentuk pelayanan
keperawatan diberikan selama renrang sehat dan sakit. Status kesehatan digambarkan
mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan
jiwa merupakan bagian integral kesehatan.(UU No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan). Sakit
adalah keadaan tidak normal/sehat. Merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan di luar batas
normal.(Asmadi, 2008)
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari120 mmHg
dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi seringmenyebabkan perubahan
pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkansemakin tingginya tekanan darah
(Arif Muttaqin, 2009).Menurut Bruner dan Suddarth (2001) hipertensi dapat
didefinisikansebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas
140mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula,hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg dantekanan diastolik di atas 90
mmHg.Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah meningkatnyatekanan
sistolik sedikitnya 140 mmHg dan diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Dewasa ini masyarakat sudah tidak asing lagi mendengar kata Hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang umum dijumpai dimasyarakat, dan
merupakan penyakit yang terkait dengan system kardiovaskuler. Hipertensi memang
bukan penyakit menular, namun kita juga tidak bisa menganggapnya sepele, selayaknya
kita harus senantiasa waspada.Tekanan Darah tinggi atau Hipertesi dan arterosclerosis
(pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari banyak bentuk penyakit
kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah tinggi juga menyebabkan
gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha baik untuk mencegah maupun mengobati
penyakit hipertensi belum berhasil sepenuhnya,hal ini dikarenakan banyak faktor
penghambat yang mempengaruhi sepertikurang pengetahuan tentang hipertensi
(pengertian, klasifikasi, tanda dangejala, sebab akibat, komplikasi) dan juga
perawatannya.Saat ini, angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat
tinggi.Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis,
yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi
merupakan gangguan sistem peredaran darah yangmenyebabkan kenaikan tekanan darah
di atas normal, yaitu 140/90 mmHg.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai
31,7%(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia).Dari jumlah itu, 60% penderita
hipertensi berakhir pada stroke.Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan
kebutaan. Sementara didunia Barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal,
oleh karena perlu diadakan upaya-upaya untuk menekan angka peyakit hipertensi
terlebih bagi penderita hipertensi perlu diberikan perawatan dan pengobatan yang tepat
agar tidak menimbukan komplikasi yang semakin parah. Selain itu pentingnya pemberian
asuhan keperawatan pada pasien hipertensi juga sangat diperlukan untuk melakukan
implementasi yang benar pada pasien hipertensi.
Menurut Friedman dalam Suprayitno (2006), mendefinisikan keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan ketertarikan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing- masing. Tugas kesehatan Keluarga
adalah sebagai berikut pertama, mengenal masalah kesehatan keluarga, dimana kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan, karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti. Kedua, membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat.

Anda mungkin juga menyukai