Anda di halaman 1dari 3

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang parenkim

paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Suddart & Brunner,2002).


Penyakit ini dinamakan Tubercolosis , karena terbentuknya nodul yang kas yaitu
tuberkel. Penyakit ini dapat menyerang hampir seluruh organ tubuh tetapi yang paling
banyak adalah paru-paru (Azril Bahar, 1999).
Ny. S adalah seorang pasien diruang gladiol RSUD Tidar Magelang dengan
diagnosa TB Paru. Saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sesak napas, batuk
berdahak selama tiga minggu dan belum sembuh, terlihat retraksi interkosta, terlihat
napas cuping hidung, terlihat bernafas melalui mulut, saat dilakukan auskultasi
terdengan bunyi ronchi di lapang parung kanan dan kiri, RR klien 24x/ menit. Tanda
dan gejala tersebut mengacu pada diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan
jalan nafas, maka dari itu perawat mengangkat diagnosa “ketidakefektifan bersihan
jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan napas (bronkospasme saluran nafas)”.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas merupakan masalah keperawatan
dimana klien tidak mampu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran
nafas untuk mempertahankan bersihan jalan napas (NANDA, 2012-2014).
Munculnya berbagai gejala klinis pada pasien TB paru akan menimbulkan
masalah keperawatan dan mengganggu kebutuhan dasar manusia salah satu
diantaranya adalah kebutuhan istirahat, seperti adanya nyeri dada saat aktivitas,
dyspnea saat istirahat atau aktivitas, letargi dan gangguan tidur (Heather, 2013).
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan pada Ny. S dengan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah Airway Managemen yaitu dengan
merubah posisi pasien menjadi semi fowler. Posisi semi fowler adalah memposisikan
pasien setengah duduk dengan sudut 30o - 45o, posisi tersebut menggunakan gaya
grafitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen
pada diafragma (Burn, dalam Potter, 2005). Fungsi diberikannya posisi semi fowler
pada pasien dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu untuk memberikan
kenyamanan dan dapat mengurangi kondisi sesak nafas. Tujuan dari tindakan ini
adalah untuk menurunkan konsumsi O2 dan menormalkan ekspansi paru yang
maksimal (Azis & Musrifatul, 2012).
Pemberian intervensi posisi semi fowler pada Ny. S yang bertujuan untuk
mengurangi sesak napas dilakukan dengan lancar. Klien dan keluarga sangat
kooperatif dengan tindakan yang dilakukan perawat. Sebelum melakukan intervensi,
perawat melakukan BHSP sehingga klien dan keluarganya percaya dengan tindakan
yang dilakukan oleh perawat. intervensi dilakukan selama 3 hari, dan pada hari ke 3
didapatkan hasil klien merasa sudah tidak merasa sesak lagi. Hal ini dapat terjadi
selain dari keefektifan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas klien juga
mendapatkan terapi nebulizer.

Etik dan Legal


a. Otonomi : klien dan keluarga memberikan persetujuan atas
tindakan merubah posisi klien menjadi posisi semi fowler tanpa paksaan (atas
kemauan klien dan keluarga sendiri
b. Beneficience : tindakan merubah posisi semi fowlee sangat efektif
untuk mengurangi sesak nafas dan tidak memiliki efek samping
c. Non – maleficience : tindakan merubah posisi semi fowler tidak
membahayakan klien karena tidak memiliki efek samping
d. Veracity : tindakan dilakukan sesuai prosedur, dengan
menyampaikan tujuan dari tindakan merubah posisi semi fowler secara jujur
e. Confidentiality : perawat berjnaji akan menjaga kerahasiaan mengenai
kondisi klien baik pada teman sejawat maupun orang lain
f. Justice : perawat menjamin tindakan yang dilakukan pada
semua pasien dilakukan secara adil tanpa memandang agama, suku, ras, dan status
sosial

Evidance Practice
Dasar pemberian intervensi semi fowler untuk mengatasi sesak nafas pada pasien
dengan gangguan pernafasan sesuai jurnal penelitian yang disusun oleh Aneci Boki
Majampoh Rolly Rondonuwu dan Franly Onibala (2013), vol 3 hal. 1-7 denan judul
“Pengaruh Pemberian Posisi Semi Fowler Terhadap Kestabilan Pola Napas Pada Pasien Tb
Paru Di Irina C5 RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado”. Jurnal ini menjelaskan bahwa
pemberian posisi semi fowler pada pasien dengan TB paru efektif untuk mengurangi sesak
nafas dengan frekuensi sedang sampai berat, selain itu untuk mempertahankan kestabilan
pola nafas pada klien.
Daftr Pustaka

Anda mungkin juga menyukai