Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umur


kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kelahiran prematur merupakan masalah penting dibidang reproduksi manusia
baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Sebesar 70%
penyebab tingginya kematian perinatal disebabkan oleh persalinan prematur,
sedangkan kematian perinatal sendiri merupakan tolak ukur kemampuan suatu
negara dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
menyeluruh.
Kelahiran prematur meningkat dari 7,5% (2 juta kelahiran) menjadi 8,6%
(2,2 juta kelahiran) di dunia. Angka kejadian kelahiran prematur dinegara
berkembang jauh lebih tinggi, seperti India (30%), Afrika Selatan (15%), Sudan
(31%) dan Malaysia (10%). Angka kelahiran premature berkisar 10-20% di
Indonesia pada tahun 2009 dan angka ini menyebabkan Indonesia termasuk dalam
peringkat kelima dengan kelahiran premature terbesar
Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terjadi
penurunan AKB (Angka Kematian Bayi) sejak tahun 1991 yaitu sebesar 68 per-
1.000 kelahiran hidup menjadi
34 per 1.000 kelahiran hidup menurut SDKI 2007. Namun, angka tersebut masih
jauh dari target.
Millennium Development Goals (MDGs) ke 4 yang berisi target untuk
menurunkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2015 sebesar 23 per 1.000
kelahiran hidup. Disamping itu, adanya program Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS) yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi sebesar 25% pada tahun 2011 hingga 2016, menjadikan perlunya
mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi luaran maternal dan
perinatal, khususnya pada pada persalinan prematur sehingga dapat menekan
angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi.

1
Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah kesehatan
pada ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko dari
terjadinya kelahiran prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan dapat mengalami
berbagai masalah kesehatan dikarenakan ibu belum siap secara mental dan fisik
untuk melakukan persalinan,sedangkan pada bayi belum terjadi kematangan organ
janin ketika dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum
dapat bekerja secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit
menyesuikan diri dengan kehidupan luar rahim, sehingga mengalami banyak
gangguan kesehatan.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American
Academy of Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi
kurang dari 2.500 gram.

Bayi premature merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang
atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Bayi
prematur adalah bayi yang lahir setelah 24 minggu dan sebelum 37 minggu
kehamilan, dengan berat badan 2500 gram atau kurang saat lahir, terlepas dari
usia kehamilan tepat atau dibawah 37 minggu.

Secara patofisiologis menurut Nelson (2010), bayi BBLR ini berhubungan


dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga
disebabkan dismaturitas. Bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38minggu),tapi
berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak
mencapai 2.500 gram. Masalah initerjadi karena adanya 2 gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya
kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Dari beberapa pengertian di
atas dapat disimpulkan bahwa bayi prematur adalah bayi lahir hidup yang usia
kehamilannya kurang dari 37 minggu dengan berat badan bayi lahir di bawah
2500 gram.

3
2.2 Epidemiologi

Angka kejadian prematur yang tinggi masih menjadi pusat perhatiandunia


hingga kini. Tingkat kelahiran premature di Amerika Serikat sekitar 12,3% dari
keseluruhan 4 juta kelahiran setiap tahunnya dan merupakan tingkat kelahiran
premature tertinggi di antara negara industri. Angka kejadian kelahiran premature
di Indonesia belum dapat dipastikan jumlahnya.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen


Kesehatan tahun 2007, 8 proporsi BBLR di Indonesia mencapai 11,5%, meskipun
angka BBLR tidak mutlak mewakili angka kejadian kelahiran prematur. Dalam
studi yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2002 didapatkan
kelahiran prematur sebesar 138 kasus (4,6%).

2.3 Faktor Risiko Terjadinya Kelahiran Bayi Prematur

Penyebab terjadinya kelahiran bayi prematur secara umum bersifat


multifaktorial sesuai dengan kondisi dan situasi calon ibu bayi. Beberapa
penyebab terjadinya kelahiran prematur yaitu :

a.Faktor Ibu
Keadaan ibu yang sering menyebabkan kelahiran prematur diantaranya
yaitu malnutrisi, riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,
Ketuban Pecah Dini (KPD), kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung,
hipertensi atau penyakit kronik lainnya, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih
dari 35 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat, preeklamsi berat dan
eklamsi, infeksi, trauma dan lain-lain.

4
b.Faktor Janin
Keadaan janin yang dapat menyebabkan kelahiran prematur yaitu gawat
janin (anemia, hipoksia,asidosis atau gangguan jantung janin), infeksi intrauterin,
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), dan gamelli.
.
c. Faktor Plasenta
Berat plasenta berkurang atau berongga dapat mempengaruhi kelahiran
bayi prematur, begitu juga luas permukaan plasenta.

d.Faktor Sosial Ekonomi


Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah, karena
keadaan gizinya yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.

2.4 Ciri-ciri bayi lahir premature

1. Tertutup Lanugo

Kebanyakan bayi yang dilahirkan secara prematur, seluruh tubuhnya akan


ditutupi dengan lanugo atau rambut halus. Lanugo itu bisa menutupi di bagian
wajah dan juga tubuhnya. Pada bayi yang dilahirkan secara normal, lanugo itu
bisa hilang dengan sendirinya. Pada bayi yang dilahirkan dengan prematur,
hilangnya lanugo tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan bayi yang terlahir secara normal.

2. Memiliki Kulit Tipis

Jaringan kulit pada bayi yang dilahirkan secara prematur belum terbentuk
dengan sempurna sehingga kulit bayi prematur itu terlihat lebih tipis dibandingkan
dengan kulit bayi yang dilahirkan dengan normal. Kulit yang tipis itu bisa
membuat bayi yang dilahirkan secara prematur bisa terlihat pembuluh darah di
jaringan kulitnya tersebut.

5
3. Kulit Merah

Bayi belum cukup umur namun sudah dilahirkan ke dunia ini memiliki
kulit yang berwarna merah dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan dengan usia
yang normal. Bayi dengan usia yang normal akan memiliki kulit putih hal itu
disebabkan di tubuh bayi tertutupi dengan membran kulit putih. Membran itu bisa
hilang saat bayi sudah berumur tujuh hari, sedangkan pada bayi prematur
membran tersebut belum terbentuk sehingga warna kulitnya tidak putih melainkan
berwarna merah.

4. Telinga Elastis

Karena organ telinganya belum terbentuk dengan sempurna, bayi yang


terlahir belum cukup umur bisa memiliki tulang telinga yang elastis. Tulang
tersebut sangat elastis dan sangat lunak, jika pada umumnya daun telinga akan
sedikit kaku jika dipegang. Tulang pada daun telinga bayi akan sangat elastis dan
juga sangat lentur.

5. Garis Tangan dan Garis Kaki Tipis

Lihatlah garis tangan dan garis kaki yang dimiliki oleh bayi tersebut.
Garis-garis pada telapak tangan dan juga telapak kaki masih terlihat samar dan
juga tipis. Hal itu dikarenakan garis pada telapak tangan dan telapak kaki belum
terbentuk dengan sempurna.

6. Genital

Pada bayi perempuan biasanya terajdi labia mayor tida menutup labia
minor dengan sempurna,sedangkan pada bayi laki-laki bisa ditemukan skrotum
kosong ruge samar pada testis dan warna hipopigmentasi.

6
Menilai gestasi bayi baru lahir bisa menggunakan BALLARD SCORE.
Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jeanne L Ballard, MD untuk
menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan
fisik. Penilaian neuromuscular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut
popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver. Penilaian fisik yang diamati adalah
kulit, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia.

7
2.5 Komplikasi yang terjadi pada bayi premature

Menurut American Academy of Pediatric, masalah kesehatan yang


umumnya menyerang bayi prematur di antaranya sebagai berikut:

1. Respiratory Distress Syndrome (RDS)

RDS merupakan gangguan pernapasan yang berhubungan dengan paru-


paru bayi yang belum matang. Hal ini dapat terjadi akibat paru-paru bayi prematur
sering kekurangaan surfaktan, zat cair yang memungkinkan paru-paru untuk tetap
mengembang.

Surfaktan buatan umumnya digunakan untuk mengobati bayi dengan RDS,


bersamaan dengan penggunaan ventilator untuk membantu pernafasan bayi agar
lebih baik serta menjaga kadar oksigen dalam darah agar tetap memadai.
Terkadang, bayi prematur yang mengalami RDS membutuhkan perawatan
oksigen jangka panjang, namun kadang juga tidak membutuhkan terapi oksigen.

2. Apnea dan Bradikardia

Apnea adalah jeda bernafas lebih dari 15 menit yang umum terjadi pada
bayi lahir prematur. Di dalam kondisi semacam ini, apnea seringkali dikaitkan
dengan penurunan denyut jantung atau bradikardia. Penurunan saturasi oksigen
yang diukur dengan mesin pulse oximetry disebut desaturasi.

3. Retinopathy of Prematurity (ROP)

ROP adalah penyakit mata ketika retina belum sepenuhnya berkembang.


Kebanyakan kasus ROP sembuh tanpa membutuhkan pengobatan, meskipun
beberapa kasus yang cukup serius membutuhkan perawatan, termasuk pengobatan
dengan operasi laser untuk kasus ROP yang sangat parah.

8
4. Penyakit Kuning/Jaundice

Penyakit kuning terjadi saat bilirubin menumpuk di dalam darah bayi.


Sebagai akibatnya, kulit bayi menonjolkan warna kekuningan. Penyakit kuning
dapat terjadi pada bayi, baik tampak dari bola mata maupun kulit. Hal ini dapat
diatasi dengan menempatkan bayi di bawah sinar lampu khusus. Pastikan matanya
terlindung dari pancaran cahaya lampu

5. Hipoglikemi

Definisi hipoglikemia hingga saat ini masih kontroversial, karena


kurangnya korelasi yang bermakna antara kadar glukosa plasma, gejala klinis, dan
gejala sisa jangka panjang. Hipoglikemia ditandai oleh nilai yang unik pada
masing-masing individu neonatus dan bervariasi sesuai dengan kematangan
fisiologis dan pengaruh patologisnya. Hipoglikemia pada bayi terjadi bila kadar
glukosa darah < 45mg/dL.
Bayi prematur atau kurang bulan tidak memiliki banyak cadangan glikogen (gula
kompleks yang bisa digunakan sewaktu-waktu kalau tubuh butuh glukosa), juga
mekanisme produksi gula darah mereka terganggu atau belum berkembang
dengan baik.

9
Penanganan bayi dengan hipoglikemi bisa di lakukan seperti skema di
bawah :

10
2.6 Penanganan Bayi Prematur

Salah satu tujuan Millenium Development Goal (MDGs) 2015 di bidang


kesehatan adalah menurunkan angka kematian anak. Dalam 20 tahun terakhir,
angka kematian balita di dunia menurun cukup tajam dari 12 juta pada 1990
menjadi berkisar 7,6 juta pada 2010 (dari 88 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 57
per 1.000 kelahiran hidup)
Bayi kelahiran prematur mudah mengalami penurunan suhu di bawah
normal (kurang dari 36,5 derajat celcius). Penurunan suhu ini dapat
mengakibatkan bayi mengalami sesak nafas, lemah, pucat, ataupun berwarna biru
karena kekurangan oksigen. Apabila tidak dapat diatasi dengan segera, penurunan
suhu ini dapat mengakibatkan kematian. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
oleh masyarakat untuk mencegah penurunan suhu bayi prematur adalah
menggunakan topi dan perawatan metode kanguru (PMK). Perawatan metode
kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu dan
anggota keluarga lain (kontak kulit dengan bayi) sehingga suhu bayi tetap hangat.
Perlengkapan perawatan metode kanguru yang digunakan pada ibu adalah pakian
untuk ibu yang nyaman dan hangat pada suhu ruangan dan Support binder (ikatan/
pembuluh penahan si bayi agar terus berada di posisi dada ibu). Support binder
adalah baju kanguru dan kain yang dilipat diagonal dan dibuat simbul pengaman.
Sedangkan perlengkapan yang digunakan pada bayi adalah topi, popok, dan kaos
kaki.

Syarat-syarat yang dilakukan sebelum dilakukan perawatan metode


kanguru adalah mencuci tangan yang baik dan benar. Posisi yang digunakan pada
PMK adalah bayi diletakkan secara tegak lurus menempel antara kulit di dada ibu
di antara kedua payudara, bayi dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan
popok, topi dan kaos kaki, ibu dan bayi diselimuti oleh kain khusus atau baju,
perlekatan kulit harus seluas-luasnya dan langsung melekat tanpa perantara.
Setelah posisi bayi baik, baju kanguru diikat untuk menyangga bayi. Selanjutnya

11
ibu dapat beraktivitas seperti biasa sambil membawa bayinya dalam posisi tegak
lurus di dada ibu (skin to skin contact) seperti kanguru.
Perawatan metode kanguru memberikan manfaat pada bayi, ibu, ayah.
Manfaat perawatan metode kanguru pada bayi seperti denyut jantung stabil,
pernapasan lebih teratur,saturasi oksigen stabil, suhu lebih stabil,waktu tidur lebih
panjang, pemakaian kalori lebih hemat, kenaikan berat badan lebih cepat,
perkembangan otak lebih baik, lebih jarang menangis, lebih berhasil menyusu
langsung pada ibu, memperpanjang durasi menyusu. Manfaat perawatan metode
kanguru pada ibu seperti ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi prematurnya
dan merasa mempunyai peranan penting, hubungan lekat antara ibu dan bayi lebih
baik, mempromosikan pemberian ASI eksklusif, mengurangi penelantaran anak.
Sementara itu, manfaat perawatan metode kanguru pada ayah seperti ayah merasa
mempunyai peranan besar dalam merawat bayinya dan hubungan lekat antara
ayah dan ibu lebih baik.
Sering bayi prematur yang lahir di fasilitas terbatas dirujuk ke fasilitas
kesehatan yang lengkap dengan hanya dibalut selimut tebal. Keadaan ini masih
dapat mengakibatkan suhu bayi tetap di bawah normal dan kondisi bayi semakin
memburuk. Oleh karena itu, masyarakat dan tenaga medis dapat menggunakan
PMK untuk mencegah kematian dan penurunan suhu pada bayi premature yang
akan dibawa ke fasilitas kesehatan.

12
BAB III
KESIMPULAN

Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia
kehamilan minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American
Academy of Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur.
Bayi prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi
kurang dari 2.500 gram.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen


Kesehatan tahun 2007, 8 proporsi BBLR di Indonesia mencapai 11,5%, meskipun
angka BBLR tidak mutlak mewakili angka kejadian kelahiran prematur. Dalam
studi yang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2002 didapatkan
kelahiran prematur sebesar 138 kasus (4,6%).

Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah kesehatan


pada ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko dari
terjadinya kelahiran prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan dapat mengalami
berbagai masalah kesehatan dikarenakan ibu belum siap secara mental dan fisik
untuk melakukan persalinan,sedangkan pada bayi belum terjadi kematangan organ
janin ketika dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum
dapat bekerja secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit
menyesuikan diri dengan kehidupan luar rahim, sehingga mengalami banyak
gangguan kesehatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al: New Ballard Score, expanded to
include extremely premature
infants.J Pediatrics 1991; 119:417-423.
2. Lockwood CJ. Overview of preterm labor and delivery.
http://www.uptodate.com/home/index.html. Accessed Oct. 26 2017.
3. Available at [http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/menyusui-bayi-
dengan-risiko-hipoglikemia] downloaded 14.15 26/10/2017.
4. Available at [http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/en/]
downloaded 14.15 26/10/2017.
5. Available at [https://www.worldpediatricproject.org/International/]
downloaded 14.15 26/10/2017
6. Nelson, Behrman, Kliegman, dkk. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15
vol 1. Jakarta : EGC, 2000.

14

Anda mungkin juga menyukai