Modul Subdural Hematoma Akut PDF
Modul Subdural Hematoma Akut PDF
MODUL
SUBDURAL HEMATOMA AKUT
1. Definisi
Subdural hematoma adalah pendarahan ke dalam ruang antara duramaterdan
otak.
2. Waktu Pendidikan
TAHAP I TAHAP II TAHAP III
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
PROGRAM KEPROFESIAN ( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi )
GOLONGAN PENYAKIT &
LOKALISASI
Kranial
TRAUMA
ICD 10 - Bab XIX
Spinal
Saraf Tepi
1
Trauma . . .
Trauma Kranial . . .
Depressed Fracture S 02
4 8
Epidural hematoma S 06.4
5 5
Subdural Hematoma Akut S 06.5
5 3
Subdural Hematoma Kronik S 06.5
3 3
Intracerebral Hematoma S 06.8
3 5
Intraventricular Hematoma S 06.9
2 1
Tr. tembus (peluru, benda asing) T 14.1
1 1
Bocoran likuor 1 2
Karotis-Kavernosus Fistul . . .
1
Trauma Spinal dg kelainan . . .
3. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul subdural hematoma akut peserta didik
diharapkan mampu mengenali penyakit subdural hematoma akut, mampu
mengobati penyakit subdural hematoma akut saraf serta mampu
kegawatdaruratan subdural hematoma akut.
4. Tujuan Khusus
1. Mampu menerangkan insidensi, dan patogenesis penyakit subdural
hematoma akut
2. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan
pembungkusnya.
3. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan
tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan
penyakit subdural hematoma akut).
2
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
5. Strategi Pembelajaran
a Pengajaran dan kuliah pengantar Kuliah tatap muka 50 menit
b Tinjauan Pustaka
Presentasi ilmu dasar : 1 kali tiap
1 kali, telaah kepustakaan
submodul penyakit
Presentasi kasus : 1 kali tiap jenis
presentasi kasus : 1 kali
submodul penyakit
b Diskusi Kelompok
2 x 50 menit diskusi kasus tiap
submodul penyakit menyangkut 2 x 50 menit diskusi kasus
diagnosa, operasi dan penyulit
d Bed side teaching
bedsite teaching minimum 3 kali
ronde diikuti bedsite teaching
setiap submodul penyakit
e Bimbingan Operasi
3
6. Persiapan Sesi
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam
mencapai kompetensi, mencakup
a. Insidensi, dan patogenesis penyakit subdural hematoma akut
b. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan
pembungkusnya.
c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit
subdural hematoma akut).
d. Perubahan neurofisiologi karena subdural hematoma akut
e. Lokasi patologi akibat subdural hematoma akut
f. Pengobatan berbagai jenis penyakit subdural hematoma akut
g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit
subdural hematoma akut
h. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit subdural hematoma
akut
i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakt
subdural hematoma akut
j. Pengobatan medikamentosa penyakkt subdural hematoma akut
k. Tindakan operasi pada penyakit subdural hematoma akut
l. Tindakan pertolongan pertama pada subdural hematoma akut.
m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit subdural hematoma akut
n. Tindak lanjut yang diperlukan
o. Informed consent
2. Audio visual
3. Lampu baca x Ray
7. Referensi
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo
M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.
2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed.
1996
3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.
1994
4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8. Kompetensi
Tingkat
Kompeten
Jenis Kompetensi si TAHAP
K P A
Mampu menerangkan insidensi, dan patogenesis penyakit P
a. 6
subdural hematoma akut E
Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf N
b 6 G
dan pembungkusnya
4
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
9. Gambaran Umum
Subdural hematoma adalah pendarahan ke dalam ruang antara duramaterdan
otak. Ruang ini disebut ruang subdural. Jika terjadi peningkatan tekanan
intrakranial, dapat menyebabkan kelainan neurologis termasuk bicara cadel,
gangguan gaya berjalan, dan pusing sertã koma dan bahkan kematian. Subdural
hematoma disebabkan oleh trauma kepala, atau aneurisma yang pecah.
Diagnosa biasanya dilakukan oleh MRI atau CT scan. Tatalaksana adalah
dengan trepanasi.
5
12. Metoda
Metoda Pembelajaran
1. Tinjauan Pustaka
2. Diskusi Kelompok
3. Bed side teaching
4. Tindakan Operasi Mandiri
a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi
(magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian
melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan
lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri.
b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor
yang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh
asisten terhadap pasien secara mandiri.
c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus
membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik,
selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan
operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan
kelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.
Metoda Diagnostik
1. Pemeriksaan klinis neurologik
2. Alat bantu diagnostik
a. Pemeriksaan X ray,
b. EMG / EEG
c. Alat neuroradiologi : CT Scan
3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostik
konvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-
mata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.
13. Rangkuman
Subdural hematoma adalah pendarahan ke dalam ruang antara duramaterdan
otak. Ruang ini disebut ruang subdural. Jika terjadi peningkatan tekanan
intrakranial, dapat menyebabkan kelainan neurologis termasuk bicara cadel,
gangguan gaya berjalan, dan pusing sertã koma dan bahkan kematian.
Subdural hematoma disebabkan oleh trauma kepala, atau aneurisma yang
pecah. Diagnosa biasanya dilakukan oleh MRI atau CT scan. Tatalaksana
adalah dengan trepanasi.
14. Evaluasi
Organisasi Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf
2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf
3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb
a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir
setiap semester
b. Kemampuan menegakkan diagnosa
c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap
akan dilakukan tindakan / operasi.
6
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
Tahap Evaluasi
1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik
menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan.
2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan
sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi
sesuai dengan jenis penyakit pada submodul
3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan
sejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai
dengan jenis penyakit pada submodul
7
c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan
(neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit
subdural hematoma akut).
d. Perubahan neurofisiologi karena trauma susunan saraf
e. Lokasi patologi akibat subdural hematoma akut
f. Pengobatan berbagai jenis penyakit subdural hematoma akut
g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit
subdural hematoma akut
h. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit subdural hematoma
akut
i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakt
subdural hematoma akut
j. Pengobatan medikamentosa penyakkt subdural hematoma akut
k. Tindakan operasi pada penyakit subdural hematoma akut
l. Tindakan pertolongan pertama pada subdural hematoma akut.
m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit subdural hematoma akut
n. Tindak lanjut yang diperlukan
8
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
9
- Becombion syrp
- Analgetik
- Tramadol, ketorolac, novalgin
- IVFD
- Ring As
- Tridex 27B
- Renosan
IV OPERASI
1 Admision
Verivikasi data, aspek legal, adm
2 Time Out
3 Premedikasi
3 Pembiusan
a. Anastesi
- Pasang Monitor
- Intubasi
- Pasang CVP
- Pasang kateter
- Pasang Blanket rol
4 Persiapan alat operasi
- Persiapan alat operasi
- Persiapan Mikroskop
- Persiapan plat Diatermi
- Persiapan Frame stereotaktik
- Selang VPS
- Beriplast
- Guardix
- Pedicle screw + rod
- Vacum drain
- Skin stapler
- Cusa
- Craniofix
- Servical cages
- Osteomed
- Miniplate and screw
- High speed drill
- Intraoperatif monitor
- Metil prednisolon high dose
5 Pembedahan
Pasien dalam anastesi, atur posisi
Melakukan A dan antiseptik daerah lapangan operasi
Insisi kulit kepala sesuai lokasi Subdural hematoma
Craniotomy dan drilling tulang
Gantung duramater, buka duramater
Evakuasi hematom
Hemostasis
Jahit dura dengan teknik durarafi, duraplasti atau stent-
ing dura
10
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
11
- Dokter Intensivis
4 Pemberian therapi
- Antobiotika injeksi
- Taxegram
- Spuit 3 cc
- Spuit 5 cc
- Aquabidest
- Anti inflamasi/edema
- Oradexon injeksi
- Manitol
- Metilprednisolon high dose
- Anti tukak lambung
- Omeprazole injeksi
- Sukralfat syr
- Anti Kejang
- Kutoin injeksi
- Dilantin injeksi
- Analgetik
- Tramadol, Ketorolac, Novalgin
- IVFD
- Ring As
- Tridex 27B
- Renosan
5 Diet
VI POST OPERASI RUANG RAWAT BIASA
1 Asuhan keperawatan
- Mengambil pasien dari ruang operasi / ICU
- Mengobservasi TTV
- Mengobservasi kesadaran / GCS
- Mengobservasi pendaharan dan Drain
- Mengawasi pola ventilasi
- Memasang monitor
- Memasang infus pump
- Mengatur posisi kepala 30°
- Memberi therapi sesuai instruksi dokter
- Mengobservasi rasa nyeri pada pasien
- Mengobservasi balance cairan
- Memberikan nutrisi
- Ganti balutan
- Mengambil darah lengkap
- Memberi terapi inhalasi
- Angkat drain
2 fisioterapi
3 Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
- AGDE
Radiologis
- CT Scan/ MRI kepala
12
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
4 Visite dokter
- Bedah Saraf
5 Pemberian therapi
- Antibiotik injeksi
- Taxegram
- Spuit 3 cc
- Spuit 5 cc
- Aquabidest
- Anti inflamasi/edema
- Oradexon
- Manitol
- Metil prednisolon
- Anti tukak lambung
- Omeprazole
- Sucralfat syr
- Anti Kejang
- Kutoin injeksi
- Dilantin
- Vitamin/Neuropeptid/Vasopresin
- becombion syrp
- Analgetik
- Tramadol, ketorolac, novalgin
- IVFD
- Ring As
- Tridex 27B
- Renosan
6 Diet
VII ADMINISTRASI PASIEN PULANG
1 Hidup
- Ijin dokter
- Membuat resep untuk pulang
- Membuat resume medis sebelum pasien pulang
- Membuat rekapitulasi pemakaian obat dan alat
- Kembalikan sisa obat tak terpakai
- Memeriksa bukti pembayaran
- Menyerahkan resume keperawatan
- Menyerahkan kartu kontrol
- Pendidikan kesehatan
2 Meninggal
- Membuat resume medis
- Merekapitulasi pemakaian obat dan alat
- Membuat surat keterangan meninggal
- Menghubungi jenazah
- Serah terima dengan pihak keluarga
13
18. Materi Baku
Definisi
Subdural hematoma adalah pendarahan di dalam ruang subdura, yaitu antara
duramater dan otak.
Etiologi
Subdural hematoma akut menyumbang 5-22% dari seluruh kasus trauma
kranial berat. SDH akut disebabkan oleh impact dengan kecepatan tinggi yang
membuat pergerakan otak realtif terhadap struktur dura yang tetap sehingga
menyebabkan putusnya bridging vein diantara permukaan korteks dan sinus
venosus.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang.
Pemeriksaan klinis yang ditemukan sesuai dengan ukuran dan derajat
perdarahan. Gejala klinis yang ditemukan antara lain penurunan kesadaran
dan defisit neurologis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah CT
Scan.
Tatalaksana
Tatalaksana definitif adalah dengan evakuasi hematoma melaluioperasi dan
medika mentosa untuk menurunkan tekanan intrakranial.
19. Algoritme
14
Bedah Saraf : Subdural Hematoma Akut
20. Kepustakan
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo
M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed.
2004
2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed.
1996
3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby.
1994
4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
21. Presentasi
Materi presentasi disesuaikan dengan penyakit subdural hematoma akut.
22. Model
Model pembelajaran bisa menggunakan diseksi kadaver.
15